kehidupan flora dan fauna pada sungai sangat dipengaruhi oleh ketiga variabel tersebut Effendi, 2003.
Sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang keberadaannya sangat dipengaruhi oleh berbagai aktivitas manusia disepanjang aliran sungai.
Manfaatannya sebagai sumber air sangat penting dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Menurut Sunaryo et al., 2005 pengelolaan lingkungan sungai
merupakan bagian dari pengelolaan sumber daya perairan. Namun sayang sekali, asas tersebut sering diabaikan baik dalam perencanaan danpelaksanaan sehingga
pelestarian aspek lingkungan sungai sering kali amat rendah. Pemanfaatan lahan di sekitar sungai untuk keperluan pemukiman, pertanian, dan usaha lain yang
mengganggu kelancaran lingkungan sungai dapat menurunkan daya guna sungai akibat dari berbagai aktivitas melebihi daya dukung sungai atau tercemarnya air
oleh zat-zat kimia yang akan mematikan kehidupan yang ada di sekitarnya dan merusak lingkungan.
2.2 Pencemaran Sungai
Sungai dapat tercemar pada daerah permukaan air, contohnya sungai yang besar dengan arus air yang deras. Sejumlah kecil bahan pencemar akan mengalami
pengenceran sehingga tingkat pencemaran menjadi sangat rendah. Hal tersebut menyebabkan konsumsi oksigen terlarut yang diperlukan oleh kehidupan air dan
biodegradasi akan cepat diperbaharui. Sebuah sungai terkadang mengalami pencemaran yang berat sehingga air mengandung bahan pencemar yang sangat
besar. Hal ini mengakibatkan proses pengenceran dan biodegradasi akan sangat menurun jika arus air mengalir perlahan karena kekeringan atau penggunaan
sejumlah air untuk irigasi. Hal ini juga mengakibatkan penurunan kadar oksigen terlarut. Suhu yang tinggi dalam air menyebabkan laju proses biodegradasi yang
dilakukan oleh bakteri pengurai aerobik menjadi naik dan dapat menguapkan bahan kimia ke udara Darmono, 2001.
Air sungai menjadi salah satu sumber air bagi kehidupan makhluk hidup. Apabila keseimbangan kualitas air mulai terganggu maka akan terjadi
permasalahan lingkungan yang sangat merugikan bagi kelangsungan hidup organisme air, baik yang berada di dalam sungai maupun yang tinggal di daerah
Universitas Sumatera Utara
sekitar aliran sungai. Selain itu, sungai dikenal sebagai media yang efektif untuk melakukan pembuangan limbah padat dan cair ataupun sampah. Hal ini
menyebabkan sungai rentan terhadap pencemaran Wahyudi, 2011 dalam Yuanda et al., 2012.
Kombinasi komponen fisika, kimia dan biologi digunakan dalam memantau pencemaran air. Penggunaan salah satu komponen saja sering tidak
dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya Prianto et al., 2010. Chahaya 2003 menyatakan bahwa penggunaan komponen fisika dan kimia saja hanya
akan memberikan gambaran kualitas lingkungan sesaat dan cenderung memberikan hasil dengan penafsiran dan kisaran yang luas, oleh sebab itu
penggunaan komponen biologi juga sangat diperlukan karena fungsinya yang dapat mengantisipasi perubahan pada lingkungan kualitas perairan.
Menurut Sastrawijaya 1991, banyaknya bahan pencemar dapat memberikan dua pengaruh terhadap organisme perairan yaitu membunuh spesis
tertentu dan sebaliknya dapat mendukung kehidupan spesies tertentu pula. Penurunan dalam keanekaragaman spesies dapat juga dianggap sebagai suatu
pencemaran. Sunaryo et al.,2005, menyatakan bahwa pemerintah Indonesia telah menetapkan limbah industri tidak boleh dilepaskan keperairan bila belum
memenuhi suatu standar. Artinya, pihak industri harus membangun dan mengoperasikan instalasi pengelolaan air limbah IPAL. Namun dalam
kenyataanya, hal ini sering dilanggar dan diacuhkan.
2.3. Plankton 2.3.1 Definisi Plankton dan Pembagiannya