kehidupan seharian dan mengelakkan kejadian yang dapat menyebabkan anemia defisiensi besi.
3. Informasi tambahan kepada mahasiswa kedokteran lain untuk melakukan
penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan hubungan kadar hemoglobin dengan prestasi akademik siswa-siswi SD.
4. Menambah pengetahuan peneliti mengenai hubungan antara kadar hemoglobin
dengan prestasi akademik dan cara penulisan karya tulis ilmiah yang benar.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hemoglobin 2.1.1. Definisi
Hemoglobin merupakan sejenis protein khusus yang terdapat dalam sel darah merah dan merupakan 90 dari bagian setiap sel tersebut.Setiap sel darah
merah mengandung kira-kira 640 milyar molekul hemoglobin Hoffbrand, 2006. Hemoglobin merupakan molekul berbentuk sfera dengan berat molekul kira-kira
64500 Daltons dan diameter kira-kira 6.4 nm. Ia merupakan komponen tetramer yang terdiri dari 2 pasang rantai polipeptida globin, dengan setiap satunya
berikatan dengan kelompok heme, yaitu sebuah kompleks antara molekul besi dan protoporfirin Champe, 2008.
2.1.2. Fungsi
Hemoglobin merupakan
komponen yang
amat penting
dalam mempertahankan keutuhan sistem sirkulasi tubuh.Fungsi utamanya adalah dalam
mengatur pertukaran O2 dan CO2 dalam jaringan tubuh yaitu mengambil O2 dari paru kemudian dibawa ke seluruh jaringan tubuh untuk digunakan sebagai bahan
bakar serta membawa CO2 dari jaringan tubuh hasil metabolisme ke paru untuk dibuang.Hemoglobin juga turut berfungsi dalam mempertahankan bentuk normal
sel darah merah Hoffbrand, 2006.
2.1.3. Cara Pengukuran
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Kadar hemoglobin darah dapat ditentukan dengan bermacam-macam cara. Cara yang banyak dipakai dalam laboratorium klinik ialah cara fotoelektrik dan
kalorimetrik visual dan yang banyak digunakan di lapangan penelitian ialah hemoglobinometer digital WHO, 2001.
Cara fotoelektrik atau sianmethemoglobin dilakukan dengan prinsip untuk mengubah hemoglobin darah menjadi sianmethemoglobin dalam larutan yang
berisi kalium sianida. Absorbansi larutan diukur pada panjang gelombang 540 nm atau filter hijau. Larutan Drabkin yang dipakai pada cara ini mengubah
hemoglobin, oksihemoglobin, methemoglobin dan karboksihemoglobin menjadi sianmethemoglobin.
Kadar hemoglobin
ditentukan dari
perbandingan absorbansinya dengan absorbansi standard sianmethemoglobin. Kelebihan dari
metode ini adalah cara ini sangat bagus untuk laboratorium rutin dan sangat dianjurkan untuk penerapan kadar hemoglobin dengan teliti karena standar
sianmethemoglobinyang ditanggung kadarnya bersifat stabil. Kesalahan cara ini dapat mencapai kira-kira 2. Kelemahan dari cara ini adalah kekeruhan dalam
suatu sampel darah dapat mengganggu pembacaan dalam fotokalorimeter dan menghasilkan absorbansi dan kadar hemoglobin yang lebih tinggi dari sebenarnya
contohnya pada keadaan leukositosis dan lipemia Wijayanti, 2005. Cara pengukuran hemoglobin yang berikutnya adalah cara kalorimetrik
visual atau sahli. Pada cara ini hemoglobin diubah menjadi asam hematin dengan menggunakan larutan HCl, kemudian warna yang terjadi dibandingkan secara
visual dengan standar dalam alat itu. Di Indonesia cara sahli masih banyak digunakan di
laboratorium-laboratorium kecil
yang tidak mempunyai
fotokalorimeter. Tetapi, cara ini tidak begitu dianjurkan karena bukanlah cara yang teliti dan hanya berlandaskan pengukuran secara visual dan kesalahan cara
ini adalah kira-kira 10 Wijayanti, 2005. Hemoglobinometer digital merupakan metode kuantitatif yang terpercaya
dalam mengukur konsentrasi hemoglobin di lapangan penelitian dengan menggunakan prinsip tindak balas darah dengan bahan kimia pada strip yang
digunakan. Bahan kimia yang terdapat pada strip adalah ferrosianida. Reaksi tindak balas akan menghasilkan arus elektrik dan jumlah elektrik yang dihasilkan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
adalah bertindak
balas langsung
dengan konsentrasi
haemoglobin. Hemoglobinometer digital merupakan alat yang mudah di bawa dan sesuai untuk
penelitian di lapangan karena teknik untuk pengambilan sampel darah yang mudah dan pengukuran kadar hemoglobin tidak memerlukan penambahan reagen.
Alat ini juga memiliki akurasi dan presisi yang tinggi berbanding metode laboratorium yang standar.Alat ini juga stabil dan tahan lasak walaupun
digunakan dalam jangka masa yang lama Hamill, 2010. Hemoglobin merupakan salah satu komponen dari sistem sirkulasi yang
amat penting untuk mempertahankan fungsi tubuh.Salah satu dari komponen pembentuk hemoglobin adalah besi. Tanpa sumber besi yang cukup, pembentukan
hemoglobin akan menjadi tidak efektif dan akan mengakibatkan berbagai komplikasi. Oleh itu diperlukan konsumsi zat besi yang cukup untuk memastikan
kelangsungan fungsi tubuh yang normal.
2.2. Zat Besi 2.2.1. Fungsi