Model-Model Pembelajaran Geografi DESAIN PEMBELAJARAN GEOGRAFI

15

D. Model-Model Pembelajaran Geografi

Model pembelajaran yang dapat digunakan dalam mata pelajaran geografi sangat beragam. Penjelasan tentang sejumlah model pembelajaran yang relevan untuk mencapai tujuan pembelajaran geografi abad XXI sesuai pendekatan dan strategi pembelajaran yang telah disampaikan di awal adalah sebagai berikut. 1. Pembelajaran berbasis penyingkapanpenemuan inquirydiscovery learning Pembelajaran berbasis penyingkapan dilandasi oleh filosofi konstruktivisme dengan asumsi bahwa belajar pada hakikatnya suatu proses membangun pemahaman yang dilakukan oleh peserta didik. Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya prior knowledge oleh peserta didik. Pembelajaran akan lebih berhasil jika di dalamnya terdapat proses interaksi sosial dan akan lebih lama diingat jika bermakna dan diperoleh melalui pengalaman nyata peserta didik. Proses pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran berbasis inquirydiscovery learning adalah pembelajaran yang menuntut peserta didik untuk mampu menemukan, mengeksplorasi mengembangkan pengetahuan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi, dan kemudian menguji kebenaran pengetahuan tersebut. Guru berperan sebagai fasilitator dan mediator dalam rangka membawa peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Para ahli sering membedakan antara discovery learning dengan inquiry learning, tetapi keduanya dalam satu rumpun pembelajaran yang sama yaitu berbasis riset. Pada discovery learning terdapat pengalaman yang disebut aha experience atau menemukan sesuatu dari proses penyelidikan yang dilakukan oleh peserta didik, sedangkan inquiry learning tidak selalu sampai pada proses temuan. Dalam konteks pembelajaran abad XXI, inquiry learning dan discovery learning memiliki potensi untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan penyelesaian masalah, mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bekerja sama, kemampuan mencipta dan memperbarui, dan secara tidak langsung akan berdampak pada peningkatan kemampuan literasi teknologi informasi dan komunikasi. Proses akhir dalam inkuiri terletak pada kepuasan peserta didik dalam melakukan kegiatan meneliti. Ada empat tahapan dalam pembelajaran berbasis riset yaitu menelaah, mencari, menata, dan menutur. Penjelasannya adalah sebagai berikut. a. Menelaah yaitu proses mengidentifikasi berbagai masalah yang dihadapi melalui pengumpulan informasi dan studi pustaka. Cara mengidentifikasi dapat dibantu dengan menyusun pertanyaan untuk selanjutnya melakukan kegiatan pengumpulan data. Guru dapat memberikan topik permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitar sehingga mudah dilakukan oleh peserta didik. b. Mencari yaitu peserta diminta untuk mengumpulkan data untuk membuktikan teori. Data yang dicari dapat diperoleh dari hasil uji coba di laboratorium, observasi, wawancara, dan cara lain yang memenuhi persyaratan ilmiah. Hasil dari langkah ini berupa data yang bermakna. c. Menata yaitu mengolah data, menganalisis, menyimpulkan, dan menyusun laporan. Pada proses analisis, data akan diperbincangkan dalam bentuk diskusi sesama peserta didik. Tujuan utama langkah ini adalah untuk memperdebatkan pendapat dan temuan, serta menyempurnakan temuan berdasarkan pendapat yang benar dan objektif. 