Bangun Datar TINJAUAN PUSTAKA

40 penyelesaian suatu masalah disebabkan karena konsep yang terkait dengan masalah, tidak dipahami atau diingat dengan benar.

D. Bangun Datar

Bangun datar tercakup dalam mteri atau sub materi dari geometri. Geometri merupakan cabang matematika yang tidak mengutamakan hubungan antar bilangan, meskipun ia menggunakan bilangan. Tetapi geometri mempelajari hubungan antara titik-titik, garis-garis, sudut-sudut, bidang-bidang serta bangun datar dan bangun ruang solid. 59 Sehingga dalam geometri, bukan hanya jawaban yang diutamakan, tetapi juga mengapa dan bagaimana jawaban tersebut bisa ditemukan juga harus jelas. Kata “geo” dan “metri” mengandung pengertian ilmu ukur bumi, dan termasuk di dalamnya adalah pengukuran luas bidang datar atau bangun datar. Bangun datar atau bidang datar memiliki dimensi dua, sehingga aspek yang dapat diukur dari bangun datar ini antara lain panjang sisi-sisinya, kelilingnya serta luas permukaannya. Dalam penemuan aspek-aspek tersebut sudah pasti ada berbagai cara atau rumus-rumus. Aspek yang paling mendasar dari sebuah bidang datar adalah ukuran sisi-sisinya, karena luas dan keliling akan bisa ditemukan bila sisi- sisi bangun datar tersebut diketahui. Berbagai macam bangun datar yang awam dikenal oleh orang antara lain sebagai berikut: a. Persegi 59 Susanah dan Hartono, Geometri, Surabaya: Unesa University Press, 2008, hal.1 41 Persegi adalah segi empat yang keempat sudutnya siku-siku dan memiliki panjang sisi-sisi yang sama. b. Persegi panjang Persegi panjang adalah segi empat yang keempat sudutnya siku-siku, sisi- sisi yang berhadapan sejajar dan sama panjang, dan dibedakan menjadi sisi panjang dan sisi lebar. c. Jajaran genjang Jajaran genjang adalah segi empat yang mempunyai dua sisi yang sejajar dan sama panjang, namun sudut-sudutnya tidak siku-siku, sudut-sudut yang berhadapan kongruen atau sama besar. d. Laying-layang Laying-layang adalah segi empat yang mempunyai dua pasang sisi sama panjang namun sisi-sisi yang sama panjang tersebut tidak saling sejajar. e. Trapesium Trapesium adalah segi empat yang hanya mempunyai sepasang sisi sejajar dan saling berhadapan. f. Lingkaran Lingkaran adalah bangun datar yang hanya memiliki satu sisi dan tidak memiliki titik sudut. g. Segitiga Segitiga adalah bangun datar yang memiliki tiga sisi, dengan jumlah sudut- sudutnya 180 . 42 Luas daerah suatu bangun datar, yang selanjutnya disebut luas adalah ukuran yang menunjukkan besarmya permukaan untuk menutup bangun datar tersebut. Luas suatu bangun datar dinyatakan dengan L. Sementara keliling suatu bangun datar yang tertutup merupakan jumlah panjang sisi-sisinya, dapat juga dikatakan bahwa keliling suatu bangun datar adalah jarak yang ditempuh bila suatu bangun dikitari sampai kembali ke tempat semula. Dan semua itu sudah dipelajari mulai anak didik berada di jenjang sekolah dasar. Pada jenjang MTs atau SMP, pelajaran bangun datar ini dipelajari lagi, namun dengan berbagai pengembangan model soal yang berbeda dengan yang pernah anak didik pelajari di SD. Pada jenjang lanjutan ini, anak dituntut untuk lebih mengembangkan kemampuan berpikirnya, baik abstrak maupun nyatanya. Sehingga bisa diketahui seberapa kreatifnya anak didik dalam menyelesaikana setiap soal yang diberikan, terutama dalam materi luas bangun datar ini. Berikut disajikan rincian-rincian tentang berbagai bangun datar yang telah disebutkan di atas. Tabel 2.6 Bangun Datar Gambar Rumus Luas Rumus Keliling Jumlah sisi Persegi × × 4 Persegi Panjang � × � � + � 4 43 Jajar Genjang � × � + � 4 Layang- Layang × � × � + 4 Trapesium + × � + � 4 Lingkaran � × × � × 1 Segitiga � × + + 3 Kreativitas anak didik sangat mungkin kita ketahui dari kemampuan mereka menyelesaikan soal yang berkaitan dengan luas bangun datar ini. Banyaknya cara dalam menyelesaikan soal luas bangun datar menjadi poin penting untuk mengukur kreativitas anak didik dalam memikirkan jalan untuk menyelesaikan soal tersebut. E. Penelitan Terdahulu Pada penelitian ini, peneliti juga mempunyai tujuan untuk melengkapi atau sebagai pembanding penelitian terdahulu berikut ini: 44 1. Penelitian yang dilakukan oleh Yulita Noviyansari dengan judul “Analisis Kreativitas Siswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika Ditinjau Dari Gaya Kognitif Field Dependent dan Field Independent Pada Siswa Kelas VII E MTs N Jambewangi Selopuro Blitar”. Pada penelitian tersebut, bisa terlihat dari judul bahwa peneliti mendeskripsikan kreativitas terbatas pada gaya kognitif field dependent dan field independent. Dalam penelitian tersebut, anak didik dengan klasifikasi gaya kognitif field independent atau yang tidak dipengaruhi lingkungan dan pendidikan masa lalu ini mempunyai tingkat kreativitas lebih tinggi dalam pemecahan masalah marematika daripada anak didik yang diklasifikasikan dalam gaya kognitif field dependent. 60 2. Penelitian yang dilakukan oleh Nur Inti Kana dengan judul “Analisis Tingkat Kreativitas Siswa dalam Menyelesaikan Soal Matematika Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel SPLDV Di SMP Islam Tanen Rejotangan Tulungagung Kelas VIII A Tahun Pelajaran 20112012”. Pada penelitian tersebut, mendeskripsikan tingkat kreativitas siswa yang dijenjangkan berdasarkan nilai. Untuk nilai 0- 24 termasuk tingkat “tidak kreatif”, nilai 25- 49 termasuk tingkat “kurang kreatif”, nilai 50-64 termasuk tingkat “cukup kratif”, nilai 65-79 termasuk tingkat “kreatif”, nilai 80-100 termasuk tingkat “sangat kreatif”. 61 Berdasarkan analisis tingkat kreativitas pada aspek 60 Yulita Noviyansari, Analisis Kreativitas Siswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika Ditinjau Dari Gaya Kognitif Field Dependent dan Field Independent Pada Siswa Kelas VII E MTs Negeri Jambewangi Selopuro Blitar, Tulungagung: Skripsi Tidak Diterbitkan, 2014. 61 Nur Inti Kana, Analisis Tingkat Kreativitas Siswa dalam Menyelesaikan Soal Matematika Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel SPLDV Di SMP Islam Tanen Rejotangan 45 kefasihan nilai yang diperoleh 340 untuk nilai maksimal 800, sehingga persentase kefasihan sebesar 42,5 . Berdasarkan analisis tingkat kreativitas pada aspek fleksibilitas nilai yang diperoleh 345 untuk nilai maksimal 600, sehingga persentase fleksibilitas sebesar 57,5 . Berdasarkan analisis tingkat kreativitas pada aspek kebaruan nilai yang diperoleh 195 untuk nilai maksimal 600, sehingga persentase kefasihan sebesar 32,5 . Nur Inti Kana membuat suatu kesimpulan bahwa aspek kreativitas tertinggi dalam menyelesaikan soal sistem persamaan linier dua variabel SPLDV Di SMP Islam Tanen Rejotangan Tulungagung Kelas VIII A Tahun Pelajaran 20112012 adalah aspek fleksibilitas. 3. Penelitian Siswono yang berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Melalui Pengajuan Masalah dalam Menyelesaikan Masalah Tentang Materi Garis dan Sudut di Kelas VII SMPN 6 Sidoarjo”. 62 Penelitian tersebut menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa meningkat seiring dengan kemampuan pengajuan masalah, dan pengajuan masalah dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif, terutama pada aspek kefasihan dan kebaruan. Aspek fleksibilitas tidak menunjukkan peningkatan karena tugas pengajuan masalah masih relatif baru bagi siswa dan fleksibilitas memerlukan waktu yang lama untuk memunculkannya. Tulungagung Kelas VIII A Tahun Pelajaran 20112012, Tulungagung: Skripsi Tidak Diterbitkan, 2012 62 Siswono, Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif,..., hal. 50 46 F. Kerangka Berpikir Kerangka berpikir pada penelitian ini disajikan secara singkat pada gambar berikut ini: Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Tujuan Pembelajaran Matematika Logis Analisis Kritis Kreatif Sistematis Kemampuan Tingkatan Kreativitas Fasih Fleksibel Tingkat 0 Tingkat 1 Tingkat 2 Tingkat 3 Tingkat 4 Kebaruan Analisis Kreativitas 47

