Struktur Organisasi Agroindustri Tunas Baru

Struktur organisasi pada agroindustri beras siger sejak dijalankan secara individu oleh Ketua KWT Ibu Sunartuti dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9. Struktur organisasi agroindustri yang dijalankan secara individu Berbeda halnya dengan struktur organisasi agroindustri beras siger bersama dengan anggota KWT Tunas Baru, pada saat kegiatan produksi secara individu tidak ada struktur khusus yang menjelaskan perbedaan tugas dan wewenang di dalam agroindustri. Hanya terdapat pemilik yang sekaligus merupakan Ketua KWT yang bertugas merangkap dan menyeluruh dalam mengatur, mengelola, melakukan pencatatan dan merekapitulasi setiap catatan penerimaan dan pengeluaran agroindustri. Pihak lain yang berkontribusi adalah tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga yang tugasnya hanya membantu dalam mempermudah kegiatan produksi beras siger dan sebagai pengganti atas tenaga yang telah diberikan setiap tenaga kerja baik dari dalam keluarga dan dari luar keluarga diberikan upah sesuai dengan pekerjaan yang dikerjakan. Ketua Sunartuti TKDK Tasman TKLK Iin TKDK Rizky

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh pada penelitian ini adalah : 1. Kekuatan utama agroindustri ini adalah kualitas beras siger yang sangat baik dibandingkan dengan agroindustri beras siger lain sejenis karena produknya yang sangat mirip menyerupai beras padi. Kelemahan utama pada agroindustri adalah keterbatasan modal kerja dana operasional produksi sehingga tidak memungkinkan agroindustri untuk memproduksi beras siger dalam skala yang besar. 2. Hasil analisis pendapatan pada hasil produksi tahun 2015 di agroindustri menunjukkan nilai RC atas biaya tunai dan biaya total lebih dari 1 yang artinya usaha ini mengalami keuntungan, karena penerimaan lebih besar dari biaya. Hal ini menciptakan kekuatan dari aspek analisis pendapatan adalah usaha agroindustri beras siger ini menguntungkan sedangkan, kelemahannya adalah keuntungan yang diperoleh agroindustri ini masih berfluktuasi di setiap bulannya. 3. Peluang utama pada agroindustri ini adalah keberadaan teknologi berupa alat mesin produksi yang lengkap sehingga sangat membantu dalam mempermudah dan mempercepat kegiatan produksi. Ancaman utama pada agroindustri ini adalah kurangnya pengawasan controlling dari pemerintah yang dapat membantu dalam melakukan pembinaan dan mengatasi berbagai masalah di dalam agroindustri. 4. Hasil analisis pengetahuan konsumen dan proses pengambilan keputusan konsumen beras siger menyimpulkan hampir seluruh konsumen beras siger merasa puas dan melakukan pembelian kembali produk beras siger serta hampir dari seluruh konsumen juga memiliki pengetahuan dan informasi yang mendalam mengenai karakteristik produk beras siger. Hal ini memunculkan adanya peluang agroindustri dari aspek konsumen yaitu pengetahuan dan informasi yang telah dimiliki konsumen mengenai karakteristik produk beras siger sedangkan, ancaman agroindustri dari aspek konsumen adalah harga per kemasan beras siger tinggi yang dapat berpengaruh terhadap berkurangnya jumlah konsumen jika harga produk naik. 5. Strategi prioritas pengembangan usaha pada agroindustri adalah meningkatkan modal kerja agar dapat memenuhi permintaan produk beras siger dari konsumen yang tinggi yang dapat diperoleh dari dana pribadi maupun bantuan dari pemerintah melalui dinas dan instansi terkait.

B. Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan diperoleh saran sebagai berikut. 1. Pemilik agroindustri sebaiknya mulai mengaktifkan kembali agroindustri yang semula berdiri dan dijalankan oleh KWT sehingga dapat menambah jumlah tenaga kerja yang mampu membantu untuk meningkatkan volume produksi yang nantinya berdampak pada peningkatan keuntungan dan perkembangan agroindustri. Hal ini sejalan dengan akan meningkatnya pengetahuan dan informasi yang dimiliki masyarakat terkait manfaat dalam mengonsumsi beras siger sebagai salah satu pangan alternatif diversifikasi produk pangan mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap beras guna terciptanya ketahanan pangan masyarakat. 2. Pemerintah sebaiknya mengutus tim penyuluh atau pihak lain terkait yang dapat melaksanakan kegiatan pembinaan pada agroindustri sehingga dapat mengatasi berbagai permasalahan, kebutuhan atau kesulitan yang sedang dialami oleh agroindustri. 3. Peneliti selanjutnya sebaiknya mengkaji lebih lanjut mengenai strategi pengembangan usaha dengan komponen internal dan eksternal agroindustri yang berbeda atau melaksanakan penelitian dengan topik lain seperti tingkat permintaan produk beras siger oleh konsumen.