16 d. Menuturkan yaitu melaporkan atau mengomunikasikan hasil temuannya. Peserta didik akan menggunakan berbagai media yang dipilihnya sendiri untuk mengomunikasikan temuannya. Gambar 2. Tahap pembelajaran inquirydiscovery learning Beberapa keuntungan yang diperoleh jika menggunakan pembelajaran berbasis riset adalah sebagai berikut. a. Meningkatkan daya nalar peserta didik dan kemampuan berpikir kritis. Secara khusus belajar inqury dan discovery melatih keterampilan kognitif peserta didik untuk menemukan dan menyelesaikan masalah tanpa pertolongan orang lain. b. Hasil pembelajaran inquirydiscovery mempunyai efek transfer yang lebih baik daripada hasil lainnya sehingga bertahan lama dan mudah diingat. c. Peserta didik akan lebih aktif dalam kegiatan belajar karena mereka berpikir dan menggunakan kemampuannya untuk menemukan hasil akhir. d. Peserta didik memahami bahan pelajaran sebab mereka mengalami sendiri proses menemukannya sehingga menimbulkan rasa puas. Kepuasan batin ini mendorong ingin melakukan pencarian dan penemuan lagi sehingga minat belajar meningkat. e. Metode ini melatih peserta didik untuk lebih banyak belajar secara mandiri. Adapun kelemahan dari metode ini adalah membutuhkan waktu belajar yang lebih lama dibandingkan dengan metode ceramah. Untuk mengurangi kelemahan tersebut, guru dapat menggunakan lembar kerja peserta didik LKS yang telah dipersiapkan oleh guru sebelum pembelajaran dimulai. Jika guru menggunakan LKS, model ini disebut guided discovery terbimbing. Contoh penerapan model ini adalah peserta didik diminta untuk menentukan tipe iklim berdasarkan rumus tertentu dengan cara mengolah data cuaca yang disediakan oleh guru atau mencari data ke stasiun pengamatan cuaca. Contoh lainnya adalah menentukan kualitas air dengan cara uji laboratorium, menghitung debit aliran sungai, dan meneliti penyebab bencana banjir. Untuk melaksanakan model pembelajaran ini, guru dapat merencanakannya dengan saksama dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP pada bagian kegiatan belajar skenario pembelajaran. Pembagian waktu pertemuan dapat dilakukan pada satu kali pertemuan atau membaginya dalam beberapa pertemuan sesuai ruang lingkup kompetensi yang akan dicapai. 2. Pembelajaran Berbasis Masalah Pembelajaran Berbasis Masalah Problem Based Learning - PBL merupakan model pembelajaran yang mirip dengan pembelajaran inquirydiscovery. Perbedaannya terletak pada langkah awal pembelajaran. Jika pada model pembelajaran inquiry dapat mengambil tema berdasarkan pada ruang lingkup menelaah mencari menata menuturkan 17 materi dari Kompetensi Dasar 9KD, model PBL mengangkat masalah yang sedang dihadapi oleh masyarakat atau masalah yang terjadi di lingkungan sekitar. Konsepnya sederhana dan dapat mengikuti langkah pembelajaran yang lengkap dan atau hanya mengikuti langkah yang lebih sederhana. Hal yang paling prinsip dari model ini adalah selalu diawali dengan mengajukan masalah yang harus diselesaikan oleh peserta didik. Peserta didik diajak untuk fokus terhadap masalah. Mereka diminta untuk melakukan kajian, observasi, dan menggunakan metode ilmiah untuk menyelesaikannya. Pembelajaran berbasis masalah adalah strategi pembelajaran yang merangsang peserta didik bersikap aktif untuk menyelesaikan permasalahan dalam situasi nyata. Selain itu, peserta didik dapat dilatih untuk bekerja dalam tim untuk menyelesaikan masalah dunia nyata. Dengan dua pendapat di atas dapat terlihat bahwa PBL merupakan strategi yang menantang, melatih kerja sama, dan melatih peserta didik untuk berani mengemukakan temuannya. Sekurang-kurangnya ada lima fase dalam menerapkan PBL yaitu sebagai berikut. a. Melakukan orientasi peserta didik terhadap adanya masalah. Kegiatan orientasi adalah mengidentifikasi dan menunjukkan adanya kesenjangan antara harapan dengan kenyataan. b. Mengorganisasikan peserta didik yaitu mengatur aktivitas peserta didik agar dapat melaksanakan proses penyelesaian masalah. c. Membimbing dalam melakukan penyelidikan, baik secara individual maupun kelompok. d. Mengolah data dan dalam bentuk grafik, tabel, atau bagan. e. Menganalisis hasil dan mengevaluasi proses penyelesaian masalah secara bersama-sama. Bentuknya dapat berupa presentasi dan diskusi panel. Gambar 3. Tahap pembelajaran problem based learning Dalam pemilihan masalah yang akan dikaji, guru dapat mengikuti rambu- rambu kegiatan sebagai