kadang kala anak juga melakukan hal-hal yang kurang baik misalnya terkadang tidak mau mengucap salam dan membalas salam yang disampaikan
oleh guru, tidak mau mengucapkan terimakasih jika menerima sesuatu. Hasil wawancara dengan O.TI 8 menunjukkan anak selalu diminta untuk
disiplin dalam semua hal seperti menjalankan ibadah sholat tepat waktu, menggunakan waktu sholat sebaik-baiknya.
4.3.1.8.2 Nilai Moral
Ditinjau dari nilai moral, A8 mempunyai nilai moral yang cukup misalnya A8 selalu mematuhi peraturantata tertib di sekolah, dapat
mengucapkan kata-kata santun, dapat meminta tolong dengan baik, mengembalikan mainan pada tempatnya, membuang sampah pada tempatnya,
tidak menangis ketika ditinggal, berbagi mainan dengan teman, makan dengan cara yang baik, menghargai teman, tidak mengganggu teman, mau
mendengarkan pendapat orang lain. Sikap-sikap positif A8 tidak terlepas dari ajaran O.T1 8, anak dilatih untuk menyiapkan buku-bukunya sendiri serta
membereskan mainan dan menaruhnya di tempatnya, dilatih mematuhi jadwal kegiatan anak, misalnya kegiatan-kegiatan yang penting dan membutuhkan
kedisiplinan anak, yaitu jadwal belajar, istirahat, maupun bermain. Sedangkan nilai moral negatif yang ditunjukkan A8 misalnya jarang
mengucapkan terima kasih ketika menerima sesuatu, terkadang berbicara keras dan kurang sopan, tidak mau membantu teman, tidak mau berbagi,
kurang mandiri, banyak memerlukan bantuan dalam mengerjakan kelas, tidak
melaksanakan tugas, tidak mau bekerjasama, memilih teman bergaul, kurang percaya diri, egois, membantah nasihat guru dan orangtua, apatis dan otoriter.
Hasil wawancara dengan G8 menyatakan bahwa anak cenderung berperilaku sesuai dengan kehendak sendiri, tidak mudah menerima pendapat
orang lain, terkadang bermain curang dan sering membantah nasihat guru.
4.4 Analisis Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.4.1 Model Penanaman Kedisiplinan Anak Usia Dini pada Buruh Wanita di Desa Bakrejo Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo.
4.4.1.1 Model Otoriter Buruh wanita di Desa Bakrejo Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo
menggunakan cara disiplin otoriter dalam menanamkan kedisiplinan anak usia dini. Hal tersebut seperti yang dituturkan oleh W.OTI 8, salah satu subyek
penelitian. W.OTI 8.
“Penting. Karena disiplin akan membentuk perilaku dan jiwa anak. Anak itu harus patuh dan taat sama orangtua mbak, tidak boleh mbantah harus
menurut apa yang dikatakan orangtua. Sejak kecil anak harus dididik. Jangan sampai anak berani dan melanggar aturan yang dibuat, bahaya,
anak jadi ngelunjak mbak. Kalau anak sampai melanggar ya diberi hukuman lah mbak. Terkadang saya kunci dalam kamar. Sebab saya
tidak pengin anak jadi berani sama orangtua.Ya. Karena anak merasa takut jika anak tidak mentaati peraturan dia akan diberikan hukuman atau
sanksi sama orang tua”
W.G4, salah seorang informan penelitian dari TK BA Aisyiyah II mengungkapkan hal yang senada dengan W.OTI 8. Berikut kutipan hasil
wawancaranya.