1. Struktur peran keluarga
a. Struktur peran keluarga; menggambarkan peran masing-masing anggota
keluarga baik didalam keluarganya sendiri maupun peran dilingkungan
masyarakat.
b. Nilai atau norma keluarga; menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari
dan diyakini dalam keluarga.
c. Pola komunikasi keluarga; menggambarkan bagaimana cara dan pola
komunikasi diantara orang tua, orang tua dan anak, diantara anggota keluarga
ataupun dalam keluarga besar.
d. Struktur kekuatan keluarga, menggambarkan kemampuan anggota keluarga
untuk mengendalikan atau mempengaruhi orang lain dalam perubahan prilaku ke arah positif.
2. Ciri-ciri struktur keluarga
Menurut Satun Setiawati 2008 ciri-ciri struktur keluarga yaitu: a.
Terorganisasi Keluarga adalah cerminan organisasi, dimana masing-masing anggota
keluarga memiliki peran dan fungsi masing-masing sehingga tujuan keluarga dapat tercapai.
b. Keterbatasan
Dalam mencapai tujuan, setiap anggota keluarga memiliki peran dan tanggung jawabnya masing-masing sehingga dalam berinteraksi setiap anggota tidak
bisa semena-mena, tetapi mempunyai keterbatasan yang dilandasi oleh tanggung jawab, masing-masing anggota keluarga.
Universitas Sumatera Utara
c. Perbedaan dan kekhususan
Adanya peran yang beragam dalam keluarga menunjukkan masing – masing anggota keluarga mempunyai peran dan fungsi yang berbeda dan hak seperti
halnya peran ayah sebagai pencari nafkah utama, peran ibu yang merawat anak-anak.
3. Dominasi struktur keluarga
Menurut Satun Setiawati 2008, dominasi struktur keluarga terbagi menjadi tiga bagian yaitu :
1. Dominasi jalur hubungan darah a
Patrilineal : Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis ayah.
b Matrilineal : Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis
ibu. 2. Dominasi keberadaan tempat tinggal
a Patrilokal: Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan
keluarga dari pihak suami. b
Matrilokal: Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan keluarga sedarah dari pihak istri.
3. Dominasi pengambilan keputusan 1
Patriakal : Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak suami. 2
Matriakal : Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak istri.
Universitas Sumatera Utara
1.3 Tipe-tipe Keluarga
Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai macam pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial maka tipe keluarga
juga berkembang mengikutinya. Berikut adalah berbagai tipe keluarga menurut Sri Setyowati 2008:
1. Tipe keluarga tradisional
a. Keluarga Inti : yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri, dan
anak kandung atau angkat . b.
Keluarga Besar : yaitu keluarga inti yang ditambah dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan darah.
c. Keluarga Dyad : yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan istri
tanpa anak. d.
Single Parent : yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua ayahibu dengan anak kandungangkat. Kondisi ini dapat disebabkan
oleh perceraian atau kematian. e.
Single Adult : yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang dewasa misalnya, seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost untuk bekerja
atau kuliah. 2.
Tipe keluarga non tradisional a.
The unmarriedteenege mather : keluarga yang terdiri dari orang tua terutama ibu dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
b. The stepparent family : keluarga dengan orang tua tiri.
Universitas Sumatera Utara
c. The stepparent family: beberapa keluarga yang tidak ada hubungan
saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama : sosialisasi anak dengan melalui aktivitas
kelompok atau membesarkan anak bersama. d.
The non marital heterosexual cohibitang family : keluarga yang hidup bersama dan berganti – ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.
e. Gay dan lesbian family : seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup
bersama sebagaimana pasangan suami istri. f.
Cohabiting couple : orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu.
g. Group marriage family : beberapa orang dewasa menggunakan alat – alat
rumah tangga bersama yang saling merasa sudah menikah, berbagi sesuatu termasuk sexual dan membersarkan anaknya.
h. Group network family : keluarga inti yang dibatasi set aturan atau nilai –
nilai, hidup bersama atau berdekatan satu sama lainnya dan saling menggunakan barang – barang rumah tangga bersama, pelayanan, dan
tanggung jawab membesarkan anaknya. i.
Foster family : keluarga yang menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau saudara didalam waktu sementara, pada saat orang tua anak
tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
Universitas Sumatera Utara
j. Homeless family : keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai
perlindungan yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
k. Gang : sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang – orang muda
yang mencari ikatan emosional dan yang mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
1.4 Fungsi keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman 1986 adalah: a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif adalah fungsi internal keluarga sebagai dasar kekuatan keluarga. Didalamnva terkait dengan saling mengasihi, saling mendukung dan
saling menghargai antar anggota keluarga. b. Fungsi Sosialisasi
Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang mengembangkan proses interaksi dalam keluarga. Sosialisasi dimulai sejak lahir dan keluarga merupakan tempat
individu untuk belajar bersosialisasi. c. Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia.
d. Fungsi Ekonomi Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh
anggota keluarganya yaitu: makan, pakaian, dan tempat tinggal.
Universitas Sumatera Utara
f. Fungsi Perawatan Kesehatan Fungsi perawatan kesehatan adalah fungsi keluarga untuk mencegah
terjadinya masalah kesehatan dan merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan.
1.5 Peran Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat. Berbagai peranan yang terdapat di
dalam keluarga adalah sebagai berikut : 1. Peranan Ayah : Ayah sebagai pemimpin keluarga mempunyai peran sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung pengayon, pemberi rasa aman bagi setiap anggota keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial
tertentu. 2. Peranan Ibu: ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik
anak- anak, pelindung keluarga dan pencari nafkah tambahan keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat sosial tertentu.
3. Peran Anak: Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual Seriadi,
2008
1.6 Peran Keluarga dibidang kesehatan
Keluarga juga berperan atau berfugsi unruk melaksanakan praktek asuhan kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau
Universitas Sumatera Utara
merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan memengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga
melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dan tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas keseharan berarti
sanggup menyelesaikan masalah kesehatan Setyowati, 2008. Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut:
1. Mengenal masalah kesehatan. 2. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.
3. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit. 4. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.
5. Mempertahankan hubungan dengan menggunakan fasilitas kesehatan masyarakat Setyowati, 2008.
1.7 Peran Keluarga Dalam Merawat Anak Retardasi Mental
Orang tua hendaknya memperhatikan benar perawatan diri anak retardasi mental, sehubungan dengan fungsi peran anak dalam merawat diri kurang. Orang
tua perlu mengetahui bahwa anak yang menderita retardasi mental bukanlah kesalahan dari mereka, tetapi merupakan kesalahan orang tua seandainya tidak
mau berusaha mengatasi keadaan anak yang retardasi mental. Menyarankan kepada orang tua anak retardasi mental, agar anak tersebut dimasukkan di dalam
pendidikan atau latihan khusus yaitu di Sekolah Luar Biasa agar mendapat
perkembangan yang optimal syazili mustofa, 2010. Anak dengan Retardasi mental bisa dilatih agar tak terlalu bergantung.
Universitas Sumatera Utara
Ashinfina Handayani dalam wila 2009, mengatakan hal pertama yang perlu diberikan kepada anak dengan Retardasi mental adalah kepercayaan diri
dalam melakukan sesuatu. Caranya, di antaranya orang-orang terdekat harus selalu diberikan pujian atas apa yang telah dilakukan, meskipun hasilnya tidak
sempurna. Dengan begitu, si anak merasa apa yang dia lakukan sudah benar. Sehingga, timbul rasa percaya diri, berani tampil di depan orang lain. Minimal
dia merasa diperhatikan
Yang dibutuhkan anak Retardasi mental menurut wila kertia,2009 yaitu :
1. Keikhlasan dan kekompakan orang tua beserta anggota keluarga lainnya
2. Kerja keras orang tua, tidak sekadar menunggu keajaiban anak bisa
mandiri. 3.
Pendidikan dan pelatihan kemampuan sosial 4.
Toilet training 5.
Pendekatan perilaku 6.
