Perubahan Gaya Hidup Remaja Pasca Berdirinya Wisata Hiburan Hill Park di Desa Suka Makmur Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang

(1)

Perubahan Gaya Hidup Remaja Pasca Berdirinya Wisata Hiburan Hill Park di Desa Suka Makmur Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

SOPIA WINDA KETAREN 090901008

DEPARTEMEN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

Penulisan skripsi yang berjudul “ Perubahan Gaya Hidup Remaj Pasca Berdirinya Wisata Hill Park di Desa Suka Makmur Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deliserdang “ berawal dari ketertarikan penulis dalam melihat perubahan gaya hidup remaja setelah berdirinya wisata Hiil Park ini apa yang melatar belakangi perubahan tersebut serta bagaimana pendapat masyarakat Desa Suka Makmur dengan perubahan tersebut dan penelitian ini akan melihat hal-hai tersebut.

Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah studi deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan menggunakan metode kualitatif peneliti dapat dengan mudah untuk mendapatkan informasi dan data yang jelas serta terperinci mengenai Perubahan Gaya Hidup Remaja Pasca Berdirinya Wisata Hill Park. Untuk memperoleh data sesuai dengan tujuan penelitian ini maka penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data antara lain yaitu: Observasi dan Wawancara Mendalam sebagai penguat kevalidan data penelitian. Wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur dengan menggunakan interview guide, hal ini dilakukan untuk mengetahu realita yang ada dengan pendapat yang dipaparkan informan.

Hasil penelitian ini memdefenisikan bahwa setelah berdirinya Wisata Hill Park di Desa Suka Makmur, terlihat beberapa perubahan gaya hidup para remaja baik yang secara positif maupun yang negatif. Dampak positifnya membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat khususnya bagi remaja dan meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Suka Makmur sedangkan dampak negatifnya terjadinya sifat konsumerisme pada remaja.

Kata Kunci: Gya Hidup Remaja dan Hill Park


(3)

ii

Puji dan Sykur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas pertolongan dan penyertaanNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini merupakan karya ilmiah penulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatra Utara, dengan judul: ‘’Perubahan Gaya Hidup Remaja Pasca Berdirinya Wisata Hill Phak di Desa Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deliserdang’’.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini banyak pelajaran yang didapat oleh penulis terutama dalam hal kesabaran dan ketekunan serta penyerahan diri kepada Tuhan. Penulis juga berjuang dalam hal kemampuan berpikir dan nalar dalam setiap proses penulisan skripsi ini. Dalam setiap prosesnya, bagi penulis semuanya merupakan pengalaman berharga yang tidak bisa dilupakan.

Skripsi ini khusus penulis persembahkan kepada orangtua tercinta dan tersayang yakni Ayahanda Rejon Ketaren dan Ibunda Nuriati Keliat, atas semua doa, dukungan, kesabaran, pengorbanan dan kasih sayangnya yang diberikan kepada penulis dari lahir sampai saat ini. Dorongan motivasi dan juga pengertian yang diberikan oleh orangtua penulis semakain menambah semangat penulis dalam pengerjaan skripsi ini. Inilah persembahan yang dapat penulis berikan sebagai tanda ucapan terima kasih dan tanda bakti penulis kepada kedua orang tua.

Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan ketulusan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Baddaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan para pembantu dekan Seluruh staff pegawai dan administrasi. 2. Ibu Dra. Lina Sudarwati, M.Si Selaku Ketua Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang sekaligus menjadi dosen.

3.Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada Drs. Muba Simanihuruk, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi penulis yang telah banyak


(4)

4. Segenap Dosen, Staff, dan seluruh pegawai Departemen Sosiologi Kak Feni Khairifa, Kak Betty, yang telah cukup banyak membantu penulis selama masa perkuliahan dalam hal administrasi.

5. Kepada Kepala Desa Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Kabupaten Delisedang Robianus Barus dan Sekertaris Desa P.B.Bonanja Tarigan dan segenap Staff pemerintahan Desa Suka Makmur yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan informasi yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.

6. Kepada Kantor Hill Park Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deliserdang terimakasih atas kesediaanya memberikan informasi kepada peneliti dalam menjawab setiap permasalahan penelitian ini.

7. Kepada seluruh informan remaja yang bekerja di Hill Park terimakasih banyak karena sudah memberikan banyak informasi terkait dengan permasalahan penelitian ini.

8. Kepada Ayahanda Rejon Ketaren dan Ibunda Nuriati br Keliat yang tercinta dan terkasih, terimakasih yang sebesar-besarnya untuk cinta kasih pengertian, kesabaran, doa-doa, motivasi serta perjuangan yang deberikan kepada penulia dari awal perkulihahan hingga penyelesaian skripsi ini. Terimakasih untuk pengorbanan dan kesabaran yang tidak ternilai kepada penulis. Penulis selalu dan sangat bersykur memiliki kedua orang tua yang sangat hebat dan membanggakan bagi penulis, karena selalu semangat menjalani hidup dan selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk keluaraga, terutama bagi kami anak-anaknya. Semoga Tuhan senantiasa menyertai dan memberkati kedua oranr tua penulis dalam segala kelimpahan rahmatNya.

9. Kepada adik penulia Andarias Ketaren terimakasih banyak yang sebesar-besarnya karena menjadi adik yang sangat penulis banggakan, terimakasih atas pengorbana, dukungan, semangat yang diberikan kepada penulis, terimakasih atas cerita-cerita dan pengalaman-pengalaman yang diberikan selama ini, yang


(5)

iv

menganggap menjadai abang karena kedewasaan berfikir dan bersikap yang kamu miliki, skripsi ini salah satu persembahan yang dapat penulis berikan kepada keluara dan langkah awal dari persembahan-persembahan berikutnya, setehah ini sama-sama kita memberikan yang terbaik untuk orang tua kita dan berusaha menjadi anak kebanggaan orang tua ya dek.

10.Untuk seluruh keluarga besar ketaren dan keliat, terimakasih atas dukungan dan doa-doanya yang diberikan kepada penulis.

11.Terimakasih kepada seluruh sepupu-sepupu penulis, atas dukungan dan semangatnya. Terkhusus penulis berterimakasaih kepada kak Teripena dan kak Nova yang selama ini menjadi inspirasi penulis, karena dari kecil penulis selalu ingin menjadi seperti kak Teripena dan kak Nova yang selalu membanggakan keluaraga, doakan penulis supaya dapat menjadi seperti itu ya kak, dan penulis juga mengucapkan terimakasih banyak kepada adik sepupuku loese yang selalu berbagi canda dan tawa untuk penulis.

12.Terima kasih penulis ucapkan kepada kawan-kawan PKL pantai labu yakni Siti, May Hermawani, Fitria, Heny, Sry, Onka, Welly, Syahid, Tian, Edy, Yohan. Terimakasik banyak ya kawan-kawan, banyak kenangan, canda, tawa, yang kita lalui bersama yang tidak akan terlupakan, semoga kita semua menjadi yang terbaik dimanapun berada kelak, Amin.

13.Terima kasih kepada teman-teman seperjuangan sosiologi stambuk 2009 yakni Siti Rukmana yang menjadi sahabat terbaik penulis dari awal perkuliahan hingga saat ini, kenangan bersamamu tidak akan pernah terlupakan, terimakasih atas pengertian dan perhatianya selama ini, walaupun terkadang penulis tidak membalas smsMu, tapi dirimu tetap sabar dan selalu memberikan informasi tentang perkuliahan pada penulis, Putri terimakasih sudah merelakan kostnya menjadi tempat perkumpulan dan penginapan jikala ada jam kosong di kampus, May Hermawani terimakasih atas keceriaan yang deberikan selama ini, Fitria terimakasih atas filem-filem koreanya selama ini, sehingga membuat penulis


(6)

bersama terima kasih ya, Ridho, Lukas, Risman, Siska, Rani, Willer, Nayla, Henny,Melita dan teman-teman yang lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu, semangat berjuang teman-teman.

14.Terima kasih kepada teman kost Rebab 9, Binaria teman sekamar aku yang sangat baik dan sabar, buat pendatang baru Winda juga namanya, terimakasih atas pengertianya dan cerita-ceritanya, Via, Nanda, Dian, Ira, terimakasih atas kebersamaanya selama ini.

Penulis merasa bahwa dalam penelitian skripsi masih terdapat berbagai kekurangan dan keterbatasan, untuk itu penulis sangat mengharapkah masukan dan saran-saran yang sifatnya membangun demi kebaikan tulisan ini. Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, harapan penulis agar tulisan ini dapat berguna bagi pembacanya, dan akhir kata dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini.

Medan, Juni 2015 (Penulis)

SOPIA WINDA KETAREN NIN: 090901008


(7)

vi

Abstrak ... ... ... i

Kata Pengantar ... ... ii

Daftar Isi ... ... iv

Daftar Tabel ... ... vii

BAB I Pendahuluan ... ... 1.1.Latar Belakang Masalah ... ... 1

1.2.Rumusan Masalah... 7

1.3.Tujuan Penelitian ... ... 8

1.4.Manfaat Penelitian ... ... 8

1.5.Defenisi Konsep ... ... 9

BAB II Tinjauan Pustaka ... ... 2.1. Remaja dan Gaya Hidup ... ... .... 12

2.2. Perubahan Sosial ... ... .... 17

2.3. Penelitian Terdahulu ... ... 27

BAB III Metode Penelitian ... ... 3.1. Jenis Penelitian ... ... 31

3.2. Lokasi Penelitian ... ... 31

3.3. Unit Analisis dan Informan ... ... 32

3.3.1. Unit Analisis ... ... 32

3.3.2. Informan ... ... 32

3.3.2.1. Informan Kunci ... ... 33


(8)

3.4.1.Teknik Pengumpulan Data Primer ... ... 34

3.4.2. Teknik Pengumpulan Data Skunder... 34

3.5. Interpretasi Data ... ... 35

3.6. Jadwal Kegiatan ... ... 36

3.7. Keterbatasan Penelitian ... ... 36

BAB IV Deskripsi Interperentasi Data Penelitian ... ... 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian... 37

4.1.1. Sejarah Desa Suka Nakmur... ... 37

4.1.2. Batas-Batas Wilayah... .. 39

4.1.3. Topografi ... ... 39

4.1.4. Komposisi Penduduk Desa Suka Makmur ... ... 40

4.1.5. Pola Penggunaan Lahan ... ... 44

4.1.6. Sarana dan Fasilitas Umum... ... 44

4.1.6.1. Fasilitas Jalan dan Transportasi ... ... 44

4.1.6.2. Fasilitas Listrik ... ... 45

4.1.6.3. Fasilitas Air Minum ... ... 46

4.1.6.4. Fasilitas Pemukiman ... ... 46

4.1.6.4. Fasilitas Pemerintahan... 46

4.1.6.4. Fasilitas Sarana Perekonomian dan Kesehatan... 47


(9)

viii

4.2.1. Profil Informan Kunci ... ... 53

4.2.1.1. Melvita Sari br Purba... 54

4.2.1.2. Fitria... 58

4.2.1.3. Sinta br Ginting... 62

4.2.1.4. Happy br Ketaren... 66

4.2.1.5. Ibu Rehulina br Sembiring... 69

4.2.2. Profil Informan Biasa ... ... 74

4.2.2.1. Bapak Pasangan Tarigan... 74

4.2.2.2. Bapak P.B.Bonanja Tarigan, SH... 79

4.2.2.3. Bapak Pbt. Milala... 82

4.3. Analisis Data ... ... 85

4.3.1. Keadaan di Desa Suka Makmur Masa Lalu ... ... 85

4.3.1.1. Desa Suka Makmur Pada Masa Lalu... 85

4.3.1.2. Awal Terbentuknya Desa Suka Makmur... 86

4.3.1.3. Awal Terbentuknya Wisata Hill Park... 88

4.3.2. Latar Belakang Terjadinya Perubahan Sosial... 88

4.3.2.1. Faktor Internal dan Eksternal... ... 88

4.3.2.2. Faktor Lain Yang Mempengaruhi... 90

4.3.2.3. Sikap Terbuka Terhadap Perubahan Sosial... 91

4.3.3. Perubahan Sosial di Suka Makmur setelah adanya Hill Park... 92

4.3.3.1 Perubahan Yang Terjadi Pada Masyarakat... 92

4.3.3.2. Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat... 94


(10)

4.3.4. Perubahan Gaya Hidup Remaja di Desa Suka Makmur ... ... 97 4.3.4.1. Perubahan Yang Terjadi Pada Remaja Desa Suka Makmur .... 97 4.3.4.2. Sifat Konsumerisme Remaja di Desa Suka Makmur... 99 BAB V PENUTUP ... ...

6.1. Kesimpulan ... ... 104 6.2. Saran ... ... 106 Daftar Pustaka

Lampiran


(11)

x

Tabel 1 Jadwal Kegiatan ... .... .... 35

Tabel 2 Daftar nama yang pernah menjabat di Desa Suka Makmur ... .... 38

Tabel 3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia ... .... .... 40

Tabel 4 komposisi Penduduk Berdasarkan Agama ... .... .... 41

Tabel 5 Sarana Runah Ibadah ... .... .... 42

Tabel 6 Komposisi Penduduk Berdasarkan Etnis ... .... .... 43

Tabel 7 Komposisi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan ... .... .... 44

Tabel 8 Sarana Perekonomian ... .... .... 48

Tabel 9 Sarana Kesehatan ... .... .... 49

Tabel 10 Jumlah Karyawan Hill Park... .... .... 53


(12)

Penulisan skripsi yang berjudul “ Perubahan Gaya Hidup Remaj Pasca Berdirinya Wisata Hill Park di Desa Suka Makmur Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deliserdang “ berawal dari ketertarikan penulis dalam melihat perubahan gaya hidup remaja setelah berdirinya wisata Hiil Park ini apa yang melatar belakangi perubahan tersebut serta bagaimana pendapat masyarakat Desa Suka Makmur dengan perubahan tersebut dan penelitian ini akan melihat hal-hai tersebut.

Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah studi deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan menggunakan metode kualitatif peneliti dapat dengan mudah untuk mendapatkan informasi dan data yang jelas serta terperinci mengenai Perubahan Gaya Hidup Remaja Pasca Berdirinya Wisata Hill Park. Untuk memperoleh data sesuai dengan tujuan penelitian ini maka penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data antara lain yaitu: Observasi dan Wawancara Mendalam sebagai penguat kevalidan data penelitian. Wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur dengan menggunakan interview guide, hal ini dilakukan untuk mengetahu realita yang ada dengan pendapat yang dipaparkan informan.

Hasil penelitian ini memdefenisikan bahwa setelah berdirinya Wisata Hill Park di Desa Suka Makmur, terlihat beberapa perubahan gaya hidup para remaja baik yang secara positif maupun yang negatif. Dampak positifnya membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat khususnya bagi remaja dan meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Suka Makmur sedangkan dampak negatifnya terjadinya sifat konsumerisme pada remaja.

Kata Kunci: Gya Hidup Remaja dan Hill Park


(13)

1

PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

Gaya hidup merupakan gambaran bagi setiap orang yang mengenakannya dan menggambarkan seberapa besar nilai moral Orang tersebut dalam masyarakat disekitarnya. Atau gaya hidup adalah suatu seni yang dibudayakan oleh setiap orang. Gaya hidup juga sangat berkaitan erat dengan perkembangan zaman dan juga teknologi. Semakin bertambahnya zaman dan semakin canggihnya teknologi, maka semakin berkembang luas pula penerapan gaya hidup oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dalam arti lain, gaya hidup dapat memberikan pengaruh positif atau negatif bagi yang menjalankannya, Dan tergantung pada bagaimana orang tersebut yang menjalaninnya.

Gaya hidup juga dapat diidentikan dengan suatu eksperesi dan simbol untuk menampakaan identitas diri atau identitas kelompok. Gaya hidup yang berkembang lebih beragam, tidak hanya dimiliki oleh suatu masyarakat saja. Hal tersebut karena gaya hidup dapat ditularkan dari suatu masyarakat kemasyarakat lainya melaluai media komunikasi (Rasyid, 2005:1). Hal ini jugalah yang terjadi bagi remaja desa sukamakmur kecamatan sibolangit.

Zakiah Darajad (2004) mendefenisikan remaja adalah masa peralihan yang ditempuh oleh seseorang dari anak-anak menuju remaja, meliputi semua pekerjaan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Hasan Bisri (2004) dalam bukunya


(14)

‘’Remaja Berkualitas’’, mengartikan remaja adalah mereka yang telah meninggalkan masa kanak-kanak yang penuh dengan ketergantungan dan menuju masa pembentukan tanggung jawab. Sedangkan WHO (word healty organization) memberikan defenisi tentang remaja secara lebih konseptual, sebagai berikut (Sarwono,2001):

1. Masa dimana individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.

2. Masa dimana individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi kanak-kanak menjadi dewasa.

3. Peralihan dan ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.

Tidak jarang, masa hidup remaja merupakan suatu masa yang krusial, karena merupakan masa pembentukaan seseorang saat ia dewasa nanti. Dalam menghadapi nilai-nilai modern, remaja biasanya mudah terbujuk rayuan iklan, suka ikut-ikutan teman, tidak realistis dan cenderung boros dalam menggunakan uangnya. Di kalangan remaja rasa ingin menunjukaan bahwa mereka juga dapat mengikuti mode yang sedang beredar sangatlah besar, padahal mode itu sendiri selalu berubah sehingga para remaja tidak pernah puas dengan modenya (http//www.psikologi.com/remaja/.htm, diakses 17 janwari 2014, pukul 13.47 wib).

Gaya hidup dikalangan remaja sedang mengalami perubahan, hal ini terlihat di Desa Suka Makmur Kecamatan Sibolangti, perubahan gaya hidup remaja sudah mulai terlihat perubahanya sejak berdirinya tempat wisata hiburan Hill Park pada tanggal 07


(15)

juni 2008 yang memiliki luas tanah 8 Ha. Sebelum menjadi tempat wisata, tempat ini adalah lahan warga asli Suka Makmur, yang ditanami bambu oleh warga dan sebagian ditanami oleh warga sayur mayur dan sebagian dibiarkan kosong oleh pemiliknya. masyarakat di desa ini memiliki anekaragam kehidupan ekonomi dan mata pencarian seperti pertanian, membuat kerajinan tutup keranjang bambu, buruh bangunan, sebagai pegawai swasta, sebagai guru honorel, PNS, dan lain sebagainya, namun yang mendominasi adalah dalam bidang pertanian, masyarakat desa ini biasanya menanam padi sebagai tanaman utamanya dan diikuti oleh tanaman lainya seperti sayur-mayur dan umbi-umbian dan tanaman lainya. Kehidupan ekonomi masyarakat desa ini beraneka ragam dikarenakan memiliki mata pencarian yang berbeda-beda, masyarakat yang bertani didesa ini saja memiliki kehidupan ekonomi yang berbeda-beda, karena memiliki luas lahan yang berbeda atau memiliki hasil panen yang berbeda, mungki saja memiliki luas lahan yang sama, tanaman yang sama, tapi hasil panen yang berbeda, hal ini biasanya terjadi pada petani yang memiliki modal sedikit dengan modal yang banyak, selain itu masyarakat yang bertani di desa ini juga tidak semua memiliki lahan pertainan sendiri, banyak petani yang menyewa lahan pertainianya kepada warga lainya yang memiliki beberapa lahan pertanian, atau kepada warga yang sudah tua dan tidak sanggup lagi bertani, atau juga kepada warga yang memang memiliki lahan lebih dari satu dan memang khusus menyewakan lahanya kepada orang lain karena dia memiliki pekerjaan lainya diluar bidang pertanian. Di desa ini banyak anak yang bekerja mengikuti jejak orang tua mereka, seperti bertani, membuat kerajinan tutup keranjang bambu, buruh bangunan, dan tidak jarang banyak anak yang tidak melanjudkan sekolahnya(lulusan sma) yang tidak bekerja. Namun setelah wisata Hill Park dibuka sedikit-demi sedikit


(16)

kondisi ekonomi dan mata pencarian masyarakat desa Suka Makmur mengalami perubahan. Hal tersebut terlihan nyata pada remaja yang tidak bekerja/menganggur, pada saat Hill Park dibuka banyak membutuhkan karyawan baik orang tua maupun remaja, dan yang diutamakan pada saat itu adalah putra daerah, yaitu warga Suka Makmur. Dengan dibukanya wisata Hill Park ini banyak ibu rumah tangga yang dulunya hanya dirumah kini bekerja dihill park, dan remaja yang tidak melanjutkan sekolahnya dan menganggur dapt pekerjaan di Hill Park sebagai karyawan tetap. Selain kariawan tetap Hill Park membutuhkan pekerja tambahan pada waktu-waktu tertentu seperti hari minggu, hari-hari besar, libur sekolah, libur lebaran, libur natal dan tahun baru, karena pada waktu ini banyak pengunjung yang mendatangi tempat ini. Dan kebanyakan para remaja yang masih sekolah yang bekerja di hari minggu dan hari-hari besar, dan upah atau gaji yang diberikan lebih besar dari karyawan tetap, yaitu Rp 60.00 per hari. Tanah warga ini dibeli oleh warga Indonesia keturunan Tionghoa yang bernama Pak Ashiang, walaupun banyak yang menanam saham pada wisata hiburan hillp park ini, tetapi beliau adalah Boss Besarnya, sebelum membangun Hill Park, Pak Asiang juga sudah terlebih dahulu membeli tanah warga untuk dijadikan perumahan Gren Hill yang bersebelahan dengan Hill Park.

Hill Park adalah sebuah wisata hiburan/wahana hiburan yang terletak didesa Suka Makmur Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deliserdang. Hill Park terbuka untuk siapa saja/segala umur dari usia anak-anak, remaja, dewasa, orang tua (keluarga). Wisata Hill Park buka setiap harinya, pada hari senin sampai jumat mulai beroperasi pada pukul 09.00-1900 wib. Sedangkan pada hari sabtu,minggu, hari-hari besar dan sewaktu libur


(17)

anak sekolah, maka Hill Park mulai beroperasi dari pukul 08.00-21.00 wib. hal ini dikarenakan Hill Park memiliki lonjatan pengunjung yang ramai di hari sabtu,minggu dan hari besar(libur). Hill Park ditujukan kepada segala usia, maka tidak jarang pengunjung datang dengan keluarga mereka untuk liburan bersama, karena dihill park juga tersedia wahana permainan dari balita hingga orang dewasa. Wisatawan yang datang berasar dari berbagai macam daerah, tidak hanya yang tinggal di sekitar wisata hill park saja, dari luar kota juga ramai yang mengunjungi, terutama dari daerah medan dan kota lainya, Hill Park dijadikan tujuan wisata oleh wisatawan dari daerah lain, karena lokasi wisata Hill Park yang strategis yang mudah untuk di kunjungi serta konsdisi alam yang masih sejuk dan nyaman. Hill Park selalu ramai pengunjungnya pada hari sabtu,minggu dan hari besar(libur).

Setelah tempat wisata tersebut berdiri, terlihat beberapa perubahan gaya hidup para remaja baik yang secara positif maupun yang negati. Danpak positif yang terlihat dari wisata Hill Park bagi masyarakat setempat khususnya para remaja adalah, membuka lapangan pekerjaan bagi remaja yang belum bekerja, atau yang merasa pekerjaan sebelumya merasa tidak layak. Selain karyawan tetap Hill Park juga memberikan peluang pekerjaan bagi anak remaja yang masih sekolah/ kuliah untuk bekerja di hari sabtu dan minggu, hari besar dan pada wktu libur sekolah. Dengan demikian banyak remaja yang dulunya hanya menghabiskan waktu luang di hari libur dengan bersantai dirumah menjadi lebih bermanfaat lagi.Tidak hanya remaja yang tidak bekerja saja yang diuntungkan, masyrakat Suka Makmur juga diuntungkan dengan cara mengubah rumah warga yang lumayan besar menjadi kamar kost yang diperuntukan kepada karyawan Hill


(18)

Park yang memiliki tempat tinggal dilur desa Suka Makmur, sabagian karyawan memilih kost, bukan saja karena memiliki tempat tinggal jauh saja, ada yang memiliki jarak yang lumayan dekat, tapi memilih kost karena terkadang merasa jam pulang yang malam, sehingga tidang ada angkot lagi. Selai kost-kosan masyarakat Suka Makmur juga mendapatkan keuntungan dari hill park dengan cara membuka toko-toko kecil maupun toko besar yang menjual cenderamata, kedai kopi, konter pulsa yang menjamur, dan penjual sayur-mayur dan buah-buahan di sepanjang jalan raya di sekitar wisata hill park. Tidak hanya danpak positif saja yang ditimbulkan wisata Hill Pak namun danpak negatif juga ada seperti berikut ini: dengan dibukanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat khusunya remaja memiliki dampak negatif dikarenakan sudah memiliki penghasilan sendiri, maka banyak remaja yang memiliki sifat konsumtif, tidak mendengarkan nasehat orangtuanya dan cenderung pergaulan bebas, dan remaja enggan bekerja di sektor pertanian, merasa malu kepada teman-temanya jika bekerja disawah. Selain danpak positip dan negatif(konsekuensi sosial) dari berdirinya wisata Hill Park terdapat juga norma-norma dalam pergaulan remaja sebelum dan sesudah adanya wisata Hill Park.

Norma-norma dalam pergaulan remaja sebelum dan sesudah adanya wisata hill park,yaitu;

1.Sebelum adanya wisata Hill Park, para remaja di desa ini gaya hidup yang masih dipengaruhi nilai agama dan budaya setempat, misalnya saja dalam hal berpakian yang terkesan sderhana dan belum terlalu mengikuti mode, dalam pilihan hiburan, mereka umumyna menyukai musik atau lagu tradisional.


(19)

2.Setehal adanya Hill Park, dalam segi pergaulan remaja peria dengan remaja perempuan, hal ini terlihat dengan remaja yang tidak sungkan lagi saling berpegangan tangan, duduk berduaan didepan umum, dan terkadeng sampai tertawa lepas/keras dan tidak menghiraukan pandangan orang lain yang melihatnya. Selain dari pergaulan, perubahan yang mencolok juga terlihat dari cara berpakaian remaja desa sukamakmur, para remaja tidak segan lagi memekai pakaian minim dan ketat dalam keseharianya.

Oleh sebab itu masalah ini penting untuk diteliti, karena wisata hiburan Hill Park memberikan banyak pengaruh dan perubahan kepada masyrakat terutama para remaja, disatu sisi keberadaanya sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan dan para remaja yang dapat menggunakan waktu luang di hari minggu dan hari besar untuk bekerja dan menghasilkan uang tambahan dan juga menghasilkan pendapatan untuk desa serta dengan adanya wisata Hill Park ini membuat desa sukamakmur kecamatan sibolangit jadi dikenal masyrakat luas dari berbagai kota atau daerah lain. Dan pada sisi lainya para remaja daerah sini sangat banyak mengalami perubahan seperti perubahan sikap yang tidak seperti dulu yang santun, menjaga sikap ketika diluar rumah, memiliki budaya nongkrong hingga larut malam, gaya hidup yang konsumtif, dan ada sebagian remaja yang tidak mendengar perkataan atau larangan orang tua mereka, dikarenakan mereka sudah dapat mencari uang tambahan sendiri, dan para orang tua tidak dapat berbuat banyak tentang hal ini.


(20)

1.2 Rumusan Masalah

Sebuah penelitian harus memiliki batasan-batasan permasalahan yang hasus diamati atau diteliti agar penelitian penelitian tersebut dapat terfokus dalam suatu permasalahan yang dapat diselesaikan dan peneliti tidak lari dari jalur yang telah ditetapkan. Oleh karena itu berdasarkan uraian permasalahan yang telah dijelaskan dalam latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimana perubahan gaya hidup remaja pasca berdirinya wisata Hill Park?

1.3 Tujuan Penelitian

Setelah merumuskan masalah yang akan diteliti pada sebuah penelitian, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan tujuan penelitian yang sejalan dengan rumusan masalah penelitian. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran secara menyeluruh mengenai Perubahan Gaya Hidup Remaja Pasca Berdirinya Wisata Hill Park di Suka Makmur Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deliserdang.

I.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan sesuatu yang diharapkan ketika sebuah penelitian telah selesai dilaksanakan.Adapun yang menjadi manfaat dilakukannya penelitian ini adalah :


(21)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan kajian ilmiah bagi mahasiswa khususnya mahasiswa Sosiologi, serta dapat menambah referensi hasil penelitian bagi peneliti selanjutnya yang mengkaji persoalan yang terkait dengan penelitian ini.

2. Manfaat Praktis

Rangkaian kegiatan penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan kemampuan berpikir peneliti dalam menyusun karya tulis ilmiah, serta hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak terkait yang memerlukan data dan informasi mengenai perubahan gaya hidup dikalangan remaja.

1.5 Defenisi Konsep

Konsep adalah suatu hasil pemaknaan didalam intelektual manusia yang merujuk pada kenyataan nyata ke dalam empiris, dan bukan merupakan refleksi sempurna. Dalam sosiologis, konsep menegaskan dan menetapkan apa yang akan di observasi(Suyanto,2005:49). Defenisi konsep yang digunakan sebagai konteks penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1.Gaya Hidup yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perubahan gaya yang konsumtif pada remaja yang bekerja di Hill Park, seperti seberapa sering remaja membeli barang–barang bermerek, walaupun terkadang barang yang mereka beli itu paslu, dan remaja Hill Park membeli barang-barang tersebut dengan berbagai macam


(22)

cara, seperti berutang pada renternir dan ada juga membeli barang tersebut dengan menyicilnya.

2.Perubahan adalah suatu keadaan dimana terjadinya pergeseran nilai-nilai dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Dalam penelitian ini yaitu terjadinya pergeseran dalam hal gaya hidup remaja. Misalnya sebelum adanya wisata hill park, para remaja di desa ini gaya hidup yang masih dipengaruhi nilai agama dan budaya setempat, misalnya saja dalam hal berpakian yang terkesan sderhana dan belum terlalu mengikuti mode, dalam pilihan hiburan, mereka umumyna menyukai musik atau lagu tra disional. Dan setehal adanya hill park, dalam segi pergaulan remaja peria dengan remaja perempuan, hal ini terlihat dengan remaja yang tidak sungkan lagi saling berpegangan tangan, duduk berduaan didepan umum, dan terkadeng sampai tertawa lepas/keras dan tidak menghiraukan pandangan orang lain yang melihatnya. Selain dari pergaulan, perubahan yang mencolok juga terlihat dari cara berpakaian remaja desa sukamakmur, para remaja tidak segan lagi memekai pakaian minim dan ketat dalam keseharianya.

3.Cara bergaul pada remaja dalam penelitian ini dalam segi remaja peria dengan remaja perempuan(pacaran) didepan umum yang tidak sungkansaling berpegangan tangan, duduk berduaan didepan umum , dan terkadang sampai tertawa lepas/keras dan tidak menghiraukan pandangan orang lain yang melihatnya.

4.Sikap/Nilai yang muncul setelah Hill Park dibuka dalam penelitian ini banyak remaja yang enggan membantu orangtuanya kesawah/bertani dikarenakan sudah bekerja di hill


(23)

park dan ada yang malu jika harus kesawah, remaja lebih banyak memilih kumpul bersama teman-temanya dan membahas hal-hal yang sedang booming saat ini.

5. Remaja Secara umum, remaja dianggap sebagai usia teransisi dari masa kanak-kanak menuju fase dewasa. Dalam fase ini seorang anak mengalami perkembangan fisik dan emosional tertentu yang menyebabkan remaja tersebut berada pada fase anomali. Secara fisik telah mengalami fisik orang dewasi, namun dalam tataran nilai dan sikologis masih belum menunjukaan karakteristik kedewasaan. Ada batasan umur yang sering digunakan untuk mengkatagorikan seseorang menjadi remaja. WHO(word healty organization), misalnya memberikan batasan remaja sebagai kelompok manusia yang berada dalam rentan umur 10-19 tahun dan belum menikah. Sementara PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) memberikan batasan yang lebih longgar, yakni mereka yang berada dalam rentan usia 15-24 tahun yang belum menikah (Fauzi dan Lucianawati, 2001).

6.Perubahan adalah suatu keadaan dimana terjadinya pergeseran nilai-nilai dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Dalam penelitian ini yaitu terjadinya pergeseran dalam hal gaya hidup remaja.

7.Perubahan Sosial adalah segala perubahan pada lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosial termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap-sikap dan pula perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat.

8.Perilaku Menyimpang adalah perilaku dari para warga masyarakat yang dianggap tidak sesuai dengan kebiasaan, tata aturan, ataupun norma sosial yang berlaku (Narwoko, 2007:101).


(24)

9.Nilai Sosial adalah konsepsi-konsepsi abstrak di dalam diri manusia mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk.

10.Norma Sosial adalah suatu standar tingkah laku yang terdapat di dalam semua masyarakat (Alvin, dalam Basrowi,2005:88).


(25)

13

TINJAUAN PUSTAKA 2.1Remaja dan Gaya Hidup

2.1.1. Pengertian Remaja

Istilah remaja atau adolescence berasal dari latin adolescene (kata bendanya adolescent yang berarti remaja) yang tumbuh menjadi dewasa (Hurloc,2001). Pedoman umum remaja di

Indonesia menggunakan batasan usia 17-24 tahun dan belum menikah (Soetjiningsih,2004). Adolescence artinya berangsur-angsur menuju kematangan secara fisik, akal, kejiwaan dan sosial serta emosional. Remaja merupakan masa teransisi antara masa kanak-kanak dan masa remaja, yang sering kali remaja hadapi pada situasi yang membingungkan, disatu pihak harus bertingkah laku seperti orang dewasa, dan sisi lain belum bisa dikatakan dewasa (Purwanto,2004).

2.1.2. Ciri-ciri Masa Remaja

Masa Remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakan dengan periode sebelum dan sesudahnya, cirri-ciri tersebut antara lain:

1. Masa remaja sebagai masa yang penting.

Adanya akibat yang langsung terhadap sikap dan tingkah laku serta akibat-akibat jangka panjangnya menjadikan periode remaja lebih penting daripada periode lainya (Al-Mighwar,2006). Selain itu perkembangan fisik yang cepat dan penting


(26)

disertai dengan cepatnya perkembangan mental, terutama pada awal remaja, yang semua perkembangan itu menimbulkan perlunya penyesuaian mental dan membentuk sikap, nilai dan minat baru (Hurlock,2001).

2. Masa remaja sebagai masa peralihan.

Peralihan tidak berarti terputus dengan apa yang terjadi sebelumnya, melainkan peralihan dari suatu tahap perkembangan ketahap berikutnya. Artinya yang terjadi sebelumnya akan meninggalkan bekasnya pada apa yang terjadi sekarang dan yang akan dating (Hurlock, 2001). Pada setiap periode peralihan, Nampak ketidakjelasan status individu dan munculnya keraguan terhadap perananya dalam masyarakat (Al-Mighwar,2006).

3. Masa remaja sebagai masa perubahan.

Ketika perubahan fisik terjadi dengan pesat perubahan perilaku dan sikap juga berlangsung pesat, kalau perubahan fisik menurun maka perubahan perilaku dan sikap menurun juga (Hurlock, 2001).

4. Masa remaja sebagai masa pencari identitas.

Penyesuaian diri dengan standar kelompok dianggap jauh lebih penting bagi remaja dari pada individualitas dan apabila tidak menyesuaikan kelompok maka remaja tersebut akan terusir dari kelompoknya (Al-Mighwar, 2006). Tetapi lambat laun mereka mulai mencari identitas diri dan tidak puas lagi sama dengan teman-temanya dalam segala hal (Hurlock, 2001).

5. Masa remaja sebagai usia bermasalah.

Masalah pada usia remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik oleh remaja laki-laki maupun remaja perempuan (Hurlock,2001) dan banyak remaja


(27)

menyadari bahwa penyelesaian yang ditempuhnya sendiri tidak selalu sesuai dengan harapan mereka (Al-Mighwar, 2006).

2.1.3. Pengertian Gara Hidup

Giddens ingin menunjukaan gaya hidup ini tidak lagi masuk pada wilayah kelompok tertentu saja, tetapi hampir semua bagian kehidupan. Paham idiologis gaya hidup telah menggantikan nilai-nilai cultural, yang terjadi hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup, menjadi gaya, menjadi bagian keseharian yang menjadi tanda, bahwa pecinta gaya ini ada serta menandai identitas kelompok pecinta gaya yang muncul sebagai akibat dukungan media (http://id.wikipedia.Giddes/wiki/gaya hidup, diakses 17 janwari 2014, pukul 15.00 wib).

Dalam pandangan Giddens yang menyatakan gaya hidup telah dikorupsi oleh konsumerisme,menunjukkan kebutuhan dengan gaya ini menjadi tidak wajar dan dibuat-buat. Pada opsi ini, konsumerisme termaknai sebagai gaya hidup yang boros dan bergaya hidup pada peningkatan pembelian barang-barang yang secara teori bukan hanya untuk kebutuhan pokok melainkan karena kesenangan saja. Alasan membeli barang sebagai kesenangan karena paham atau gaya hidup yang menganggap barang-barang mewah sebagai ukuran kebahagiaan, kesenangan dan sebagainya.

Gaya hidup sangat berkaitan dengan bagaimana seseorang membentuk image di mata orang lain, berkaitan dengan stastus sosial yang disandangnya. Untuk merefleksikan image inilah, dibutuhkan simbol-simbol status tertentu, yang sangat berperan dalam mempengaruhi perilaku konsumsinya. Sedangkan menurut pendapat


(28)

Amstrong (dalam Nugraheni, 2003) bahwa gaya hidup seseorang dapat dilihat dari perilaku yang dilakukan oleh individu seperti kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan atau mempergunakan barang-barang dan jasa. Lebih lanjut Amstrong (dalam Nugraheni, 2003) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup seseorang ada dua faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu (internal) dan faktor yang biasa dari luar (eksternal).

Adapun faktor internal sebagai berikut:

1. Sikap.

Sikap berarti suatu keadaan jiwa dan keadaan pikiran yang dipersiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu objek yang diorganisasi melalui pengalaman dan mempengaruhi secara langsung pada perilaku. Keadaan jiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh tradisi, kebiasaan, kebudayaan dan lingkungan sosialnya.

2. Pengalaman dan pengamatan.

Pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan sosial dalam tingkah laku, pengalaman dapat diperoleh dari semua tindakanya dimasa lalu dan dapat dipelajari, melalui belajar maka orang akan dapat memperoleh pengalaman. Hasil dari pengalaman sosial akan dapat membantu pandangan terhadap suatu objek.

3. Keperibadian.

Keperibadian adalah konfigurasi karakteristik individu dan cara berperilaku yang menentukan perbedaan perilaku dari setiap individu.


(29)

4. Konsep diri.

Faktor lain yang menentukan keperibadian individu adalah konsep diri. Konsep diri sudah menjadi pendekatan yang dikenal amat luas untuk menggambarkan hubungan antara konsep diri konsumen dengan image mereka. Bagaimana individu akan memandang dirinya akan mempengaruhi minat terhadap suatu objek. Konsep diri sebagai inti dari pola keperibadian akan menentukan perilaku individu dalam menghadapi permasalahan hidupnya.

5. Motif.

Perilaku individu muncul karena adanya motif kebutuhan untuk merasa aman dan kebutuhan terhadap prestise merupakan beberapa contoh tentang motif. Jika motif seseorang terhadap kebutuhan prestise itu besar maka akan membentuk gaya hidup yang cenderng mengarah kepada gaya hidup hendonis.

6. Persepsi.

Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur, dan menginterpretasikan informasi untuk membentuk suatu gambar yang berarti mengenai dunia.

Adapun faktor eksternal sebagai berikut: 1. Kelompok referensi.

Kelompok referensi adalah kelompok yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang.


(30)

2. Keluarga.

Keluaraga memegang peranan terbesar dan terlama dalam membantu pembentukan sikap dan perilaku individu.

3. Kelas sosial.

Kelas sosial adalah sebuah kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat, yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang, dan para anggata dalam setiap jenjang itu memiliki nilai, minat, dan tingkah laku yang sama. Ada dua unsure pokok dalam sistem sosial dalam pembagian kelas di masyarakat, yaitu kedudukan (status) dan peranan. Kedudukan sosial artinya tempat seseorang dalam lingkungan pergaulan, prestise hak -haknya serta kewajibanya. Kedudukan sosial ini dapat dicapai oleh seseorang dengan usaha yang sengaja maupun diperoleh karena kelahiran. Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan.

4. Kebudayaan.

Kebudayaan yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh individu sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif, meliputi ciri-ciri, pola piker, merasakan dan bertindak.


(31)

2.2. Perubahan Sosial

Setiap kehidupan manusia akan mengalami perubahan. Perubahan itu dapat mengenai nilai-nilai sosial,norma-norma sosial, pola perilaku, perekonomian, lapisan-lapisan sosial dalam masyarakat, interaksi sosial dan yang lainya. Perubahan sosial terjadi pada semua masyarakat dalam setiap proses dan waktu, dampak perubahan tersebut dapat berakibat positif dan negatif. Terjadinya perubahan merupakan gejala yang wajar dalam kehidupan manusia. Hal ini terjadi karena setiap manusia mempunyai kepentingan yang tidak terbatas. Perubahan sosial adalah proses sosial yang dialami masyarakat serta semua unsur-unsur budaya dan sistem-sistem sosial, dimana semua tingkat kehidupan masyarakat secara suka rela atau dipengaruhi oleh unsur-unsur eksternal meninggalkan pola-pola kehidupan, budaya dan sistem sosial yang baru. Perubahan yang terjadi dalam masyarakat merupakan perubahan yang normal. Pengaruhnya tersebar secara cepat ke dalam kehidupan masyarakat. Bahkan perubahan yang terjadi di suatu tempat di belahan bumi satu bisa mempengaruhi tempat di belahan bumi yang lain. Perubahan yang terjadi akan semakin berkembang seiring berkembangnya kehidupan masyarakat di era modernisasi dan globalisasi ini. Perubahan itulah yang memengaruhi perilaku masyarakat dalam kehidupan.

Setiap masyarakat dalam kehidupannya pasti mengalami perubahan-perubahan. Berdasarkan sifatnya, perubahan yang terjadi bukan hanya menuju ke arah kemajuan, namun dapat juga menuju ke arah kemunduran. Perubahan sosial yang terjadi memang telah ada sejak zaman dahulu. Ada kalanya perubahan-perubahan yang terjadi


(32)

berlangsung demikian cepatnya, sehingga membingungkan manusia yang menghadapinya.

Menurut Gillin dan Gillin (Abdulsyani,2002:163) perubahan-perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, idiologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat. Selain itu Selo Soemardjan berpendapat bahwa perubahan sosial adalah segala perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan didalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosial lainya, termasuk didalam nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku antara kelompok-kelompok dalam masyarakat(Soerjono Soekanto,2007:263).

Soerjono soekanto (2000:338) berpendapat bahwa ada kondisi-kondisi sosial primer yang menyebabkan terjadinya perubahan. Misalnya kondisi-kondisi ekonomi, teknologis dan geografis, atau biologis yang menyebabkan terjadinya perubahan pada aspek-aspek kehidupan sosial lainya. Sebaliknya adapula yang menyatakan bahwa semua kondisi tersebut sama pentingnya, satu atau semua akan menghasilkan perubahan-perubahan sosial. Perubahan sosial yang terjadi di masyarakat berhubungan dengan perubahan nilai sosial, norma sosial, pola prilaku masyarakat, intraksi sosial, dan lain sebagainya. Seperti pendapat yang dikeluarkan Farley (Sztompka,2008) bahwa perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi pada pola perilaku, hubungan sosial, lembaga dan struktur sosial pada suatu masyarakat dalam kurun waktu tertentu.


(33)

Adapun yang menjadi ciri-ciri perubahan sosial itu sendiri antara lain: 1. Perubahan sosial terjadi secara terus menerus.

2. Perubahan sosial selalu diikuti oleh perubahan-perubahan sosial lainya.

3. Perubahan-perubahan sosial yang cepat biasanya mengakibatkan disorganisasi yang bersifat sementara karena berada didalam proses penyesuaian diri.

4. Setiap masyarakat mengalami perubahan (masyarakat dinamis).

Faktor penyebab perubahan sosial:

Perubahan sosial tidak terjadi begitu saja. Akan tetapi disebabkan oleh faktor-faktor tertentu. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi berpendapat bahwa perubahan sosial dapat bersumber dari dalam masyarakat (internal) dan faktor dari luar masyarakat (eksternal).

1.faktor internal

Perubahan sosial dapat disebabkan oleh perubahan-perubahan yang berasal dari masyarakat itu sendiri. Adapun faktor tersebut antara lain:

a. Perkembangan ilmu pengetahuan, perubahan-perubahan baru akibat perkembangan ilmu pengetahuan, baik berupa teknologi maupun berupa gagasan-gagasan yang menyebar kemasyarakat, dikenal, diakui, dan selanjutnya diterima serta menimbulkan perubahan sosial.

b. Kependudukan, faktor ini berkaitan eret dengan bertambah dan berkurangnya jumlah penduduk.


(34)

c. Penemuan baru untuk memenuhi kebutuhanya, manusia berusaha untuk mencoba hal-hal yang baru. Pada suatu saat orang akan menemukan suatu yang baru baik berupa ide maupun benda. Penemuan baru sering berpengaruh terhadap bidang atau aspek lain.

d. Konflik dalam masyarakat, adanya konflik yang terjadi dalam masyarakat dapat menyebabkan perubahan sosial dan budaya, pertentangan antara individu, individu dengan kelompok maupun antara kelompok, sebenarnya didasari oleh perbedan kepentingan.

2.faktor eksternal

Perubahan sosial disebabkan oleh perubahan-perubahan dari luar masyarakat itu sendiri seperti:

a. Pegaruh kebudayan masyarakat lain, adanya interaksi langsung antara satu masyarakat dengan masyarakat lainya akan menyebabkan saling mempengaruhi. Disamping itu, pengaruh dapat berlangsung melalui komunikasi satu arah, yakni komunikasi masyarakat dengan media-media massa.

b. Peperangan, terjadinya perang antar suku atau antar Negara akan berakibat munculnya perubahan-perubahan pada suku atau Negara yang kalah. Pada umumnya mereka akan memaksakan kebiasaan-kebiasaan yang biasa dilakukan oleh masyarakat, ataupun kebudayaan yang dimilikinya kepada suku atau Negara yang mengalami kekalahan.

c. Perubahan dari lingkungan alam fisik yang ada disekitar manusia, terjadi gempa bumi, topan, banjir besar, gunung meletus, pembangunan tempat yang baru dan


(35)

lain-lain mungkin masyarakat yang mendiami daerah tersebut terpaksa harus meninggalkan tempat tinggalnya atau memilih tetap bertahan di daerahnya tersebut dan mengikuti perubahan yang terjadi.

Konsep perubahan sosial itu sendiri merupakan proses sosial seperti defenisi yang diutarakan Pitirim Sorokin (Sztompka, 2008:6) bahwa proses sosial adalah suatu perubahan yang terjadi pada subjek tertentu yang berada dalam perjalanan waktu, baik perubahan tempatnya dalam ruang maupun perubahan yang terjadi pada aspek kuantitatif maupun kualitatifnya. Jadi, proses sosial yaitu perubahan sosial yang terjadi pada suatu masyarakat yang didalamnya terjadi hubungan sebab akibat dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat tersebut dan saling mengikuti satu sama lain dalam rentetan waktu seperti industrialisasi, modernisasi, dan mobilisasi gerakan sosial.

Dan proses sosial memiliki bentuk khusus yang salah satunya adalah perkembangan sosial yang menggambarkan proses perkembangan potensi dalam suatu sistem yaitu masyarakat dan individu. Konsep perkembangan sosial ini memiliki tiga ciri tambahan yaitu menuju kearah tertentu dalam keadaan sistem yang tidak terulang sendiri di setiap tingkatanya, keadaan masyarakat dan individu yang pada waktu berikutnya mencerminkan tingkat yang lebih tinggi dari semula (contohnya terjadi peningkatan difrensiasi struktur, kemajuan sosial, ekonomi, budaya yang lebih modern dan pertambahan penduduk), dan perkembangan ini dipengaruhi kecenderungan yang berada dari dalam masyarakat dan individu itu sendiri (pertambahan penduduk yang menyebabkan kepadatan penduduk, penciptaan bentuk-bentuk kehidupan baru yang


(36)

lebih baik dari sebelunya, pengadopsian ide dan inovasi baru yang bermanfaat untuk meningkatkan kesejahtraan hidup). Seperti yang diungkapkan oleh Hawley bahwa perubahan sosial adalah suatu perubahan yang tak terulang dari system sosial sebagai satu kesatuan. Konsep dari perubahan sosial itu sendiri mencangkup tiga gagasan, seperti perbedaan, pada waktu yang berbeda diantara keadaan sistem yang sama. (Sztompka,2008).

Dalam Sosiologi Perubahan Sosial (Raymond, Sztompka,2008) yang perlu diperhatikan dalam memahami proses perubahan sosial yang sangat kompleks, yaitu:

1. Bentuk perubahan sosial yang terjadi. 2. Hasil dari perubahan sosial itu sendiri.

3. Kesadaran tentang proses prubahan sosial yang terjadi dikalangan masyarakat. 4. Kekuatan yang mengerakkan perubahan sosial itu.

5. Realitas sosial yang ada pada masyarakat dimana perubahan sosial itu terjadi. 6. Jangka waktu berlangsungnya perubahan itu.

Perubahan sosial menyangkut dua demensi, yaitu struktural dan kultural. Perubahan struktural menyangkut hubungan antar individu dan pola hubungan termaksuk didalamnya mengenai status dan peranan, kekuasaan, otoritas, hubungan antar status dan integrasi. Sedangkan perubahan kultural menyangkut nilai dan norma sosial yang ada didalam masyarakat (Ibrahim, 2003:123). Seperti pendapat yang dikemukakan oleh Kingsley Davis (Basrowi, 2005:157) bahwa perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan. Dan perubahan kebudayaan itu sendiri


(37)

meliputi perubahan dalam teknologi, ilmu pengetahuan, kesenian, filsafat, aturan-aturan dan bentuk organisasi sosialnya.

Perubahan sosial ada yang berlangsung secara cepat dan ada yang berlangsung secara lama. Evolusi merupakan salah satu bentuk perubahan yang lama dengan rentetan perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat dan tampa rencana yang dikarenakan usaha masyarakat untuk beradaptasi dengan keadaan dan kondisi yang baru muncul. Sedangkan revolusi merupakan perubahan yang berlangsung dengan cepat dan terencana dan diawali dengan konflik dalam masyarakat yang bersangkutan dan terkadang tidak dapat dikendalikan.

Perubahan sosial selalu mendapat dorongan/dukungan dan hambatan dari berbagai faktor. Ada beberapa faktor yang menghalangi perubahan sosial itu sendiri. Soekanto menyebutkan, ada 9 faktot yang menghalangi terjadinya perubahan, yaitu:

1. Kurangnya interaksi dan komunikasi dengan masyarakat lain.

2. Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat yang umumnya terjadi pada masyarakat yang terisolir.

3. Sikap masyarakat yang masih sangat teradisional akibat anggapan mereka bahwa teradisi mutlak tidak dapat diubah.

4. Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat. 5. Ketakutan akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan. 6. Sikap masyarakat yang masih tertutup.

7. Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis.


(38)

8. Adat dan kebiasaan.

9. Nilai tentang bahwa hidup pada hakikatnya telah buruk dan tidak mungkin diperbaiki (Soekanto. 2002:329-330).

Selanjudnya faktor-faktor yang mendorong terjadinya perubahan adalah sebagai berikut:

1. Kontak dengan kebudayaan lain.

Salah satu proses yang menyangkut dalam hal ini adalah difusi. Difusi merupakan salah satu proses penyebaran unsure-unsur kebudayaan dari perorangan kepada perorangan lainya dan dari masyarakat kepada masyarakat lainya.

2. System pendidikan yang maju.

3. Sikap menghargai hasil karya dan keinginan-keinginan untuk maju. 4. Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang.

5. System terbuka dalam lapisan-lapisan masyarakat.

System terbuka memungkinkan adanya gerakan mobilitas sosial vertikal secara luas yang berarti member kesempatan perorangan untuk maju berdasarkan kemampuan-kemampuanya.

6. Penduduk yang hetrogen.

Masyarakat-masyarakat yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial yang memiliki latar belakang, ras dan idiologi mempermudah terjadinya kegoncangan yang mendorong terjadinya proses perubahan sosial .


(39)

Hal yang mempengaruhi dan mendorong terjadinya suatu perubahan adalah adanya inovasi-inovaasi dan ide-ide yang mungkin dianggap baru yang berpengaruh pada tindakan sosial dari individu itu sendiri yang berdasarkan pada pengalaman ,persepsi, pemahaman dan penafsiran atas suatu objek pada situasi tertentu. Tindakan individu itu merupakan tindakan sosial yang rasional, yaitu mencapai tujuan atas sasaran dengan sarana-sarana yang paling tepat untuk mencapai kesejahtraan hidupnya.

(http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/06/teori-tindakan-dan-teori-sistem-talcott.html. diakses 26 Janwari 2014, pukul 12.21 wib).

Awalnya perubahan terjadi pada level individual dan perubahan sistem sosial. Dimana seseorang bertindak sebagai individu yang menerima dan menolak ide dan inovasi baru yang diketahuinya. Perubahan ini masih merupakan perubahan mikro karena memfokuskan pada perubahan perilaku individualnya. Karena, perubahan yang telah terjadi pada sebagian besar individu dalam masyarakat mengakibatkan perubahan pada struktur masyarakat itu sendiri dimana telah terjadi perubahan makro. Dan perubahan kedua level itu berhubungan sangat erat (Abdillah, 1981:26).

Menurut Sztompka, masyarakat senantiasa mengalami perubahan disemua tingkat kompleksitas internalnya. Dalam kajian sosiologis, perubahan dilihat sebagai sesuatu yang dinamis dan tidak linear. Dengan kata lain, perubahan tidak terjadi secara linear. Pada tingkat makro terjadi perubahan ekonomi, politik, sedangkan pada tingkat mezzo terjadi perubahan kelompok, komunitas, dan organisasi, dan ditingkat mikro terjadi perubahan interaksi dan perilaku individual. Masyarakat bukan sebuah kekuatan


(40)

fisik (entity) tetapi seperangkat proses yang saling bertingkah ganda (Sztompka, 2004:21-22).

Alfred dalam (Sztompka, 2004) menyebutkan masyarakat tidak boleh dibayangkan sebagai keadaan yang tetap, tetapi sabagai proses, bukan objek semua yang kaku tetapi sebagai aliran peristiwa terus menerus tiada henti. Diakui bahwa masyarakat (kelompok, komunitas, organisasi, dan bangsa) hanya dapat dikatakan ada sejauh dan selama terjadi sesuatu didalamnya seperti adanya tindakan, perubahan, dan proses tertentu yang senantiasa bekerja.

Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik (George Ritzer, 2007:395).

2.3. Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian yang pernah dilakukan berhubungan dengan perubahan gaya hidup remaja antara lain:

1. Pada tahun 2006 Sri Hastuti dan Lina Sudarwati melakukan penelitian di Desa Sukaraya Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang yang berjudul “Gaya Hidup Remaja Pedesaan”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa perubahan gaya hidup remaja Desa Sukaraya saat ini dalam hal berpakaian, berbicara, pergaulan menurut para orang tua saat ini masih dianggap wajar dan bisa diterima. Karena perkembangan zaman yang terjadi tidak bisa dipungkiri, remaja saat ini tidak


(41)

bisa dikekang lagi seperti remaja desa dahulu mereka merasa memiliki kebebasan untuk berekspresi dan mempertahankan pendapat mereka. Seluruh informan menyatakan bahwa mereka mengetahui barang-barang konsumsi gaya hidup dari media massa, teman, atau iklan konsumsi gaya hidup. Tidak ada yang mengaku mengetahuinya dari keluarga. Konsumsi gaya hidup tersebut tidak terlepas dari peran kapitalisme sebagai produsen ideologi yang menciptakan atau menjual citra dan image remaja masa kini yang ideal dalam kehidupan remaja. Kapitalisme tersebut menciptakan inovasi gaya terbaru setiap harinya untuk mencari keuntungan.Sedangkan remaja dipaksa untuk mengkonsumsi barang-barang gaya hidup tersebut. Interaksi remaja Desa Sukaraya dengan masyarakat kota khususnya Kota Medan. Sekedar pergi ke kota untuk sekolah, berekreasi maupun belanja saat ini sudah tidak jadi hambatan, karena transportasi yang sudah lancar. Angkutan umum maupun kendaraan beroda dua yang biasa disebut RBT atau ojek sudah semakin banyak, serta jalan untuk pergi ke Medan pun sudah bagus. Hal ini memudahkan remaja Desa Sukaraya untuk berinteraksi dengan kota. Pengalaman dan pengetahuan baru mengenai budaya kota yang mereka lihat ketika mereka berinteraksi dengan masyarakat kota itu sendiri, membawa perubahan pada gaya hidup mereka, seperti gaya berpakaian orang kota yang terlihat modis dan trendy, mereka ikuti agar mereka tidak dianggap kampungan atau ketinggalan zaman, begitu juga dengan cara berbicara dan selera hiburan yang menyukai musik-musik populer agar mereka juga dianggap sebagai orang modern. Hal inilah yang menyebabkan remaja desa yang dahulu berpakaian sederhana, apa adanya, kekeluargaan, menjunjung nilai ketimuran dan menyukai kesenian daerah sendiri pun lambat laun


(42)

berubah, begitu juga dengan pergaulan remaja pria dan remaja perempuan yang semakin bebas.

2. Penelitian terkait juga dilakukan oleh Dina Andriani (2008) yang mengkaji mengenai pengaruh interaksi di kafe terhadap perilaku konsumtif remaja di Kota Malang. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian diskriptif kualitatif dengan metode taksonomi yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial dengan jalan mendiskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti. Subyek yang diteliti sebagai sumber informasi tentang permasalahan yang menjadi pusat penelitian adalah pemiliki kafe, pengunjung kafe dan pekerja kafe. Dan pengambilan subyek secara accidental yaitu tidak direncanakan dengan langsung memilih pengunjung yang ada atau datang waktu itu. Dengan cara mengamati/observasi pengunjung, mulai dari dandanan, cara berpakaian, cara bicara, dan saat berinteraksi dengan pengunjung lainnya. Kemudian melakukan wawancara kepada pengunjung dengan tanya jawab untuk mengetahui adanya pengaruh kafe terhadap perilaku konsumtif remaja. Hasil yang diperoleh adalah : 1) Adanya perilaku konsumtif yang muncul karena adanya kebiasaan nongkrong di kafe pada remaja. Perilaku konsumtif pada makanan, perawatan diri, kesehatan, dan dalam bentuk barang seperti elektronik, bermerek, diskon, dan kendaraan bermotor. 2) Penyebab remaja datang dan menikmati kafe, selain dari adanya keinginan seseorang untuk mengikuti budaya populer (budaya yang muncul dari proses industrialisasi dan komersialisasi yang bisa saja menggeser budaya asli yang ada saat itu dimasyarakat, bersifat sementara dan biasanya mengalami proses forgetting (dilupakan oleh


(43)

pengikutnya) ketika muncul budaya populer baru yang lebih menarik dan banyak diminati orang), yaitu : a) Kafe sebagai tempat bersantai, setelah seharian beraktifitas, kafe merupakan pilihan utama untuk melepas penat atau lelah. b) Kafe sebagai arena bisnis, banyak orang yang melirik usaha kafe ini, karena penikmatnya dari semua kalangan dan keuntungan yang didapatkan sangat menggiurkan. Kafe juga bisa digunakan sebagai tempat rapat deal bisnis, pencari partner kerja, dan lain-lain. c) Kafe sebagai peningkatan gengsi dan life style. Dari interaksi yang dilakukan saat di kafe akan mengakibatkan keinginan peningkatan prestise atau kelas sosial mereka dengan penampilan yang glamour, gaul, modern atau sebagainya. Antusiasme masyarakat untuk selalu mengikuti perkembangan jaman untuk peningkatan prestise dan gengsi, serta merupakan Life Style. Hal ini dilakukan untuk memperoleh posisi sosia.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Lucy Lutvia (2002) mengenai gaya hidup remaja kota Bandung. Bahwa remaja saat ini dipengaruhi oleh Transformasi Budaya dan Mengadopsi Gaya dari Barat. Budaya massa atau budaya populer yang berkembang melalui media massa elekteronik dan cetak sangat berpengaruh terhadap pilihan gaya hidup seseorang, misalnya gaya berbusana, gaya berbicara atau bahasa, serta hiburan seperti musik dan filem. Tren tersebut begitu bebas mengalir mempengaruhi pemirsa maupun setiap pembacanya, ditambah lagi dengan acara musik dari luar negeri yang diolah dalam video klip televisi, yang secara visual bisa kita lihat penampilan penyanyi dan pemain musiknya. Cara mereka berdandan dan berbusana sudah pasti sesuai dengan budaya mereka. Mengadopsi Gaya dari Barat ini banyak dipengaruhi oleh selebritis dalam negeri melalui iklan-iklan, filem dan sinetron yang dilihat dan


(44)

pada akhirnya ditiru oleh remaja. Seperti istilah gaya funky, punk rock, metal, skaters, hip-hop, sporty, streetwear dan ska beserta penggunaan aksesorisnya yang mereka tiru sebagai usaha untuk mengakumulasikan dirinya serta seolah-olah ingin mensejajarkan diri dengan bintang idolanya. Walaupun begitu, remaja juga ada yang dipengaruhi oleh nilai-nilai agama, budaya dan kehidupan sosialnya.

Perbedaan ketiga penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah terletak padalokasi penelitianya. Di penelitian ini berlokasi di Desa Suka Makmur Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deliserdang.


(45)

33

METODE PENELITIAN

Setiap penyusunan selalu melakukan metode penelitian, dimana metode merupakan suatu cara, tahapan atau aturan yang digunakan sebagai suatu pedoman dalam menulis suatu karangan ataupun karya ilmiah lainya. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif dalam penelitian ini bermaksud untuk memahami fenomena atau kejadian tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang terkait dengan masalah penelitian. Penelitian deskriptif ini dipilih karena penelitian ini hanya terbatas pada upaya untuk menggambarkan permasalahan, kejadian, atau peristiwa sebagaimana adanya sesuai dengan fakta dilapangan. Penelitian ini berusaha untuk menggambarkan fakta mengenai Perubahan Gaya Hidup Remaja Pasca Berdirinya Wisata Hiburan Hill-Park yaitu di Desa Suka Makmur, Kec. Sibolangit, Kab. Deli Serdang.


(46)

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Suka Makmur Kecamata Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara. Adapun alasan peneliti meneliti di tempat tersebut adalah Adanya faktor kedekatan antara lokasi penelitian dengan daerah asal tempat tinggal peneliti sehingga memudahkan berbagai akses dalam mengumpulkan data. Faktor sarana dan prasarana yang cukup memadai dan mendukung untuk penyelesaian penelitian.

3.3. Unit Analisis dan Informan

3.3.1. Unit Analisis

Unit analisis data adalah hal-hal yang diperhitungkan menjadi subjek penelitian atau unsur yang menjadi fokus penelitian (Bugin,2007:76). Dalam penelitian ini yang menjadi unit analisis adalah masyarakat Desa Suka Makmur

3.3.2. informan

Informan merupakan subjek memahami permasalahan penelitian sebagai pelaku maupun orang yang memahami permasalahan penelitian (Bugin, 2007:76). Dalam penelitian ini yang menjadi informan penelitian adalah:

1. Informan Kunci

Dalam penelitian ini yang menjadi informan kunci adalah Remaja yang bekerja di hill park dan keluarga Remaja yang menjadi informan dalam penelitian ini. Kriteria ini ditetapkan utuk menjawab dan menggali informasi mengenai


(47)

Perubahan Gaya Hidup Remaja Pasca Berdirinya Wisata Hill Park di desa sukamakmur kecamatan sibolangit ini.

2. Informan Biasa

Adapun yang menjadi informan biasa adalah Masyarakat sekitar di desa sukamakmur, seperti tokoh masyarakat,tokoh agama dan masyarakat biasa.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan menggunakan data primer dan data sekunder, yaitu sebagai berikut :

3.4.1. Teknik Pengumpulan Data Primer

Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat pengumpulan data secara langsung. Pengumpulan data primer dapat dilakukan dengan cara :

1.Observasi

Observasi yaitu metode pengumpulan data yang digunakaan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan (Bungin, 2007:115). Metode observasi langsung dilakukan melalui pengamatan gejala-gejala yang tampak pada objek penelitian pada saat peristiwa yang sedang berlangsung di lapangan, metode observasi langsung ini digunakan jika imforman tidak dapat menjelaskan mengenai tindakanya. Observasi dilakukan dengan mengamati objek di lapangan yaitu kalangan Remaja di Desa Suka Makmur.


(48)

2.Wawancara Mendalam

Wawancara mendalam yaitu proses tanya jawab yang dilakukan peneliti terhadap informan penelitian. Hal ini dilakukan untuk memanggil informasi mengenai permasalahan penelitian lebih mendalam, lebih lengkap dan rinci dari informan. Wawancara dilakukan dengan memberikan pertanyaan kepada informan secara spesifik dengan panduan interview guide.

3.4.2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder

Merupakan data yang diperoleh dari sumber kedua atau pihak lain terkait dengan permasalahan penelitian. Data ini dapat diperoleh melalui sumber-sumber bacaan seperti buku, majalah, surat kabar, dokumen-dokumen, serta laporan penelitian yang berkaitan dengan topik penelitian yang dianggap relevan dan keabsahan dengan masalah yang diteliti.

3.5 Interpretasi Data

Analisa data dimulai dengan menelaah semua data yang telah terkumpul dalam proses penelitian, kemudian membaca dan mempelajarinya untuk dilakukannya reduksi data yang dilakukan dengan membuat rangkuman atau inti dari permasalahan sehingga tetap berada dalam fokus penelitian. Interpretasi data dilakukan melalui upaya mengolah data, memadukan atau menggabungkannya, membuat rangkuman, menemukan apa yang penting untuk dipelajari atau ditafsirkan, dan memutuskan untuk menceritakannya kepada orang lain yang dikomunikasikan melalui penulisan laporan penelitian.


(49)

Data-data yang telah diperoleh dari lapangan dalam rangkaian atau proses penelitian, selanjutnya diurutkan, dikelompokkan kedalam kategori-kategori, diatur, dan dipelajari untuk kemudian ditulis dalam bentuk laporan secara seksama untuk mendapatkan kesimpulan dan hasil penelitian yang baik.


(50)

3.6 Jadwal Kegiatan

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian

No Kegiatan

Bulan Ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Pra Observasi X

2 Acc Judul Penelitian X

3 Penyusunan Proposal Penelitian X X X

4 Seminar Proposal Penelitian X

5 Revisi Proposal Penelitian X

6 Penelitian Lapangan X X X

7 Pengumpulan Data dan Analisis Data X X

8 Bimbingan X X X

9 Penulisan Laporan Akhir X X X

10 Sidang Meja Hijau X


(51)

3.7.Keterbatasan Penelitian

Adapun kendala-kendala yang dihadapi peneliti dalam proses pelaksanaan penelitian ini adalag:

1. Faktor Internal, merupakan kendala yang berasal dari dalam diri peneliti dan kurangnya fasilitas yang mendukung penelitian ini. Dalam hal ini peneliti belum sepenuhnya dapat mendeskrifsikan penelitian secara menyeluruh dan mendalam sehingga data dan analisis belum begitu sempurna.

2. Faktor Eksternal, merupakan kendala yang berasal dari luar peneliti selama proses penelitian, seperti belum terlalu maksimal dalam mewawancarai informan karena sebagian informan masih merasa takut dan khawatir dalam memberikan informasi yang diharapkan peneliti.


(52)

DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1. Sejarah Singkat Desa Suka Makmur

Desa Suka Makmur adalah sebuah desa yang terletak di daerah dataran tinggi, yang berada di lereng Gunung Sibayak, dengan hawa yang sejuk dan nyaman. Konon katanya Desa ini dinamai Desa Suka Makmur adalah agar nantinya penduduk yang bertempat tinggal da Desa ini dalam keadaan makmur dan sejahtra, serta hidup damai maka disebut menjadi Desa Suka Makmur. Sehingga semua masyarakat menjadikan nama Desa ini menjadi Desa Suka Makmur.

Pada tahun 1948 Desa Suka Makmur, diresmikan oleh Asisten Wedana Kec. Sibolangit yakni Dame Gurusinga. Selanjutnya Desa Suka Makmur adalah merupakan gabungan 6 (enam) Desa yaitu Desa Lau Purba, Desa Bangun Seribu, Desa Tinembuk, Desa Beranti, Desa Jambu dan Desa Batu Seri. Ke-6 Desa ini digabung menjadi satu Desa yaitu Desa Suka Makmur karena dikarenakan ke-6 desa ini memiliki wilayah yang berdekatan dan berbatasan dan masih memiliki jumlah penduduk yang sedikit dan saling mengenal satu dengan yang lainya.


(53)

Tabel. Kepala Kampung/ Kepala Desa Suka Makmur yang pernah menjabat:

NO NAMA KETERANGAN

1. Payung Sembiring Kepala Desa I

2. Saleh Tarigan Kepala Desa II

3. Manik Kepala Desa III

4. Natap Gurusinga Kepala Desa IV

5. Berani Sembiring Kepala Desa V

6. Persadaan Bangun Kepala Desa VI

7. Tuah Tarigan Kepala Desa VII

8. Nempel Tarigan Kepala Desa VIII

9. Lor Gurusinga Kepala Desa IX

10. Selamat Sembiring Kepala Desa X

11. Ngadap Tarigan Kepala Desa XI

12. Ismail Sembiring,SH Kepala Desa XII

13. Tuah Malem Tarigan, SH Pelaksana Kepala Desa Sejak Bulan September 2012s/d Februari 2013 14. Robinson Barus Kepala Desa Suka Makmur sampai

sekarang Sumber: Profil Desa Suka Makmur Bulan Mei, 2014

Pada umumnya Mata Pencarian Masyarakat adalah petani, namun berkat adanya investor yang masuk sehingga sebagian warga masyarakat menjadi petugas/buruh dan


(54)

karyawan di PT. Anggur Indo Raya yang sekarang menjadi perumahan Green Hill dan Hill Park. Adapun perusahaan yang ada di Desa Suka Makmur antara lain;

1. Perumahan Green Hill 2. Hill Park

3. Hotel De Hill

4. Tempat Rehabilitasi Narkoba (Sibolangit Center) 5. Panti Asuhan Gelora Kasih

6. Bank Perkreditan Rakyat

7. Taman Jubelium Retreat Center GBKP (Museum Sejarah GBKP)

4.1.2. Batas Wilayah Desa Suka Makmur

Desa Suka Makmur Kecamatan Sibolangit memiliki lusa wilayah sekitar 252 ha dan berbatasan dengan:

- Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Rumah Pil-Pil dan Desa Betimus Mbaru - Sebalah Selatan berbatasan dengan Desa Bandar Baru

- Sebelah Timur berbatasab dengan Sungai Petani/Desa Sikeben - Sebelah Barat berbatasan Dengan Sungai Betimus

Desa Suka Makmur Kecamatan Sibolangit ini memiliki jarak tempuh 48 Km dan sekitar 60 menit dari Propinsi. Jarak tempuh Desa ke kabupaten 78 km dan sekitar 2,5 jam, dan jarak desa ke kecamatan 03 km dan sekitar 10 menit.


(55)

4.1.3 Topografi

Secara topografi Desa Suka Makmur terdiri dari wilayah dengan dataran tinggi. Tanah di Desa Suka Makmur merupakan tanah yang kering dan tanah sawah. Desa ini berada pada ketinggian sekitar 800 M diatas permukaan laut. Suhu di Desa Suka Makmur berkisar antara 290C. Curah hujan rata-rata 2.500mm s/d 3.000mm/tahun. Iklim di Wilayah Desa Suka Makmur pada umumnya berhawa sejuk dan terdiri dari 2 (dua) musim yaiti:

- Musim Penghujan terjadi disekitar Bulan September s/d Maret. - Musim Kemarau terjadi disekitar Bulan April s/d Agustus.

4.1.4. Komposisi Penduduk Desa Suka Makmur

Desa Suka Makmur kecamatan Sibolangit kabupaten Deli Serdang yang terdiri dari 5 buah dusun, dengan jumlah penduduk sebanyak 2.010 jiwa, yang terdiri dari jumlah laki-laki sebanyak 635 jiwa, dan perempuan sebanyak 1.375 jiwa, serta jumlah kepala keluarga sebanyak 565 kepala keluarga.


(56)

Tabel 3

Komposisi penduduk menurut usia

No UMUR JUMLAH

1. 0-12 Bulan 49

2. 1-<5 Tahun 69

3. 5-<7 Tahun 55

4. 7-<15 Tahun 128

5. 15-<56 Tahun 797

6. 56 Tahun kestas 817

JUMLAH 2.010


(57)

Tabel 4

Komposisi Penduduk Menurut Agama

No Komposisi Penduduk Menurut Agama Jumlah

1. Islam 181 orang

2. Kristen 1.782 orang

3. Katolik 18 orang

4. Budha 29 orang

5. Hindu -

Jumlah 2.010 orang

Sumber: Profil Desa Suka Makmur Bulan Mei,2014

Pada Desa Suka Makmur, mayoritas masyarakat beragama Kristen yaitu sebesar 1.782 orang. Masyarakat beragama Islam sebanyak 181 orang. Masyarakat yang beragama Katolik sebanyak 18 orang. Masyrakat yang beragama Budha sebanyak 29 orang. Tidak ada masyarakat yang menganut agama Hindu di Desa Suka Makmur.

Tabel 5 Sarana Rumah Ibadah

No Rumah Ibadah Jumlah

1. Masjid 1 buah

2. Musholla 1 buah

3. Gereja Kristen 2 buah


(58)

4. Gereja Katolik -

5. Wihara -

6. Pura -

Jumlah 4 buah

Sumber: Profil Desa Suka Makmur Bulan Mei, 2014

Desa Suka Makmur lebih banyak memiliki bangunan Gereja Kristen sebanyak 2 buak. Masjid 1 buah dan Musholla 1 buah. Sedangkan Gereja Katolik, Wihara dan Pura.

Tabel 6

Komposisi Penduduk Berdasarkan Etnis

No Komposisi Penduduk Berdasarkan Etnis Jumlah

1. Batak Karo 1.708 orang

2. Batak Toba 61 orang

3. Jawa 201 orang

4. Nias/Sunda dll 40 orang

Jumlah 2.010 orang

Sumber: Prpfil Desa Suka Makmur Bulan Mei, 2014

Masyarakat pada Desa Suka Makmur secara mayoritas berasal dari etnis Batak Karo dengan jumlah 1.708 orang. Masyarakat yang berasal dari entis Batak Toba dengan jumlah 61 orang. Masyarakat yang berasal dari etnis Jawa dengan jumlah 201 orang. Dan masyarakat yang berasal dari etnis Nias/Sunda dll berjumlah 40 orang.


(59)

Tabel 7

Komposisi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan

No Komposisi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan

Laki-laki Perempuan Jumlah

1. PNS/Guru 7 orang 16 orang 23 orang

2. POLRI 7 orang 2 orang 9 orang

3. TNI 14 orang - 14 orang

4. Karyawan Swasta 114 orang 122 orang 136 orang 5. Pedagang/Pengusaha 226 orang 150 orang 376 orang 6. Pengerajin/ Industri Rumah

Tangga

113 orang 134 orang 247 orang

7. Pensiunan PNS/TNI/Polri 38 orang 49 orang 87 orang

8. Tukang Bangunan 103 orang - 103 orang

9. Petani/Buruh Tani 100 orang 375 orang 476 orang

10. Tukang Keranjang 8 orang - 8 orang

11. Lain-lain 431 orang - 431 orang

Jumlah 2.010 orang

Sumber: Profil Desa Suka Makmur Bulan Mei, 2014

Secara mayoritas, Masyarakat Desa Suka Makmur memiliki pekerjaan sebagai petani/buruh tani sebanyak 476 orang yang sebagian besar adalah perempuan. Pada pedagang/pengusaha sebanyak 376 orang. Dan masyarakat yang bekerja sebagai


(60)

pengrajin/industri rumah tangga sebanyak 247 orang. Kariawan swasta 236 orang. Sebagai tukang bangunan sebanyak 103 orang. Sebagai pensiunan PNS sebesar 87 orang. Sebagai PNS sebanyak 23 orang. Sebagai TNI sebanyak 14 orang, sebagai POLRI sebanyak 9 orang. Sebagai tukang keranjang sebanyak 8 orang. Dan masyarakat yang bekerja pada pekerjaan lainya berjumlah 431 orang.

