6.1 Penetapan Ruang Lingkup dan Perencanaan
Tahapan ini dilakukan dengan membuat lingkup dan komponen yang diperlukan, yaitu lingkup kemungkinan gangguan yang terjadi, lingkup area kritis
yang perlu dilindungi serta parameter tindakan dan pelaksanaan BCP pada saat gangguan terjadi.
1. Lingkup gangguan ancaman
Lingkup gangguan ancaman yang terjadi, dilakukan dengan melihat : a.
Komponen utama dari suatu proses bisnis Untuk penyelenggaraan kliring SKNBI komponen utamanya dapat dilihat
dalam : Peraturan Bank Indonesia PBI No.718PBI2005 tanggal 22 Juli 2005
tentang Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia Peraturan Bank Indonesia PBI No.125PBI2010 tanggal 12 Maret
2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 718PBI2005 tanggal 22 Juli 2005 tentang Sistem Kliring Nasional
Bank Indonesia Surat Edaran SE Bank Indonesia No.128DASP tanggal 24 Maret
2010 perihal Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia SE No.1234DASP tanggal 22 Desember 2010 tentang perubahan
Surat Edaran Bank Indonesia No. 128DASP tanggal 24 Maret 2010 perihal Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia.
b. Identifikasi Risiko Gangguan ancaman
Dari komponen-komponen utama yang dijelaskan pada peraturan dan ketentuan dalam menjalankan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia
Universitas Sumatera Utara
SKNBI maka dapat dikelompokkan 5 lima potensi gangguan pada Pelaksanaan Kliring Lokal yaitu :
1. Gangguan pada Hardware danatau Software Komputer Penyelenggra
Kliring KPK a
KPK Utama Tidak berfungsi Hardware
danatau Software
Jaringan
Komunikasi
Data
S D M
P K L
Power Listrik
Lokasi PKL
KPK Utama tidak berfungsi
Menggunakan KPK Back-Up
PKL melakukan :
1. Operasional kliring dengan menggunakan KPK
back-up agar digunakan secara periodik minimal sekali dalam sebulan
2. Up-date table referensi dan penggunaan
aplikasi KPK setiap ada perubahan.
Universitas Sumatera Utara
Dalam hal terjadi gangguan pada Hardware danatau Software Komputer Penyelenggara Kliring KPK Utama maka untuk tanggap
penanggulangannya adalah menggunakan KPK Back-Up. Untuk terjaminnya KPK Back-Up siap untuk digunakan pada saat
dibutuhkan diwaktu kondisi keadaan darurat, maka PKL wajib menjadwalkan penggunaan KPK Back-Up minimal sekali dalam
sebulan sebagai kontrol KPK Back-Up dalam keadaan baik dan berfungsi Risk Monitoring and Testing
Disamping itu KPK wajib meng Up-date catatan pada tabel referensi dan penggunaan aplikasi KPK setiap ada perubahan. Hal ini sangat
penting untuk kelangsungan penyelenggaraan kliring lokal. b KPK Utama dan KPK Backup tidak berfungsi
Apabila KPK Utama dan KPK Back-Up tidak berfungsi, maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah :
Langkah penanggulangan yang harus dilakukan : Alternatif 1 : - Kliring Debet
- Kliring Kredit Alternatif 2 : Penghentian sementara SKNBI
PKL melakukan :
1. Menginformasikan kepad PKN tentang kebijakan yang
akan ditetapka PKN dalam rangka BCP. Permintaan untuk meginformasika kebijakan harus
melalui SSK. 2.
Menginformasikan kepada peserta kliring tentang kebijakan yang ditetapkan oleh PKL dalam rangka BCP
KPK Utama dan KPK Backup tidak berfungsi
Universitas Sumatera Utara
Alternatif -1
Kliring Debet :
Mekasnisme penyelenggaraan kliring debet menjadi penyelenggaraan kliring debet secara manual. Dalam penerapan PKL dapat melakukan :
a Perubahan jadwal Kliring Debet
b Pembatasan jumlah peserta yang mengikuti SKNBI, misalnya 1
satu bank hanya diwakili oleh 1 satu kantor bank. c
Kegiatan Kliring pengembalian dilakukan secara bilateral antar peserta.
Kliring Kredit :
Yang harus dilakukan pada penyelenggaraan kliring kredit adalah meniadakan fasilitas penerusan Data Keuangan Elektronik DKE
Kredit dari peserta ke Sistem Sentral Kliring SSK yaitu peserta hanya dapat mengirimkan DKE Kredit kepada PKN melalui TPK online
Alternatif -2 Penghentian sementara penyelenggaraan SKNBI di wilayah kliring
yang bersangkutan. Dalam hal apabila terjadi KPK Utama dan KPK Backup tidak berfungsi
maka yang harus dilakukan PKL dalam menanggulanginya adalah : 1.
