Lestes sp. Macromia sp. Psephenus sp. Symphiropsyche sp. Tabanus sp.

q. Hydrometra sp.

Panjang 8-11 mm, warna kecoklatan atau kehijauan, mempunyai paruh yang runcing, tubuh langsing dan antena 2 dan kaki 3 pasang, panjang dan langsing Gambar 4.17 Gambar 4.17 Hydrometra sp.

r. Lestes sp.

Tubuh langsing, bentuk sayap depan dan belakang sama, panjang tubuh 10-22 mm, warna hijau kekuningan dan mata yang besar seperti patil Gambar 4.18. Gambar 4.18 Lestes sp. Universitas Sumatera Utara

s. Macromia sp.

Tubuh berukuran 15-45 mm, pangkal sayap lebih besar dari pada pangkal sayap depan, abdomen besar, kaki ada 3 pasang terdiri dari 3 ruas dan langsing Gambar 4.19 Gambar 4.19 Macromia sp.

t. Psephenus sp.

Larva hidup dalam sungai yang dangkal dan berarus deras, ukuran tubuh 3,5-6 mm, tubuh berbulu halus dan lebat. Bentuk tubuh khas, pipih dan lebar dan bundar warna merah tembaga Gambar 4.20 Gambar 4.20 Psephenus sp. Universitas Sumatera Utara

u. Symphiropsyche sp.

Ukuran panjang tubuh 8-15 mm, sayap berbulu atau bersisik. Kulit kepala dan thorak keras dan warna gelap, abdomen lunak dan berwarna terang mempunyai insang trakea Gambar. 4.21 Gambar 4.21 Symphiropsyche sp.

v. Tabanus sp.