4.1.5.Pola Penggunaan Lahan

Desa Suka Makmur Kecamatan Sibolangit memiliki luas wilayah 525 ha. Dan penggunaan tanah dengan rincian sebagai berikut:

1. Tanah Sawah dipergunakan tanaman pangan dan palawija. 2. Tanah Kering dipergunakan sebagai berikut:

- Perkarangan / pemukiman penduduk seluas 334 ha.

- Pariwisata (Retreat Center, Perumahan Green Hill, Hill Phak, Penghinapan Vila/Hotel, Hotel De Hill, GAN) seluas 70 ha.

- Fasilitas Pendidikan (PAUD, TK, SD, SMP) seluas 0.5 ha. - Tanah Wakaf seluas 1,5 ha.

- Rumah Ibasah seluas 1 ha. - Perkebunan Raya seluas 100 ha


(61)

4.1.6 Sarana dan Fasilitas Umum Desa Suka Makmur

4.1.6.1. Fasilitas Jalan dan Transportasi

Kualitas konstruksi jalan kabupaten menuju ke Desa Suka Makmur sudah dapat dikatakan baik, jalan umumnya sudah di aspal. Desa Suka Makmur ini memiliki 5 dusun, dimana jalan dari setiap dusun tersebut berbeda-beda kualitasnya. Untuk dusun I dan dusun II jalan untuk menuju dusun I dan II tersebut sudah di aspal dan mudah untuk dilalui oleh masyarakat, sedangkan untuk dusun III, IV dan dusun V jalan menuju dusun ini sedikit berbeda karena ada yang belum diaspal dan ada jalan yang diperkeras pasir dan bebatuan. Sarana transportasi baik dan bisa dilalui oleh semua jenis kendaraan baik yang beroda empat maupun yang beroda dua, angkutan umum juga sangat banyak yang menuju atau melewati Desa Suka Makmur ini dan hal ini sangat menguntungkan masyrakat karena dapat dengan mudah berpergian ketempat yang diinginkanya.

4.1.6.2. Fasilitas Listrik

Jaringan listrik dari Pembangkit Listrik Negara (PLN) sudah masuk ke Desa Suka Makmur tersebut sehingga hampir seluruh rumah warga masyarakat sudah memiliki listrik untuk memenuhi keperluan penerangan dan kebutuhan rumah tangga lainnya. Perumahan warga setempat masih banyak yang menggunakan pompa listrik untuk mengambil air bersih di sumur atau bagi warga yang belum memiliki sumur dengan fasilitas air bersih, mereka dapat mengambil air dari rumah tetangga dengan gratis atau ada yang di bayar tergantung peraturan orang yang memiliki fasilitas air bersih tersebut. Hal ini dikarenakan Desa Suka Makmur masih banyak mengandung air,


(1)

lapangan pekerjaan bagi remaja yang belum bekerja, atau yang merasa pekerjaan sebelumya merasa tidak layak. Selain karyawan tetap hill park juga memberikan peluang pekerjaan bagi anak remaja yang masih sekolah/ kuliah untuk bekerja di hari sabtu dan minggu, hari besar dan pada wktu libur sekolah. Dengan demikian banyak remaja yang dulunya hanya menghabiskan waktu luang di hari libur dengan bersantai dirumah menjadi lebih bermanfaat lagi.Tidak hanya remaja yang tidak bekerja saja yang diuntungkan, masyrakat sukamakmur juga diuntungkan dengan cara mengubah rumah warga yang lumayan besar menjadi kamar kost yang diperuntukan kepada karyawan hill park yang memiliki tempat tinggal dilur desa sukamakmur, sabagian karyawan memilih kost, bukan saja karena memiliki tempat tinggal jauh saja, ada yang memiliki jarak yang lumayan dekat, tapi memilih kost karena terkadang merasa jam pulang yang malam, sehingga tidang ada angkot lagi. Selai kost-kosan masyarakat sukamakmur juga mendapatkan keuntungan dari hill park dengan cara membuka toko-toko kecil maupun toko besar yang menjual cenderamata, kedai kopi, konter pulsa yang menjamur, dan penjual sayur-mayur dan buah-buahan di sepanjang jalan raya di sekitar wisata hill park. Tidak hanya danpak positif saja yang ditimbulkan wisata hill pak namun danpak negatif juga ada seperti berikut ini: dengan dibukanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat khusunya remaja memiliki dampak negatif dikarenakan sudah memiliki penghasilan sendiri, maka banyak remaja yang memiliki sifat konsumtif, tidak mendengarkan nasehat orangtuanya dan cenderung pergaulan bebas, dan remaja enggan bekerja di sektor pertanian, merasa malu kepada teman-temanya jika bekerja disawah. Selain danpak positip dan negatif(konsekuensi sosial) dari berdirinya wisata hill park terdapat juga norma-norma dalam pergaulan remaja sebelum dan sesudah adanya wisata hill park.

Norma-norma dalam pergaulan remaja sebelum dan sesudah adanya wisata hill park,yaitu;

1.Sebelum adanya wisata hill park, para remaja di desa ini gaya hidup yang masih dipengaruhi nilai agama dan budaya setempat, misalnya saja dalam hal


(2)

berpakian yang terkesan sderhana dan belum terlalu mengikuti mode, dalam pilihan hiburan, mereka umumyna menyukai musik atau lagu tradisional.

2.Setehal adanya hill park, dalam segi pergaulan remaja peria dengan remaja

perempuan, hal ini terlihat dengan remaja yang tidak sungkan lagi saling berpegangan

tangan, duduk berduaan didepan umum, dan terkadeng sampai tertawa lepas/keras dan

tidak menghiraukan pandangan orang lain yang melihatnya. Selain dari pergaulan,

perubahan yang mencolok juga terlihat dari cara berpakaian remaja desa sukamakmur,

para remaja tidak segan lagi memekai pakaian minim dan ketat dalam keseharianya.

5.2.Saran

Adapun yang menjadi saran dalam penelitian ini adalah :

1. Hill Park merupakan Lokasi Wisata di Sibolangit yang ramai dikunjungi

pengunjung keluara, remaja, pelajar, wisatawan lokal maupun wisatawan

luar, karena wisata Hill Park ini sangat cocok sebagai tempat liburan ataupun

berjalan-jalan melepaskan penat pengujungnya, untuk itu diharapkan para

karyawan selalu memberikan pelayanan yang baik kepada para pengunjung.

2. Bagi Remaja yang bekerja di Hill Park ataupun Remaja yang tinggal di Desa

Suka Makmur, alangkah lebih baiknya apabila remaja-remaja ini menjaga

keamanan dan ketertiban serta menjaga penampilan pakaian yang sopan

dengan tujuan tidak menggangu keindahan bagi masyarakat dan pengunjung


(3)

3. Perubahan Gaya Hidup yang terjadi pada remaja sebenarnya terjadi karena

para remaja selalu ingin tampil yang lebih baik setiap harinya. Namun

sebagai remaja yang masih tinggal di Suka Makmur alangkah lebih baiknya

jika dapat menyesuaikan dengan adat dan istiadat dan jika dapat

menghormati masyrakat yang merasa belum dapat menerima perubahan yang


(4)

DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku:

Al-Migran, M.2006.Psikologi Remaja. Bandung: Pustaka Setia.

Alvin Y .So,Swarsono. 1994. Perubahan sosial dan pembangunan. Cet 2.Jakarta.

Basrowi. 2005. Pengantar Sosiologi. Bogor: Ghalia Indonesia.

Bungin, Burhan, 2004. Penelitian kualilatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Damsar. 2002. Sosiologi Ekonomi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Fauzi dan Lucianawati, 2001. Remaja dan Media Massa. Jakarta: Grasindo.

Haryanto, Rayin. 2002. Perilaku Konsumtif Pada Remaja Putri. Yokyakarta: UGM Press.

Hurlock, E.2001. Psikologi Perkembangan.edisi 5. Jakarta: Erlangga.

Ibrahim, Jabal Tarik. 2003. Sosiologi Perdesaan. Malang: Universitas Muhamatdiah.

Lutvia, Lucky. 2001, Jurnal Seni Rupa dan Desain. Bandung:P3M

Moleong, lexi. 2006. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

M.S.Basrowi.2005. Pengantar Sosiologi. Bogar: Ghalia Indonesia.

Narwoko J. DWI. Suryanto Bagong. 2007. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta Kencana Prenada Media Group.

Nawawi, Hadari. 1992. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.


(5)

Ritzer, George. 2002. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Gabda. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Soekanto, Soerjono.2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Soekkanto, Soerjono. 2002. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press.

Soetjiningsih. 2004. Pertumbuhan somatik pada remaja. Jakarta: Sagung Seto.

Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Suharni, Nugraheni.2003. Psikologi Sosial. Jakarta: Grasindro.

Sumadi, Suryabrata.2002. Metode Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Stzompka, piotr.2008. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenada.

Sumber Lain:

________, http://ipha.student.umm.ac.id/category/gaya-hidup-remaja-masa-kini/, diakses 09 Oktober 2013 pukul 18.22 wib.

http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/06/teori-tindakan-dan-teori-sistem-talcott.html, diakses 26 janwari 2014 pukul 12.21 wib

http//www.psikologi.com/remaja/.htm, diakses 17 janwari 2014, pukul 13.47 wib.

http://id.wikipedia.Giddes/wiki/gaya hidup, diakses 17 janwari 2014, pukul 15.00 wib

http://marinus.blogdetik.com/2010/03/11/gaya-hidup-remaja-masa-kini sebuah-alternatif/, diakses 10 Oktober 2013 pukul 14.01 wib.


(6)

(online),(http://studentresearch.umm.ac.id/index.php/department_of_sociology/article/vi ew/757), diakses 08 Oktober 2013 pukul 21.00 Wib.

Hastuti, Sri dan Lina Sudarwati. 2006. Gaya Hidup Remaja Pedesaan. (online),

(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18598/1/har-jan2007-1%20%285%29.pdf), diakses 09 Oktober 2013, pukul 10.32 wib.

Nurhasanah, Siti. 2009. Gaya Hidup remaja Masa Kini Sebuah Alternatif, (online),

Tambunan, Raymond. 2001. Remaja dan Perilaku Konsumtif.

(online),(http://www.scribd.com/doc/12007850/Remaja-Dan-Perilaku-Konsumtif),diakses 10 Oktober 2013, pukul 21.15 Wib.