ini.Kelebihan alat ini adalah sangat selektif dan dapat digunakan untuk mengukur beberapa unsur sekaligus didalam sampel pada saat pengukuran.
Akan tetapi dengan semakin banyaknya permintaan pengukuran ternyata alat ini mempunyai kelemahan yaitu akan menjadi kurang sensitif terhadap pengukuran
unsur yang mempunyai panjang gelombang dibawah 200 nm.Keterbatasan pengukuran tersebut ditunjukkan dengan nilai limit deteksi yang diperoleh.Pada penelitian yang
dilakukan sebelumnya tanpa menggunakan asupan gas N
2
maka diperoleh limit deteksi sebesar 2.4370 ppm untuk unsur Arsenik dan 3.8625 ppm untuk unsur
Stibium.Sehingga untuk menganalisa konsentrasi sampel yang lebih rendah tidak dapat dilakukan.
Menurut petunjuk pengoperasian alat ICP AES Plasma 40 dan Annaul Book of ASTM standard,ada cara untuk mengatasi masalah ini antara lain dengan cara
mengalirkan gas N
2
pada sistim optik.Gas N
2
digunakan untuk menghilangkan pengaruh udara atmosfir dari sistim optik yang diharapkan akan meningkatkan
sensitifitas sinar yang dihasilkan dari unsur yang mempunyai panjang gelombang dibawah 200 nm dekat daerah ultra violet dapat dideteksi dengan baik dan
menurunkan limit deteksi pengukuran Siti Amina 1997 Yulia 2003.
2.3.1 Prinsip Kerja Alat Inductively Couple Plasma ICP
Prinsip umum dari alat ini adalah dengan mengukur intensitas energi radiasi yang dipancarkan oleh unsur-unsur yang mengalami perubahan tingkat energi atom
eksitasi ionisasi.Larutan sampel dihisap dan dialirkan melalui tabung kapiler ke nebulizer.Nebulizer akan mengubah larutan sampel menjadi bentuk aerosol yang
selanjutnya diinjeksi oleh ICP. Pada temperatur plasma maka sampel akan mengalami ionisasi dan eksitasi.Atom yang tereksitasi akan kembali kedalam keadaan awal
ground state dan memancarkan sinar radiasi.Sinar radiasi ini akan didispersi dengan
Universitas Sumatera Utara
komponen optik.Sinar yang terdispersi ,secara berurutan akan muncul pada masing- masing panjang gelombang unsur dan dirubah dalam bentuk sinyak listrik yang
besarnya sebanding dengan sinar yang dipancarkan oleh besarnya konsentrasi unsur.Sinyal ini kemudian diperoses oleh bagian sistim pengolahan data Siti Amina
1997.
Langkah kerja ICP-OES 1.Preparasi sampel
Beberapa sampel memerlukan langkah preparasi khusus seperti penambahan asam,pemanasan,dan destruksi dengan microwave.
2.Nebulisasi Proses pengubahan cairan menjadi aerosol
3.DesolvasiVolatisasi Pelarut dihilangkan sehingga terbentuk aerosol kering.
4.Atomisasi Ikatan atom diputus dan hanya ada atom bebas, suhu plasma dan temperatur
sangat penting pada tahap ini. 5.EksitasiEmisi
Atom memperoleh energi dari tumbukan dan memancarkan cahaya dari panjang gelombang yang khas.
6.DeteksiPemisahan Grating mendispersikan cahaya yang dapat diukur secara kuantitatif.
