26 26
Dimana : P
r
: ½ R
in
| I
in
|
2
P
ohmic
= ½ R
ohmic
| I
in
|
2
Sehingga definisi resistansi radiasi dan resistansi ohmic suatu antena pada terminal input adalah :
2
2
m r
in
P P
R
1.32a
2
2
m r
m ohm ic
P P
P R
1.32b
Resistansi radiasi merupakan relatif terhadap arus pada setiap titik antena. Biasanya digunakan arus maksimum, dengan kata lain arus yang digunakan
pada persamaan 1.30 adalah arus maksimum. Sifat ini sangat mirip dengan impedansi beban pada teori rangkaian. Antena dengan dimensi kecil secara
listrik mempunyai reaktansi input besar, sebagai contoh dipole kecil mempunyai reaktansi kapasitif dan loop kecil mempunyai reaktansi induktif.
Untuk memaksimumkan perpindahan daya dari antena ke penerima, maka impedansi antena haruslah conjugate match besarnya resistansi dan
reaktansi sama tetap berlawanan tanda. Jika hal ini tidak terpenuhi maka akan terjadi pemantulan energi yang dipancarkan atau diterima, sesaui dengan
persamaan sebagai berikut :
L
=
m m
Z Z
Z Z
e e
1 1
1 1
1.33 Dengan
: e
- L
= tegangan pantul Z
L
= impedansi beban e
+ L
= tegangan datang Z
in
= impedansi input
Sedangkan Voltage Standing Wave Ratio VSWR, dinyatakan sebagai berikut :
VSWR =
1
1
1.34
Impedansi antena juga dapat diketahui dengan mengetahui koefisien pantul dengan persamaan :
27
O A
O A
Z Z
Z Z
2.3
dengan : Z
A
= impedansi ant ena Ω
Z
O
= impedansi karakterisitk Ω
= koefisien pantul
Koefisien pantul sangat menentukan besarnya VSWR Voltage Standing Wave Ratio antena, karena dengan VSWR ini juga dapat ditentukan baik buruknya
antena, yang dinyatakan oleh persamaan :
1
1 VSWR
2.4
VSWR adalah pengukuran dasar dari impedansi matching antara transmitter dan antena. Semakin tinggi nilai VSWR maka semakin besar pula mismatch, dan
semakin minimum VSWR maka antena semakin matching. Dalam perancangan antena biasanya memiliki nilai impedansi masukan sebesar 50
Ω atau 75 Ω. Jika sebuah antena secara pengukuran tidak sesuai impedansinya dengan
perangkat pemancarnya maka akan terjadi kerugian, yaitu daya dari pemancar tidak bisa di transmisikan oleh antena secara maksimal. Ini akan mengakibatkan
antara lain : 1. Jangkauan pemancar tidak bisa maksimal sejauh mungkin sesuai
dengan daya pancar pemancar yang seharusnya. 2. Akan terjadi daya balik ke pemancar sehingga pemancar akan panas dan
pada akhirnya akan rusak. 3. Timbulnya berbagai ganguan harmonisa yang berasal dari antena
tersebut yang mengganggu penerimaan antena-antena yang berada di sekitarnya, misalnya penerima Radio atau Televisi disekitar pemancar
tersebut. Untuk mengukur apakah antena sudah matching dengan perangkat pemancar,
dibutuhkan alat yang namanya SWR Meter. Yang perlu diperhatikan dalam menggunakan SWR Meter adalah frekuensi kerja dari pemancar harus sesuai