Jurnalisme Komunitas Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kritik Sosial Media dalam Perspektif Jurnalisme Komunitas (Analisis Wacana Rubrik Intro Indonesia Dalam Koran Slank) T1 362007063 BAB II

10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori adalah himpunan konstruk konsep, definisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut Kriyantono, 2006: 45. Selanjutnya Sugiono 2010: 41, mengatakan bahwa teori adalah generalisasi yang dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai fenomena secara sistematik. Dalam bab ini, peneliti akan menjabarkan berbagai tinjauan pustaka, baik dalam buku, dan jurnalkarya ilmiah. Tinjauan berbagai pustaka ini merujuk pada konsep atau teori yang berkaitan dengan topik penelitian peneliti. Pada bagian akhir dalam bab ini, peneliti akan memaparkan kerangka pikir teoritis dari penelitian ini beserta penjelasan- penjelasannya.

1.1 Jurnalisme Komunitas

Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat tidak lepas dari hubungan saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Hubungan saling membutuhkan tersebut pada akhirnya bisa melahirkan sebuah komunitas masyarakat. Masyarakat yang membuat komunitas sendiri memiliki maksud dan tujuan dalam komunitasnya untuk mencapai kepentingan bersama. Akhir-akhir ini banyak dari komunitas masyarakat membuat sebuah media komunikasi untuk menjalin hubungan antar anggota komunitasnya, salah satunya adalah jurnalisme komunitas. 11 Sebuah media dapat disebut jurnalisme komunitas dengan melihat bagaimana media tersebut dikelola. Pengelola media komunitas harus mengenal dengan baik karakter, aktivitas, ketertarikan, dan kebutuhan komunitas tempat media itu beredar Knowing the Community. Knowing the Community adalah cara mengidentifikasi tiap individu dan kumpulan individu kelompok, organisasi yang ada dalam komunitas. Langkah itu bisa diikuti dengan membuat semacam “a community profile” profil komunitas, mulai dari jumlah warga, sejarah komunitas, struktur sosial-ekonomi, penghasilan rata-rata, ketertarikan atau hobi, jenis olahraga yang paling digemari, informasi yang dibutuhkan, orang-orang yang memiliki pengaruh tokoh komunitas, dan sebagainya 1 . Jurnalisme komunitas merupakan jurnalisme yang menekankan pelayanan masyarakat dengan lebih baik dengan mengidentifikasi masalah-masalah dan isu-isu penting serta fokus pada masalah-masalah dan isu-isu tersebut Shepard dalam Takard Severin, 2009: 290. Pada umumnya, jurnalisme komunitas mengangkat topik dan tema berita atau informasi yang diangkat dari permasalah riel yang terjadi di komunitas. Dengan demikian jurnalisme komunitas ini diharapkan menjadi media dialog antar anggota untuk menumbuhkan kesadaran kritis terhadap permasalahan yang ada. Dengan adanya jurnalisme komunitas muncul suatu upaya untuk mencari solusi- solusi mandiri yang datang dari komunitas itu sendiri. Tujuan utama jurnalisme komunitas adalah menginginkan agar jurnalis mengakhiri ketidakberpihakannya pada hal tertentu untuk membuat kehidupan publik 1 www.romeltea.com di unduh pada 16 juli 2012 pukul 12.37 WIB 12 tetap berjalan Hyot, 1995. Media konvensional seringkali melakukan pemberitaan yang tidak berpihak pada rakyat sehingga menjadikan jurnalisme berorientasi pasar yang berusaha mempertahankan dan menjaring pelanggan serta menciptakan lebih banyak tempat dan waktu untuk iklan. Melihat hal tersebut, kebutuhan masyarakat akan informasi berkualitas terbatasi sehingga upaya yang dilakukan dengan menciptakan jurnalisme komunitas. Selain itu tujuan jurnalisme komunitas sebagai berikut 2 : 1. Meningkatkan kesadaran warga akan pentingnya informasi “peka informasi”, terutama untuk memahami masalah masalah warga 2. Meningkatkan minat baca, minat diskusi, dan minat menulis di kalangan warga agar seluruh warga memiliki informasi yang cukup untuk memahami masalah dan menemukan solusi-solusinya. 3. Mendorong warga untuk mengekspresikan gagasan, pikiran atau pengalaman melalui media tulisan. 4. Mendorong partisipasi, swadaya, dan akses warga terhadap kegiatan pembangunan komunitas. Aspek keswadayaan dan kemandirian komunitas dalam pengelolaan koran komunitas akan menentukan pencapaian tujuan-tujuan mendasar dari koran komunitas. Aspek pengelolaan yang dimaksud adalah aspek organisasi SDM, pendanaan, penentuan rubrikasi dan isi, distribusi, serta kegiatan pengelolaan lain yang mendukung keberadaan dan keberlangsungannya aktivitas koran komunitas. 2 http:pustakadetilPNPM-mandiri-perkotaan.asp.htm diunduh pada 16 juli 2012 pukul 12.45 WIB 13 Namun, seiring dengan berjalannya waktu, isi pesan yang dikembangkan jurnalisme komunitas identik dengan kritik sosial. Komunitas masyarakat kini lebih berani menyuarakan pendapat atau opini pribadi dalam media komunitasnya yang dipandang dapat memperjuangkan kepentingan bersama. Kegiatan utama kritik adalah dengan melakukan penekanan dan ancaman terhadap suatu masalah, konflik atau pertikaian yang ada di sekitar dan memberi pendapat berbeda terhadap opini yang berkembang Stlee dalam Eagleton, 2003: 15. Seseorang yang melakukan kritik sosial dalam media komunitas akan berdiri sebagai pusat dari opini publik yang kemudian melakukan pertukaran, penyebaran, pengumpulan, dan penyebaran kembali pendapatnya untuk mewakili opini publik yang tidak didengarkan. Menurut Arnold Eagleton, 2003: 59 suatu kritik harus objektif dan tidak memihak sehingga mampu mengatasi semua masalah masyarakat dan kepentingan khususnya dengan melihat objek sebagaimana adanya. Menurut Eagleton 2003: 59-70 selanjutnya merusmuskan fungsi kritik adalah: 1 Mempertegas untuk menolak ikut campur dalam praktek sosial dan berusaha menegakkan apa yang terbaik dalam pikiran masyarakat. 2 Menarik diri sementara agar pandangannya terhadap semua kepentingan seimbang. 3 Kritik tidak boleh hanya menyangkut soal “rasa baik”, tetapi harus melibatkan cara-cara analisis dan bentuk-bentuk pengalaman khusus yang tidak dimiliki “pembaca pada umumnya” 14 Berdasarkan kegiatan utama dan fungsi kritik dalam jurnalisme komuitas di atas, maka kritik sosial dalam sebuah media merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dan amat penting dalam jurnalisme komunitas sebagai perpanjangan suara-suara masyarakat minoritas.