berikut. a. Tema yang dipilih merupakan masalah yang diketahui dan dekat dengan kehidupan peserta didik sehari-hari. Hal ini dilakukan agar dapat Orientasi Organisasi kegiatan Penyelidikan Mengolah data Analisis dan penyajian 18 menarik perhatian dan setiap peserta didik dapat mengikutinya dengan aktif. b. Tema yang dibahas harus mendukung tujuan dan kompetensi yang sesuai dengan kurikulum. c. Tema yang dipilih tidak terlalu rumit sehingga dapat dikaji oleh peserta didik dan dalam jangkauan wawasan guru. Contoh tema masalah yang “mungkin” dapat dibahas oleh peserta didik misalnya menjaga sungai agar tetap bersih atau mengurangi risiko kesehatan akibat pencemaran udara Metode PBL memiliki sejumlah keunggulan yaitu sebagai berikut. a. Penyelesaian masalah dapat menantang kemampuan peserta didik serta memberikan kepuasan untuk menentukan pengetahuan baru sehingga dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran peserta didik. b. Penyelesaian masalah dapat membantu peserta didik untuk ikut serta bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. Di samping memiliki keunggulan, strategi pembelajaran berbasis masalah juga memiliki beberapa kelemahan antara lain: a. Jika tema yang dipilih terlalu sulit, motivasi peserta didik berkurang bahkan hilang semangat. Terkadang peserta didik akan merasa enggan untuk mencoba. b. Membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan penekatan ekspositori ceramah. c. Keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran sulit diukur sehingga guru sering kecewa terhadap hasil belajar peserta didik jika kemampuan peserta didik hanya diukur dengan butir soal pilihan ganda dan isian singkat. 3. Pembelajaran Berbasis Proyek Metode pembelajaran berbasis proyek project based learning adalah pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memilih, merancang dan memimpin pekerjaan proyeknya. Tujuan dari pembelajaran berbasis proyek adalah untuk membiasakan peserta didik berinteraksi kepada lingkungannya. Peran guru hanya mengarahkan, membimbing, mengamati dan memantau jalannya kegiatan belajar mengajar, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Agar strategi pembelajaran proyek dapat diterapkan, terdapat beberapa persyaratan tertentu yang harus dipenuhi yaitu sebagai berikut. a. Sasaran yang harus dicapai berupa penyelesaian suatu problem yang kompleks. b. Para peserta memiliki kebebasan seluas mungkin, untuk mengadakan penentuan mengenai subjek, perencanaan, pelaksanaan, serta penerapan proyek. c. Dalam proyek, keputusan diambil berdasarkan konsensus. d. Pengajar atau instruktur berintegrasi dalam kelompok proyek. e. Diadakan pertalian antara teori dan praktik. f. Diperlukan keterampilan lebih dari satu bidang untuk menyelesaikan problem. g. Pekerjaan proyek dibagi dalam kelompok-kelompok. h. Sasaran proyek adalah menghasilkan sesuatu yang nyata dan berfaedah. Secara lebih rinci, model pembelajaran berbasis proyek mengikuti lima langkah utama, yaitu menetapkan tema proyek, menetapkan konteks belajar, merencanakan aktivitas, memproses aktivitas, dan penerapan aktivitas. Penjelasannya adalah sebagai berikut. 19 a. menetapkan tema proyek. Tema proyek hendaknya memenuhi indikator- indikator tertentu s e p e r t i memuat gagasan yang penting dan menarik, mendeskripsikan masalah kompleks, dan mengutamakan penyelesaian masalah. b. menetapkan konteks belajar. Konteks belajar hendaknya memenuhi indikator-indikator: mengutamakan otonomi peserta didik, melakukan inquiry, peserta didik mampu mengelola waktu secara efektif dan efesien, dan peserta didik belajar penuh dengan kontrol diri dan bertanggung jawab. c. merancang langkah-langkah penyelesaian proyek. Pengalaman belajar terkait dengan merencanakan proyek adalah mencari sumber yang berkait dengan tema proyek. d. menyusun jadwal pelaksanaan proyek, e. menyelesaikan proyek dengan bantuan arahan fasilitasi dan monitoring guru, f. menyusun laporan atau presentasi hasil proyek. Sejumlah kelebihan dari model ini antara lain meningkatkan motivasi belajar peserta didik, meningkatkan kemampuan penyelesaian masalah, meningkatkan kecakapan kolaboratif, dan meningkatkan keterampilan mengelola sumber daya yang tersedia. Kelemahannya adalah membutuhkan waktu yang lebih lama bahkan dapat mengganggu jadwal kegiatan belajar mata pelajaran lainnya. 4. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dirancang agar peserta didik dapat bekerja dalam kelompok dan saling membantu dalam kondisi yang heterogen. Biasanya dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil dengan tiga tujuan yaitu hasil belajar yang merata di kelas, penerimaan terhadap keragaman semakin tinggi, dan pengembangan keterampilan sosial. Praktik pembelajaran kooperatif umumnya mirip dengan permainan atau diskusi kelompok. Perbedaan proses pembelajaran sebagai model kooperatif adalah sebagai berikut. a. Harus ada saling ketergantungan antarkelompok. Jika dalam diskusi tidak tercipta saling ketergantungan maka tidak dapat dikatakan sebagai pembelajaran kooperatif. Contohnya, skor individu dalam permainan kelompok harus memiliki kontribusi terhadap kelompok. Anggota kelompok yang akan mewakili kelompok diwajibkan untuk diberi masukan oleh anggota kelompok lainnya agar nilai yang diperolehnya lebih baik. b. Ada interaksi tatap muka atau berdekatan dan melihat satu sama lain secara langsung, c. Setiap individu memiliki peranan dalam kelompok, d. Ada jalinan antara pribadi untuk melatih keterampilan sosial, karena dapat mengembangkan keterampilan sosial seperti bekerjasama dengan orang lain, saling menghargai, melatih jiwa demokrasi, toleran, dan saling membantu. Langkah pembelajaran sintaks tidak menjadi perhatian utama dalam pembelajaran kooperatif. Guru dapat menciptakan sendiri asalkan memperhatikan rambu-rambu yang telah dijelaskan di atas. Saat ini, ada puluhan skenario pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan oleh guru seperti Jigsaw, Number Heads Together NHT, Student Team Achievement Division STAD, dan Team Assisted Individualization atau Team Accelerated Instruction TAIn, Think-Pair-Share, Picture and Picture, dan lain- lain. 20 Gambar 4. Skenario pembelajaran kooperatif tipe jigsaw 5. Pembelajaran Bermakna Pembelajaran bermakna meaningful learning adalah pembelajaran yang berusaha memetakan perkembangan skema pengetahian yang telah, sedang, dan akan dikembangkan. Pembelajaran bermakna memiliki asumsi bahwa materi ajar tidak hanya sekedar dihafal tetapi harus dipahami dengan cara menghubungkan antara konsep yang telah diketahui sebelumnya dengan konsep atau pengetahuan baru. Ada tiga syarat agar pembelajaran menjadi bermakna yaitu sebagai berikut. a . Relevan dengan pengetahuan yang telah diketahui sebelumnya. Persyaratan ini mengandung arti bahwa peserta didik akan merasa terlibat dengan informasi yang diterimanya. b. Pengetahuan yang dipelajari oleh peserta didik memiliki kaitan yang berarti dengan ilmu pengetahuan lainnya. Konsep dan dalil yang dipelajarinya dapat dibuktikan dalam bentuk contoh, dapat dirasakan, rasional, dapat dilihat dalam kehidupan di lingkungannya. c. Peserta didik yang mempelajari materi ajar harus memutuskan tentang kebermaknaan bagi dirinya. Artinya, peserta didik harus secara sadar dan sengaja mengaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah dimilikinya. Langkah-langkah penerapan pembelajaran bermakna di kelas adalah sebagai berikut. a. Menyampaikan gambaran umum tentang materi yang akan disampaikan. Termasuk di dalamnya menyampaikan tujuan pembelajaran dan membangkitkan motivasi belajar. Guru membawa model berupa benda nyata, foto, gambar, atau kata-kata yang diperagakan oleh guru di depan kelas. Tujuannya untuk mengondisikan agar peserta didik mulai terlibat dalam