Nomor 36 tahun 2008, wajib pajak badan dalam negeri yang paling sedikit 40 dari jumlah
keseluruhan saham diperdagangkan di BEI, akan mendapatkan potongan pajak sebesar 5 dari beban
pajak yang sebenarnya. Potongan tarif pajak tersebut akan mengurangi beban pajak perusahaan
sehingga agresivitas
pajak perusahaan
akan semakin kecil dibandingkan dengan perusahaan
yang tidak mendapatkan potongan tarif pajak sebesar 5.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari berbagai
sumber. Data mengenai perusahaan manufaktur, jumlah komisaris independen dan kepemilikan
perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil dari ICMD Indonesian Capital Market
Directory periode 2007 sampai 2010. Data keuangan perusahaan diperoleh dari website BEI yaitu
www.idx.co.id.
3.4 Teknik Analisis
3.4.1 Statistik Diskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui nilai statistik atas variabel-variabel yang
digunakan dalam
penelitian yakni
likuiditas, leverage, proporsi komisaris independen, manajemen
laba, ETR, CETR, ukuran perusahaan, tarif pajak dan
jumlah saham
publik. Dengan
statistik deskriptif dapat diketahui nilai rata-rata, minimun,
maksimum, dan standar deviasi dari variabel- variabel yang diteliti.
3.4.2 Pengujian Asumsi Klasik
Suatu model dikatakan cukup baik dan dapat dipakai untuk memprediksi apabila sudah lolos dari
serangkaian uji
asumsi ekonometrika
yang melandasinya. Uji asumsi klasik dilakukan untuk
mengetahui kondisi data yang ada agar dapat menentukan model analisis yang paling tepat
digunakan. Untuk mendapatkan model regresi yang tidak bias dan efisien, maka dilakukan pengujian
terhadap asumsi-asumsi
klasik dengan
menggunakan bantuan software SPSS 20.
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui
apakah variabel-variabel yang digunakan dalam model regresi memiliki distribusi data yang normal.
Hal ini dilakukan mengingat bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti
distribusi normal. Pengujian normalitas dalam penelitian ini akan melihat nilai skewness dan
kurtosis dari tiap variabel penelitian. Apabila nilai skewness berada disekitar 0 dan kurtosis berada
antara nilai 3 dan -3, maka distribusi variabel penelitian adalah normal.
Uji multikolonieritas
dilakukan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang
baik mensyaratkan tidak terjadi korelasi di antara variabel-variabel bebas. Untuk mendeteksi ada
tidaknya gejala multikolonieritas di dalam model regresi dalam penelitian ini dilakukan dengan uji
Variance Inflation Factor VIF dan melihat nilai tolerance. Jika nilai VIF 10 dan nilai tolerance
0,10, maka antar variabel independen terjadi persoalan multikolinieritas. Model dinyatakan bebas
dari persoalan
multikolinieritas apabila
nilai tolerance 0,10 atau nilai VIF 10 Ghozali, 2006.
Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji
apakah dalam model regresi linier ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu
pada periode
t-1. Autokorelasi
muncul karena
observasi yang
berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama
lainnya, sehingga terjadi kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya.
Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini dilakukan dengan Durbin
– Watson Test DW test. Angka-angka yang diperlukan dalam
model DW-test tersebut adalah lower bound dl, upper bound du, 4
–dl, dan 4–du. Jika nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound du dan
4-du, maka koefisien aoutokorelasi = 0, sehingga tidak ada autokorelasi Ghozali, 2006.
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
variance dari
residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala heteroskedastisitas
dalam model regresi dalam penelitian ini dilakukan dengan Uji Glejser. Jika variabel independen
signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen,
maka ada
indikasi terjadi
heteroskedastisitas Ghozali,
2006. Hubungan
signifikan terjadi apabila nilai α = 5, sehingga model regresi dinyatakan bebas dari persoalan
heteroskedastisitas apabila
semua variable
independent memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 5.
3.4.3 Pemilihan Model