Upaya menumbuhkan kepercayaan diri dan penghargaan atas apa yang telah dikerjakan.
7. Sering konsultasi kepada ahli
8. Nutrisi dan stimulans yang cukup.
1.8 Dukungan Keluarga
Menurut Friedman 1998 dalam Akhmadi 2009, dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit. Anggota
keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap
Universitas Sumatera Utara
memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Jenis dukungan keluarga ada empat yaitu : dukungan instrumental, dukungan informasional, dukungan
penilaian , dan dukungan emosional. Studi-studi tentang dukungan keluarga telah mengkopseptulisasi dukungan social sebagai koping keluarga, baik dukungan-
dukungan yang bersifat eksternal maupun internal terbukti sangat bermanfaat Setiadi, 2008.
1 .Fungsi dukungan keluarga
Caplan 1964 dalam Akhmadi 2009, menjelaskan bahwa keluarga memiliki beberapa fungsi dukungan yaitu:
a. Dukungan informasional
Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan diseminator penyebar informasi tentang dunia. Menjelaskan tentang pemberian saran, sugesti, informasi
yang dapat digunakan mengungkapkan suatu masalah. Manfaat dari dukungan ini adalah dapat menekan munculnya suatu stressor karena informasi yang diberikan
dapat menyumbangkan aksi sugesti yang khusus pada individu. Aspek-aspek dalam dukungan ini adalah nasehat, usulan, saran, petunjuk dan pemberian
informasi. b.
Dukungan penilaian Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik, membimbing dan
menengahi pemecahan masalah, sebagai sumber dan validator indentitas anggota keluarga diantaranya memberikan support, penghargaan, perhatian.
Universitas Sumatera Utara
c. Dukungan instrumental
Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit, diantaranya: kesehatan penderita dalam hal kebutuhan makan dan minum,
istirahat, terhindarnya penderita dari kelelahan. d.
Dukungan emosional Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan
serta membantu penguasaan terhadap emosi. Aspek-aspek dari dukungan emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya
kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan.
2. Sumber dukungan keluarga
Dukungan sosial keluarga mengacu kepada dukungan sosial yang dipandang oleh keluarga sebagai sesuatu yang dapat diaksesdiadakan untuk keluarga
dukungan sosial bisa atau tidak digunakan, tetapi anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan
bantuan jika diperlukan. Dukungan sosial keluarga dapat berupa dukungan sosial kelurga internal, seperti dukungan dari suamiistri atau dukungan dari saudara
kandung atau dukungan sosial keluarga eksternal Friedman, 1998 dalam
Akhmadi 2009. 3. Manfaat dukungan keluarga
Dukungan sosial keluarga adalah sebuah proses yang terjadi sepanjang masa kehidupan, sifat dan jenis dukungan sosial berbeda-beda dalam berbagai tahap-
tahap siklus kehidupan. Namun demikian, dalam semua tahap siklus kehidupan, dukungan sosial keluarga membuat keluarga mampu berfungsi dengan berbagai
Universitas Sumatera Utara
kepandaian dan akal. Sebagai akibatnya, hal ini meningkatkan kesehatan dan adaptasi keluarga Friedman, 1998 dalam Akhmadi 2009.
Wills 1985 dalam Akhmadi 2009, menyimpulkan bahwa baik efek-efek penyangga dukungan sosial menahan efek-efek negatif dari stres terhadap
kesehatan dan efek-efek utama dukungan sosial secara langsung mempengaruhi akibat-akibat dari kesehatan pun ditemukan. Sesungguhnya efek-efek penyangga
dan utama dari dukungan sosial terhadap kesehatan dan kesejahteraan boleh jadi berfungsi bersamaan. Secara lebih spesifik, keberadaan dukungan sosial yang
adekuat terbukti berhubungan dengan menurunnya mortalitas, lebih mudah sembuh dari sakit dan dikalangan kaum tua, fungsi kognitif, fisik dan kesehatan
emosi Ryan dan Austin, Friedman1998, dalam Akhmadi 2009.
4. Faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga