Indeks Diversitas Shannon- Indeks Equitabilitas Indeks Keseragaman E Indeks Similaritas IS Analisis Korelasi

Karena sebagian besar dari unsur-unsur rumus ini telah diketahui pada Haemocytometer, yaitu T = 196 mm 2 dan v = 0,0196 ml 19.6 mm 3 dan luas penampang pada Haemocytometer sama dengan hasil kali antara luas satu lapang pandang L dengan jumlah lapang yang diamati p. sehingga rumusnya menjadi: IndL W 0,0196 PV K

b. Kelimpahan Relatif KR

X100 spesies setiap dalam K Jumlah jenis suatu Kelimpahan KR Michael: 1984

c. Frekuensi Kehadiran FK

X100 ulangan Jumlah spesies suatu ditempati yang ulangan Jumlah FK Dimana nilai FK : 0-25 : sangat jarang 25-50 : jarang 50-75 : banyak 75-100 : sangat banyak Michael: 1984

d. Indeks Diversitas Shannon-

Weiner H’ pi ln pi H dimana : H’ = indeks diversitas Shannon-Wiener Pi = proporsi spesies ke-i Ln = logaritmo Nature Pi = ni N Perhitungan jumlah individu suatu jenis dengan keseluruhan jenis Krebs: 1985

e. Indeks Equitabilitas Indeks Keseragaman E

Hmax H E dimana nilai E: 0,1 atau mendekati 1 = penyebaran merata dan keseragaman rendah ≤ 1 = penyebaran tidak merata dan keseragaman tinggi H’ = indeks diversitas Shannon-Wienner H max = keanekaragaman spesies maximum Krebs: 1985 Universitas Sumatera Utara

f. Indeks Similaritas IS

100 x b a 2c IS dimana: IS = Indeks Similaritas a = Jumlah spesies pada lokasi a b = Jumlah spesies pada lokasi b c = Jumlah spesies yang sama pada lokasi a dan b Bila IS: 75-100 sangat mirip 50-75 mirip 25-50 tidak mirip ≤ 50 sangat tidak mirip Krebs: 1985

g. Analisis Korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui keterkaitan hubungan antara indeks keanekaragaman dengan faktor fisik kimia perairan. Analisis korelasi dihitung menggunakan Analisis Korelasi Pearson dengan metode komputerisasi SPSS Versi 16.00. Menurut Sugiyono 2005 koefisien korelasi dapat dibagi menjadi beberapa tingkatan, yaitu: Tabel 2. Analisis Korelasi Internal Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,00 Sangat kuat Universitas Sumatera Utara

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Jenis-jenis Plankton

Dari hasil penelitian yang dilakukan maka diperoleh plankton seperti pada Tabel 2. berikut: Tabel 3. Plankton yang Ditemukan pada Setiap Stasiun Penelitian Kelas No Famili No Genus Fitoplankton Bacillariophyceae 1. Coscinodiscaceae 1. Coscinodiscus 2. Eunotiaceae 2. Eunotia 3. Fragillariacae 3. Asterionella 4. Diatoma 5. Fragillaria 4. Gomphonemaceae 6. Gomphonema 5. Naviculaceae 7. Navicula 8. Pinularia 6. Surirellaceae 9. Cymatopleura 10. Surirela Chlorophyceae 7. Zygnemataceae 11. Spyrogira 8. Oocystaceae 12. Ankistrodesmus 13 Tetraedron Cyanophyceae 9. Rivulariaceae 14. Calothrix 10. Stephanodiscaceae 15. Cyclotela Dinophyceae 11. Peridiniaceae 16. Peridinium Euglenophyceae 12. Euglenaceae 17. Phacus Zooplankton Centrohelea 13. Raphidiophryidae 18 Raphidiophrys Ciliophora 14. Spathiidae 19. Spathiodides Cladocera 15. Daphnidae 20. Daphnia Copepoda 16. Calanoidae 21. Nauplius Crustaceae 17. Cyclopidae 22. Diacyclops 23. Megacyclops 18. Diaptomidae 24. Diaptomus Monogonanta 19. Brachionidae 25. Brachionus 26. Keratella Berdasarksn Tabel 3. diketahui bahwa pada seluruh stasiun penelitian ditemukan 5 kelas Fitoplankton yang tergolong dalam 12 famili dan 17 genus, serta 6 kelas Zooplankton yang tergolong dalam 7 famili dan 9 genus. Menurut Barus 2004, menyatakan bahwa kepadatan zooplankton di suatu perairan lotik atau mengalir jauh lebih sedikit dibandingkan dengan fitoplankton. Pengaruh kecepatan arus terhadap zooplankton jauh lebih kuat dibandingkan pada fitoplankton. Oleh karena itu umumnya zooplankton banyak ditemukan pada perairan yang Universitas Sumatera Utara