22 pengaruh nyata terhadap penurunan jumlah populasi Sitophilus zeamais
turunan pertama bila dibandingkan dengan kontrol. Percobaan ini dilanjutkan pada penelitian utama dengan memperkecil konsentrasi ekstrak yang
digunakan sehingga diharapkan dapat meningkatkan efektifitasnya dalam menghambat pertumbuhan serangga hama gudang Sitophilus zeamais.
B. PENELITIAN UTAMA
1. Jumlah Serangga Turunan Pertama F1
Jumlah populasi serangga turunan pertama dihitung setiap hari sejak keluarnya serangga turunan pertama
± tiga minggu setelah infestasi serangga induk selesai, sampai tidak ada lagi serangga yang keluar dari
biji tiruan selama 5 hari berturut-turut. Jumlah serangga yang keluar setiap hari dihitung secara kumulatif sehingga diperoleh data jumlah serangga
turunan pertama untuk setiap perlakuan dan setiap ulangan. Pada penelitian ini serangga turunan pertama muncul pada hari ke-19. Nilai rata-rata
jumlah serangga turunan pertama akibat penambahan ekstrak daun mimba dan daun mindi dapat dilihat pada Tabel 5. Kurva laju pertambahan
populasi turunan pertama akibat penambahan ekstrak daun mimba dan ekstrak daun mindi dapat dilihat masing-masing pada Gambar 7 dan
Gambar 8, dengan data hasil pengamatan populasi kumulatif pada media dengan penambahan ekstrak bahan nabati dapat dilihat pada Lampiran 1
dan Lampiran 2. Analisis sidik ragam dengan penambahan ekstrak daun mimba dan ekstrak daun mindi dapat dilihat pada Lampiran 3 dan
Lampiran 4. Dari Lampiran 3 dapat dilihat bahwa penambahan ekstrak daun
mimba berpengaruh nyata p0.01 terhadap jumlah total populasi turunan pertama dari Sitophilus zeamais. Hal ini dapat dilihat pada konsentrasi
ekstrak daun mimba 1.0 dapat menurunkan jumlah populasi serangga turunan pertama secara nyata bila dibandingkan dengan kontrol Tabel 5.
Penambahan ekstrak daun mimba 1.5 dan 2.0 mampu menghambat
23 secara total perkembangan Sitophilus zeamais yang dibuktikan dengan
tidak adanya serangga turunan pertama. Tabel 5. Pengaruh penambahan ekstrak bahan nabati terhadap jumlah
turunan pertama Sitophilus zeamais pada penelitian utama Bahan
Nabati Konsentrasi
Jumlah populasi serangga turunan pertama NF1
Daun Mimba 0.0
104.0 b 0.5
89.5 b 1.0
20.3 a 1.5
0.0 a 2.0
0.0 a Daun Mindi
0.0 93.0 c
1.0 35.0 b
2.0 29.7 b
3.0 3.5 a
4.0 2.0 a
Keterangan : angka-angka dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata satu sama lain uji Duncan pada taraf
α = 5
Dari Lampiran 4 dapat dilihat pula bahwa daun mindi berpengaruh nyata p0.01 terhadap jumlah total populasi turunan
pertama dari Sitophilus zeamais. Hal ini dapat dilihat pada konsentrasi ekstrak daun mindi 1.0 dan 2.0 mampu menurunkan jumlah populasi
serangga turunan pertama secara nyata bila dibandingkan dengan kontrol Tabel 5. Pada konsentrasi 3.0 dan 4.0 ekstrak daun mindi
berpengaruh nyata dalam menurunkan jumlah populasi serangga turunan hampir secara total.
Penurunan jumlah total populasi serangga Sitophilus zeamais akibat perlakuan penambahan ekstrak daun mimba dan daun mindi diduga
karena adanya komponen kimiawi yang terdapat pada kedua bahan tersebut yang berfungsi sebagai insektisida. Menurut Kardinan 2002, mimba
mempunyai senyawa-senyawa bioaktif yang termasuk dalam kelompok limonoid triterpenoid. Setidaknya terdapat sembilan senyawa limonoid
yang telah diindentifikasi diantaranya adalah azadirachtin, meliantriol, salanin, nimbin dan nimbidin. Azadirachtin C
35
H
44
O
16
adalah senyawa
24 yang paling aktif. Sedangkan pada mindi juga mengandung bahan aktif
yang hampir sama dengan mimba kecuali azadirachtin. Senyawa yang terdapat pada kedua bahan tersebut diduga bersifat repellent dan
antifeedant terhadap serangga Sitophilus zeamais.
Gambar 7. Kurva jumlah populasi kumulatif turunan pertama Sitophilus zeamais
dengan penambahan ekstrak daun mimba
Gambar 8. Kurva jumlah populasi kumulatif turunan pertama Sitophilus zeamais
dengan penambahan ekstrak daun mindi Daya
antifeedant dapat menyebabkan serangga tidak mau
bertelur atau memakan media pada masa infestasi. Menurut Atkins 1980, serangga akan melakukan proses pengenalan dan orientasi terhadap calon
makanannya. Bila ditemukan bahan yang akan merugikan dirinya zat arrestant
serangga tidak jadi makan dan akan pergi meninggalkannya. Daya
repellen t berfungsi untuk menghambat peletakan telur oleh
serangga betina, karena serangga hanya mau bertelur pada tempat yang cocok bagi keturunannya. Bila belum ditemukan tempat yang cocok maka
20 40
60 80
100 120
2 4
6 8
10 12 14 16 18 20 22 24 26 28
Waktu Pengam atan hari J
u m
la h
P opul
a s
i F1 K
u m
u la
ti f
0.50 1.00
1.50 2.00
20 40
60 80
100 120
2 4
6 8
10 12
14 16
18 20
22 24
26 28
Waktu Pengam atan hari Ju
m lah
P o
p u
lasi F
1 K
u m
u la
ti f
1 2
3 4
25 telur yang sudah matang akan ditahannya untuk tidak ditelurkan dan
bahkan telur tersebut dapat diserapnya kembali Atkins, 1980. Diduga bahwa penghambatan tersebut karena pengaruh bau atau aroma ekstrak
yang berupa komponen aktif yang ada pada kedua ekstrak daun tersebut. Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa konsentrasi yang
diperlukan daun mimba untuk menurunkan secara nyata jumlah populasi serangga adalah sebesar 1.0. Pada konsentrasi 1.5, ekstrak daun mimba
mampu menghambat secara total pertumbuhan serangga. Hal ini menunjukkan daun mimba lebih efektif sebagai insektisida dibandingkan
daun mindi yang membutuhkan konsentrasi 1.0 untuk menurunkan pertumbuhan serangga dan konsentrasi 6.0 untuk menghambat populasi
serangga secara total. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sudarmadji 1991 bahwa pada mimba kandungan bahan aktif yang dimiliki lebih tinggi
daripada mindi sehingga mimba lebih efektif sebagai insektisida.
2. Periode Perkembangan D