2.2 Kritik Sosial Media

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Komunikasi Simbolik Dalam Komunitas Vespa Kasoos T1 362009014 BAB II

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kritik Sosial Media dalam Perspektif Jurnalisme Komunitas (Analisis Wacana Rubrik Intro Indonesia Dalam Koran Slank)

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kritik Sosial Media dalam Perspektif Jurnalisme Komunitas (Analisis Wacana Rubrik Intro Indonesia Dalam Koran Slank) T1 362007063 BAB I

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kritik Sosial Media dalam Perspektif Jurnalisme Komunitas (Analisis Wacana Rubrik Intro Indonesia Dalam Koran Slank) T1 362007063 BAB IV

0 0 53

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kritik Sosial Media dalam Perspektif Jurnalisme Komunitas (Analisis Wacana Rubrik Intro Indonesia Dalam Koran Slank) T1 362007063 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kritik Sosial Media dalam Perspektif Jurnalisme Komunitas (Analisis Wacana Rubrik Intro Indonesia Dalam Koran Slank)

0 0 20

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Transformasi Komunitas Punk di Condong Catur Yogyakarta dalam Prespektif Modal Sosial T1 BAB II

0 0 13

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konsep Kesusilaan dalam PerundangUndangan Indonesia T1 BAB II

0 0 22

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Groupthink Komunitas Club Motor dalam Solidaritas Kelompok: Studi pada Komunitas RAC Salatiga T1 BAB II

0 0 11

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Menguak Identitas Lesbian di Salatiga dalam Perspektif Erving Goffman T1 BAB II

0 0 9