dengan cara membaca dan mempelajari buku – buku perkuliahan atau umum,
serta mencari sumber informasi yang berhubungan dengan objek yang diteliti. 2.
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dapat dibedakan berdasarkan sumbernya yaitu:
a. Data primer
b. Data skunder
Data  primer  adalah  data  yang  dikumpulkan  sendiri  atau  perorangan  atau suatu  organisasi  secara  langsung  dari  objek  yang  diteliti.  Data  sekunder  adalah
data  yang  diperoleh  atau  dikumpulkan  dan  disatukan  oleh  studi –  studi
sebelumnya  atau  yang  diterbitkan  oleh  berbagai  instansi  atau  media  lain, misalnya  dari  Badan  Pusat  Statistik  BPS,  majalah,  internet,  keterangan
– keterangan atau publikasi lainnya.
Adapun  data  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  merupakan  data  primer dari  tes  intelegensi  dan  tes  kemampuan  yang  disebarkan  kepada  siswa.  Dan
metode  yang  digunakan  penulis  dalam  penelitian  ini  adalah  metode  penelitian survei.
1.6  Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian  mengenai  korelasi  kecerdasan  logis  matematis  dsengan  kemampuan menyelesaikan  pernyataan  majemuk  logika  matematika  di  SMA  Negeri  1
Tigabinanga. Penelitian dimulai pada tanggal 13 maret 2014
s d
14 maret 2014
Universitas Sumatera Utara
1.7  Tinjauan Pustaka
Beberapa  buku  yang  menjadi  tinjauan  pustaka  yang  digunakan  untuk mewujudkan  tulisan  ini  dikutip  dari  situs
–  situs  internet  yang  membantu penulis  menguraikan  tentang  teori  multi  kecerdasan  dan  pernyatan  majemuk
logika matematika.  Beberapa buku pendukung teori adalah sebagai berikut :
Metoda  Statistika    Sudjana,  1994  :  250 menerangkan  bahwa  pengujian
kesamaan  dua  varians  atau  lebih.  Populasi –  populasi  dengan  varians  yang
sama besar dinamakan populasi dengan varians homogen, untuk mengetahui data ubahan penelitian varians yang homogen maka dilakukan uji F sebagai berikut :
Kemudian nilai F hitung disesuaikan dengan F tabel pada taraf signifikasi α, jika
F hitung  F tabel berarti data adalah memiliki varians homogen.
Metoda  Statistika    Sudjana,  1994  :  368 menerangkan  apabila  garis  regresi
yang terbaik untuk sekumpulan data berbentuk linier, maka derajat hubungannya akan    dinyatakan    dengan    r    dan    biasa    dinamakan    koefisien  korelasi.  Uji
korelasi  dilakukan  untuk  mengetahui  bagaimana  dan  seberapa  besarkah hubungan variabel X dengan variabel Y. Untuk hubungan variabel tersebut dapat
dihitung dengan menggunakan rumus Koefisien Korelasi antara X dan Y sebagai berikut :
∑      ∑   ∑ √[  ∑    ∑    ][  ∑    ∑     ]
Universitas Sumatera Utara
Keterangan : Banyak data atau anggota
Anggota pada variabel bebas Anggota pada variabel terikat
Korelasi dilambangkan dengan  r  dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga    -1
≤  r  ≤  +1  .  Apabila  r  =  -1  artinya  korelasinya  negatif  sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat sedangkan
arti    harga    r    akan    disesuaikan    dengan    tabel    interpretasi    nilai    r  sebagai berikut:
Tabel 1.1 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien
–
–
–
–
– Tingkat Hubungan
0,80 – 1,000
0,60 – 0,799
0,40 – 0,599
0,20 – 0,399
0,00 – 0,199
-0,80 – -1,000
-0,60 – -0,799
-0,40 – -0,599
-0,20 – -0,399
-0,00 – -0,199
Sangat Kuat positif Kuat positif
Cukup Kuat positif Rendah positif
Sangat Rendah positif Sangat Kuat negatif
Kuat negatif Cukup Kuat negatif
Rendah negatif Sangat Rendah znegatif
Metoda  Statistika    Sudjana,  1994  :  47 untuk  membuat  daftar  distribusi
frekuensi dengan panjang kelas yang sama maka dapat dilakukan dengan mencari dahulu yakni rentang, banyak kelas, panjang kelas  interval  dan membuat  titik
Universitas Sumatera Utara
bawah  kelas  interval  pertama  yang  diambil  dari  data  terkecil  atau  nilai  data yang  lebih  kecil  dari  data  terkecil  tetapi  selisihnya  harus  kurang  dari  panjang
kelas yang sudah ditentukan.
Metoda  Statistika    Sudjana,  2005:  466 untuk  menguji  kenormalan  suatu
populasi atau data setiap variabel dengan cara mencari rata- rata, standar deviasi setiap  data  pada  masing-  masing  variabel.  Menghitung  nilai  z
i
pada  setiap pengamatan dengan rumus:
̅
Setelah  nilai  z
i
,  maka  dihitung  peluang    Fz
i
= dan  hitung  nilai
proporsi Sz
i
= dan  hitung selisih  Fz
i
- Sz
i
untuk mengetahui nilai L
. Nilai yang paling besar diantara harga- harga mutlak disebut nilai Lilliefors.
Statistik  Nonparametrik    Djarwanto,  2003  :  5 menerangkan  uji  chi  square
adalah  uji  independensi,  dimana  suatu  variabel  tidak  dipengaruhi  atau  tidak ada  hubungan  dengan  variabel  lain.  Uji  ini  hanya  digunakan  untuk  menduga
barangkali  ada  beberapa  faktor  yang  dipandang  mempengaruhi  adanya hubungan, untuk itu dilakukan uji chi square sebagai berikut :
∑
Keterangan: Chi Kuadrat
Frekuensi yang diperoleh
Universitas Sumatera Utara
Frekuensi yang diharapkan Banyak kelas
Derajat kebebasan
Ketentuan   yang  digunakan  adalah  jika χ2   hitung   χ2   tabel  pada  taraf
signifikasi 5 dengan db = k – 1.
“Teori  Multi  Kecerdasan”.  Menurut  Howard  Gardner  “IQ  tidak  boleh
dianggap  sebagai  gambaran  yang  mutlak.  Sebab  kecerdasan  dapat  bervariasi menurut  konteksnya
”.  Dalam  hal  ini  beliau  melahirkan  tujuh  teori  kecerdasan berupa: kecerdasan linguistik, kecerdasan logis matematis, kecerdasan visual
–  spasial,  kecerdasan  musical,  kecerdasan  kinetis,  kecerdasan  interpersonal dan      kecerdasan  intrapersonal.  Dari  tujuh  kecerdasan  yang  ditawarkan  oleh
pakar Howard Gardner tersebut salah satunya adalah kecerdasan logis matematis menggambarkan  kemampuan  seseorang  untuk  menangani  bilangan  dan
perhitungan, pola dan pemikiran logis dan ilmiah.
Kompetensi  Matematika    Johanes,  2004  :76 menerangkan  bahwa  dua
variabel  atau  lebih  pernyataan  dapat  digabungkan  sehingga  membentuk pernyataan  baru  yang  disebut  pernyataan  majemuk.  Penggabungan  tersebut
menggunakan    kata   hubung    logika.   Ada   empat   jenis   pernyataan   majemuk antara lain konjungsi, disjungsi, implikasi, dan biimplikasi.
1.8  Sistematika Penulisan