Thorak dan abdomen jelas, abdomen mempunyai ruas 4-9, mulut untuk menusuk, sayap seperti jala, sayap belakang kecil, warna kahijauan dan coklat Gambar 4.22. Gambar 4.22 Tabanus sp. Universitas Sumatera Utara IV.1.2 Kepadatan Bentos K, Kepadatan Relatif KR dan Frekuensi Kehadiran FK pada setiap stasiun penelitian Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa komposisi dan jumlah makrozoobentos di stasiun 5 memiliki jumlah individu tertinggi sedang di stasiun 3 memiliki jumlah individu terendah. Kelas Crustaceae yang ditemukan adalah Palaeomenetes sp. dan ditemukan di stasiun 1, 2, 3 dan 5. Menurut Fahrul 2007 umumnya Crustaceae ditemukan pada perairan yang lebih jernih, bersih dan kandungan substrat organik yang rendah. Gastropoda yang ditemukan terdiri dari Goniobasis sp., Pila sp., Polyrhytis sp., Pleurocera sp.. Kelas Gastropoda ditemukan disetiap stasiun penelitian dengan kelimpahan tertinggi di stasiun 5 yang memiliki substrat dasar pasir berlumpur. Menurut Handayani et al,.2000 Gastropoda merupakan organisme yang mempunyai penyebaran yang luas di substrat berbatu, berpasir maupun berlumpur tetapi organisme ini cenderung menyukai substrat dasar pasir dan sedikit berlumpur. Pelecypoda yang ditemukan adalah Anodonta sp., Sphaerium sp., dan Polychaeta yang ditemukan adalah Neanthes sp., yang dapat hidup bertoleransi terhadap salinitas rendah seperti di air sawah. Insecta yang ditemukan adalah Belostroma sp., Enalagma sp., Ephemera sp., Ephemeralla sp., Gomphus sp., Hagenius sp., Heteroplectron sp., Hydrobius sp., Hydrometra sp., Lestes sp., Macromia sp., Psephenus sp., Symphitopsyche sp., Tabanus sp., Insecta yang ditemukan setiap stasiun berbeda-beda dan jumlah genus yang ditemukan sebanyak 14 genus dan Insecta yang mempunyai habitat di permukaan batu dan kerikil Handayani et al, 2000 dan Insecta yang ditemukan di perairan yang mengalami peningkatan kesuburan Rini, 2007. Berdasarkan data makrozoobentos yang diperoleh pada setiap stasiun penelitian, maka didapatkan nilai kepadatan populasi, kepadanan Universitas Sumatera Utara relatif dan frekuensi kehadiran seperti tertera pada Tabel 4.2 yaitu pada stasiun I nilai kepadatan yang tertinggi adalah Ephemera sp. dengan nilai kepadatan populasi 38,27 individum 2 , kerapatan relatif 24,22 dan frekuensi kehadiran 22,22. Distasiun II nilai kepadatan tertinggi adalah Palaemonetes sp. dengan nilai kepadatan populasi 27,16 individum 2 Distasiun III nilai kepada tertinggi adalah Pila sp. dengan kepadatan tertinggi 19,75 individu m , kepadatan relatif 39,29 dan frekuensi 33,33. 2 , kerapatan relatif 37,21 dan frekuensi relatif 22,22. Distasiun IV nilai kepadatan tertinggi adalah Palaemonetes sp. dengan nilai kepadatan populasi tertinggi 24,69 individu m 2 , kerapatan populasi 37,74 dan frekuensi relatif 22,22. Distasiun V nilai kepadatan tertinggi adalah Goniobasis sp. dengan nilai kepadatan populasi 164,2 individum 2 Goniobasis sp. merupakan Gastropoda yang memiliki kepadatan tertinggi di stasiun V dan dijumpai pada setiap stasiun penelitian. Menurut Dillon 2000 Goniobasis sp. hidup di aliran sungai dan danau di batu dan substrat yang keras, tetapi dapat pula ditemukan pada substrat halus dan pada vegetasi sebagai perifiton. Selanjutnya Hutchinson 1993, menyatakan bahwa Gastropoda melimpah pada