Universitas Sumatera Utara
Secara skematik maka alat ICP-MS dapat digambarkan serangkaian berikut ini
Gambar 2.1.Skema alat ICP
Bagian ICP-MS sendiri terdiri atas :
Pengkabutan nebulisasi dan bagian penyemprot chamber
Secara normal analisa sampel didalam larutan adalah dengan secara langsung dalam bentuk larutan, menggunakan sebuah system pengkabutan serta konfigurasi
penyemprotan adalah metode yang secara umum terdapat didalam ICP-MS. Larutan sampel dapat dibawa dengan aspirasi sendiri larutan dibawa keatas dengan
menggunakan tekanan ketika larutan sampel akan melewati system pengkabutan atau sebuah pompa peristaltik dapat digunakan untuk membawa larutan menuju sistem
Universitas Sumatera Utara
pengkabutan. Tugas yang utama dari sistem pengkabutan adalah untuk menghasilkan aerosol dengan besar diameter adalah 10 µ m. Tipe-tipe nebulizer yang umum
digunakan didalam alat ICP-MS adalah Meinhard Nebulizer serta Babington Nebulizer, sedangkan untuk tipe nebulizer yang lainnya adalah ultrasonic, concentric serta
hydraulic temperature tinggi nebulizer Thompson 1983.
Dengan model Meinhard concentric nebulizer seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.2 larutan sampel mengalir melalui celah pipa kapiler. Gas pada sistem
pengkabutan akan memproduksi aerosol dari sampel pada kapiler pengeluaran yang akan mengalir sepanjang kapiler. Sedangkan model microconsentric nebulizer akan
bekerja hampir sama seperti model meinhard.
Gambar 2.2. Nebulizer Meinhard
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan model Babington nebulizer pada gambar 2.3 sampel akan mengalir membentuk ulir v. Aerosol dibentuk dari film sampel didalam ulir dengan
menggunakan gas pembawa melalui lubang yang kecil didasar ulir.
Gambar.2.3 Babington nebulizer Pada model hydraulic temperatur tinggi nebulizer HHPN aerosol dibentuk
dengan memompakan memalui nozzle yang berukuran 10 µ m keatas sebuah bola gelas. Gas pengkabutan membawa aerosol kebagian desolvasi, yang diperlukan karena
muatan pelarut yang besar. Aerosol yang kering secara langsung akan dibawa ke plasma Haswell 1981.
Pneummatic nebulizer menghasilkan aerosol dengan papan pendistribusian dengan diameter sebesar 100 µ m. Tugas yang utama dari bagian penyemprot yang
ditempatkan setelah bagian pengkabutan adalah menghilangkan tetesan dari gas serta membawanya kepembuangan, yang akan memperbaiki stabilitas signal. Ketika gas
pembawa membawa aerosol memasuki bagian penyemprot maka akan mengalami
Universitas Sumatera Utara
perubahan arah sendirinya. Tetesan yang besar tidak akan mengalir langsung pada dinding bagian penyemprot dan akan menuju bagian pembuangan. Maka bagian
penyemprot akan memastikan hanya tetesan-tetesan yang cukup kecil yang akan tetap dibagian gas pembawa yang akan dibawa menuju bagian plasma.
Gambar 2.4. Spray camber.
Obor Inductively couple plasma
Plasma adalah gas netral yang bebas dari kandungan ion positif ataupun negative. Obor Inductively couple plasma adalah sebuah aliran tanpa muatan didalam
sebuah gas pada tekanan atmosfir. Gas yang digunakan secara umum adalah Argon karena relatif gampang mengionisasi serta mempunyai massa yang besar dan oleh sebab
itu memiliki daya pembawa yang baik. Plasma dibentuk pada obor kuarsa, yang terdiri atas 3 tabung kuarsa. Sampel aerosol akan dibawa keplasma melalui tabung pusar.
