9 meningkatkan prestasi belajar secara signifikan. Tiga hal penting yang harus
dilakukan oleh siswa dalam model pembelajaran POE adalah 1 siswa terlebih dahulu melakukan prediksi jawaban terhadap pertanyaan yang diberikan; 2
siswa melakukan observasi untuk mengetahui kebenaran dari hasil prediksi atau untuk membangun pemahaman siswa agar materi yang dipelajari tidak bersifat
abstrak; 3 tahap penjelasan, yaitu siswa harus bisa menganalisis hasil prediksi dengan observasi Anisa, 2013.
2.1.2 Metode Eksperimen
Fungsi dari metode eksperimen merupakan penunjang kegiatan proses belajar untuk menemukan penentu atau menjelaskan tentang prinsip-prinsip yang
dikembangkan. Hasil penelitian Anisa 2013 menunjukkan bahwa metode eksperimen memiliki kelebihan yaitu siswa menjadi lebih aktif dan terampil
dalam melakukan penelitian, menjadikan siswa menjadi lebih ilmiah sehingga tidak mudah percaya dengan sesuatu yang belum pasti. Adapun untuk
kekurangannya yaitu membutuhkan waktu yang cukup lama dan apabila eksperimen yang dilakukan gagal atau salah dapat mengakibatkan kesalahan
dalam pengambilan kesimpulan.
2.1.3 Keterampilan Proses Sains
Pembelajaran IPA pada prinsipnya harus dirancang dan dilaksanakan sebagai cara mencari tahu dan membantu siswa memahami fenomena alam secara
mendalam melalui keterampilan kerja berpikir dan sikap ilmiah Depdiknas, 2004. Keterampilan Proses Sains merupakan pembelajaran yang berorientasi
kepada proses IPA. Keterampilan proses sains tidak mementingkan konsep, tetapi
10 lebih menuntut pengembangan proses secara utuh melalui metode ilmiah.
Keterampilan proses melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual, manual dan sosial.
Keterampilan Proses Sains yang dikembangkan dalam proses pembelajaran IPA meliputi dua hal, yaitu keterampilan proses sains dasar KPSD dan
keterampilan proses sains terintegrasi KPSI. KPSD merupakan pondasi dalam inkuiri sains yang meliputi keterampilan siswa dalam melakukan pengamatan
Observing, perbandingan
Comparing, pengelompokan
Classifying, pengukuran Quantifying, pengkomunikasian Communicating, penarikan
kesimpulan Inferring dan prediksi Predicting. KPSI meliputi keterampilan mengontrol, mengidentifikasi dan mendefinisikan variabel, menentukan definisi
operasional, mengumpulkan dan mentransformasikan data, mengkonstruksi tabel, membuat grafik, membahas hubungan antar variabel, menginterpretasikan data,
memanipulasi objek, merekam data, memformulasikan hipotesis, membuat eksperimen,
mendesain investigasi,
mendefinisikan secara
operasional, menggambarkan kesimpulan, memformulasikan model dan menggenerelasi
Tasiwan, 2014. Pernyataan di atas, juga didukung oleh Science- A Process Approach
SAPA yang mengelompokkan keterampilan proses sains menjadi 2 jenis, yaitu basic skills and integrated skills. Keterampilan dasar basic skills dibagi menjadi
8 keterampilan, yaitu observing, comparing, classifying, quantifying, measuring, experimenting, inferring, dan predicting. Sedangkan, keterampilan terintegrasi
integrated skills dibagi menjadi 5 keterampilan, yaitu controlling variables,
11 interpreting data, defining operasionally, formulating hypotheses, dan
experimenting Rao, 2008:23. Penelitian yang dilakukan oleh Akinyemi 2010 membahas 5 indikator keterampilan proses sains yang diteliti pada sekolah di
negara Afrika Barat meliputi menganalisis data, menghitung, mengamati, mengkomunikasikan serta rekaman.
Penelitian ini mengambil 10 indikator dari 13 indikator keterampilan proses sains
untuk diteliti.
Sepuluh indikator
tersebut adalah
mengamati, mengelompokkan atau klasifikasi, menafsirkan, meramalkan, mengajukan
pertanyaan, merumuskan hipotesis, merencanakan percobaan, menggunakan alat dan bahan, menerapkan konsep dan mengkomunikasikan hasil.
2.1.4 Hubungan antara Model Pembelajaran POE dengan Metode