perairan dengan substrat dasar berpasir. , kerapatan populasi 73, 89 dan frekuensi kehadiran 100. Polyrhytis sp. hanya dijumpai pada stasiun I hal ini terjadi karena kondisi substrat yang cocok dan faktor fisika kimia bagi kehidupannya. Begitu juga Pleurocera sp. dijumpai pada stasiun II dikarenakan daerah ini merupakan hal yang toleran bagi kehidupannya karena substrat dasar yang berpasir dan sedikit berlumpur. Psephenus sp, Tabanus sp. hanya dijumpai pada stasiun I dan termasuk kelas insecta, ini disebabkan insecta Universitas Sumatera Utara toleran hidup pada habitat dipermukaan batu dan kerikil, berlumpur dan bersampah sehingga insecta banyak ditemukan pada stasiun I. Symphitopsyche sp. hanya dijumpai pada stasiun II karena kondisi dan faktor fisika kimia, nutrisi pada stasiun II cocok untuk habitatnya karena perairan Danau Siais yang bersih dan perairan yang mengalami peningkatan kesuburan yang cocok untuk perkembangan larvanya. Begitu juga Hydrobius sp. dan Hydrometra sp. dan Macromia sp. pada stasiun III, Heteroplectron sp. Gomphus sp. pada stasiun IV Enalagma sp. dan Lestes sp. yang semuanya merupakan kelas insekta yang banyak dijumpai di Danau Siais dikarenakan peranan Danau Siais yang dilihat dari faktor fisikia kimia dan nutrisinya sangat cocok untuk pertumbuhan terutama larva insekta. Sphaerium sp. dari kelas Pelecypoda dan Neanthes sp. dari kelas Polychaeta yang hanya dijumpai pada stasiun V dan bentos ini dapat hidup di daerah yang Salinitasnya rendah dan habitatnya cocok yaitu pada stasiun V dimana substratnya berpasir dan berlumpur halus. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Nilai Kepadatan Populasi Individum 2 , Kepadatan Relatif Dan Frekuensi Kehadiran Makrozoobentos Pada Setiap Stasiun Penelitian di Danau Siais Tapanuli Selatan Genus Stasiun Stasiun Stasiun Stasiun Stasiun 1 2 3 4 5 K Im 2 KR FK K Im 2 KR FK K Im 2 KR FK K Im 2 KR FK K Im 2 KR FK Palaemonotes sp. 9.877 6.25 11.11 27.16 39.29 33.33 8.64 16.28 11.11 24.69 37.74 22.22 - - - Goniobasis sp. 6.173 3.906 11.00 7.41 10.71 11.11 7.41 13.95 11.11 - - - 164.2 73.89 100 Pila sp. 27.16 17.19 33.33 - - - 19.75 37.21 22.22 12.35 18.87 11.11 - - - Polyrhytis sp. 7.407 4.688 11.11 - - - - - - - - - - - - Pleurocera sp. - - - 7.41 10.71 11.11 - - - - - - - - - Anodonta sp. - - - 12.35 17.86 11.11 - - - 7.41 11.32 11.11 20.99 9.44 11.11 Sphaerium sp. - - - - - - - - - - - - 7.41 3.33 22.22 Neanthes sp. - - - - - - - - - - - - 4.94 2.22 11.11 Belostoma sp. 6.173 3.906 11.11 - - - - - - 3.7 5.66 11.11 - - - Enalagma sp. - - - - - - - - - - - - 13.58 6.11 33.33 Ephemera sp. 38.27 24.22 22.22 7.41 10.71 11.11 - - - - - - - - - Ephemerella sp. 8.642 5.469 11.11 - - - - - - - - - - - - Gomphus sp. - - - - - - - - - 9.88 15.09 11.11 - - - Hagenius sp. 33.33 21.09 44.44 - - - - - - - - - - - - Heteroplectron sp. - - - - - - - - - 7.41 11.32 11.11 - - - Hydrobius sp. - - - - - - 7.41 13.95 11.11 - - - - - - Hydrometra sp. - - - - - - 2.47 4.65 11.11 - - - - - - Lestes sp. - - - - - - - - - - - - 11.11 5 22.22 Macromia sp. - - - - - - 7.41 13.95 11.11 - - - - - - Psephenus sp. 14.82 9.375 33.33 - - - - - - - - - - - - Symphitopsyche sp. - - - 7.41 10.71 11.11 - - - - - - - - - Tabanus sp. 6.173 3.906 11.11 - - - - - - - - - - - - ∑Taksa 10 6 6 6 6 Universitas Sumatera Utara