Menginformasikan kepada PKN mengenai : -
Kebijakan yang ditetapkan oleh PKL dalam rangka BCP, dan -
Permintaan untuk menginformasikan kebijakan sebagaimana alteratif di atas melalui SSK
2. Menginformasikan kepada peserta kliring di wilayah kliring
setempat mengenai kebijakan yang ditetapkan oleh PKL dalam rangka BCP.
Universitas Sumatera Utara
2. Gangguan pada Jaringan Komunikasi Data JKD
a Apabila JKD Utama tidak berfungsi
Dalam hal terjadi kondisi gangguan pada JKD Utama maka PKL menggunakan JKD Backup, yaitu PKL melakukan langkah-langkah :
i. Melakukan query terhadap status batch DKE Debet, DKE Kredit,
BSK Penyerahan, BSK pengembalian dan BSK Debet yang telah dikirim oleh PKL dan SSK;
ii. Melakukan pengiriman danatau pengiriman ulang ke SSK dalam
hal terdapat batch DKE Debet, DKE Kredit, BSK penyerahan, BSK pengembalian, dan BSK Debet yang belum dikirim ke SSK
danatau sudah dikirim ke SSK namun masih berstatus “BELUM TERKIRIM”; dan
iii. Menginformasikan kepada PKN apabila pengalihan JKD Utama
ke JKD Backup tidak berhasil. JKD Utama tidak berfungsi
Menggunakan JKD Backup
JKD Backup agar selalu digunakan secara periodik
Menatausahakan user id dan password dial-up dengan baik
dan aman.
Universitas Sumatera Utara
b Apabila JKD Utama dan JKD Backup tidak berfungsi
JKD Utama dan JKD Backup tidak berfungsi maka perlu dilakukan singkronisasi tabel Jaringan Komunikasi Data untuk penyesuaian
dan dengan adanya kendala pada JKD Utama dan JKD Backup ini maka perlu diinformasikan kepada PKN pusat untuk dilakukan
bantuan perbaikan maupun pertolongan pertama dalam BCP. c
Apabila terjadi gagal kirim Data Keuangan Elektronik DKE ke SSK
JKD Utama dan JKD Backup tidak berfungsi
Singkronisasi Tabel
Menginformasikan kepada PKN
mengenai adanya gangguan pada JKD
DKE Gagal Kirim ke SSK
PKL menginformasikan kepada PKN tentang gangguan JKD di wilayahnya
agar diumumkan melalui SSK
PKL melakukan perhitungan biaya proses DKE Debet secara lokal dengan
mekanisme sbb: PKL BI
Dilakukan oleh masing-masing PKL BI melalui system BI RTGS
PKL selain BI Dilakukan
oleh PKL
BI yang
mewilayahi melalui BI RTGS melalui sarana teleks, telepon dan faksimili
yang disertai dengan angka rahasia
Universitas Sumatera Utara
DKE gagal dikiring ke SSK akibat dari JKD Utama dan JKD Backup tidak berfungsi maka peserta hanya dapat mengirimkan
DKE kredit kepada PKN melalui kantor peserta lainnya yang memiliki TPK on-line . PKL segera menginformasikan kepada
PKN pusat untuk dilakukan bantuan perbaikan maupun pertolongan pertama dalam BCP.
PKL segera melakukan perhitungan biaya dalam melaksanakan proses Data Keuangan Elektronik Debet secara lokal dengan
melakukan mekanisme : PKL BI : dilakukan oleh masing-masing PKL BI melalui sistem
BI RTGS PKL selain BI : dilakukan oleh PKL BI yang mewilayahi
melalui BI RTGS melalui sarana teleks, telepon dan faksimili yang disertai dengan angka rahasia angrah.
d Apabila terjadi gagal kirim Bilyet Saldo Kliring BSK Debet ke
SSK BSK Debet Gagal Kirim ke Wilayah SSK
PKL menginformas menginformasikan kepada PKN tentang gangguan JKD di
wilayahnya agar diumumkan melalui SSK
Penyelesaian akhir BSK Kliring Debet dengan mekanisme sbb:
PKL BI Dilakukan oleh masing-masing PKL BI melalui
sistem BI RTGS berdasarkan BSK Penyerahan danatau BSK Pengembalian di wilayah Kliring
bersangkutan.