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Pemilihan pendekatan dan jenis penelitian ini dikarenakan setelah peneliti membandingkan penelitian-penelitian terdahulu yang menggunakan pendekatan kuantitatif maupun kualitatif, peneliti menilai bahwa pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif lebih berpotensi menghasilkan sebuah penelitian yang sesuai dengan keadaan yang sedang diteliti tanpa akumulasi- akumulasi data yang mungkin malah bisa mengurangi validnya suatu hasil penelitian.

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Setiap penelitian baik kuantitatif maupun kualitatif selalu berangkat dari masalah. Namun terdapat perbedaan yang mendasar antara “masalah” dalam penelitian kuantitatif dan “masalah” dalam penelitian kualitatif. Kalau dalam penelitian kuantitatif, “masalah” yang akan dipecahkan harus jelas, spesifik, dan dianggap tidak berubah, tetapi dalam penelitian kualitatif “masalah” yang dibawa masih remang-remang, bahkan gelap, kompleks dan dinamis. Oleh karena itu, “masalah”

Dokumen yang terkait

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MATERI GARIS DAN SUDUT PADA SISWA KELAS VII A MTsN 2 TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2014 2015 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 12

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MATERI GARIS DAN SUDUT PADA SISWA KELAS VII A MTsN 2 TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2014 2015 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 41

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MATERI GARIS DAN SUDUT PADA SISWA KELAS VII A MTsN 2 TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2014 2015 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 12

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MATERI GARIS DAN SUDUT PADA SISWA KELAS VII A MTsN 2 TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2014 2015 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 4

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MATERI GARIS DAN SUDUT PADA SISWA KELAS VII A MTsN 2 TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2014 2015 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 3

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MATERI GARIS DAN SUDUT PADA SISWA KELAS VII A MTsN 2 TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2014 2015 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 4

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MATERI GARIS DAN SUDUT PADA SISWA KELAS VII A MTsN 2 TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2014 2015 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 61

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MATERI GARIS DAN SUDUT PADA SISWA KELAS VII A MTsN 2 TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2014 2015 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 2

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MATERI GARIS DAN SUDUT PADA SISWA KELAS VII A MTsN 2 TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2014 2015 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 2

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MATERI GARIS DAN SUDUT PADA SISWA KELAS VII A MTsN 2 TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2014 2015 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 2