IV.1.3 Indeks Keanekaragaman H’ dan Keseragaman E Makrozoobentos

Berdasarkan analisis data diperoleh nilai indeks keanekaragaman H’ dan keseragaman E makrozoobentos pada masing-masing stasiun seperti terlihat pada Tabel 4.3 berikut : Tabel 4.3 Indeks Keanekaragaman H’ dan Keseragaman E Makrozoobentos Danau Siais INDEKS STASIUN I II III IV V Keanekaragama H’ 2.052 1.632 1.63 1.624 0.965 Kesergaman E 0.891 0.911 0.91 0.906 0.539 Pada Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa nilai indeks keanekaragaman H’ yang diperoleh dari ke 5 stasiun penelitian berkisar H’ antara 2,052- 0,965. Nilai indeks keanekaragaman H’ tertinggi terdapat pada stasiun I yaitu sebesar 2, 052. Tingginya indeks keanekaragaman di stasiun I diduga karena substrat dasarnya berupa batuan yang sangat mendukung kehidupan makrozoobentos. Menurut Sahri et al., 2000 substrat batuan merupakan habitat yang paling baik bagi makrozoobentos untuk mendapatkan makanan, berlindung dari arus dan melekatkan diri sedangkan substrat kerikil dengan pasir sangat mudah terbawa oleh arus air sehingga sulit bagi makrozoobentos untuk melekatkan diri ataupun menetap pada substrat tersebut. Browen et al., 1990 menyatakan bahwa suatu komunitas dikatakan mempunyai keanekaragaman spesies yang tinggi apabila terdapat banyak spesies dengan jumlah individu masing-masing. Spesies relatif merata. Dengan kata lain bahwa apabila suatu komunitas hanya Universitas Sumatera Utara terdiri dari sedikit spesies dengan jumlah individu yang tidak merata, maka komunitas tersebut mempunyai keanekaragaman yang rendah. Nilai Indeks Diversitas Shannon-Wienner H’ yang terendah terdapat pada stasiun 5, yakni sebesar 0,965. Rendahnya nilai indeks keanekaragaman ini karena melimpahnya jumlah dari Goniobasis sp. sehingga menyebabkan penyebaran jumlah dari individu pada setiap spesiesnya tidak merata. Menurut Odum 1994 keanekaragaman jenis dipengaruhi oleh pembagian atau penyebaran individu dari tiap jenisnya, karena suatu komunitas walaupun banyak jenis tetapi bila penyebaran individunya tidak merata maka keanekaragaman jenisnya rendah. Berdasarkan Indeks Diversitas Shannon Wiener H’ dari makrozoobentos pada masing-masing lokasi penelitian yang diamati, dapat dibuat klasifikasi derajat pencemaran lingkungannya. Menurut Sastrawijaya 2000 klasifikasi derajat pencemaran air berdasarkan indeks diversitas dapat digolongkan sebagai berikut: H 1,0 : Tercemar Berat H = 1,0-1,6 : Tercemar Sedang H = 1,6-2,0 : Tercemar Ringan H 2,0 : Tidak Tercemar Berdasarkan pengelompokan tersebut beserta data yang diperoleh, stasiun I termasuk ke dalam kelompok perairan yang tidak tercemar dengan indeks diversitas 2,052, sedangkan stasiun II, III, IV dan V dengan indeks diversitasnya 1,632 termasuk kedalam kelompok tercemar ringan, hal ini diduga telah mengalami tekanan karena di sekitar perairan ini terdapat pelabuhan, pemukiman penduduk dan pekan serta keramba yang membuang limbahnya ke perairan tersebut sehingga limbah yang masuk keperairan ini cenderung berupa bahan pencemaran organik yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kontribusi nilai indeks Universitas Sumatera Utara keanekaragaman makrozoobentos. Pada kondisi seperti ini hanya Gastropoda yang mempunyai kisaran penyebaran yang luas mendominasi perairan di stasiun I. kehadiran Insecta diduga perairan ini telah mengalami tekanan atau pencemaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Rini 2007 yang menggolong Insecta dalam status organisme toleran yang merupakan indikator kunci dalam menentukan tingkat pencemaran di perairan. Nilai keseragaman menunjukkan adanya dominasi yang nyata, Nilai Indeks Keseragaman E yang diperoleh dari lima stasiun penelitian berkisar antara 0,891-0,539. Indeks keseragaman yang tertinggi terdapat pada stasiun II sebesar 0,911 dan terendah pada stasiun V sebesar 0,539. Pada stasiun I, II, III, IV jumlah spesies dari masing-masing spesies yang diperoleh selalu yang mendominasi, seluruh jenisnya tidak menyebar secara merata. Pada stasiun V terdapat spesies yang jumlahnya sedikit dan terdapat spesies yang jumlahnya mendominasi yaitu Goniobasis sp. Menurut Krebs 1985 nilai Indeks Keseragaman E berkisar antara 0-1. Jika nilai indeks keseragaman mendekati 0 berarti keseragamannya rendah karena ada jenis yang mendominasi. Bila ini mendekati 1, maka keseragaman tinggi dan menggambarkan tidak ada jenis yang mendominasi sehingga pembagian jumlah individu pada masing-masing jenis sangat seragam atau merata. Nilai Indeks Keseragaman di perairan Danau Siais pada lima stasiun penelitian umumnya memperlihatkan nilai keseragaman yang hampir mendekati nilai yang maksimum dengan kata lain penyebaran populasi makrozoobentos cukup baik, ditunjukkan dengan masih banyaknya jenis makrozoobentos yang ditemukan pada setiap stasiun meskipun pada stasiun tertentu terjadi pendominasian jenis tertentu. Hal ini mungkin Universitas Sumatera Utara berkaitan dengan keadaan perairan ataupun jenis substratnya yang mungkin kurang mendukung populasinya.

