5.4 Stuktur Organisasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX Sumatera Utara dan Aceh
Sebagai Kantor Perwakilan Bank Indonesia yang berstatus Kelas I, KPw BI Wilayah IX memiliki hampir seluruh Divisi yang ada di Kantor Pusat. Adapun
bagan struktur organisasinya dapat dilihat pada Lampiran 1. KPw BI Wilayah IX memiliki empat Divisi dengan tugasnya masing-masing
sebagai berikut : 1.
Divisi Ekonomi Moneter, yaitu melaksanakan tugas-tugas penelitian survey
dan kajian statistik ekonomi dan moneter. Divisi ini memiliki 4 empat UnitTim yaitu : Tim Pemberdayaan Sektor Riil dan UMKM, Tim Kajian
Ekonomi dan Tim Statistik dan Survey. Tugas pokok yang dilaksanakan Divisi Ekonomi Moneter ini diantaranya adalah :
1 Membuat Kajian Ekonomi Regional Zona Ekonomi dan Wilayah
Administratif 2
Membuat Kajian Inflasi Daerah dan Kajian Keuangan Daerah; 3
Melakukan survey ekonomi, statistic dan liaison dunia usaha dalam rangka pengumpulan data dan informasi dari pelaku ekonomi perusahaan,
lembaga riset, pemerintah, perbankan dan asosiasi; 4
Pemberdayaan sektor riil dan UMKM diantaranya dengan memberikan bantuan teknis dalam bentuk penyediaan informasi berbasis penelitian
serta memfasilitasi proses intermediasi perbankan dalam rangka pemberdayaan sector riilUMKM;
5 Melaksanakan kegiatan kehumasan.
2.
Divisi Sistem Pembayaran, memiliki 4 Unit kerja, yaitu : Unit Layanan
Nasabah, Unit Penyelenggaraan Kliring, Unit Layanan Kas dan Unit
Universitas Sumatera Utara
Distribusi Uang. Tugas Pokok dari Divisi Sistem Pembayaran ini diantaranya adalah :
1 Melakukan perencanaan, melaksanakan dan mengevaluasi serta
memonitoring kebutuhan uang untuk kebutuhan KPw BI Wilayah IX dan KPw BI lain yang berada dibawah koordinasinya;
2 Melaksanakan distribusi uang kartal;
3 Pelayanan, pengolahan uang dan clean money policy;
4 Melaksanakan penyelenggaraan kliring melalui SKNBI dimana
pelaksanaannya dilakukan oleh Unit Penyelenggaraan Kliring yang dipimpin oleh seorang Manajer selaku Kepala Unit dengan dibantu oleh 4
empat orang Asisten Manajer selaku Pelaksana di Unit Penyelenggaraan Kliring, dan juga dibantu oleh 2 dua orang Pelaksana Junior selaku Staf
Unit Penyelenggaraan Kliring. Unit Penyelenggaraan Kliring ini bertugas sebagai Pelaksana Kliring Lokal
SKNBI di KPw BI Wilayah IX. Penyelenggaraan SKNBI ini diatur dalam :
Peraturan Bank Indonesia No.718PBI2005 tanggal 22 Juli 2005 Tentang Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia,
Peraturan Bank Indonesia No.125PBI2010 tanggal 12 Maret 2010 Tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor
718PBI2005 Tentang Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia. Surat Edaran Bank Indonesia No.128DASP tanggal 24 Maret 2010
perihal Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia
Universitas Sumatera Utara
SE BI No.1234DASP tanggal 22 Desember 2010 Tentang Perubahan Surat Edaran Bank Indonesia No.128DASP tanggal 24 Maret 2010
perihal Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia. Penyelenggaraan kliring terdiri dari dua sub system kliring, yaitu :
a. Kliring Debet, yang meliputi kegiatan kliring penyerahan dan kliring
pengembalian, untuk transfer debet antar bank yang disertai penyampaian Warkat Debet cek, bilyet giro, nota debet, dll;
b. Kliring Kredit, untuk transfer kredit antar bank tanpa disertai
penyampaian fisik warkat paperless. Penyelenggaraan SKNBI di KPw BI Wilayah IX dilakukan dengan on-line
dan pemilahan warkat debet dilakukan secara otomasi melalui mesin baca pilah warkat Reader Sorter
5 Pelayanan Nasabah Penyelesaian Transaksi, yang pelaksanaannya
dilakukan oleh Unit Layanan Nasabah dengan lingkup kegiatan: a.