proses belajar. b. Peserta didik diajak secara bersama-sama untuk menyebutkan atau menjelaskan sejumlah istilah atau konsep yang telah diketahuinya sebelumnya. Dalam standar proses, tahap ini disebut kegiatan eksplorasi yaitu mengukur kemampuan awal peserta didik. c. Peserta didik mencoba menghubungkan konsep yang telah disebutkan dengan informasi baru. Hubungan antara dua konsep dapat berupa kalimat yang menerangkan, hubungan sebab akibat, dan hubungan bersyarat kondisional. Tahap ini dapat diidentikkan dengan tahapan elaborasi dan pada prakteknya dapat menggunakan teknik concept mapping atau mind map. Kegiatan Kelompok Tahap 1 Kegiatan Kelompok Tahap 3 Kegiatan Kelompok Tahap 2 21 d. Dengan bantuan guru, peserta didik menganalisis atau melakukan kegiatan konstruktivisme untuk memperkaya kegiatan elaborasi. e. Melakukan refleksi, penyimpulan, dan penguatan terhadap konsep yang telah direlasikan. Refleksi diarahkan pada penyadaran terhadap adanya tambahan pengetahuan yang dirasakan oleh peserta didik sehingga kebermaknaannya dirasakan oleh peserta didik. E. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Mekanisme pelaksanaan pembelajaran mencakup perencanaan, pelaksanaan termasuk didalamnya kegiatan evaluasi, dan pertimbangan daya dukung. Tahap pertama, perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan kegiatan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP. Pengembangan RPP dapat dilakukan oleh guru secara mandiri danatau berkelompok di sekolahmadrasah dikoordinasi, difasilitasi, dan disupervisi oleh kepala sekolahmadrasah. Pengembangan RPP dapat juga dilakukan oleh guru secara berkelompok antarsekolah atau antarwilayah dikoordinasi, difasilitasi, dan disupervisi oleh dinas pendidikan atau kantor kementerian agama setempat. Prinsip-prinsip penyusunan RPP adalah sebagai berikut. 1. Setiap RPP harus secara utuh memuat kompetensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. 2. Satu RPP dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. 3. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik. RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, danatau lingkungan peserta didik. 4. Berpusat pada peserta didik. Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar, menggunakan berbagai pendekatanmodel. 5. Berbasis konteks. Proses pembelajaran yang menjadikan lingkungan sekitarnya sebagai sumber belajar. 6. Berorientasi kekinian. Pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan nilai-nilai kehidupan masa kini. 7. Mengembangkan kemandirian belajar. Pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik untuk belajar secara mandiri. 8. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut pembelajaran. RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi. Pembelajaran pengayaan dan remedi dilakukan setelah evaluasi terhadap hasil belajar siswa dilakukan. 9. Memiliki keterkaitan dan keterpaduan antarkompetensi danatau antarmuatan. RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI, KD, indikator pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya. 10. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi. Komponen-komponen minimal RPP memuat: 1. Identitas sekolahmadrasah nama sekolah, mata pelajaran atau tema nama mata pelajaran atau judul tema, kelassemester kelas dan 22 semester yang akan dibelajarkan, dan alokasi waktu prakiraan durasi waktu untuk menyelesaikan kompetensi dan materi yang akan dibelajarkan; 2. Kompetensi Dasar dan indikator pencapaian kompetensi 3. Materi pembelajaran mengacu pada silabus; 4. Kegiatan pembelajaran yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup skenario kegiatan menggunakan pendekatan keilmuan dengan model-model dan metode sesuai dengan kebutuhan pencapaian KD; 5. Penilaian, mencakup kompetensi yang akan dinilai, instrumen penilaian, cara melaksanakan penilaian, pengolahan data, serta pelaporannya. 