Latar Belakang Pendirian Agroindustri Tunas Baru
Hasil dari mengikuti kegiatan pelatihan dan pendidikan tersebut seluruh anggota KWT Tunas Baru melakukan musyawarah untuk menjalankan usaha
bersama untuk mengisi waktu luang dan untuk menambah pemasukan rumah tangga masing-masing anggota. Hasil dari musyawarah tersebut terpilihlah
produk tiwul dari ubi kayu yang diberi nama oleh kelompok sebagai beras siger singkong seger sebagai salah satu bentuk usaha yang hendak
dijalankan oleh KWT. Produk beras siger dipilih dengan alasan karena sesuai dengan kemampuan Ibu Sunartuti sebagai Ketua KWT dalam mengolah ubi
kayu sebagai alternatif pangan non beras. Produk tersebut merupakan bentuk diversifikasi produk pangan untuk mengurangi ketergantungan masyarakat
terhadap beras padi. Alasan lain terpilihnya beras siger adalah karena kesepuluh anggota KWT tersebut bersuku Jawa sehingga hampir semua
anggota juga telah memiliki kemampuan dalam membuat tiwul hanya perlu penambahan informasi karena tiwul yang dibuat oleh Ibu Sunartuti berasal
dari ubi kayu bukan gaplek.
Sejak awal mula berdirinya tahun 2011 KWT Tunas Baru sudah mendapatkan perhatian dari Badan Ketahanan Pangan Provinsi Lampung terbukti dengan
diberikannya bantuan berupa alat mesin produksi untuk mempermudah kegiatan produksi beras siger dan adanya pelatihan serta pemantauan dari
Penyuluh Pertanian Lapang PPL yang ditunjuk oleh Badan Ketahanan Pangan Kota Bandar Lampung. Semua pihak yang terlibat pada usaha
agroindustri ini baik anggota KWT, PPL dan pihak BKP optimis bahwa keberadaan agroindustri ini akan mampu menarik perhatian konsumen untuk
membeli dan mengonsumsi beras siger sebagai alternatif pangan pengganti
beras. Sikap optimisme tersebut dirasakan karena konsumen sasaran produk mayoritas adalah penduduk Kota Bandar Lampung dengan tingkat pendidikan
yang sudah cukup tinggi sehingga diduga telah memiliki pengetahuan mengenai kandungan gizi dan manfaat bagi kesehatan yang akan diperoleh
dalam mengonsumsi beras siger yaitu untuk mencegah dan mengatasi jumlah kadar gula dalam tubuh yang tinggi khususnya untuk masyarakat yang
memiliki risiko atau yang telah mengidap penyakit diabetes militus.
Selama perkembangannya sejak didirikan tahun 2011, terjadi pergantian pelaksanaan kegiatan produksi di dalam agroindustri. Sejak awal tahun 2015,
untuk sementara waktu kegiatan produksi yang semula dilakukan oleh KWT Tunas Baru harus dihentikan sementara akibat keterbatasan modal usaha yang
dimiliki oleh para anggota KWT sehingga, kegiatan produksi sementara dipegang penuh kendalinya secara individu oleh Ketua KWT yaitu Ibu
Sunartuti. Kegiatan produksi yang semula dijalankan bersama KWT dan sekarang menjadi usaha individu mengakibatkan hasil produksi beras siger
menurun sehingga tidak dapat memenuhi jumlah permintaan konsumen.