PKL selain BI Dilakukan oleh PKL BI yang mewilayahi
melalui BI RTGS based on BSK Penyerahan danatau BSK Pengembalian yang
disampaikan oleh PKL selain BI melalui sarana teleks, telepon dan faksimili yang disertai
dengan angka rahasia
Universitas Sumatera Utara
Apabila BSK Debet gagal kiring ke SSK akibat dari adanya gangguan JKD maka PKL harus menginformasikan hal ini
ke PKN untuk mendapatkan bantuan dan diumumkan ke peserta melalui SSK.
Untuk penyelesaian akhir BSK Kliring Debet ini haris dilakukan mekanisme sebagai berikut :
PKL BI : Dilakukan oleh masing-masing PKL BI melalui sistem BI
RTGS berdasarkan BSK Penyerahan danatau BSK
Pengembalian di wilayah kliring bersangkutan. PKL selain BI :
PKL BI yang mewilayahi melalui BI RTGS based on BSK Penyerahan danatau BSK Pengembalian yang disampaikan
oleh PKL selain BI melalui sarana teleks, telepon dan faksimili yang disertai dengan angka rahasia.
Penggunaan Angka Rahasia
Permohonan akan diteruskan ke DPSIPOSI di BI untuk dibuatkan Angrah. Angrah yang sudah diberikan agar ditatausahakan dengan baik
PKL Selain BI yang belum memiliki Angka Rahasia dengan BI yang mewilayahi, harus mengajukan permohonan pembuatan Angrah kepada KPw DN
Angka Rahasia diperlukan dalam rangka penyampaian BSK Debet kepada KPw DN yang mewilayahi dalam kondisi gangguandarurat
ANGKA RAHASIA
Universitas Sumatera Utara
Pemberiang angka rahasia Angrah diperlukan untuk penyampaian Bilyet Saldo Kliring BSK Debet kepada KPw BI di masing-masing
wilayah ketika dalam keadaan kondisi darurat. PKL selain BI wajib memiliki Angrah dan apabila belum memiliki
harus mengajukan permohonan pembuatan Angrah kepada Kantor Perwakilan Bank Indonesia KPw BI di wilayah setempat.
Permohonan Angrah tersebut akan diteruskan KPw BI ke DPSIPOSI Bank Indonesia Jakarta. Apabila sudah diberikan maka
PKL selai BI tersebut menatausahakannya dengan baik dan bersifat rahasia.
3. Gangguan Pada Power Listrik
a Gangguan atau pemadaman listrik dari PLN
Gangguan pada ketidaktersedianya Power Listrik akan mengakibatkan ancaman bagi kelangsungan penyelenggaraan
SKNBI sehingga ini harus diantisipasi dengan : i.
Memiliki peralatan UPS Uninterupt Power System ii.
Memiliki mesin Generating Set Genset Terjadi gangguan
atau pemadaman listrik dari PLN
Menggunakan Genset
Mesin genset yang tersedia agar selalu dirawat, dilakukan pengetesan secara
periodik agar mesin selalu kondisi siap untuk digunakan.
Universitas Sumatera Utara
Peralatan UPS merupakan suatu alat back-up power yang hanya dapat dipakai hanya selama lebih-kurang 25 menit. UPS ini gunanya
untuk memberikan power listrik dalam melakukan mengamanan data penyimpanan data apabila tiba-tiba listrik PLN padam.
Kemudian untuk melanjutkan proses kliring ini diperlukan peralatan genset untuk menggantikan power listrik dari PLN yang padam.
Genset yang tersedia harus mencukupi tenaga listrik yang dibutuhkan untuk menjalankan mesin sortasi dan mesin pengolah
data yang dipakai dalam pelaksanaan proses kliring. Sarana genset dan UPS harus teruji kesiapannya secara spontan
menggantikan power listrik PLN yang tiba-tiba padam. Hal ini dibutuhkan perawatan yang intensif dan secara periodik dilakukan
pemanasan atau dihidupkan walaupun tanpa beban untuk memastikan bahwa genset dan instalasinya berfungsi dengan baik.
b Gangguan apabila tidak ada sama sekali tersedia power listrik di
PKL
4. Lokasi Penyelenggaraan
Tidak tersedianya Power Listrik
PKL melakukan langkah-langkah : 1.
Pemindahan lokasi penyelenggaraan SKNBI untuk mendapatkan pasokan power listrik yang cukup di lokasi yang baru.
2. Mengubah mekanisme penyelenggaraan kliring debet otomasi menjadi
penyelenggaraan kliring debet manual. PKL juga melakukan :
1 Komunikasi informasi kepada PKN mengenai :
Kebijakan yang telah dilakukan PKL dalam rangka menjalankan BCP Meminta PKN untuk menginformasikan kebijakan yang diambil PKL
tsb.melalui SSK 2
Menginformasikan kepada Peserta di Wilayahnya mengenai kebijakan dalam penanggulangan bencana dengan BCP.