6. Pendukung pembelajaran, meliputi: media, alat, bahan, dan sumber belajar. Contoh format RPP mata pelajaran geografi RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP Sekolah : Mata pelajaran : Geografi KelasSemester : Alokasi Waktu : A. Kompetensi Inti KI [disajikan Deskripsi Rumusan KI-1 dan KI-2 seperti yang dinyatakan dalam silabus] KI3: KI4: B. Kompetensi Dasar dan Indikator Kompetensi Dasar Indikator KD pada KI 3 … KD pada KI4 … C. Materi Pembelajaran [disajikan materi pokok] D. Kegiatan Pembelajaran 1. Pertemuan Pertama: ...JP Indikator: … [ indikator yang dirujuk untuk pembelajaran pertemuan pertama] a. Kegiatan Pendahuluan b. Kegiatan Inti [disajikan garis besar alur berpikir pembelajaran secara lengkap, materi rinci pembelajaran dimuat pada Lampiran Materi Pembelajaran Pertemuan 1] c. Kegiatan Penutup 2. Pertemuan Kedua: ...JP Indikator: … [indikator yang dirujuk untuk pembelajaran pertemuan kedua] a. Kegiatan Pendahuluan b. Kegiatan Inti [disajikan garis besar alur berpikir pembelajaran secara lengkap, materi rinci pembelajaran dimuat pada Lampiran Materi Pembelajaran Pertemuan 2] c. Kegiatan Penutup 23 3. Pertemuan seterusnya. E. Teknik penilaian [disajikan nama Teknik Penilaian, instrumen lengkap penilaian setiap pertemuan dimuat dalam Lampiran Instrumen Penilaian Pertemuan 1, Lampiran Instrumen Penilaian Pertemuan 2, dan seterusnya tergantung pada banyak pertemuan] F. Mediaalat, Bahan, dan Sumber Belajar 1. Mediaalat 2. Bahan 3. Sumber Belajar Lampiran-lampiran: 1. Materi Pembelajaran Pertemuan 1 2. Instrumen Penilaian Pertemuan 1 3. Materi Pembelajaran Pertemuan 2 4. Instrumen Penilaian Pertemuan 2 5. Dan seterusnya tergantung banyak pertemuan. Langkah-langkah penyusunan RPP adalah: 1. Pengkajian silabus untuk menentukan keluasan, kedalaman, dan urutan materi serta aktivitas dalam pembelajaran. 2. Perumusan indikator pencapaian setiap KD 3. Penentuan materi Pembelajaran. 4. Penjabaran Kegiatan Pembelajaran berupa kegiatan-kegiatan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang dibelajarkan 5. Penentuan alokasi waktu untuk setiap pertemuan sesuai kebutuhan. 6. Penentuan penilaian, mencakup kompetensi yang akan dinilai, instrumen penilaian, cara melaksanakan penilaian, pengolahan data, serta pelaporannya. 7. Menentukan pendukung pembelajaran media, alat, bahan dan sumber belajar sesuai dengan langkah-langkah kegiatan dan kompetensi yang akan dicapai oleh peserta didik. Tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran meliputi: 1. Kegiatan Pendahuluan Dalam kegiatan pendahuluan, guru: a. mengondisikan suasana belajar yang menyenangkan; b. mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari dan dikembangkan sebelumnya berkaitan dengan kompetensi yang akan dipelajari dan dikembangkan; c. menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari; d. menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan; dan e. menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan. 2. Kegiatan Inti Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. 3. Kegiatan Penutup 24 Kegiatan penutup mencakup: a. Kegiatan guru bersama peserta melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan dan memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; dan b. Kegiatan guru bersama peserta didik merencanakan pembelajaran pada pertemuan berikut.. Proses pembelajaran memerlukan daya dukung berupa ketersediaan narasumber, sarana dan prasarana pembelajaran yang bervariasi dan mendukung pencapaian kompetensi. Pihak-pihak yang terlibat dalam pembelajaran antara lain: peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, kepala sekolah, Dinas Pendidikan atau kantor Kementerian Agama provinsi dan kabupatenkota sesuai dengan kewenangannya, dan dukungan partisipasi orang tua, masyarakat, dan dunia usaha atau dunia industri. 25

BAB IV PENILAIAN PEMBELAJARAN GEOGRAFI