• Meminimalisasi risiko organisasi terhadap penundaan delay dalam penyediaan layanan
• Menjamin kehandalan dari sistem yang tersedia melalui pengetesan dan simulasi • Meminimalisasi proses pengambilan keputusan oleh personalmanusia selama
bencana. Mungkin saja sebuah organisasi tidak memerlukan disaster recovery plan. Jika
organisasi tersebut memiliki unit bisnis yang dapat bertahan selama masa interupsi, atau bisa saja organisasi tersebut tidak memiliki area proses vital yang diperlukan
beberapa jenis pemulihan bencana. Dalam hal ini, disaster recovery plan mungkin tidak perlu diterapkan oleh organisasi tersebut. Kita telah tahu bahwa ada perusahaan
yang tidak memerlukan beberapa jenis rencana kontingensi plan.
2.4.1 Sistem Toleransi Kegagalan
“Maaf, sistem komputer kami sedang tidak dapat digunakan” ini adalah kalimat yang akrab bagi banyak pemakai akhir. Berbagai pengendalian dapat
mencegah kegagalan komputer semacam itu atau dapat meminimalkan pengaruhnya. Sistem komputer gagal karena beberapa alasan
–listrik mati, tidak berfungsinya sirkuit elektronik, masalah dalam jaringan telekomunikasi, kesalahan pemrograman yang
tersembunyi, virus komputer, kesalahan operator komputer, dan vandalisme elektronik. Contohnya, komputer tersedia dengan kemampuan untuk pemeliharaan
jarak jauh dan otomatis. Program pemeliharaan dan perawatan untuk hardware serta pembaruan manajemen software adalah hal biasa. Kemampuan sistem komputer
cadangan dapat diatur dengan organisasi pemulihan bencana. Perubahan hardware dan software utama biasanya dijadwalkan secara hati-hati serta diimplementasikan untuk
untuk menghindari masalah. Personel pusat data yang terlatih baik dan penggunaan software manajemen kinerja serta keamanan membantu menjaga sistem komputer
perusahaan dan jaringannya untuk bekerja dengan benar. O ’Brain. 2005:315
Universitas Sumatera Utara
Banyak perusahaan juga menggunakan sistem komputer pentoleransi kegagalan fault tolerant yang memiliki banyak prosesor, periferal, dan software
yang memberikan kemampuan fail over untuk mendukung berbagai komponen ketika terjadi kegagalan sistem. Sistem ini dapat memberikan kemampuan fail safe dengan
sistem komputer tetap beroperasi di tingkat yang sama bahkanjika terdapat kegagalan besar pada hardware atau software. Akan tetapi banyak sistem komputer pentoleransi
kegagalan menawarkan kemampuan fail soft yang memungkinkan sistem komputer terus beroperasi dalam tingkat yang lebih rendah tetapi dapat diterima jika ada
kegagalan sistem yang besar. Gambar berikut memberikan garis besar tentang beberapa kemampuan toleransi atas kegagalan yang digunakan dalam banyak sistem
komputer serta jaringan.
Lapisan Ancaman
Metode Toleransi Kegagalan
Aplikasi Lingkungan, kegagalan hardware dan
software Redundansi khusus aplikasi dan
kembali ke titik pemeriksaan sebelumnya
Sistem Interupsi
Isolasi sistem, keamanan data, integritas sistem
Data Base Kesalahan dan Kerusakan data Pemisahan
transaksi dengan
pembaruan simpanan, sejarah transaksi
yang lengkap,
file cadangan
Jaringan Kesalahan transmisi
Pengendalian yang
andal; asynchrony
dan handshaking
yang aman; routing alternatif; kode pendeteksi kesalahan dan
perbaikan kesalahan
Proses Kegagalan hardware dan software
Komputasi alternatif, kembali ke titik pemeriksaan
File Kesalahan media
Replikasi data penting dalam lokasi dan situs yang berbeda;
pembentukan archive,
pembuatan cadangan,
dan penarikan data
Prosesor Kegagalan hardware
Mencoba kembali perintah; kode perbaikan
kesalahan dalam
memori dan
pemrosesan; replikasi; multi prosesor dan
memori
Universitas Sumatera Utara
2.4.2 Pemilihan lokasi pemulih dari bencana