Tabung kuarsa yang paling luar akan membawa plasma ketabung utama. Plasma biasanya diperkuat dengan sinyal radio dengan frekuensi 27.12 serta 40.68 MHz yang
dihasilkan dari koil tembaga yang ditempatkan mengelilingi obor. Temperatur yang akan dihasilkan pada pembentukan plasma adalah 6000 sampai 8000
o
K.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.5 Obor ICP
Ekstraksi Ion Setelah ion analit dibentuk dibawah tekanan atmosfir, maka akan dianalisa
dispektrometri massa yang beroperasi dibawah keadaan vakum kira-kira 10
-6
mbar. Ekstraksi ion dari plasma kedalam system vakum adalah sangat penting. Diagram dari
sebuah system ekstraksi ion adalah ditunjukkan pada gambar berikut ini gambar 2.6. Ion memasuki bagian pemisahan memalui pompa mekanik memalui lubang dengan
diameter 1mm dari sebuah bagian pengkerucut sampel. Kemudian sampel akan memasuki bagian lubang yang kedua yang disebut dengan lubang skimmer. Pada
bagian belakang dari lubang kerucut sebuah system vakum dibuat kira-kira 10
-6
mbar dengan 2 pompa turbo molecular. Lensa akan memfokuskan ion segera memasuki
spektroskopi massa.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.6.Bagian antara plasma serta spektroskopi massa
Spektroskopi masssa dengan 4 muatan
Didalam peralatan ICP-MS yang digunakan, pemisahaan ion dilakukan dengan menggunakan sebuah analisa massa bermuatan 4 seperti ditunjukkan gambar 2.7.
Sistem ini dibuat dengan 4 buat logam yang disusun secara pararel quadropole. Masing-masing batangan terdiri atas sinyal radio RF serta sumber arus DC disertakan
pada bagian ini. Untuk salah satu pasang voltasi sinyal radio mempunyai besar amplitude yang sama besar akan tetapi masing-masing mereka memiliki muatan yang
berbeda antara satu dengan yang lainnya. Kemampuan dari ion untuk memasuki bagian ini tergantung atas energi mereka serta muatannya massa. Dengan memvariasikan
sinyal radio serta tegangan DC maka bagian ini akan bertindak sebagai penyaring massa. Hanya ion yang sesuai dengan rasio perbandingan yang sesuai dengan bagian
ocilator akan sampai pada bagian terakhir,sedangkan yang lainnya akan tidak stabil serta akan menempel pada bagian dipole.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.7 skema diagram dari quadropole
Deteksi ion
Signal ion akan diukur dengan menggunakan electron multifier setelah mereka melewati bagian quadropole. Channel elektron multifier gambar 7 adalah jenis
elektron multifier yang umum. Bagian dalam dari multifier ini dilapisi dengan logam oksida. Muatan negatif dialokasikan kebagian multifier ini yang nantinya akan menarik
ion yang bermuatan positif. Ketika ion berhubungan dengan dinding logam oksida maka mereka akan segera menolak elekron yang akan datang selanjutnya. Elektron
yang kedua ini akan diakurasikan kebagian tabung dengan tegangan listrik yang menurun.Yang nantinya akan memukul bagian atau lapisan sehingga elektron-elektron
yang berikutnya akan terpancar. Proses ini dilakukan berkali-kali sehingga pada akhirnya ion akan saling tertimbun dan akhirnya akan berkumpul kira-kira 10
8
elektron. Multifier dapat dioperasikan dalam perhitungan injeksi atau dalam mode analog
tergantung dari konsentrasi analit yang akan diukur. Didalam mode injeksi tegangan negatif dialokasikan lebih tinggi dan elektron-elektron yang terbentuk akan lebih
Universitas Sumatera Utara
banyak. Elektron akan terbacaterdeteksi sebagai sinyal elektron tunggal. Metode ini biasanya dilakukan pada range konsentrasi analit sampai 1mgl. sedangkan metode
analog 1 ion yang akan menghasilkan 10
4
elektron adalah cocok untuk konsentrasi analit dari 1 sampai 100 mgL. Pada metode ini multifier tidak akan penuh. Intensitas
ion akan dikonversikan dalam suatu pulse yang akan dihitung sebagai sebuah sinyal.
Gambar 2.8 Ekstraksi ion
Universitas Sumatera Utara
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.Bahan dan Alat 3.1.1 Bahan-Bahan yang Digunakan