25 telur yang sudah matang akan ditahannya untuk tidak ditelurkan dan
bahkan telur tersebut dapat diserapnya kembali Atkins, 1980. Diduga bahwa penghambatan tersebut karena pengaruh bau atau aroma ekstrak
yang berupa komponen aktif yang ada pada kedua ekstrak daun tersebut. Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa konsentrasi yang
diperlukan daun mimba untuk menurunkan secara nyata jumlah populasi serangga adalah sebesar 1.0. Pada konsentrasi 1.5, ekstrak daun mimba
mampu menghambat secara total pertumbuhan serangga. Hal ini menunjukkan daun mimba lebih efektif sebagai insektisida dibandingkan
daun mindi yang membutuhkan konsentrasi 1.0 untuk menurunkan pertumbuhan serangga dan konsentrasi 6.0 untuk menghambat populasi
serangga secara total. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sudarmadji 1991 bahwa pada mimba kandungan bahan aktif yang dimiliki lebih tinggi
daripada mindi sehingga mimba lebih efektif sebagai insektisida.
2. Periode Perkembangan D
Periode perkembangan adalah waktu yang diperlukan oleh seekor serangga induk untuk perkembangannya dari stadia induk menjadi stadia
imago turunan pertama. Waktu tersebut dihitung dari tengah-tengah infestasi sampai tercapainya 50 dari total populasi turunan pertama F1
Sitophilus zeamais . Periode perkembangan disebut juga siklus hidup
serangga yang meliputi telur, larva, pupa dan imago. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa penambahan ekstrak daun
mimba Lampiran 7 memberikan pengaruh nyata p0.01 dalam memperpanjang periode perkembangan Sitophilus zeamais, sedangkan
pada daun mindi Lampiran 8 secara uji statistik tidak memberikan pengaruh yang nyata p0.05 dalam memperpanjang periode
perkembangan Sitophilus zeamais. Nilai rata-rata periode perkembangan akibat penambahan ekstrak bahan nabati dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 menunjukkan bahwa perlakuan penambahan ekstrak daun mimba secara nyata memperpanjang periode perkembangan serangga. Hal
ini menunjukkan bahwa semakin panjang periode perkembangan maka
26 serangga akan semakin lama mengalami setiap stadia dalam siklus
hidupnya. Pada kondisi tersebut serangga akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dapat menghasilkan keturunan atau dengan kata lain
perkembangannya menjadi terhambat. Pengaruh tersebut dapat dilihat pada konsentrasi ekstrak daun mimba 1.0. Pada penambahan ekstrak daun
mimba sebesar 1.5 dan 2.0 nilai periode perkembangan tidak dapat dihitung karena pada tingkat konsentrasi tersebut serangga turunan pertama
tidak muncul. Hal ini menunjukkan bahwa pada konsentrasi 1.5 dan 2.0 siklus hidup serangga Sitophilus zeamais dapat diputus. Oleh karena
itu, pada tingkat konsentrasi tersebut perhitungan untuk parameter- parameter lain dapat diabaikan. Pada media dengan penambahan ekstrak
daun mindi terlihat bahwa tidak ada perbedaan yang nyata antara periode perkembangan pada penambahan ekstrak daun mindi dengan kontrol.
Tabel 6. Pengaruh penambahan ekstrak bahan nabati terhadap periode perkembangan serangga Sitophilus zeamais
Bahan Nabati
Konsentrasi Periode Perkembangan D
Daun Mimba 0.0
26.84 b 0.5
27.72 b 1.0
29.92 a 1.5 -
2.0 - Daun Mindi
0.0 27.83 ab
1.0 25.46 b
2.0 26.65 ab
3.0 31.13 a
4.0 31.13 a
Keterangan : angka-angka dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata satu sama lain uji Duncan pada taraf
α = 5
Antifeedant merupakan parameter yang mempengaruhi periode
perkembangan. Daya antifeedant yang dikandung oleh kedua ekstrak bahan nabati tersebut menyebabkan konsumsi makan serangga berkurang dan
perkembangan serangga menjadi lambat sehingga periode larva akan menjadi lebih lama dan akibatnya periode perkembangannya menjadi lebih
panjang.
27 Menurut Atkins 1980 lamanya stadium telur bisa disebabkan
karena lamanya penetasan telur. Penetasan telur dipengaruhi oleh faktor dalam dan faktor luar keadaan lingkungan. Faktor dalam berhubungan
erat dengan faktor makanan yang akan menghasilkan energi untuk penetasan telur, sedangkan faktor luar diantaranya adalah konsentrasi CO
2
Kusnadi, 1981. Menurut Matthews dan Matthews, 1978 stadium larva
merupakan stadium yang paling banyak membutuhkan makanan sehingga disebut stadium makan. Hal ini didukung oleh pernyataan Cotton 1963
yang menyatakan bahwa serangga paling aktif dalam merusak biji-bijian memakannya adalah pada stadium larva. Oleh karena itu lamanya
stadium larva yang disebabkan karena terhambatnya aktivitas makan menyebabkan periode perkembangannya menjadi lebih panjang.
3. Indeks Perkembangan ID