BAB III KERANGKA KONSEPTUAL
3.1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual atau kerangka teoritis dari metodologi Analisis Business Continuity Plan Pada Unit Penyelenggaraan Kliring
– Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX Sumatera Utara dan Aceh adalah sebagai berikut :
Penjelasan dari kerangka konseptual dalam case study ini adalah sebagai berikut :
3.1.1 Identifikasi potensi gangguan ancaman
Potensi gangguan dan ancaman yang mengganggu adalah segala bentuk bencana yang akan mengganggu bahkan akan menghentikan kelangsungan
kegiatan Penyelenggaraan Kliring seperti bencana alam, gempa bumi, tsunami, badai dan banjir yang mungkin mengganggu kelangsungan penyelengaraan
pelayanan kliring. Bencana sosial seperti demonstrasi, teror bom, kerusuhan, kebakaran, dan lainnya. Sedangkan bencana kompleks adalah perpaduan
bencana alam dengan bencana sosial, seperti akibat banyaknya rumah, tempat bercocok tanam rusak akibat gempa bumi atau banjir sehingga banyaknya
terjadi pengangguran dan penderitaan yang menimbulkan gejolak sosial yang mendatangkan kerusuhan- kerusuhan yang menyebabkan bencana yang
Potensi Gangguan Ancaman:
- Bencana Alam - Bencana Sosial
- BencanaKompleks Unit Penyelenggara Kliring
SKNBI KPw BI Wilayah IX Sumut Aceh
Ketentuan SENo.1234DASP
Tgl.22 Des.2010 Penanggulangan
Bencana dengan BCP dan DRP
Tinjauan Teoritis BCP dan DRP
Risk Monitoring Testing
SOP BCPDRP Percepatan
Pemulihan Pelayanan
Kliring SKNBI Pemilihan Lokasi
Alternatif Memulai
Operasional Pasca
Bencana
Universitas Sumatera Utara
kompleks.
3.1.2. Penanggulangan Bencana
Penanggulangan bencana dilakukan berdasarkan informasi dan penjelasan dari :
Ketentuan SE No.1234DASP tanggal 22 Desember 2010 yang menjadi landasan sekarang ini untuk pelaksanaan penanggulangan bencana dengan
BCP. Dengan menggunakan teori-teori Business Continuity Plan dan prosedur
Disaster Recovery Plan yang dapat diperoleh dari dari buku-buku, tulisan dan jurnal yang dibrowsing dari website yang dijumpai untuk sebagai petunjuk
dalam penanggulangan bencana dan percepatan pemulihan sehingga pelayanan kliring dapat berjalan kembali.
3.1.3. Percepatan Pemulihan
Penanggulangan bencana agar dapat berjalan efektif dan terkendali dibutuhkan suatu uraian penjelasan dalam menerapkan BCP dengan mempelajari risk
monitoring dan testing. Kemudian disusun suatu “Standard Operating
Procedure ” yang berisi tentang langkah-langkah dalam menjalankan fungsi
BCP dengan penanggulangan setiap bencana, seperti pencegahan mitigasi, perencanaan pemulihan preparedness, penyelamatan response dan
pemulihan recovery. Kemudian memetakan lokasi remote dengan pemilihan lokasi sementara tempat operasional kliring lokal
3.1.4. Memulai Operasional Pasca Bencana