3 Menyelesaikan akhir kliring debet seperti penanganan dlm hal BSK
Debet tidak dapat dikirim.
Universitas Sumatera Utara
Apabila lokasi penyelenggaraan PKL mendapatkan potensi gangguan.
Lokasi penyelenggaraan kliring PKL sangat berpotensi akan gangguan bencana seperti huru-hara, demonstrasi, kebakaran, banjir,
gempa bumi dan tsunami. Gangguan lokasi ini mengakibatkan : 1.
Tidak berjalannya secara normal maupun lumpuhnya pelaksanaan penyelenggaran kliring.
2. Peserta tidak dapat mengakses ke loksi PKL
3. Pelaksanapetugas kliring tidak dapat hadir menjalankan tugas
Untuk mengatasi potensi gangguan ini maka : 1
PKL menetapkan untuk melakukan pemindahan lokasi penyelenggaraan kliring SKNBI ke lokasi yang aman dan dapat
terjangkau dengan cepat oleh peserta kliring.
1. Melakukan pemindahan lokasi penyeleng garaan SKNBI ke
lokasi lain yang ditetapkan oleh PKL. 2.
Mengubah mekanisme penyelenggaraan kliring debet menjadi penyelenggaraan kliring debet secara manual.
PKL melaksanakan : 1.
Menginformasikan kepada PKN mengenai : Kebijakan yang ditetapkan olej PKL dalam rangka BCP, dan
Permintaan untuk menginformasikan kebijakan yang diambil melalui SSK.
2. Menginformasikan kepada peserta di wilayah kliring
mengenai : Kebijakan yang ditetapkan oleh PKL dalam rangka BCP.
Penyelesaian akhir kliring debet seperti penanganan dalam hal BSK Debet tidak dapat dikirim.
Terjadi Banjir,
Huru-hara demonstrasi, dll. sehingga peserta
tidak dapat mengakses lokasi PKL
Universitas Sumatera Utara
2 Mengubah mekanisme penyelenggaraan kliring debet otomasi
menjadi penyelenggaraan kliring debet secara manual. Dalam hal ini PKL juga harus :
2. Menginformasikan kepad PKN mengenai :
a. Kebijakan yang ditetapkan PKL dalam rangka BCP, dan
b. Meminta PKN untuk menginformasikan kebijakan yang
diambil tersebut melalui SSK 3.
Menginformasikan kepada Peserta di Wilayah Kliring mengenai: a.
kebijakan yang ditetapkan oleh PKL dalam rangka BCP b.
Penyelesaian akhir kliring debet seperti penanganan dalam hal BSK Debet tidak dapat dikirim.
Catatan Khusus terkait apabila lokasi PKL tidak dapat diakses : 1.
Lokasi backup dapat menggunakan bangunangedung milik Bank Indonesia atau Kantor Bank Peserta.
2. Apabila lokasi backup akan menggunakan Kantor Bank Peserta,
maka terlebih dahulu dilakukan kesepakatan dan perjanjian. 3.
Saat ini untuk lokasi backup tidak diperkenankan adanya KPK backup
4. KPK backup dapat ditempatkan di lokasi backup apabila aplikasi
SKNBI telah dilakukan enhancement. 5.
Sumber Daya Manusia
Melakukan penugasan SDM backup
Melakukan koordinasi dengan PKL BI atau Kantor Pusat Bank Indonesia.
Jika terjadi sumber daya manusia pada saat itu terbatas.
Universitas Sumatera Utara
Potensi gangguan pada PKL yang terakhir yaitu terbatasnya sumber daya manusia penyelenggaraan kliring SKNBI yang mengerti dan memahami
proses kliring tersebut. Untuk mengatasi krisis SDM kliring ini maka diperkukan perencanaan
mutasi dan rotasi bagi pegawai yang belum pernah di Unit Penyelenggaraan Kliring ini, sehingga apabila diperlukan tenaga SDM
backup maka dapat ditugaskan pegawai yang pernah berpengalaman di kliring tersebut sehingga proses penyelenggaraan kliring dapat berjalan
dengan lancar. Disamping itu diperlukan koordinasi dengan Kantor PKL di daerah lain
dan meminta bantuan kepada Departemen Sumber Daya Manusia Kantor Pusat Bank Indonesia Jakarta untuk melakukan detasering pegawai dari
KPw Wilayah lain untuk membantu pelaksanaan penyelenggaraan kliring SKNBI yang kesulitan SDM.
Perlu diperhatikan bahwa hal-hal yang dapat mengganggu kelancaran PKL adalah adanya pegawai yang sakit, 70las an lain dalam berhalangan hadir,
rotasi dan mutasi pegawai, dll.
6.2 Pengembangan BCP