Flexible Working Literature Review

15 secara seimbang Boles et al., 2001 dalam Dhamayanti, 2006.

2.4 Flexible Working

Yuile et. al. 2012 menggambarkan flexible work schedule merupakan jadwal kerja yang fleksibel yang merujuk pada kemampuan karyawan untuk kapan memulai dan menyelesaikan pekerjaan. Flexible work dapat menjadi win-win situation bagi perusahan dan karyawan melalui rancangan pekerjaan secara telecommuting yang dapat diartikan sebagai telework, flexi-place atau work-at-home yaitu susunan atau rancangan pekerjaan di mana karyawan dapat bekerja di rumah, di kantor, atau di lokasi pelanggan untuk sebagian atau keseluruhan minggu kerja Blair-Loy Wharton, 2002, part-time yaitu bekerja kurang dari 30 jam seminggu Tarrant, 2007, job-share yaitu saling berbagi tanggungjawab dan manfaat terhadap posisi yang sama dengan karyawan yang lain Gottlieb et al., 1998, compressed workweek yaitu bekerja lebih sedikit atau tidak sama sekali pada hari tertentu dan bekerja dengan dengan jam kerja yang lebih banyak pada hari lainnya misalnya bekerja 37,5 jam dalam 4 hari dan mengambil 1 hari libur Sundo Fujii, 2005 dan flexitime yaitu rencana untuk mengatur lebih dan kurangnya jam kerja yang mungkin terjadi Al-Rajudi, 2012. 16 Rancangan kerja yang lebih fleksibel memiliki jangka waktu atau periode di mana pada hari-hari tersebut karyawan harus hadir. Hal ini dikenal dengan “core time” Ridgley et al., 2005. Effect rancangan pekerjaan secara fleksibel berfokus pada dampaknya terhadap produktivitas organisasi, dampak terhadap kemampuan karyawan untuk mengatur keseimbangan tanggunggjawab terhaap pekerjaan dan keluarga, dampak terhadap stres kerja karyawan dan dampak terhadap sikap dan moral kerja karyawan Dunham et al., 1987. Flexible working dapat menurunkan konflik keluarga-pekerjaan, menurunkan stress kerja yang mengakibatkan menurunnya performa individu yang juga dapat mengakibatkan kurangnya intent to live karyawan dan akhirnya terjadi turn over terutama pada tenaga kerja wanita karena wanita lebih memilih meneruskan tanggungjawab keluarga dibanding bertahan pada pekerjaan dan mengabaikan komitmen terhadap keluarga Beham, dkk, 2012. Penelitian Beham dkk 2012 juga membuktikan bahwa karyawan yang bekerja secara part-time memiliki satisfaction work family balance yang lebih baik dibanding karyawan yang bekerja secara ful time. Hal ini terbukti dengan karyawan yang bekerja secara part-time dapat menyeimbangkan kebutuhan pribadi atau keluarga dan 17 kebutuhan terhadap pekerjaannya sehingga dapat memberikan kepuasan terhadap pekerjaannya, meningkatkan produktivitas dan mengurangi ketidakhadiran. Penelitian Hilbrecht et al. 2008 terhadap pekerja wanita di Kanada menunjukkan bahwa telework merupakan penjadwalan yang fleksibel dapat memberikan fasilitas waktu yang optimal bagi pekerja wanita. Dengan adanya telework, maka pekerja wanita yang berstatus sebagai seorang ibu dapat menyelamatkan waktunya dengan tidak bolak balik ke kantor-ke rumah, tidak mengalihkan pengasuhan anak pada pembantu, dapat melakukan pekerjaan rumah tangga dengan baik tanpa membayar pembantu serta dapat meluangkan waktu untuk liburan pribadi.

2.5 Intention to stay

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Constraints Penerapan Flexible Working dan Coping Individual dalam Pengelolaan Konflik Pekerjaan-Keluarga T2 912012039 BAB I

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Constraints Penerapan Flexible Working dan Coping Individual dalam Pengelolaan Konflik Pekerjaan-Keluarga T2 912012039 BAB IV

0 0 46

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Constraints Penerapan Flexible Working dan Coping Individual dalam Pengelolaan Konflik Pekerjaan-Keluarga T2 912012039 BAB V

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Constraints Penerapan Flexible Working dan Coping Individual dalam Pengelolaan Konflik Pekerjaan-Keluarga

0 1 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Constraints Penerapan Flexible Working dan Coping Individual dalam Pengelolaan Konflik Pekerjaan-Keluarga

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Membangun Usaha Pasca Konflik T2 092010007 BAB II

0 0 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Christian Entrepreneurship T2 912010027 BAB II

0 1 59

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kedudukan Perempuan dalam Keluarga di Masyarakat Nias T2 752016014 BAB II

0 2 63

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konflik Ambon Dalam Perspektif Teori Identitas Sosial T2 752013009 BAB II

0 0 25

T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evidence dalam Membuktikan Adanya Kartel di Indonesia T2 BAB II

0 1 35