IV.1.4 Nilai Indeks Similaritas

Berdasarkan analisis data diperoleh nilai Indeks Similaritas IS makrozoobentos pada masing-masing stasiun seperti terlihat pada Tabel 4.4. Nilai Indeks Similaritas IS yang diperoleh pada lima stasiun penelitian berkisar antara 16,67-37,50. Tabel 4.4. Nilai Indeks Similaritas Makrozoobentos di Perairan Danau Siais Tapanuli Selatan. Stasiun I II III IV V I II III IV V - - - - - 37,50 - - - - 33,33 33,33 - - - 33,33 16,67 - - - 16,67 33,33 16,67 16,67 - Nilai Indeks Similaritas IS tertinggi terdapat pada stasiun II berdasarkan Indeks Similaritas dari makrozoobentos pada masing-masing lokasi penelitian yang diamati, dapat dibuat klasifikasi lokasi penelitian sebagai berikut: IS= 75-100 : sangat mirip 50-75 : mirip 25-50 : tidak mirip 1825 : sangat tidak mirip. Berdasarkan pengelompokan tersebut diketahui bahwa makrozoobentos antara stasiun II terdapat 37,50 yang sama. Ditinjau dari kesamaan jenis terdapat 3 spesies, satu dari kelas Crustaceae yaitu Palaemonetes sp., kelas Gastropoda yaitu Goniobasis sp., kelas Pelecypoda yaitu Anodonta sp. distasiun I, III, IV dan V menunjukkan Universitas Sumatera Utara kondisi habitat dapat mendukung kehidupan makrozoobentos tersebut. Kelas Polycaeta tidak ditemukan distasiun II, diduga substrat dasar berupa pasir dan rendahnya substrat organik kurang mendukung kehidupan kelas Polycaeta di stasiun II. Menurut Barbour 1987 dalam Setiadi 2005 kondisi mikrositus yang relatif homogen akan ditempati oleh individu dari jenis yang sama karena spesies tersebut secara alami telah mengembangkan mekanisme adaptasi dan toleransi terhadap habitatnya. Suin 2002 mengatakan bahwa kesamaan tertinggi yang dapat dicapai antara 2 habitat yang dibandingkan adalah 100 jika pada kedua habitat itu hidup jenis hewan yang sama. Menurut Krebs 1985 semakin besar indeks similiritas maka jenis yang sama pada lokasi berbeda semakin banyak.

IV.1.5 Nilai Distribusi Morisita Id

Data mengenai bagaimana sebaran ataupun distribusi seluruh jenis makrozoobentos yang terdapat di Siais yang ditunjukkan oleh nilai distribusi Morisita Id terdapat pada Tabel 4.5 Tabel 4.5 Nilai Distribusi Morisita No Spesies Nilai Keterangan 1. Palaemonotes sp. 13,25 Berkelompok 2. Goniobasis sp. 35,51 Berkelompok 3. Pila sp. 15,79 Berkelompok 4. Polyrhytis sp. 45 Berkelompok 5. Pleurocera sp. 45 Berkelompok 6. Anodonta sp. 16,71 Berkelompok 7. Sphaerium sp. 45 Berkelompok 8. Neanthes sp. 45 Berkelompok 9. Belostoma sp. 20,89 Berkelompok 10. Enalagma sp. 45 Berkelompok 11. Ephemera sp . 19,77 Berkelompok 12. Ephemerella sp. 45 Berkelompok 13. Gomphus sp. 45 Berkelompok 14. Hagenius sp . 46,73 Berkelompok 15. Heteroplectron sp. 45 Berkelompok 16. Hydrobius sp. 45 Berkelompok 17. Hydrometra sp. 45 Berkelompok 18. Lestes sp . 45 Berkelompok Universitas Sumatera Utara 19. Macromia sp. 45 Berkelompok 20. Psephenus sp. 45 Berkelompok 21. Symphitopsyche sp. 45 Berkelompok Fenomena hidup berkelompok pada jenis-jenis makrozoobentos yang telah ditemukan mungkin disebabkan makrozoobentos tersebut memilih hidup pada habitat yang sesuai pada perairan baik dari segi faktor fisik-kimia perairan maupun tersedianya nutrisi. Menurut Suwondo et al., 2004 mengelompoknya jenis Gastropoda diduga karena sifatnya yang hidup bergerombol, seragam dan menempel pada satu tempat sepanjang waktu. Suin 2002 menyatakan bahwa factor fisika dan kimia yang hampir merata pada suatu habitat serta tersedianya makanan bagi organisme yang hidup di dalamnya sangat menentukan organisme tersebut hidup berkelompok atau acak maupun normal.

IV.2 Pengukuran Parameter Lingkungan Fisika Kimia Air