Melaksanakan pembukuan melalui Aplikasi BI-SOSA atas transaksi yang dilakukan oleh nasabah internal dan eksternal, guna tersedianya
catatan akuntansi dan laporan keuangan secara cepat dan tepat waktu; b.
Melaksanakan pembukuan melalui Sistem BI-RTGS atas transaksi yang dilakukan oleh nasabah internal dan eksternal;
c. Melaksanakan penatausahaan rekening dan specimen tanda tangan
nasabah intern dan ekstern, hal ini diperlukan sebagai dokumentasi dan informasi mengenai rekening individual dan kartu specimen tanda
tangan yang akurat. Pelaksanaan operasional akunting dilaksanakan secara otomasi dan oneline
dimana seluruh pembukuan transaksi dilakukan melalui BI-SOSA dan BI-
Universitas Sumatera Utara
RTGS. Kegiatan awal operasional Pelayanan Nasabah ini dimulai dengan pembukaan Sistem BI-SOSA dan BI-RTGS dengan menggunakan
username dan password dari Kepala Divisi Sistem Pembayaran, begitu juga nantinya menutup sistem tersebut.
Disamping itu seluruh operasional transaksi akunting pada BI-SOSA dan BI-RTGS dilakukan oleh masing-masing personil, dimulai dari Manajer,
Asisten Manajer, sampai Staf harus membukamenggunakan username dan password masing-masing, baik membuka sistem maupun menutup sistem
tersebut. Penggunaan username dan password tersebut adalah dilakukan dan diketahui masing-masing personal yang tujuannya adalah untuk
memiliki peran dan kewenangan tersendiri mulai dari rekam data, verifikasi ataupun persetujuan pembukuan.
3.
Divisi Manajemen Intern, yang memiliki 3 tiga unit pelaksana tugas yaitu :
Unit Sumber Daya Manusia, Unit Logistik dan Unit Sekretariat, Pengamanan dan Protokol. Adapun tugas pokok Divisi Manajemen Intern diantaranya
adalah : 1
Melakukan perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi terhadap rencana dan realisasi program kerja dan anggaran KPw BI Wilayah IX;
2 Melaksanakan pengadaan barang dan jasa, pemeliharaan asset dan
inventaris serta melakukan penghapusan asset dan barang inventaris untuk kepentingan KPw BI Wilayah IX yang berdasarkan ketentuan Manajemen
Logistik Bank Indonesia. 3
Pengelolaan Sumber Daya Manusia di KPw BI Wilayah IX;
Universitas Sumatera Utara
4 Melaksanakan pengamanan asset baik di gedung kantor, Rumah Bank
Indonesia, Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial milik KPw BI Wilayah IX dan menyelenggarakan keprotokolan dan kesekretariatan serta kearsipan
KPw BI Wilayah IX.
4.
