Model Pembelajaran POE Metode Eksperimen

8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Model Pembelajaran POE

Model Pembelajaran POE Predict-Observe-Explain pertama kali diperkenalkan oleh White dan Gustone pada tahun 1992 dalam bukunya Probing Understanding. Model Pembelajaran POE dinyatakan sebagai model pembelajaran yang efisien untuk menimbulkan ide atau gagasan siswa dan melakukan diskusi terhadap ide tersebut. Model ini mensyaratkan prediksi siswa, kemudian siswa melakukan eksperimen untuk mencari tahu kecocokan prediksinya dan terakhir menjelaskan kecocokan atau ketidakcocokan antara hasil pengamatan dengan prediksinya. Model POE dapat membantu siswa mengeksplorasi dan meneguhkan gagasannya, khususnya pada tahap prediksi dan pemberian alasan. Tahap observasi dapat memberikan situasi konflik pada siswa berkenaan dengan prediksi awalnya, tahap ini memungkinkan terjadinya rekonstruksi dan revisi gagasan awal. Anisa 2013 menjelaskan jurnal yang berjudul “The Grade 1 Student’s Mental Model of Force and Motion Through Preditc-Observe-Explain POE Strategy ”, menyimpulkan bahwa strategi pembelajaran POE merupakan strategi yang dapat memberikan pengetahuan baru kepada siswa secara nyata serta dapat meningkatkan partisipasi siswa agar lebih aktif dan kreatif sehingga mampu 9 meningkatkan prestasi belajar secara signifikan. Tiga hal penting yang harus dilakukan oleh siswa dalam model pembelajaran POE adalah 1 siswa terlebih dahulu melakukan prediksi jawaban terhadap pertanyaan yang diberikan; 2 siswa melakukan observasi untuk mengetahui kebenaran dari hasil prediksi atau untuk membangun pemahaman siswa agar materi yang dipelajari tidak bersifat abstrak; 3 tahap penjelasan, yaitu siswa harus bisa menganalisis hasil prediksi dengan observasi Anisa, 2013.

2.1.2 Metode Eksperimen

Fungsi dari metode eksperimen merupakan penunjang kegiatan proses belajar untuk menemukan penentu atau menjelaskan tentang prinsip-prinsip yang dikembangkan. Hasil penelitian Anisa 2013 menunjukkan bahwa metode eksperimen memiliki kelebihan yaitu siswa menjadi lebih aktif dan terampil dalam melakukan penelitian, menjadikan siswa menjadi lebih ilmiah sehingga tidak mudah percaya dengan sesuatu yang belum pasti. Adapun untuk kekurangannya yaitu membutuhkan waktu yang cukup lama dan apabila eksperimen yang dilakukan gagal atau salah dapat mengakibatkan kesalahan dalam pengambilan kesimpulan.

2.1.3 Keterampilan Proses Sains