Manfaat Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu

Selain itu pengembangan bahan ajar juga harus memperhatikan prinsip – prinsip pembelajaran. Prinsip-prinsip tersebut diantaranya adalah 1 mulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit, dari yang kongkret untuk memahami yang abstrak, 2 pengulangan akan memperkuat pemahaman, 3 umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap pemahaman siswa, 4 motivasi belajar yang tinggi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan belajar, 5 mencapai tujuan ibarat naik tangga, setahap demi setahap, akhirnya akan mencapai ketinggian tertentu, 6 mengetahui hasil yang telah dicapai akan mendorong siswa untuk terus mencapai tujuan.

2.1.3.2 Fungsi Pengembangan Bahan Ajar

Pengembangan bahan ajar dilakukan untuk mengembangkan bahan ajar yang sudah tersedia namun masih dapat dikembangkan dengan model-model pengembangan yang bervariasi sesuai dengan analisis kebutuhan masyarakat. Menurut Cece Wijaya sebagaimana dikutip oleh Majid 2011 ada enam jenis fungsi dalam pengembangan sumber belajar, yaitu 1 riset dan teori, 2 desain, 3 produksi dan penempatan 4 evaluasi dan seleksi, dan 5 fungsi organisasi dan pelayanan.

2.1.3.3 Manfaat Pengembangan Bahan Ajar

Manfaat dari pengembangan bahan ajar menurut Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah 2008 adalah ada sejumlah manfaat yang dapat diperoleh apabila seorang guru mengembangkan bahan ajar sendiri, yakni: 1 diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan belajar siswa, 2 tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh, 3 bahan ajar menjadi lebih kaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi, 4 menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar, 5 bahan ajar akan mampu membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan siswa karena siswa akan merasa lebih percaya kepada gurunya.

2.1.3.4 IPA Terpadu

Salah satu kunci pembelajaran terpadu yang terdiri atas beberapa bidang kajian adalah menyediakan lingkungan belajar yang menempatkan peserta didik mendapat pengalaman belajar yang dapat menghubungkaitkan konsep-konsep dari berbagai bidang kajian Carin, 1997. Pengertian terpadu di sini mengandung makna menghubungkan IPA dengan berbagai bidang kajian. Lintas bidang kajian dalam IPA adalah mengkoordinasikan berbagai disiplin ilmu seperti makhluk hidup dan proses kehidupan, energi dan perubahannya, materi dan sifatnya, geologi, dan astronomi. Sebenarnya IPA dapat juga dipadukan dengan bidang kajian lain di luar bidang kajian IPA dan hal ini lebih sesuai untuk jenjang pendidikan Sekolah Dasar. Mengingat pembahasan materi IPA pada tingkat lebih tinggi semakin luas dan mendalam, maka pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar dan SMAMA, akan lebih baik bila keterpaduan dibatasi pada bidang kajian yang termasuk bidang kajian IPA saja. Hal ini dimaksudkan agar tidak terlalu banyak guru yang terlibat, yang akan membuka peluang timbulnya kesulitan dalam pembelajaran dan penilaian, mengingat semakin tinggi jenjang pendidikan, maka semakin dalam dan luas pula pemahaman konsep yang harus diserap oleh peserta didik. Pembelajaran IPA terpadu yang diterapkan dalam penelitian pengembangan bahan ajar ini adalah pembelajaran terpadu model connected. Terdapat kelebihan dan kekurangan dalam pembelajaran connected disajikan dalam Tabel 2.1 di bawah ini. Tabel 2.1 Pembelajaran Terpadu Model Connected Model Karakteristik Kelebihan Keterbatasan Membelajarkan dalam setiap KD, konsep- konsep pada KD tersebut dipertautkan dengan konsep pada KD yang lain. a. Melihat permasalahan tidak hanya dari satu bidang kajian b. Pembelajaran dapat mengikuti KD-KD dalam standar isi. Kaitan antara bidang kajian sudah tampak tetapi masih didominasi oleh bidang kajian tertentu. Fogarty, 1991

2.1.3.5 Teknik Pengembangan Bahan Ajar Berbasis literasi Sains