Divisi Pengawasan Bank, yang terdiri dari Tim Pengawasan Bank 1 dan Tim
Pengawasan Bank 2. Adapun tugas utama Divisi Pengawasan Bank ini adalah :
1 Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap bank umum dan BPR
yang menjadi objek pengawasan; 2
Menyelesaikan proses permohonan izin atau pencabutan izin yang berkaitan dengan kelembagaan dan kegiatan operasional bank umum dan
BPR yang menjadi objek pengawasannya; 3
Membantu pemeriksaan dan pengawasan terhadap bank yang berkantor pusat di luar wilayah kerja KPw BI Wilayah IX;
4 Melaksanakan investigasi dan mediasi perbankan;
5 Melakukan monitoring pelaksanaan ketentuan perbankan;
6 Menyediakan informasi tentang kondisi dan permasalahan bank umum dan
BPR yang menjadi objek pengawasannya; 7
Pelaksanaan intermediasi perbankan.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI ANALISIS BUSINESS CONTINUITY PLAN PADA UNIT
PENYELENGGARAAN KLIRING SKNBI – KANTOR PERWAKILAN
BANK INDONESIA WILAYAH IX SUMATERA UTARA DAN ACEH
Busines Continuity Plan pada penyelenggaraan kliring SKNBI adalah diartikan sebagai suatu kebijakan dan prosedur yang memuat rangkaian kegiatan yang
faktor internal atau eksternal. Kebijakan langkah-langkah pencegahan dan pemulihan sistem pada saat terjadi gangguanbencana ini pada dasarnya untuk mengantisipasi
terhadap potensi gangguan yang akan berdampak terhadap fungsi dan proses kritikal dalam penyelenggaraan kliring SKNBI serta memastikan penanggulangan yang
dilakukan telah terencana baik di PKN maupun di PKL. Tujuan utama dilakukannya program BCP pada penyelenggaraan kliring
SKNBI untuk Pelaksanaan Kliring Lokal di KPw BI Wilayah IX adalah terutama mengingat sangat besarnya peranan penyelenggaraan kliring dalam memperlancar
roda perekonomian dalam sistem pembayaran non tunai seperti yang dapat dilihat dalam tabel perputaran kliring di Sumatera Utara pada triwulan I sampai dengan
triwulan IV tahun 2011 dan 2012 yaitu :
No Keterangan
2011 Trw.I
2011 Trw.II
2011 Trw.III
2011 Trw.IV
2012 Trw.I
2012 Trw.II
2012 Trw.III
2012 Trw.IV
1 Perputaran Kliring
a. Nominal Rp.Miliar b. Volume lembar warkat
32,361 1,085,821
33,881 1,107,032
35,511 1,122,130
35,983 1,121,416
35,809 1,124,046
37,425 1,145,383
38,042 1,197,041
37,789 1,131,951
2 Perputaran Kliring Per hari
a. Nominal Rp.Miliar b. Volume lembar warkat
531 17.800
546 17.855
952 18.702
562 17.522
568 17.842
595 18.201
624 19.624
618 18.527
3 Kliring Retur
a. Nominal Rp.Miliar b. Volume lembar warkat
424 18.077077
436 19.306
495 19.273
517 19.066
479 19.259
511 20.192
543 19.857
617 21.547
4 Kliring Retur Per hari
a. Nominal Rp.Miliar b. Volume lembar warkat
6,96 296
7,07 311
8,25 321
8,08 298
7,06 306
8,13 321
8,90 326
10,14 353
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel terlihat bahwa nilai transaksi kliring pada triwulan IV-2012 tercatat sebesar Rp37,789 triliun atau perharinya sebesar Rp618 Miliar. Apabila terjadi
potensi gangguan bencana pada Pelaksanaan Kliring Lokal di KPw BI Wilayah IX maka dampaknya kepada bisnis Business Impack Analysis bahwa kegiatan transaksi
non tunai akan terhenti dan diperkirakan masyarakat dan pengguna jasa kliring Sumatera Utara akan mengalami kerugian sebesar Rp618 Miliar karena fungsi kliring
tidak berjalan pada saat itu. Untuk mengantisipasi potensi gangguan tersebut maka diperlukan penerapan BCP di Unit Penyelenggaraan Kliring Lokal ini.
Tujuan lain BCP pada penyelenggaraan kliring SKNBI pada Pelaksanaan Kliring Lokal di KPw BI Wilayah IX adalah :
1. Meningkatkan kehandalan dan kesinambungan operasional sistem pembayaran
dalam menjaga reputasi Bank Indonesia khususnya KPw BI Wilayah IX sebagai otoritas system pembayaran di wilayah Sumatera Utara dan Aceh;
2. Mencegah dan memulihkan infrastruktur dan peralatan pendukung
penyelenggaraan SKNBI di KPw BI Wilayah IX serta mengurangi dampak kerugian keuangan apabila terjadi kondidi gangguan;
3. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kegiatan pemulihan SKNBI KPw BI
Wilayah IX serta kesiapan petugas penyelenggaran dalam upaya pemulihan apabila terjadi gangguan.
Dengan mempertimbangkan faktor karakteristik wilayah dan bisnis proses, proses penyusunan BCP meliputi tiga tahap, yaitu :
6.1 Penetapan ruang lingkup dan perencanaan;
6.2 Pengembangan BCP;
6.3 Persetujuan perencanaan dan implementasi.
Universitas Sumatera Utara
6.1 Penetapan Ruang Lingkup dan Perencanaan