dapat dibuka dengan kraniotomi; pada mikrosefali yang kogenital, operasi tidak menolong.
3. Pencegahan tersier merupakan pendidikan penderita atau latihan khusus
sebaiknya disekolah luar biasa. Dapat diberi neuroleptika kepada yang gelisah, hiperaktif atau dektrukstif.
Konseling kepada orang tua dilakukan secara fleksibel dan pragmatis dengan tujuan antara lain membantu mereka dalam mengatasi frustrasi oleh karena
mempunyai anak dengan retardasi mental. Orang tua sering menghendaki anak diberi obat, oleh karena itu dapat diberi penerangan bahwa sampai sekarang
belum ada obat yang dapat membuat anak menjadi pandai, hanya ada obat yang dapat membantu pertukaran zat metabolisme sel-sel otak.
2.7. Kelainan yang Menyertai
Retardasi mental sering disertai kerusakan otak yang fokal atau yang luas, dan sering disertai gangguan susunan saraf pusat lainnya. Lumpuh otak cerebral
palsy, epilepsi, gangguan visus, dan pendengaran, lebih sering dijumpai pada penyandang retardasi mental daripada populasi umum Lumbantobing, 2001.
2.8. Masalah Psikiatrik dan Perilaku pada Retardasi Mental
Anak dengan retardasi mental jauh lebih banyak yang menunjukkan abnormalitas psikiatrik yang sedang dan berat dibanding anak dengan inteligensi
normal. Dan penelitian di Swedia didapatkan bahwa lebih dari setengah anak sekolah dengan retardasi ringan dan hampir duapertiga dari mereka dengan
Universitas Sumatera Utara
retardasi mental dapat menderita masalah psikiatrik dan perilaku yang berat Gillberg et al, 1986 dalam Lumbantobing, 2001.
2.9. Latihan Dan Pendidikan Yang Dapat Diterima Anak Retardasi Mental
Menurut jevuska 2010, Latihan dan pendidikan yang diberikan kepada anak retardasi mental yaitu:
a. Pendidikan anak dengan retardasi mental secara umum ialah: 1.
Mempergunakan dan mengembangkan sebaik-baiknya kapasitas yang ada. 2.
Memperbaiki sifat-sifat yang salah atau yang anti sosial. 3.
Mengajarkan suatu keahlian skill agar anak itu dapat mencari nafkah kelak.
Latihan anak-anak ini lebih sukar dari pada anak-anak biasa karena perhatian mereka mudah sekali tertarik kepada hal-hal yang lain. Harus diusahakan untuk
mengikat perhatian mereka dengan merangsang panca indera, misalnya dengan alat permainan yang berwarna atau yang berbunyi, dan semuanya harus konkrit,
artinya dapat dilihat, didengar dan diraba. Prinsip-prinsip ini yang mula - mula dipakai oleh fiabel dan Pestalozzi, sehingga sekarang masih digunakan ditaman
kanak-kanak Judarwanto, 2009.
b. Latihan diberikan secara kronologis dan meliputi :
1. Latihan rumah: pelajaran-pelajaran mengenai makan sendiri, berpakaian sendiri, kebersihan badan.
2. Latihan sekolah: yang penting dalam hal ini ialah perkembangan sosial.
Universitas Sumatera Utara
3. Latihan teknis: diberikan sesuai dengan minat, jenis kelamin dan kedudukan sosial.
4. Latihan moral: dari kecil anak harus diberitahukan apa yang baik dan apa yang tidak baik. Agar ia mengerti maka tiap-tiap pelanggaran disiplin perlu
disertai dengan hukuman dan tiap perbuatan yang baik perlu disertai hadiah.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA PENELITIAN
1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah abstraksi dari suatu realita agar dapat merekomendasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan
antar variabel baik variabel yang diteliti maupun variabel yang tidak diteliti.
Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan yang berkaitan dengan masalah kesehatan keluarganya. Pada anak keterbelakangan mental, peran
keluarga sangat dibutuhkan khususnya dalam memberikan perawatan, dan pendidikan yang dibutuhkan anak keterbelakangan mental. Kerangka konsep
dalam penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana dukungan keluarga dalam merawat anak keterbelakangan mental di SLB padangsidimpuan.
Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka konsep penelitian seperti di bawah ini
Dukungan keluarga dalam merawat anak retardasi mental :
- Dukungan informasi
- Dukungan penilaian
- Dukungan instrumental
- Dukungan emosional
- Baik - Cukup
- Kurang
Universitas Sumatera Utara