tenang yang memungkinkan pengendapan sedimen lumpur yang diikuti oleh akumulasi bahan-bahan organik dasar perairan, sedangkan sedimen yang kasar
memiliki kandungan bahan organik yang lebih rendah karena partikel yang lebih halus tidak dapat mengendap serta kehadiran spesies dalam suatu komunitas
zoobentos didukung oleh kandungan organik yang tinggi, akan tetapi belum tentu menjamin kelimpahan zoobentos tersebut, karena tipe substrat pun ikut
menentukan. Dari data yang terdapat pada Tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa
penetrasi cahaya pada lima stasiun penelitian adalah sama yaitu sebesar 10 meter. Hal ini disebabkan karena adanya berbagai faktor seperti adanya bahan-bahan
terlarut dan suspensi padatan yang tinggi, serta bahan organik yang tinggi, sehingga matahari sulit untuk menembus badan perairan. Menurut Fardiaz 1992
dan Sastrawijaya 2000, menyatakan bahwa cahaya matahari tidak dapat menembus dasar perairan jika konsentrasi bahan tersuspensi atau terlarut tinggi,
akibatnya mempengaruhi proses fotosintesis sehingga jumlah oksigen menurun dan fitoplankton sebagai salah satu sumber nutrisi untuk makrozoobentos
jumlahnya menurun di dalam perairan tersebut. Secara umum nilai parameter abiotik baik fisika, kimia dan parameter biotik yang terdapat di seluruh stasiun
perairan Danau Siais masih cukup baik untuk kelangsungan hidup biota air yang terdapat di dalamnya termasuk keanekaragaman makrozoobentos.
IV.3 Sifat Fisika, Kimia dan Biologi Perairan Danau Siais Berdasarkan Metode Storet
Sifat fisika-kimia air yang terdapat di perairan Danau Siais dihubungkan dengan kriteria yang dikemukakan oleh Storet yang lebih dikenal dengan metode
Storet tercantum pada Tabel 4.7
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7 Kondisi Fisika, Kimia dan Biologi Air yang Terdapat di Perairan Danau
Siais Menurut Metode Storet
N o
Parame ter
Satu- an
Min Max
Rata- rata
Baku Mutu
Air Gol. I
Metode Storet
Sts I
Sts II
Sts III
Sts IV
Sts V
Skor Skor
Skor Skor
Skor
1. Suhu
28,5 C
30,5 29,2
Devia si 3
2. DO
mgl 7,15
7,5 7,35
6 3.
BOD mgl
5
0,2 0,6
0,42 2
4. NO
mgl
3
0,031 9
0,05 44
0,0419 6
10 5.
PO mgl
4
O,08 97
0,21 25
0,1490 4
0,2 -2
6. pH
5,7 7,4
6,5 6-9
7. COD
mgl 3,155
2 5,54
96 4,4172
8 10
8. Total
Coliform Jml
100m l
150 48,2
100 9.
TDS 142
163 151,8
1000 10.
TSS 32
34 32,28
50 Jumlah
-2
Berdasarkan PP No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
Skor tertinggi tidak terdapat pada stasiun III karena di stasiun III merupakan daerah muara yaitu percampuran antara air sungai dengan danau
dimana kadar Posfat tinggi sehingga termasuk golongan II atau tercemar ringan. Pada stasiun I, II, IV, V semuanya memenuhi kriteria apabila dihubungkan
dengan baku mutu air golongan I, nilai Storet yang diperoleh pada stasiun I, II, IV, V termasuk golongan kelas A yaitu baik sekali dengan skor nol, sehingga
perairan ini dinyatakan tidak tercemar hanya pada stasiun III saja yang tercemar ringan.
Universitas Sumatera Utara
IV.4 Analisis Korelasi Pearson r Antara Faktor Fisik Kimia dengan Indeks Keanekaragaman Makrozoobentos
Menurut Sugiyono, 2005 Interval Korelasi dan Tingkat Hubungan antar faktor, adalah sebagai berikut :
Tabel 4.8 Interval Korelasi dan Tingkat Hubungan antar Faktor
No. Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
1. 0,00-0,199
Sangat rendah 2.
0,20-0,399 Rendah
3. 0,40-0,599
Sedang 4.
0,60-0,799 Kuat
5. 0,80-1,000
Sangat kuat Berdasarkan pengukuran faktor fisika-kimia yang telah dilakukan pada
setiap stasiun penelitian, dan korelasi dengan Indeks Keanekaragaman maka diperoleh nilai Indeks Korelasi seperti terlihat pada Tabel 4.9 berikut:
Tabel 4.9 Nilai Analisis Korelasi Pearson r Antara Keanekaragaman dan Kelimpahan
Makrozoobentos dengan Sifat Fisika-Kimia Perairan Danau Siais
Parameter R
H Suhu
-0.980 TDS
.221 TSS
.111 pH
-.232 DO
+0.842 BOD
.340
5
COD -.694
NO -.770
3
PO -.487
4
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa hasil uji analisis korelasi Pearson antara beberapa faktor fisika kimia perairan berbeda tingkat korelasi dan arah
korelasinya dengan indeks diversitas. Nilai indeks korelasi antara suhu, BOD
5
dengan keanekaragaman makrozoobentos masing-masing adalah -0,980 dan
340 dengan tingkat hubungan tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa suhu dan BOD
5
berpengaruh positif terhadap indeks keanekaragaman makrozoobentos sehingga peningkatan suhu dan BOD
5
Nilai indeks korelasi antara DO dengan keanekaragaman makrozoobentos adalah 0,842 dengan tingkat hubungan kuat. Hal ini menunjukkan bahwa DO
berpengaruh positif terhadap indeks keanekaragaman makrozoobentos sehingga peningkatan kadar DO dapat mengakibatkan semakin tingginya nilai indeks
keanekaragaman makrozoobentos. dapat mengakibatkan semakin tinggi nilai indeks
keanekaragaman makrozoobentos.
Nilai indeks korelasi antara pH dengan keanekaragaman makrozoobentos adalah dengan tingkat hubungan sangat kuat. Hal ini menunjukkan bahwa
parameter -.232 pH berpengaruh positif terhadap indeks keanekaragaman makrozoobentos sehingga peningkatan pH dapat mengakibatkan semakin
tingginya nilai indeks keanekaragaman makrozoobentos. Nilai indeks korelasi antara nitrat N0
3
Nilai indeks korelasi antara fosfat P0 dengan keanekaragaman
makrozoobentos adalah -.770 dengan tingkat hubungan sedang. Hal ini menunjukkan bahwa nitrat berpengaruh negatif terhadap indeks keanekaragaman
makrozoobentos sehingga peningkatan kadar nitrat dapat mengakibatkan semakin rendahnya nilai indeks keanekaragaman makrozoobentos.
4 3-
dengan keanekaragaman makrozoobentos adalah -.487 dengan tingkat hubungan kuat. Hal ini
menunjukkan bahwa fosfat berpengaruh negatif terhadap indeks keanekaragaman makrozoobentos sehingga peningkatan kadar fosfat dapat mengakibatkan semakin
rendahnya nilai indeks keanekaragaman makrozoobentos.
Universitas Sumatera Utara
Nilai indeks korelasi antara COD dengan keanekaragaman makrozoobentos adalah -.694 dengan tingkat hubungan rendah. Hal ini
menunjukkan bahwa COD berpengaruh positif terhadap indeks keanekaragaman makrozoobentos sehingga peningkatan kadar COD dapat mengakibatkan semakin
tingginya nilai indeks keanekaragaman makrozoobentos. Nilai indeks korelasi antara substrat dengan keanekaragaman
makrozoobentos adalah tinggi dengan tingkat hubungan sangat kuat. Hal ini menunjukkan bahwa substrat berpengaruh positif
terhadap indeks keanekaragaman makrozoobentos sehingga peningkatan kadar substrat dapat
mengakibatkan semakin rendahnya nilai indeks keanekaragaman makrozoobentos, terutama yaitu kelas gastropoda, spesies Goniobasis sp yang
paling banyak terdapat populasinya dari spesies lain. Substrat dasar perairan yang bebas dari tanaman air merupakan tempat yang sesuai bagi spesies Goniobasis sp.
Hutchinson 1993 mengatakan bahwa Goniobasis sp. melimpah pada perairan yang mempunyai pH 7,4 tetapi masih dapat bertahan hidup dalam kisaran pH
antara 7,6 sampai 8, dengan substrat dasar yang berbatu dan berpasir.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN