Analisis Pengaruh Ramalan Golongan Darah Terhadap Masyarakat Jepang

(1)

ANALISIS PENGARUH RAMALAN GOLONGAN DARAH TERHADAP MASYARAKAT JEPANG

NIHON SHAKAI NI TAISHITE NO KETSUEKIGATA URANAI NO EIKYOU NO BUNSEKI

SKRIPSI

Skripsi Ini Diajukan Kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat

Ujian Sarjana Dalam Bidang Ilmu Sastra Jepang

Oleh:

Chairunnisa Aidha Siregar 110708007

DEPARTEMEN SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

i

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala berkat dan karunia-Nya telah memberikan kesehatan, kesempatan dan waktu untuk penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis Pengaruh Ramalan Golongan Darah Terhadap Masyarakat Jepang”.

Dalam skripsi ini, penulis membahas hal-hal yang berhubungan dengan ramalan golongan darah beserta pengaruhnya dalam masyarakat Jepang. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari adanya keterbatasan sehingga kritik dan saran sangat diharapkan untuk kesempurnaan pada penulisan skripsi ini.

Penulis juga menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang banyak membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. Maka sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M. A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Eman Kusdiyana, M. Hum., selaku Ketua Departemen Sastra Jepang, Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Nandi S., selaku Dosen Pembimbing I yang telah sabar membimbing dan mengarahkan penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Bapak Drs. Yuddi Adrian Muliadi, M. A., selaku Dosen Pembimbing II sekaligus Dosen Pembimbing Akademik yang juga telah bersedia


(3)

ii

meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

5. Seluruh staf pengajar dan staf pegawai Fakultas Ilmu Budaya USU, khususnya Departemen Sastra Jepang dan Bang Joko.

6. Kedua orangtua penulis, Papa dan Mama (Chairul Husni Siregar dan Mas Roro Roeshartati) yang telah mendoakan dan mengorbankan segalanya sehingga penulis bisa sampai di tahap ini, serta ketiga saudara penulis, Mas Bayu, Dimas dan Ega yang memberikan inspirasi bagi penulis.

7. Teman-teman penulis, Mbak Grace, Sarah, Rasyid, Dea, Tria, Sion, Lora, Romando, Stevie, Rissa, Sella, Indah, dan seluruh teman-teman Sastra Jepang Stambuk 2011 yang telah memberikan motivasi.

8. Narasumber Bu Eguchi dan Bu Sachie yang dengan ramah menjawab pertanyaan-pertanyaan dari penulis serta Mogi Sensei yang memberikan semangat.

9. Semua pihak yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

Atas semua dukungan yang diberikan, penulis ucapkan terima kasih. Semoga Tuhan YME membalas semua kebaikan yang telah diberikan.

Medan, 21 Oktober 2015

Penulis,


(4)

iii ABSTRAK

Skripsi ini membahas tentang “Analisis Pengaruh Ramalan Golongan Darah Terhadap Masyarakat Jepang”. Tujuannya adalah untuk mengetahui ramalan golongan darah dalam masyarakat Jepang dan pengaruhnya.

Ramalan golongan darah digunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang, misalnya wawancara kerja. Ketika ingin berteman dengan seseorang, orang Jepang juga sering menentukannya menurut ramalan golongan darah. Bahkan ketika akan berpacaran, atau berencana untuk menikah dengan seseorang, orang Jepang lebih sering mencocokkannya dengan ramalan golongan darah. Mendidik anak pun juga menggunakan ramalan golongan darah.

Berbeda dengan di negara-negara lain, masyarakat Jepang menentukan kepribadian seseorang menurut golongan darahnya. Orang Jepang berpendapat bahwa orang bergolongan darah O dianggap kuat, orang bergolongan darah A dianggap teratur, orang bergolongan darah B dianggap kreatif, dan orang bergolongan darah AB dianggap cerdas. Selain dari pendapat tersebut, ada juga pendapat yang tidak baik. Pendapat tidak baik ini yang membuat diskriminasi pada golongan darah yang disebut burahara.

Burahara terjadi karena orang Jepang percaya kepada ramalan golongan

darah. Orang Jepang mengaitkan semua yang ada di kehidupan mereka dengan ramalan golongan darah, meskipun hanya kebetulan. Seringnya kebetulan itu terjadi, membuat orang Jepang semakin percaya bahwa golongan darah yang buruk tetap buruk. Burahara ini yang membuat beberapa golongan darah tetap didiskriminasikan dan menjadi hal yang wajar.


(5)

iv 要旨

この論文は、「日本社会に対しての血液型占いの 影 響

えいきょう

の分析

ぶんせき

」を

述べる。目標は、日本社会の中で血液型のことと効果

こ う か

を探

さが

している。

血液型の占いは日本社会の日常生活の中でよく使用される。例えば、 就 職

しゅうしょく

の面接

めんせつ

である。誰かと友達になりたい場合は日本人もよく血液型の 占いに応じてで決定する。誰かと付き合う時や結婚するつもり時の場合も、 日本人は血液型の占いを応じてよく合わせている。子供たちを 教 育

きょういく

する 時も血液型の占いが使用される。

他の国とは異

こと

なり、日本社会は、血液型に応

おう

じて誰かの個性

こ せ い

が決定

けってい

される。日本人は血液型 O の方を持つ人々が強くと主張していたと考え

られている、血液型 A の方は定期的な人々にとして考えられている、血

液型 B の方は創造的な人々に考えられている。血液型 B の方は頭がいい

人々と考えられている。その意見に加

くわ

え、よくない意見もある。そのよく

ない意見は「ブラハラ」と呼ばれる血液型の差別

さ べ つ

になる。

発生

はっせい

したブラハラは日本人が血液型の占いを信じてるからである。

日本人は偶然

ぐうぜん

でも、血液型の占いで自分たちの生活のすべてを関連付

か ん れ ん づ

ける。

よく偶然

ぐうぜん

を起

こるので、日本人は悪い血液型が悪いままであることと信じ ている。このブラハラは、いくつかの血液型は差別と自然なことになる。


(6)

v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 7

1.3. Ruang Lingkup Pembahasan ... 8

1.4. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori ... 9

1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 13

1.6. Metode Penelitian ... 14

BAB II TINJAUAN UMUM SEJARAH, JENIS, DAN RAMALAN GOLONGAN DARAH 2.1. Sejarah dan Perkembangan Golongan Darah ... 15

2.2. Jenis – jenis Golongan Darah ... 19

2.2.1 Golongan Darah O ... 20

2.2.2 Golongan Darah A ... 23

2.2.3 Golongan Darah B ... 27

2.2.4 Golongan Darah AB ... 30

2.3. Pandangan Masyarakat Jepang Terhadap Ramalan Golongan Darah ... 33


(7)

vi

BAB III PENGARUH RAMALAN GOLONGAN DARAH TERHADAP MASYARAKAT JEPANG

3.1. Pengaruh Ramalan Golongan Darah Dalam Lingkungan Kerja Di Jepang ... 39 3.2. Pengaruh Ramalan Golongan Darah Dalam Hubungan

Pertemanan ... 45 3.3. Pengaruh Ramalan Golongan Darah Dalam Hubungan

Percintaan ... 51 3.4. Pengaruh Ramalan Golongan Darah Dalam Mendidik

Anak ... 53

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan ... 59 4.2. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

iii ABSTRAK

Skripsi ini membahas tentang “Analisis Pengaruh Ramalan Golongan Darah Terhadap Masyarakat Jepang”. Tujuannya adalah untuk mengetahui ramalan golongan darah dalam masyarakat Jepang dan pengaruhnya.

Ramalan golongan darah digunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang, misalnya wawancara kerja. Ketika ingin berteman dengan seseorang, orang Jepang juga sering menentukannya menurut ramalan golongan darah. Bahkan ketika akan berpacaran, atau berencana untuk menikah dengan seseorang, orang Jepang lebih sering mencocokkannya dengan ramalan golongan darah. Mendidik anak pun juga menggunakan ramalan golongan darah.

Berbeda dengan di negara-negara lain, masyarakat Jepang menentukan kepribadian seseorang menurut golongan darahnya. Orang Jepang berpendapat bahwa orang bergolongan darah O dianggap kuat, orang bergolongan darah A dianggap teratur, orang bergolongan darah B dianggap kreatif, dan orang bergolongan darah AB dianggap cerdas. Selain dari pendapat tersebut, ada juga pendapat yang tidak baik. Pendapat tidak baik ini yang membuat diskriminasi pada golongan darah yang disebut burahara.

Burahara terjadi karena orang Jepang percaya kepada ramalan golongan

darah. Orang Jepang mengaitkan semua yang ada di kehidupan mereka dengan ramalan golongan darah, meskipun hanya kebetulan. Seringnya kebetulan itu terjadi, membuat orang Jepang semakin percaya bahwa golongan darah yang buruk tetap buruk. Burahara ini yang membuat beberapa golongan darah tetap didiskriminasikan dan menjadi hal yang wajar.


(9)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Penemuan golongan darah merupakan sebuah kemajuan pesat dalam perkembangan sistem medis di dunia. Pada tahun 1900-an seorang ilmuwan asal Austria, Karl Landsteiner memperoleh penghargaan Nobel dalam bidang Fisiologi dan Kedokteran untuk jasanya menemukan penggolongan darah yang biasa kita kenal dengan penggolongan darah ABO. Penggolongan darah ABO membagi golongan darah manusia menjadi O, A, B dan AB. Penggolongan darah ABO sangat memudahkan dalam proses pendonoran darah bagi pasien yang membutuhkan transfusi darah (proses pemindahan darah dari seseorang yang sehat/donor ke orang sakit/resipien). Semakin berkembang teknologi, ilmuwan dan peneliti terus mencari hal baru mengenai golongan darah. Sehingga, golongan darah tidak hanya dikenal di bidang kedokteran saja, namun kini sudah mulai berkembang di bidang psikologi. (http://rahasia-golongandarah.blogspot.com/ 2013/12/penemu-golongan-darah-abo-karl.html)

Teori golongan darah awalnya berasal dari ideologi Nazi, pasukan tentara Jerman. Jerman di bawah pimpinan diktator Adolf Hitler berusaha membuat etnis mereka memiliki derajat yang lebih tinggi dari etnis lain, agar mereka bisa menguasai dunia. Pada saat itu Jerman memiliki rasio golongan darah A dan O yang tinggi, sehingga dibuatlah pengetahuan semu berupa teori palsu yang meninggi-ninggikan orang dengan golongan darah A dan O. Bahkan pada tahun


(10)

2

1940-an pasukan unit SS (Schutzstaffel; Regu Perlindungan) Jerman memulai praktik tato golongan darah di bawah ketiak untuk mengidentifikasi golongan darah dan psikologis dari masing-masing prajuritnya. Konsep dari psikologi golongan darah adalah mengetahui kepribadian dan watak seseorang melalui empat jenis golongan darah yaitu O, A, B dan AB. Konsep psikologi golongan darah akhirnya masuk ke Jepang, pada tahun 1916 seorang dokter berkebangsaan Jepang bernama Kimata Hara menulis artikel tentang hubungan golongan darah dan kepribadian (Animoster, 2013, Vol 177:86-87).

Kemudian seorang profesor bernama Takeji Furukawa melakukan penelitian tentang golongan darah. Takeji Furukawa adalah seorang profesor di Sekolah Guru Perempuan Tokyo (Tokyo Women’s Teacher’s School) yang mempublikasikan papernya “The Study of Temperament Through Blood Type” (Kajian Temperamen berdasarkan Golongan Darah) di jurnal Psychological Research pada tahun 1927. Ia melakukan observasi terhadap perbedaan temperamen kepada murid-murid yang belajar di sekolahnya dan mengambil simpulan bahwa semua manusia dapat dibagi menjadi dua macam kepribadian. Manusia bergolongan darah A yang intelek dan tenang dengan manusia bergolongan darah B yang emosional dan mudah marah. Studi tersebut sempat mendapat kritik karena dianggap tidak ilmiah dan tidak memiliki bukti-bukti yang kuat. Terinspirasi dari tentara Jerman, konsep golongan darah ini sempat diadopsi oleh Jepang pada tahun 1930-an untuk membentuk tentara-tentara unggul. Tentara pada posisi yang lebih penting terdiri dari golongan darah tertentu. Setelah ini, pemikiran dan teori mengenai kepribadian berdasarkan golongan darah sempat tidak digunakan lagi selama bertahun-tahun. Psikologi golongan darah kurang


(11)

3

begitu diminati dan ditentang karena dianggap tidak konkret dan tidak memiliki dasar yang hanya mengklasifikasikan kepribadian, watak dan kecocokkan dalam empat kategori saja. Kepribadian berdasarkan golongan darah diangkat kembali dan menjadi populer ketika seorang jurnalis bernama Masahiko Nomi menuliskan buku berjudul “Understanding Affinity by Blood Type” (Memahami Persamaan berdasarkan Golongan Darah) pada tahun 1971. Kesuksesan dari buku tersebut disusul oleh 10 buku lainnya kemudian. Masahiko Nomi meninggal dunia pada tahun 1981 dan setelah itu pembahasan mengenai golongan darah dilanjutkan oleh Toshitaka Nomi, anaknya. Semakin banyaknya penelitian mengenai golongan darah, semakin sering pula orang membaca, mendengar dan mengetahui tentang golongan darah, hingga tanpa disadari menjadikan penggolongan darah sebagai prediksi watak seseorang yang disebut dengan ramalan.

Ramalan adalah prediksi nasib di masa depan

(https://ganieindraviantoro.wordpress.com/kuliah/semester-1/islamic-religion-education/ramalan/). Sejak jaman prasejarah, ramalan sudah digunakan sebagai petunjuk dan dipercayai akan kebenarannnya. Pada awalnya, ramalan biasanya dilakukan dengan mengikuti pertanda dari alam seperti letak bintang di langit untuk mengetahui arah, pergerakan binatang di lereng gunung untuk mengetahui adanya gempa bumi, dan melihat tumbuhnya lumut di bebatuan untuk mengetahui sumber air berasal. Namun seiring berkembangnya peradaban, ramalan juga digunakan untuk memprediksi hal yang lebih spesifik secara individual seperti prediksi mengenai karir, jodoh, dan kesehatan seseorang. Dewasa ini, ramalan dan agama dianggap sama kedudukannya sebagai suatu hal yang diyakini dan dipercaya bagi beberapa kelompok masyarakat. Salah satu negara yang sangat


(12)

4

mempercayai ramalan adalah negara Jepang. Dalam agama Shinto yang mayoritas dianut oleh masyarakat Jepang, ramalan menjadi salah satu cara untuk memahami keinginan dari para dewa (Nobutaka,dkk., 2003:8-9).

Di Jepang kepercayaan terhadap ramalan menjadi pedoman hidup bagi masyarakatnya, apapun yang akan dilakukan oleh masyarakat Jepang selalu dikaitkan dengan ramalan. Ramalan di Jepang seperti menyatu dengan segala aspek kehidupan seperti kelahiran, pernikahan, dan kematian. Tradisi ramalan di Jepang memang selalu dilakukan di sepanjang hidup masyarakatnya, misalnya setiap tahun baru masyarakat Jepang berbondong-bondong datang ke Kuil untuk bersyukur kepada dewa sekaligus mencari tahu ramalan mengenai kehidupan mereka selama satu tahun kedepan. Masyarakat Jepang beranggapan hal yang terjadi di masa depan bisa diramalkan pada masa sekarang, sehingga mereka sangat percaya terhadap ramalan, bahkan mereka bisa sangat frustasi apabila mereka mendapatkan ramalan yang dianggap negatif. Kepercayaan terhadap ramalan sebenarnya tidak hanya diminati di Jepang saja, melainkan populer juga di negara-negara Asia Timur seperti China dan Korea Selatan, namun di Jepang ramalan sangat kuat pengaruhnya sehingga tidak bisa dilepaskan begitu saja dari identitas masyarakatnya. Beraneka ragam jenis ramalan yang menjamur di tengah-tengah kehidupan masyarakat Jepang antara lain ramalan shio (ramalan karakter binatang yang disesuaikan dengan tahun kelahiran), ramalan bintang (ramalan berdasarkan astrologi), ramalan garis tangan, ramalan kartu tarot, dan ramalan golongan darah. Dibandingkan ramalan-ramalan lainnya, ramalan golongan darah masih tergolong ramalan baru di Jepang, namun kepopuleran ramalan golongan darah tidak kalah dibandingkan ramalan kuno yang sudah berusia ratusan bahkan


(13)

5

ribuan tahun. Masyarakat Jepang begitu meyakini ramalan golongan darah, sehingga mereka berpikir ada golongan darah tertentu yang dianggap buruk. Akibat dari adanya pengelompokkan berbagai hal berdasarkan golongan darah di Jepang, muncul pengaruh yang menjurus kepada pendiskriminasian.

Dalam wikipedia dijelaskan bahwa diskriminasi merujuk kepada pelayanan yang tidak adil terhadap berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut. Diskriminasi merupakan suatu kejadian yang biasa dijumpai dalam disebabkan karena kecenderungan manusia untuk membeda-bedakan yang lain. Di Jepang ada istilah untuk pendiskriminasian, yaitu “hara” yang berasal dari kata dalam bahasa Inggris harassment yang berarti pelecehan. Hara di Jepang sangat

bervariasi misalnya sekuhara (pelecehan seksual) dan pawahara

(pengintimidasian), sedangkan burahara merupakan istilah dari pelecehan golongan darah. Burahara berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu blood type (golongan darah) dan harassment (pelecehan) kemudian dalam bahasa Jepang

menjadi 「ブラッドタイプ・ハラスメント」(buraiddotaipu harasumento) dan

disingkat menjadi burahara (wikipedia). Istilah ini muncul sekitar akhir tahun 2000-an karena maraknya orang Jepang yang melakukan diskriminasi berdasarkan golongan darah. Burahara bahkan membuat seseorang gagal mendapatkan pekerjaan, dijauhi oleh lingkungan dan menjadi korban intimidasi disebabkan adanya beberapa golongan darah tertentu yang dianggap buruk bagi masyarakat Jepang.


(14)

6

Dalam kehidupan sosial masyarakat Jepang, pengelompokkan golongan darah meliputi hubungan pertemanan, hubungan asmara, pekerjaan dan pengelompokkan anak-anak di TK (Taman Kanak Kanak) menjadi empat grup berdasarkan golongan darah sebagai penelitian (Nomi, 2004:127-128). Tidak hanya kehidupan sosial, banyak karya dan produk yang juga dibuat berdasarkan pengelompokkan golongan darah seperti film yang berjudul “My Boyfriend is Type B” (Pacarku Bergolongan Darah B), serial drama empat episode berjudul “Ketsuekigata Betsu Onna ga Kekkon Suru Houhou” (Cara Menikahi Wanita Yang Berlainan Golongan Darahnya), Audio CD Story berjudul “Ketsuekigata Danshi” (Pria Golongan Darah), anime berjudul “Ketsuekigata-kun!” (Si Golongan Darah), buku serial “Simple Thinking about Blood Type” (Cara Mudah Memahami Golongan Darah) bahkan akhir tahun 2008, empat buku yang termasuk dalam sepuluh buku terlaris di Jepang adalah buku yang membahas tentang tipe golongan darah yang menentukan kepribadian. Menurut penerbit Bungeisha, mengatakan empat seri buku yang masing-masing membahas golongan B, O, A, dan AB, terjual lebih dari lima juta jilid. Selain itu, muncul pula produk-produk berdasarkan empat tipe golongan darah seperti sabun mandi, garam mandi, kondom, bahkan kuil di Jepang ada yang menjual omikuji (kertas ramalan) golongan darah (http://asianlifestyledesign.com/2010/04/ japanese-blood-type-character-analysis/). Dengan latar belakang yang telah dijelaskan, maka penulis akan membahas golongan darah tersebut melalui skripsi yang

berjudul “Analisis Pengaruh Ramalan Golongan Darah Terhadap


(15)

7 1.2. Perumusan Masalah

Setelah adanya penelitian terhadap psikologi golongan darah dan berkembang menjadi kepercayaan golongan darah dalam bentuk ramalan di Jepang, kemudian muncul istilah burahara yang menyudutkan golongan darah tertentu mengakibatkan burahara benar-benar menjadi hal yang tidak bisa dianggap sepele lagi. Meskipun awalnya tidak begitu banyak masalah yang ditimbulkan dari pengelompokkan golongan darah, namun sekarang banyak yang merasa dirugikan atas penerapan burahara yang berkembang pesat di tengah-tengah kehidupan sosial masyarakat Jepang. Burahara yang paling sederhana dilakukan adalah seringnya orang Jepang menanyakan golongan darah pada saat berkenalan dengan seseorang, dan langsung mengambil kesimpulan karakter dari orang tersebut melalui golongan darahnya. Bahkan diskriminasi juga berlaku untuk perekrutan karyawan baru, tidak sedikit perusahaan yang malah menggunakan ramalan golongan darah sebagai salah satu cara penyeleksiannya. Adapula profesi tertentu yang dianggap hanya cocok untuk golongan darah tertentu saja. diskriminasi golongan darah juga diterapkan oleh masyarakat Jepang pada saat menjalin pertemanan bahkan hubungan percintaan. Selain itu, Beberapa sekolah pun menerapkan sistem pengelompokkan anak berdasarkan golongan darah, dan banyak orangtua yang mendidik anak-anaknya berdasarkan golongan darah.

Negara Jepang yang dikenal rasional dan canggih malah mempercayai hal-hal yang tidak masuk akal seperti ramalan. Padahal ramalan sendiri hanyalah hasil dari memprediksi suatu hal tertentu tanpa adanya dasar yang jelas, maka dari itu sifatnya tidak ilmiah dan irasional (Goody, 1996:13). Kecanggihan dan


(16)

8

kemajuan peradaban negara Jepang menjadi hal yang sangat kontras dengan kepercayaan masyarakatnya.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana ramalan golongan darah dalam masyarakat Jepang?

2. Bagaimana pengaruh dari ramalan golongan darah dalam kehidupan masyarakat di Jepang?

1.3. Ruang Lingkup Pembahasan

Untuk memudahkan dalam menganalisa topik permasalahan, penulis membatasi ruang lingkup pembahasan. Sehingga masalah yang akan dibahas menjadi lebih terarah.

Di dalam penelitian ini, pembahasan akan terfokus pada dampak ramalan golongan darah yang menyebabkan pendiskriminasian dalam kehidupan masyarakat di Jepang, khususnya di lingkungan kerja, sekolah, pertemanan dan hubungan percintaan. Selain itu, penulis akan menjelaskan lebih mendetail tentang masing-masing golongan darah dan mengenai kepercayaan ramalan golongan darah pada bab II.


(17)

9

1.4. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1. Tinjauan Pustaka

Menurut Sutan Takdir Alisyahbana, agama adalah suatu sistem kelakuan dan perhubungan manusia yang pokok pada perhubungan manusia dengan rahasia kekuasaan dan kegaiban yang tiada terhingga luasnya, dan dengan demikian memberi arti kepada hidupnya dan kepada alam semesta yang mengelilinginya (http://jurnalapapun.blogspot.com / 2014 / 03 / pengertian- dan- definisi- agama-menurut.html). Sedangkan peramalan merupakan suatu usaha untuk meramalkan keadaan dimasa yang akan datang melalui pengujian keadaan dimasa lalu (Hery Prasetya dan Fitri Lukiastuti, 2009:43 ). Meskipun ramalan dan agama merupakan dua hal yang berbeda, namun keduanya memiliki persamaan yaitu tetap berlanjut dan eksis keberadaannya selama masih ada yang meyakininya. Di Jepang, agama bukan merupakan hal yang rutin dilakukan setiap hari melainkan adalah hal yang erat kaitannya dengan setiap aspek kehidupan sosial dan ekonomi (Yamamoto, 1994: 204-205). Ramalan pun dijadikan sebagai hal yang lebih penting ketimbang agama itu sendiri.

Istilah ramalan dalam bahasa Jepang adalah uranai (占い). Merupakan

istilah yang semata-mata muncul untuk menunjukkan “apa yang berada di belakang, dan karenanya tidak terlihat” (Blacker, 2010:11). Menurut Noriyuki Miyake (2011:11) Ramalan begitu populer di kalangan masyarakat Jepang. Ramalan golongan darah yang memiliki ciri khas (terbagi menjadi empat; O, A, B, dan AB) muncul pada masa perang dunia II, kini begitu banyak masyarakat Jepang yang meyakini dan mempercayainya.


(18)

10

Setiap individu diciptakan Tuhan memiliki ciri khas masing-masing. Dalam hal ini, golongan darah dianggap merupakan salah satu ciri khas yang dimiliki oleh setiap individu dari lahir. Golongan darah tidak hanya sebagai penentu jenis darah, melainkan juga dapat menjelaskan karakter seseorang. Pengetahuan golongan darah dapat digunakan untuk bisa menyingkap berbagai aspek karakter. Berdasarkan data yang banyak dan hasil observasi, ada bukti-bukti yang mendukung adanya hubungan antara golongan darah ABO manusia beserta fenomenanya (Nomi, 2009:6).

Namun, karena pengklasifikasian karakter berdasarkan golongan darah ini masih baru, masih banyak kesalahpahaman. Kesalahpahaman tersebut akan menghambat pemahaman terhadap orang lain sehingga memberikan dampak buruk yang serius bagi pengembangan hubungan antarmanusia. Oleh karena itu, selain memahami karakteristik masing-masing berdasarkan golongan darah, perlu disertai juga dengan pemahaman karakter secara keseluruhan. Dengan demikian kita akan jadi lebih akurat untuk menangkap karakter-karakter orang lain. Selain itu, poin dan juga arah yang harus kita perhatikan menjadi lebih jelas (Nomi, 2009:8). Karena kesalahpahaman dapat menimbulkan pandangan baru mengenai ramalan golongan darah yang menuju ke arah yang negatif yang menuju ke pendiskriminasian. Pendiskriminasian yang muncul dari ramalan golongan darah yang disebut burahara, membuat masyarakat Jepang meyakini baik buruknya karakter seseorang dalam aspek kehidupan seperti hubungan kerja, pertemanan, asmara dan cara mendidik anak bisa ditentukan melalui golongan darah.


(19)

11 2. Kerangka Teori

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori kepercayaan rakyat

(minkan shinkō) yang berdasarkan pada agama Shinto sebagai salah satu aliran

kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Jepang. Menurut Miyake dalam Situmorang (2013:28), yang dimaksud dengan minkan shinkō (kepercayaan rakyat) adalah agama alami, yaitu tidak memiliki doktrin, tidak ada sistematika pengajaran, tidak memiliki struktur lengkap dari pengikut, bersifat magis dan tidak melembaga serta menunjukkan kelompok kepercayaan terus menerus.

Minkan shinkō adalah kepercayaan dimana orang menerima apa yang

mereka butuhkan dalam kehidupan melalui pengalaman hidup mereka. Hal inilah yang menyebabkan praktek perdukunan, sihir dan ramalan menjadi bagian ajaran dari minkan shinkō, karena dianggap hal-hal tersebut merupakan hasil dari pengalaman dan bersifat magis (http://www.newstatesman.com/blogs/the-faith-column/2007/06/birth-life-japanese-shinto). Karena dasar inilah ramalan golongan darah dengan mudahnya masuk ke tengah-tengah kehidupan sosial masyarakat Jepang.

Penulis juga menggunakan teori konstruksi sosial untuk menelaah lebih dalam bagaimana proses kepercayaan golongan darah bisa masuk ke tengah-tengah kehidupan sosial di Jepang. Dalam teori konstruksi sosial dikatakan, bahwa manusia yang hidup dalam konteks sosial tertentu melakukan proses interaksi secara simultan dengan lingkungannya. Masyarakat hidup dalam dimensi-dimensi dan realitas objektif yang dibentuk melalui momen eksternalisasi dan objektivasi dan dimensi subjektif yang dibangun melalui momen internalisasi.


(20)

12

Baik momen eksternalisasi, objektivasi maupun internalisasi tersebut akan selalu berproses secara dialektik dalam masyarakat (Berger & Luckman, 1991:2). Dengan demikian, yang dimaksud dengan realitas sosial adalah hasil dari sebuah konstruksi sosial yang diciptakan oleh manusia itu sendiri. Oleh karena itu, kepercayaan golongan darah masuk dan melahirkan diskriminasi golongan darah di dalam kehidupan sosial masyarakat Jepang, yaitu hubungan kerja, pertemanan, asmara dan mendidik anak.

Selain itu, penulis menggunakan pendekatan fenomenologi, yaitu pendekatan yang menggunakan pengalaman hidup sebagai alat untuk memahami secara lebih baik tentang sosial budaya, politik atau konteks sejarah dimana pengalaman itu terjadi. Wawasan utama fenomenologi adalah “pengertian dan penjelasan dari suatu realitas harus dibuahkan dari gejala realitas itu sendiri” (Aminuddin, 1990:108). Penelitian ini akan berdiskusi tentang suatu objek kajian dengan memahami inti pengalaman dari suatu fenomena. Seperti penjelasan pada tinjauan pustaka sebelumnya, telah terjadi sebuah fenomena di tengah-tengah kehidupan masyarakat Jepang, yaitu ramalan golongan darah. Kuatnya keyakinan terhadap ramalan dan kecilnya kepercayaan terhadap agama membuat masyarakat Jepang dengan mudahnya membuat sebuah ramalan menjadi pedoman hidup mereka.

Penulis juga menggunakan pendekatan semiotik. Menurut Syaom Barliana, Semiotika adalah ilmu yang mempelajari struktur, jenis, tipologi,serta relasi-relasi simbol atau tanda dalam penggunaannya di dalam masyarakat. Semiotika mempelajari relasi diantara komponen-komponen tanda, sertarelasi antar


(21)

13

(http://www.academia.edu/1045086/S_E_M_I_O_T_I_K_A_TENTANG_MEMB ACA_TANDA-TANDA). Dalam penelitian ini terdapat simbol atau tanda pada penggolongan golongan darah yaitu, O, A, B dan AB atau lebih dikenal sebagai Golongan Darah ABO. Masyarakat Jepang menyakini, simbol Golongan Darah ABO tersebut dianggap memiliki keterkaitan dengan watak karakter dari masing-masing pemiliknya.

1.5. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui ramalan golongan darah dalam masyarakat Jepang. 2. Untuk mengetahui pengaruh dari ramalan golongan darah dalam

kehidupan masyarakat di Jepang.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi penulis, diharapkan menambah pengetahuan tentang sejarah munculnya kepercayaan ramalan golongan darah dan perkembangannya sampai saat ini, dan apa yang menyebabkan terjadinya serta dampak dari pendiskriminasian golongan darah dalam kehidupan sosial di Jepang.

2. Bagi pembaca, penulis berharap agar penelitian ini bisa menambah wawasan pembaca khususnya yang sedang belajar di bidang kajian masyarakat Jepang.


(22)

14

3. Bagi peneliti lain, penulis berharap agar penelitian ini bisa menambah refrensi atau informasi yang berhubungan dengan kepercayaan masyarakat atau ramalan.

1.6. Metode Penelitian

Metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari metode deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukian secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki (Nazir, 2003:54). Penulis berusaha menjabarkan penelitian secara akurat dan berasal dari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan dengan menggunakan metode kepustakaan. Penulis memperoleh sumber dari berbagai media cetak seperti buku, majalah, makalah, jurnal, dan koran. Adapun media pendukung lainnya seperti internet digunakan sebagai pelengkap penulis dalam pengerjaan penelitian ini.


(23)

15 BAB II

TINJAUAN UMUM SEJARAH, JENIS DAN RAMALAN GOLONGAN DARAH

2.1. Sejarah dan Perkembangan Golongan Darah

Meskipun penemuan golongan darah secara medis baru ditemukan sekitar tahun 1900-an, namun evolusi golongan darah sudah terjadi berjuta tahun yang lalu dan masih akan terus berkembang hingga masa yang akan datang. Golongan darah yang kita ketahui saat ini adalah O, A, B, dan AB. Menurut sejarahnya, golongan darah tertua dari keempat golongan darah tersebut adalah golongan O (old). Golongan darah ini diperkirakan ditemukan sekitar 40.000 tahun SM di Afrika. Hal ini juga diperkuat dengan adanya penelitian bahwa nenek moyang seluruh penduduk dunia tinggal di Afrika dan hanya bergolongan darah O (Roesma, 2009:14). Mereka dapat membuat senjata dan peralatan untuk berburu, tak mengherankan apabila makanan pokoknya adalah daging hasil buruan.

Semakin bertambahnya populasi, perjuangan untuk bertahan hidup pun semakin ketat, sehingga terjadilah persaingan di antara mereka dalam mencari makan. Para manusia purba ini kemudian mengembara menuju Eropa dan Asia guna mencari tempat baru untuk berburu. Di daerah baru ini, mereka mendapatkan lahan yang subur dan iklim yang lebih sejuk. Hal ini menimbulkan perubahan dalam hal sumber makanan dan juga struktur anatomi tubuh. Mereka yang pada awalnya mempunyai struktur tulang sangat kuat dan rambut keriting, menjadi mempunyai tulang yang lebih halus dan rambut yang lebih lurus. Pola makan pun berubah, mereka yang awalnya pemakan daging menjadi pemakan


(24)

tumbuh-16

tumbuhan. Akibatnya, lahirlah golongan darah A (agrarian). Golongan darah ini lahir sekitar 25.000-15.000 SM di daerah Asia dan Timur Tengah. Pada zaman ini manusia telah mengenal bercocok tanam dan beternak. Mereka juga memulai hidup bergotong-royong, sehingga tidak ada lagi kompetisi di antara mereka untuk mendapatkan makanan.

Golongan darah B (balance) muncul sekitar 15.000-10.000 SM di daerah pegunungan Himalaya, yang sekarang berada di daerah antara India dan Pakistan. Golongan darah B muncul dikarenakan perubahan iklim di lingkungan tempat tinggal mereka. Keadaan lingkungan baru tersebut membuat mereka menciptakan sistem irigrasi pertanian, perternakan dan teknik bercocok tanam yang lebih modern.

Sementara itu, dalam perkembangannya, penggabungan antara golongan darah A dan B melahirkan golongan darah baru yaitu AB (modern). Golongan darah ini hanya berkisar kurang dari 5% dari populasi dunia (Zizousari dan Yuna Chan, 2014:16). Dengan menyebarnya manusia ke seluruh pelosok dunia, berkembanglah berbagai bangsa dengan kulit, rambut, postur tubuh, bahkan kultur berbeda, namun bersaudara karena persamaan dalam golongan darahnya. Golongan darah O sebagai golongan darah nenek moyang masih merupakan golongan darah yang bertahan dan tertinggi jumlahnya.

Sekitar tahun 1900-an ilmuwan asal Austria, Karl Landsteiner menemukan sistem penggolongan darah O, A, B, dan AB. Sistem penggolongan darah yang selama ini dilakukan didasarkan pada jenis protein penggumpalan darah. Dengan sistem ini, akan diketahui apakah seseorang bergolongan darah O, A, B, atau AB.


(25)

17

Berkembangnya ilmu pengetahuan, diketahui pula bahwa komponen darah rupanya tidak hanya tersusun oleh protein-protein tersebut. Hal ini kemudian melahirkan sebuah sistem penggolongan darah baru, yang dikenal dengan istilah

rhesus. Rhesus adalah sistem penggolongan darah berdasarkan 32 jenis komponen

darah. Dari sistem ini, kemudian muncul golongan lain seperti A positif (A+) atau O negatif (O-). Rhesus digunakan untuk menentukan kecocokan darah pada saat transfusi darah dimana orang yang memiliki golongan darah yang sama belum tentu bisa menjadi pendonor apabila memiki rhesus yang berbeda. Pada tabel berikut ini adalah golongan darah yang cocok untuk saling bertransfusi.

Cocok Dengan

Golongan

Darah O- O+ B- B+ A- A+ AB- AB+

AB+

 

AB-

A+

A-

B+

B-

O+

O-

Keterangan: () Cocok, () Tidak Cocok

(Sumber: Zizousari dan Yuna Chan, 2014:20-21)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa orang dengan golongan AB+ dapat menerima darah dari setiap orang, sedangkan orang dengan O- hanya dapat menerima darah dari kelompok mereka sendiri.


(26)

18

Sedangkan dari penyebarannya, golongan darah bisa menentukan suku atau ras dari si pemilik golongan darah. Biasanya pada suatu populasi (suku atau ras) ada salah satu golongan darah yang dominan jumlahnya meskipun di populasi tersebut terdapat keempat jenis golongan darah.

Gol. Darah Kaukasoid

Afrika-Amerika Hispanik Asia

O+ 37% 47% 53% 39%

O- 8% 4% 4% 1%

A+ 33% 24% 29% 27%

A- 7% 2% 2% 0.50%

B+ 9% 18% 9% 25%

B- 2% 1% 1% 0.40%

AB+ 3% 4% 2% 7%

AB- 1% 0.30% 0.20% 0.10%

(Sumber: http://www.bloodcenters.org/blood-donation/blood-types-and-the-population/)

Dari tabel di atas dapat diketahui penyebaran dominan dari masing-masing golongan darah. Pada ras Kaukasoid yang dikenal juga “Bangsa Kulit Putih” merupakan pribumi dari dataran Eropa yang menyebar juga di Australia, Selandia Baru, Amerika, Afrika Utara, Pakistan, Timur Tengah dan India Utara adalah populasi yang memilki dominan golongan darah O dan A, sedangkan golongan darah B dan AB hanya ada sebagian kecil saja pada ras tersebut.

Ras Afrika-Amerika yang merupakan “Bangsa Kulit Hitam” adalah pribumi Afrika yang migrasi ke dataran Amerika dominan memiliki golongan darah O, hal ini juga sesuai dengan sejarah lahirnya golongan darah O yang diperkirakan berasal dari dataran Afrika, seperempat populasi ras ini bergolongan


(27)

19

darah A. Golongan darah B sedikit lebih banyak diikuti golongan darah AB dengan jumlah terkecil.

Ras Hispanik adalah berasal dari bangsa Spanyol, dikenal juga sebagai

“Bangsa Latin”. Ras ini mendiami sebagian kecil wilayah di Amerika dan Eropa lebih dari separuh populasinya bergolongan darah O. Sebagian besar sisa populasinya bergolongan darah A diikuti sebagian kecil populasi bergolongan darah B dan AB.

Ras Asia yang merupakan bangsa baru di peradaban, memiliki presentase yang tinggi juga pada golongan darah O, namun hasilnya tidak begitu mencolok dengan golongan darah A dan B, hanya golongan darah AB yang memiliki presentase terkecil. Dibandingkan ras-ras lainnya, populasi golongan darah AB di ras Asia merupakan jumlah tertinggi.

2.2. Jenis-jenis Golongan Darah

Adanya pembagian golongan darah menjadi empat (4) kelompok yaitu O, A, B, dan AB membuat setiap golongan darah memilki karakteristiknya masing-masing. Setiap golongan darah dianggap memiliki kelebihan dan kekurangan baik itu dari segi kesehatan maupun psikologis. Hal ini dikarenakan komponen penyusun dari masing-masing darah memilki perbedaan sehingga hal yang dianggap cocok dengan golongan darah O belum tentu cocok dengan golongan darah A. Dalam bidang kesehatan, seorang ahli gizi dari Stamford, Connecticut, Amerika Serikat bernama Dr. Peter J. D’Adamo memperkenalkan hasil dari risetnya mengenai diet makanan sehat berdasarkan masing-masing golongan darah melalui bukunya bejudul “Eat Right for Your Type”. Buku tersebut menjadi


(28)

20

best seller dan telah diterjemahkan ke berbagai bahasa. Selain itu dari bidang

psikologis, tidak sedikit peneliti yang melakukan riset terhadap karakter yang dapat ditentukan melalui golongan darah, misalnya seorang jurnalis asal Jepang bernama Masahiko Nomi yang meneliti dan membuat buku mengenai karakter dan golongan darah. Setelah Masahiko Nomi meninggal, anaknya Toshitaka Nomi pun meneruskan penelitian ayahnya dan turut menerbitkan buku mengenai golongan darah. Salah satu buku yang sangat fenomenal yang dibuat oleh Nomi adalah buku yang berjudul “Touch My Heart”, buku ini membahas mengenai karakter anak terbentuk dari golongan darahnya sehingga ada perlakuan yang berbeda dalam mendidik masing-masing anak menurut dengan golongan darahnya, buku ini pun juga diterjemahkan ke berbagai bahasa dan menjadi refrensi baru bagi dunia psikologis.

2.2.1. Golongan Darah O

Dalam hal golongan darah tipe O, memori genetik yang berlaku bagi semua tipe darah ini adalah memiliki ciri kekuatan, daya tahan tubuh kuat, mandiri, berani, intuitif, dan cenderung optimistis, serta extrovert. Golongan darah O zaman dulu mempunyai dorongan kuat untuk bertahan hidup dan percaya diri. Di antara sekian banyak golongan darah O, ada yang mewarisi sifat kepemimpinan dari pemimpin generasi nenek moyangnya yaitu keinginan untuk berhasil, kuat, yakin dan berkuasa (powerful), logis strategik, inovatif, mempunyai pengikut, optimis serta segar bugar, sehat fisik dan mental. Golongan darah O memiliki kekebalan yang kuat dan mampu menghilangkan pengaruh negatif stres dengan olahraga berat (Roesma, 2009:56-57).


(29)

21

Di bidang kesehatan, golongan darah O dikenal memilki asam lambung yang tinggi, penyakit yang sering diderita oleh orang yang bergolongan darah O pada umumnya adalah maag, stroke, penyakit jantung, peningkatan berat badan dan alergi. Oleh karena itu orang bergolongan darah O disarankan mengonsumsi makanan yang tinggi protein dan rendah karbohidrat (Zizousari dan Yuna Chan, 2014:76). Hal ini yang menyebabkan banyaknya menu yang terbuat dari olahan daging di wilayah Amerika ataupun Afrika dimana mayoritas penduduknya memilki golongan darah O. Selain itu banyak riset yang menyatakan bahwa jumlah penderita obesitas tertinggi terdapat di wilayah Amerika.

Orang bergolongan darah O sangat baik melatih fisik secara maksimal bahkan berolahraga berat. Jika tidak berolahraga, maka berat badannya bertambah dengan cepat, cenderung kegemukan dan berakibat depresi. Olahraga menjadi kebutuhan pokok baginya karena olahraga sangat berhubungan dengan sistem kekebalan tubuh pada orang bergolongan darah O. Olahraga yang dianjurkan adalah olahraga keras seperti lari, aerobik, karate, atau silat.

Karakter seseorang juga bisa dilihat melalui golongan darahnya. Berikut ini adalah karakter yang dimiliki dari orang bergolongan darah O.

1. Dengan kepribadiannya, dia (orang bergolongan darah O) memilki ekspresi diri yang berlebihan.

2. Kalau sudah menentukan sebuah sasaran, dia akan bergerak maju ke arahnya.


(30)

22

4. Orangnya terbuka dan ceria, memilki cara berpikir logis yang sangat jelas, sedikit straight to the point (langsung ke inti permasalahan), kadang-kadang bersikap sederhana.

5. Memilki dua sisi, yaitu berpikir berdasarkan realita dan romantis.

6. Keinginan yang kuat untuk bebas, sangat bersemangat dalam

kehidupan.

7. Emosinya besifat stabil, sederhana sehingga apa yang telah terjadi tidak pernah meningglakn efek yang lama.

8. Menjunjung tinggi norma-norma kehidupan.

9. Mengharapkan untuk dapat memiliki hubungan berdasarkan

kepercayaan yang kuat.

10. Terhadap teman baru bersikap sangat peduli dan perhatian. 11. Terhadap orang yang tidak dikenal akan sangat berhati-hati.

12. Sangat suka mengajar/memberitahu orang lain namun tidak menyukai apabila mereka diajar/diberi tahu orang lain (Nomi, 2009:40-41)

Orang bergolongan darah O juga dikenal sebagai tipe yang bersikap ekstrim, baik pada saat melakukan tindakan positif maupun tindakan negatif. Misalnya, apabila mereka (orang bergolongan darah O) hendak melakukan sebuah tindakan kejahatan, mereka akan melakukannya secara fokus dan tuntas, hal ini dibuktikan dengan adanya kasus kejahatan ekstrim di Jepang yang dilakukan oleh seorang wanita bergolongan darah O bernama Ono Etsuo dari tahun 1968 sampai 1974 di Chiba, Saitama, Tokyo. Dia melakukan tindakan penipuan, perampokan dan pembunuhan berantai dengan cara membakar korban-korbannya. Beritanya bahkan menjadi headline hampir seluruh surat kabar pada tahun 1979. Selain itu,


(31)

23

ada beberapa tindak kejahatan ekstrim lainnya yang terjadi di Jepang dan pelakunya merupakan orang bergolongan darah O. Namun bagi mereka yang merupakan orang baik-baik, biasanya mereka akan sangat malu apabila melakukan hal yang dianggap tidak pantas ataupun negatif.

Orang bergolongan darah O yang memiki cita-cita dan tujuan hidup akan bergerak maju ke arah depan (ambisius), namun bagi mereka yang merasa tujuannya mustahil untuk dicapai, mereka akan menurunkan standar tujuannya dan apabila gagal, mereka cenderung menjadi depresi. Hal inilah yang membuat orang bergolongan darah O memiliki sisi ganda (double feature), yaitu romantisme dan realisme yang menjadi semboyan hidup mereka.

Romantisme adalah punya impian, sedangkan realisme adalah sifat yang selalu penuh perhitungan. Kedua aspek yang sangat kontradiksi ini berada dalam satu tubuh dan pada umumnya orang bergolongan darah O ingin dilihat dari kedua-duanya. Pada dasarnya orang bergolongan darah O memiliki karakter dasar yang sama yaitu double feature, namun akan terlihat berbeda tergantung dari sisi mana yang lebih dominan dari masing-masing individu orang bergolongan darah O. Hal ini yang membuat orang golongan darah O terlihat sama (dikarenakan populasi mereka terbanyak di dunia), namun berbeda setelah diamati lebih dalam.

2.2.2. Golongan Darah A

Perubahan ke golongan darah tipe A terjadi karena manusia harus beradaptasi pada penduduk yang padat. Akibatnnya stres lebih mudah terjadi dengan eratnya hubungan antar manusia. Golongan darah A yang memiliki sifat toleran, sensitif, dan sangat kooperatif (team work) serta mempunyai bakat untuk


(32)

24

mengutarakan pendapatnya dengan jelas, yang dikemukakan sebagai “narrative

intelligence”. Orang bergolongan darah A dapat mengontrol diri (self control) dan

pintar (smart) dalam menghadapi kehidupan yang kompleks (Roesma, 2009:119-120).

Karena golongan darah A merupakan komunitas agrarian dilihat dari sejarah lahirnya golongan darah A, maka di bidang kesehatan orang bergolongan darah A dianjurkan mengkonsumsi banyak sayur-sayuran. Golongan darah A dilarang mengkonsumsi daging dan produk turunannya disebabkan karena kekebalan tubuh dan asam lambung orang bergolongan A rendah. Masalah medis yang biasa diderita oleh orang bergolongan darah A adalah kanker, jantung, komplikasi hati dan empedu, diabetes mellitus, anemia dan depresi (Zizousari dan Yuna Chan, 2014:72). Menu makanan yang memilki jumlah sayur-sayuran yang banyak pada saat dihidangkan terlihat pada kuliner di daerah dataran Eropa dan sebagian wilayah Asia Timur (Jepang, Korea). Kebanyakan kuliner pada wilayah tersebut lebih banyak menggunakan sayur-sayuran dan hanya sedikit mengkonsumsi daging.

Kelemahan orang bergolongan darah A adalah jika cemas, stres, dipendamnya sendiri. Jika stres melampaui ambang batas, akan menumpuk dalam dirinya, dan suatu waktu meledak. Secara genetik, di setiap golongan darah sudah terdapat cara meniadakan efek negatif stres. Pada orang bergolongan darah A, mereka meniadakan efek negatif stres ini dengan cara merasionalkannya secara intelektual misalnya dengan melakukan yoga, meditasi, atau taichi (fokus dan relaksasi).


(33)

25

Berikut ini adalah karakter yang dimiliki oleh orang bergolongan darah A.

1. Luar dan dalam, dua sifat karakter saling bertolak belakang yang dimiliki oleh orang bergolongan darah A.

2. Mengharapkan perubahan dari keadaan yang sekarang, menginginkan kehidupan yang stabil dan damai.

3. Sangat perhatian dengan sekitar bahkan hal-hal yang kecil sekalipun. 4. Mempunyai tingkat kerjasama yang tinggi, tidak akan mengganggu

kenyamanan kelompok.

5. Menghargai metode maupun hal-hal yang bersifat ritual, menganggap penting prinsip, dan senantiasa ingin berjalan sesuai dengan alur/plot yang sudah umum.

6. Senantiasa berasosiasi dengan sikap konvensional, namun tidak mudah membuka hati.

7. Berusaha terus-menerus, dapat menahan rasa sakit secara jasmaniah. 8. Selalu melakukan segala sesuatu dengan sangat teliti, sangat

berhati-hati, perfeksionis.

9. Mengontrol ekspresi dirinya, namun di dalamnya ada suatu keinginan membara.

10. Akan memberikan yang terbaik dan juga mendedikasikan dirinya pada orang-orang yang bisa mengerti, dan juga menganggap penting akan dirinya.

11. Pesismis terhadap masa depan (Nomi, 2009:46-47)

Secara umum, orang bergolongan darah A terbagi menjadi dua tipe. Tipe pertama adalah kelompok yang memilki tata krama. Tipe kedua adalah kelompok


(34)

26

yang agresif, yang ucapan maupun tindakannya berani, keras kepala, sedikit kurang bersahabat. Orang-orang bergolongan darah A yang sudah matang dalam sebuah organisasi, rata-rata adalah pelajar yang cerdas (honor student). Kemudian, karena tingkat kerjasamanya yang baik, mereka benar-benar menjunjung tinggi hukum di dalam kelompok dan juga urutan tinggi rendahnya posisi atau rangking. Cara hidup seperti ini benar-benar memerlukan kontrol yang sangat ketat. Mereka inilah merupakan orang-orang Stoicism (tenang, sabar dan tabah).

Masahiko Nomi, jurnalis asal Jepang yang menerbitkan banyak buku mengenai riset golongan darah, dalam salah satu bukunya mengatakan bahwa di Amerika Utara ada sebuah kelompok agama yang memiliki peraturan yang benar-benar ketat. Di dalam kelompok agama tersebut, orang yang bergolongan darah A berkisar 60-70% atau lebih dari separuhnya (Nomi, 2009:48). Hal ini seperti orang bergolongan darah A yang Stoicism ini berkumpul karena menginginkan kedisiplinan atau diasingkan dari golongan darah lainnya, mengingat kecilnya presentase jumlah orang bergolongan darah di Amerika. Selain itu, orang bergolongan darah yang memendam perasaannya sendiri, baik itu perasaan senang ataupun menyakitkan, membuat orang lain di sekitarnya sulit memprediksi apa yang disembunyikan dari orang bergolongan darah A ini.

Orang bergolongan darah A yang juga mempunyai prinsip yang sangat kuat dan selalu bertindak sesuai prosedur membuat mereka terlihat benar-benar loyal, inilah sisi positif mereka. Namun, karena prinsip mereka yang teguh dan sulit untuk goyah, terkadang sulit untuk bersikap fleksibel atau terlalu serius yang terkadang berdampak negatif bagi orang bergolongan darah A ataupun orang yang berurusan dengan orang bergolongan darah A.


(35)

27 2.2.3. Golongan Darah B

Secara biologis orang bergolongan darah B lebih fleksibel dari orang bergolongan darah O, A, ataupun AB. Golongan darah B memiliki elemen syaraf mental dan sensitifitas dari golongan darah A dan bereaksi secara fisik dan agresif dari golongan darah O. Respon orang bergolongan darah B terhadap stres adalah keseimbangan antara sifat yang diperoleh dari golongan darah O dan A (Roesma, 2009:147).

Dari sisi kesehatan, golongan darah B memiliki menu makanan yang lebih variatif dibandingkan golongan darah lainnya. Golongan darah B dapat mengkonsumsi segala jenis makanan laut, dianjurkan pula mengkonsumsi daging kambing, produk turunan sapi (susu dan keju), gandum, kacang-kacangan, teh hijau dan berbagai jenis buah maupun sayur. Sedangkan masalah medis yang biasa dijumpai oleh orang bergolongan darah B adalah masalah sistem syaraf atau kram, sakit kepala, pikun, parkinson dan diabetes mellitus (Zizousari dan Yuna Chan, 2014:74). Makanan golongan darah B yang variatif dilatarbelakangi pula dari sejarah munculnya golongan darah B yang harus membuat pertanian dan perternakan untuk dapat bertahan hidup. Mayoritas golongan darah B tersebar disekitar Asia Selatan (India, Afghanistan, Pakistan), Asia Tenggara (Thailand, Vietnam, Kamboja), Timur Tengah (Iran, Irak) dan Cina. Pada kebanyakan penduduk di wilayah-wilayah tersebut merupakan pengkonsumsi hasil perternakan (susu dan keju) dan hasil pertanian (gandum dan kacang-kacangan) terbanyak.


(36)

28

Untuk mengurangi masalah dalam sistem syaraf pada golongan darah B, dianjurkan untuk mengkonsumsi buah-buahan, misalnya semangka. Sedangkan olahraga yang dianggap cocok dengan orang bergolongan darah B adalah renang, tenis dan jalan kaki.

Berikut ini adalah karakter yang dimiliki oleh orang bergolongan darah B.

1. Tidak terlalu peduli dengan keadaan sekitar, bersikap semaunya sendiri (my pace).

2. Mengharapkan banyak kebebasan.

3. Sangat tidak menyukai regulasi maupun ikatan.

4. Tidak terlalu menganggap peraturan dan metode, tidak terpaku pada bentuk-bentuk adat sehingga membuat mereka terlihat seperti orang-orang yang tidak konvensional.

5. Tidak menyukai bentuk salam yang hanya basa-basi, terkadang terlihat kurang ramah, namun terkadang terlihat sangat ramah.

6. Cepat dalam mengambil keputusan, memilki pemikiran yang fleksibel. 7. Mempunyai banyak ide, mudah tertarik terhadap hal baru.

8. Hanya bergerak terhadap apa yang menjadi minatnya. 9. Dalam segala hal kurang memberikan perbedaan. 10. Memiliki sifak kemanusiaan yang melimpah.

11. Memiliki gejolak emosi yang berlimpah, tempramental. 12. Optimis terhadap masa depan (Nomi, 2009:57-58)

Orang bergolongan darah B, baik itu yang bersikap ramah ataupun yang sikapnya tenang tapi kurang bersahabat, adalah orang-orang yang berciri hidup


(37)

29

bebas. Meskipun mereka terlihat tidak memilki beban dan cepat beradaptasi dengan wilayah baru, tapi mereka adalah termasuk orang-orang yang lambat dalam bersosialisasi dengan orang lain, namun ada sebagian orang bergolongan darah B yang sangat ramah sehingga mudah berteman dengan orang baru. Orang bergolongan darah B dikenal juga sebagai individu yang tidak mau menyimpan terlalu banyak di dalam pikirannya, sehingga mereka cenderung mengutarakan hal apa pun yang dirasa mengganggu baik itu hal positif ataupun hal negatif. Hal ini yang menyebabkan banyak orang yang salah paham dan menjadi tersinggung kepada orang bergolongan darah B karena dianggap tidak peka dengan situasi. Namun, hal yang paling tidak disukai dari orang dari golongan darah B adalah sikapnya yang semaunya sendiri. Mendiang seorang penyanyi, Michael Jackson yang dikenal sebagai The King of Pop memilki golongan darah B, semasa hidupnya dikenal sebagai sosok yang nyentrik dan semaunya sendiri, dia juga dianggap terlalu khawatir terhadap sesuatu, mudah teralihkan perhatiannya dan sinis. Meskipun Michael Jackson terlihat hanya berbuat semaunya, namun ada sisi kemanusiaan yang tinggi yang dimilikinya. Michael Jackson mendonasikan sebagian besar kekayaannya untuk kegiatan sosial, dia bahkan mengasuh beberapa anak dan merawatnya. Namun adapula hal yang dianggap negatif bagi kebanyakan orang, misalnya pada saat dia berbagi makanan langsung dari wadah yang sama dengan simpanse peliharaannya, operasi plastik yang dilakukannya hingga tidak terhitung jumlahnya, dan beberapa hal lainnya yang tidak konvensional.

Meskipun orang bergolongan darah B dapat mengatur emosinya, pada umumnya mereka bersifat tempramental dan juga merupakan orang-orang yang


(38)

30

suka berstrategi. Orang bergolongan darah B juga lebih menggunakan logikanya dibandingkan perasaannya. Apabila ada orang bergolongan darah B yang cenderung menuju ke arah kriminal, maka mereka adalah golongan orang yang memilki kejahatan terencana dan lebih menonjol dibandingkan golongan darah lainnya. Hal inilah yang menjadikan orang golongan darah B dianggap buruk.

2.2.4. Golongan Darah AB

Golongan darah AB merupakan golongan darah terakhir yang telah beradaptasi terhadap lingkungan yang lebih modern. Kombinasi tipe A dan B menyebabkan golongan darah AB lebih spiritual yang dapat memeluk segala bentuk kehidupan. Jika golongan darah O dan B memilki sistem kekebalan yang sangat kuat, maka sebaliknya golongan darah AB sistem kekebalannya rapuh (Roesma, 2009:165).

Terbentuknya golongan darah AB yang merupakan perpaduan antara golongan darah A dan B, maka dari segi kesehatan, golongan darah AB memilki asam lambung yang rendah seperti golongan darah A, sehingga golongan darah AB cocok dengan pola makan vegetarian, namun membutuhkan protein hewani seperti golongan darah B. Kecocokan pola makanan AB tidak bisa ditentukan karena masing-masing individu memilki karateristiknya sendiri. Masalah medis golongan darah AB juga perpaduan dari masalah medis yang sering dialami oleh golongan darah A dan B seperti kanker, jantung, anemia, depresi, masalah sistem syaraf, parkinson, alzheimer, komplikasi hati dan empedu (Zizousari dan Yuna Chan, 2014:79). Jumlah golongan darah AB yang hanya sekitar 5% di seluruh dunia membuat mereka tidak dominan di wilayah manapun, namun dari segi


(39)

31

jumlah, golongan darah AB terlihat sedikit lebih banyak di sekitar wilayah Asia dibandingkan jumlah golongan darah AB di wilayah-wilayah lainnya. Hal ini disebabkan karena golongan darah B yang menjadi salah satu pembentuk dari golongan darah AB lebih dominan tersebar di wilayah Asia.

Golongan darah AB yang sering rentan depresi dianjurkan untuk melakukan olahraga pagi, tetapi mereka juga dapat mengatasi stres mereka secara spiritual. Mereka juga diajurkan mengonsumsi produk olahan susu setelah berolahraga.

Berikut ini adalah karakter yang dimiliki oleh orang bergolongan darah AB.

1. Sangat rasional, mendambakan kehidupan dimana mereka bisa

berguna bagi masyarakat.

2. Melihat sesuatu secara objektif, bersikap kritis, unggul dalam hal analisis, dan dianggap cocok sebagai komentator.

3. Bersikap biasa saja terhadap keinginannya.

4. Menghidari dan tidak suka terlibat pertengakaran, menyukai kedamain. 5. Bijak, membeci orang yang munafik atau bermuka dua.

6. Mampu hidup rukun, bersosialisasi dengan baik terhadap lingkungan sekitar.

7. Bersikap adil dengan pasangan, memperlakukan dengan lembut, senantiasa memberikan sedikit jarak.


(40)

32

9. Suka berimajinasi, memilki hobi yang bersifat fantasi (Nomi, 2009:67-68)

Orang bergolongan darah AB terlihat mempunyai dua kepribadian. Pada satu sisi orang bergolongan darah AB memiliki perasaan yang sensitif dan lembut. Individu ini tidak akan bertingkah laku kasar meskipun mereka diperlakukan secara kasar. Mereka dikenal dengan pribadi yang perhatian dan peduli terhadap perasaan orang lain, serta senang membantu orang lain tanpa pamrih saat dimintai bantuan oleh orang lain, sehingga mereka populer dengan kebaikan hatinya. Di sisi lain, orang golongan darah AB terlihat bersikap keras dengan diri sendiri maupun dengan orang-orang di sekitarnya., karena mereka memang dikarunia keterampilan dalam pengendalian diri yang baik. Akibatnya, orang bergolongan darah AB dinilai sebagai individu yang dingin dan tidak peduli pada urusan di luar urusannya sendiri jika tidak ada orang lain yang meminta bantuannya secara langsung. Golongan darah AB cenderung memilki pemikiran yang kritis, rasional dan mendalam saat menghadapi suatu masalah. Akibatnya individu ini membutuhkan waktu untuk menyendiri dalam memikirkan masalah yang dihadapi.

Golongan darah AB juga dianggap kelompok yang paling berpikir sehat (rasional) diantara golongan darah lainnya. Mereka hidup dengan pandangan mereka yang objektif, sehingga hal ini membuat kebanyakan dari orang bergolongan darah AB enggan melakukan tindakan kejahatan. Menurut hasil survei yang dilakukan oleh Nomi (2009:70), pada saat melakukan penelitian di rumah tahanan daerah Nigata, tahanan yang bergolongan darah AB sedikit sekali jumlahnya. Jumlah ini sudah melalui tahap perhitungan dengan jumlah total golongan darah AB di seluruh Jepang, kemudian dibandingkan jumlah


(41)

33

perhitungan golongan darah lainnya. Hal ini dilakukan untuk mencapai akurasi yang tinggi, mengingat jumlah golongan darah AB yang minoritas. Golongan darah AB yang melakukan tindakan kejahatan atau negatif biasanya melakukannya tanpa sengaja atau tanpa disadari oleh mereka, namun sebagian kecil dari mereka memang melakukan tindakan negatif secara sengaja karena untuk kepentingannya sendiri. Hal inilah yang cukup membingungkan dari orang bergolongan darah AB yang membuat mereka terkadang mendapat respon negatif dari orang di sekitarnya.

2.3. Pandangan Masyarakat Jepang Terhadap Ramalan Golongan Darah

Menurut Kementerian Pendidikan Jepang, penganut Shinto mencapai 107 juta orang dan Buddha sekitar 89 juta orang dan agama lainnya sekitar 10 juta orang. Hal yang mengejutkan adalah total seluruh penganut agama di Jepang berkisar 290 juta orang, atau dua kali lipat total penduduk Jepang yang hanya 127 juta orang. Hal ini terjadi karena mayoritas masyarakat Jepang adalah Politheis atau menganut lebih dari satu aliran kepercayaan/agama, sehingga mereka dilahirkan dan hidup hingga dewasa sebagai penganut Shinto, kemudian sebagian diantaranya menikah dengan menggunakan upacara secara Kristen, dan meninggal menggunakan upacara pemakaman agama Buddha. Menurut Haryanti (2013:163), di luar agama tradisional tersebut (Shinto dan Buddha), saat ini banyak orang Jepang beralih ke berbagai gerakan keagamaan populer, yang biasa dikelompokkan dengan nama “Agama-agama Baru” (shinshūkyō).

Masyarakat Jepang merasa bahwa agama yang selama ini mereka anut


(42)

34

keyakinan yang penuh arti. Maka untuk mencari kebutuhan tersebut mereka melihat di “tempat lain” dan berujung kepada suatu konsep kepercayaan rakyat

(minkan shinkō) yang bersifat takhayul (Reischauer, 1988:213-214).

Banyak masyarakat Jepang yang menaruh perhatian serius terhadap hal-hal seperti hari keberuntungan, hari kesialan, astrologi, dan juga mempercayai ramalan. Hal tersebut dikarenakan tipikal masyarakat Jepang lebih mementingkan sesuatu yang mendukung kebutuhan dalam lingkungan sosial dibandingkan hubungan langsung dengan Tuhan.

Dari sekian banyak jenis ramalan, ramalan golongan darah adalah salah satu ramalan yang paling populer di kawasan Asia Timur (Jepang, Korea). Ramalan golongan darah mulai berkembang pada sekitar Perang Dunia II, pada saat itu Takeji Furukawa, seorang profesor di Sekolah Guru Perempuan membuat penelitan mengenai golongan darah yang dapat membaca karakteristik pemiliknya. Setelah menerbitkan hasil penelitiannya, masyarakat Jepang mulai terpengaruh dan percaya terhadap penelitiannya. Meskipun hasil penelitian tersebut sempat kehilangan kepopulerannya, karena dianggap hasil riset tersebut meragukan, namun seorang jurnalis bernama Masahiko Nomi kembali mengangkat topik mengenai kepribadian berdasarkan golongan darah sekitar tahun 1970-an, dan menerbitkan beberapa buku best seller mengenai berbagai hal mengenai golongan darah.

Kini, kategorisasi kepribadian berdasarkan golongan darah sudah cukup mengakar di kebudayaan Jepang. Bahkan, masyarakat Jepang sudah punya istilah sendiri untuk hal ini, yaitu ketsuekigata (golongan darah). Survey pada tahun


(43)

35

2008 menunjukkan 75% masyarakat Jepang mempercayai konsep ini. Walaupun sekarang sudah banyak pengembangannya pada detil interaksi kehidupan sehari-hari, sebagai gambaran, berikut deskripsi umum kepribadian berdasarkan golongan darah yang banyak dipercaya orang Jepang.

1. Golongan Darah O: Samurai yang Berkemauan Keras (30% populasi Jepang)

Golongan darah O berusaha untuk menjadi pahlawan pada setiap situasi. Golongan darah O adalah pemimpin yang alami dan selalu berusaha menyenangkan hati orang lain. Mereka sangat kompetitif dan pekerja keras.

2. Golongan Darah A: Pekerja Ideal yang Berperilaku Baik (40% populasi Jepang)

Golongan darah A merupakan role model sempurna karena mereka selalu berusaha untuk sukses, kebaikan, dan bersikap sopan. Meskipun gologan darah A bisa mudah stres dan mencemaskan banyak hal, golongan darah A akan mencoba untuk tetap bersama-sama dan melakukan yang terbaik yang mereka bisa demi ketertiban dan demi orang yang mereka cintai selama situasi krisis.

3. Golongan Darah B: Pedagang Bersahaja dan Pemberontak (20% populasi Jepang)

Golongan darah B adalah pemberontak yang tidak bisa dijinakkan (dianggap kurang cocok kerja di perusahaan, lebih baik kerja sendiri sebagai pedagang). Punya semangat dan fokus yang tinggi, golongan darah B sangat ambisius yang punya impian besar. Meskipun mereka bisa kasar,


(44)

36

keras kepala, dan sulit untuk bergaul, golongan darah B selalu menjadi dirinya sendiri tidak peduli apa yang dikatakan dunia.

4. Golongan Darah AB: Seniman Sensitif (10% populasi Jepang)

Golongan darah AB dianggap memiliki karakter yang unik. Mereka terkenal dengan kepribadian gandanya, terkadang malu-malu, supel, rasional, irasional, tenang, dan tak terarah. Golongan darah AB adalah bola energi yang tak terduga kepribadiannya. (https://www.zenius.net/blog /8786/golongan-darah-sifat-kepribadian)

Golongan darah telah memasuki berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat Jepang, dari urusan karir hingga asmara. Pada tahun 1990 di Harian

Asahi, surat kabar nasional Jepang, Mitsubishi Electronics mengumumkan bahwa

tim mereka seluruhnya terdiri dari tipe pekerja AB yang telah dipilih karena "kemampuan mereka untuk membuat rencana." Tidak sedikit perusahaan di Jepang yang menanyakan golongan darah pada saat wawancara dengan calon karyawan. Dalam percintaan, banyak biro jodoh yang menawarkan jasa perhitungan kecocokan dengan pasangan berdasarkan golongan darah. Tanpa jasa biro jodoh pun, kaum muda di Jepang juga saling bertukar informasi golongan darah mereka pada kencan pertama. Karena pentingnya untuk mengenali karakter orang lain, masyarakat Jepang sering terkejut jika bertemu warga negara asing yang berlibur atau bekerja di Jepang tidak mengetahui golongan darahnya sendiri ketika ditanya.

Golongan darah bisa juga dikatakan bisnis yang laku di Jepang. Pada tahun 2008, empat dari buku top best seller di Jepang adalah buku pedoman


(45)

37

kepribadian berdasarkan golongan darah. Topik ini juga sering terlihat di berbagai

manga atau anime Jepang, siaran televisi sebagai ramalan di pagi hari, artikel

khusus di majalah, buku diet, bahkan dalam beberapa kasus, ada kelas-kelas TK di Jepang kadang dibagi berdasarkan golongan darah sehingga diharapkan teknik pengajaran dan didikan anak dapat disesuaikan dengan kepribadian individunya. Selain itu, muncul pula produk-produk yang berhubungan dengan golongan darah di pasaran, untuk makanan misalnya, teh diet, vitamin, snack, kopi, dan coklat. Produk makanan tersebut dibuat sesuai dengan kebutuhan gizi dari masing-masing golongan darah. Selain itu, ada juga produk kosmetik seperti garam mandi,

body cream, dan lotion yang kandungannya juga dibuat sesuai dengan golongan

darah. Hal yang lebh menarik lagi, di pasaran Jepang juga muncul bulu mata palsu untuk wanita yang dikhususkan menarik perhatian pria bergolongan darah A. Pria golongan darah A yang menjadi incaran banyak wanita di Jepang sehingga membuat produk bulu mata palsu tersebut akhirnya diciptakan dan dipasarkan.

Pada tahun 2006, surat kabar New York Times melaporkan keanehan, hampir semua pemain bisbol Amerika kelahiran Jepang (kecuali untuk Ichiro Suzuki) bergolongan darah O. Budaya Jepang melihat kelompok golongan darah O sebagai tipe "pejuang/samurai pemberani". Mereka percaya apabila ada atlet yang tidak bergolongan darah O, akan sulit “menjual” pemain itu ke penggemar.

Tim softball perempuan yang memenangkan emas untuk Jepang di Olimpiade

Beijing tahun 2008 juga dilaporkan menggunakan golongan darah untuk menyesuaikan pelatihan untuk setiap pemain.

Kepercayaan golongan darah ini bahkan mempengaruhi politik. Salah satu mantan perdana menteri Jepang, Taro Aso, menganggap cukup penting untuk


(46)

38

mengungkapkan di profil resminya bahwa dia bergolongan darah A, sementara saingan oposisinya, Ichiro Ozawa, bergolongan darah B. Pada tahun 2011, seorang menteri di Jepang, Ryu Matsumoto, dipaksa mengundurkan diri, ketika pernyataan keras dan kasarnya kepada pejabat lokal ditayangkan di televisi nasional. Dalam pidato pengunduran dirinya, ia menyalahkan sikapnya yang emosional itu pada kenyataan bahwa ia bergolongan darah B. Selain itu, ada banyak laporan bahwa penggunaan golongan darah telah mengakibatkan kasus intimidasi, bullying pada orang dengan golongan darah AB (kelompok minoritas 10% di Jepang) di lingkungan SMA, hilangnya kesempatan berkarir, hingga berakhirnya hubungan asmara yang bahagia hanya karena masalah golongan darah.

Kebiasaan orang Jepang mempercayai ramalan golongan darah dan menerapknnya dalam kehidupan bermasyarakat bukannya tanpa alasan, karena ramalan itu sendiri merupakan salah satu bentuk ajaran dari agama Shinto ataupun

Shinshūkyō (agama-agama baru). Selain itu, masyarakat Jepang merupakan

masyarakat yang homogen yang artinya mereka menjunjung tinggi persamaan. Masyarakat homogen adalah masyarakat yang memilki kesamaan SARA (Suku, Agama, Ras, Antar golongan). Hal inilah yang menyebabkan masyarakat Jepang senang mengkategorikan sesuatu berdasarkan persamaan dan perbedaannya. Meskipun persamaan merupakan hal yang dijunjung tinggi di negara ini, tetapi mereka senang mencari perbedaan kecil diantara persamaan itu untuk mengenali seseorang. Terkadang hal tersebut bisa memancing rasisme terhadap golongan minoritas. Maka dari itu di Jepang dikenal dengan istilah burahara yang artinya pelecehan atau diskrimasi yang disebabkan karena golongan darah.


(47)

39 BAB III

PENGARUH RAMALAN GOLONGAN DARAH TERHADAP MASYARAKAT JEPANG

3.1. Pengaruh Ramalan Golongan Darah Dalam Lingkungan Kerja Di Jepang

Ramalan golongan darah pada awalnya hanya dipergunakan untuk kepentingan diri sendiri pada kehidupan masyarakat Jepang, namun setelah perusahaan Mitsubishi Electronics mengumumkan perekrutan karyawan bergolongan darah AB yang dianggap mampu membuat rancangan luar biasa pada Harian Asahi tahun 1990, mulai banyak perusahaan yang menerapkan hal serupa. Dalam sebuah artikel di Harian Asahi tahun 2011 menuliskan bahwa hanya melalui wawancara golongan darah, nasib pekerjaan sesorang bisa berakhir baik ataupun buruk. Menurut sebuah situs forum pelamar kerja, beberapa perusahaan besar Jepang yang menerapkan sistem golongan darah dalam isi wawancaranya antara lain perusahaan LG Electronics dan Umbrella Corporation. Perusahaan yang menerapkan sistem wawancara golongan darah ini biasanya merupakan perusahaan swasta. Pihak perusahaan menanyakan golongan darah pelamarnya secara resmi (tertulis dalam formulir) ataupun secara langsung pada saat proses wawancara sebagai bahan pertimbangan sesuai tenaga yang dibutuhkan oleh perusahaan tersebut. Banyak perusahaan besar merekrut dan memposisikan karyawan sesuai dengan golongan darahnya. Menurut Roesma (2009:13), pernah suatu perusahaan besar memasang iklan untuk mencari seorang manajer dengan


(48)

40

persyaratan bergolongan darah B, dan untuk pekerjaan team work (kerjasama) bergolongan darah A.

Pada tabel berikut menggambarkan seberapa banyak presentase pekerjaan atau profesi terhadap golongan darah di Jepang.

Area Jumlah O A B AB Keterangan

Perdana Menteri berturut-turut di Jepang

20 60.0% 25.0% 10.0% 5.0% Pemimpin partai adalah orang

bergolongan darah O yang memerintah Pembawa acara yang

terkenal 124 21.0% 33.9% 32.3% 12.9%

Golongan darah B memiliki kemampuan berbicara di depan umum tanpa persiapan

Yokozuna berturut-turut juara utama dari

sumo)

30 16.7% 53.3% 23.3% 6.7% Golongan darah A memilki daya tahan

yang lebih

Istri pesumo 44 40.9% 27.3% 25.0% 7.3% Golongan darah O mendukung secara

luar biasa Representatif penulis

Science Fiction 21 42.9% 9.5% 28.6% 19.0%

Pemikiran golongan darah B yang luas dan tidak terbatas

Representatif penulis

cerita misteri 22 54.5% 36.3% 9.1% 0%

Golongan darah A mampu membuat alibi sempurna

Pemain triple jump 47 53.2% 25.5% 14.9% 6.4% Kekuatan melompat golongan darah O

unggul dibanding yang lain Pegolf pria

profesional 109 33.0% 29.4% 18.3% 19.3%

Golongan darah AB mampu membaca lapangan dari berbagai sudut pandang Wanita yang

memenangkan hadiah

pachinko (dalam 10

tahun terakhir

10.0% 80.0% 10.0% 0%

Golongan darah A stabil dalam melakukan penyerangan hingga ke tingkat yang lebih tinggi Pasangan komedian

papan atas 53 34.0% 24.5% 15.1% 26.4%

Golongan darah AB memilki humor yang spontan

Pendongeng komedi

papan atas 53 35.8% 30.2% 26.4% 7.5%

Sikap my pace golongan darah B membuat cerita semakin menarik Perancang mode

papan atas 38 42.1% 31.6% 18.4% 7.9%

Golongan darah O ahli dalam pengaturan individu Joki pacuan kuda

yang selalu

memenangkan hadiah uang

40 42.5% 40.0% 12.5% 5.0% Golongan darah O berani menghadapi

banyak tantangan Pembalap perahu

yang selalu

memenangkan hadiah uang

35 28.6% 48.6% 14.2% 8.6% Golongan darah A memilki

keberuntungan besar dalam bertaruh Partisipan kontes

kecantikan 43 25.6% 34.9% 30.2% 9.3%

Umumnya golongan darah B memilki pesona tersendiri

Pembalap F1 dunia 37 35.1% 40.5% 21.6% 2.7% Golongan darah O memilki tingkat

persaingan yang tinggi 30.7% 38.1% 21.8% 9.4%


(49)

41

Tabel tersebut diolah berdasarkan perhitungan jumlah rata-rata dari masing-masing golongan darah, mengingat jumlah golongan darah A dan O yang mayoritas di Jepang, sehingga ada beberapa jumlah golongan darah A atau O yang lebih besar, namun golongan darah B atau AB yang dianggap lebih dominan pada pekerjaan itu. Data tabel merupakan hasil survey secara acak. Dari tabel tersebut bisa dilihat ada beberapa pekerjaan yang mencerminkan kepribadian masing-masing golongan darah menurut masyarakat Jepang.

Dalam perkembangannya di Jepang, golongan darah juga bisa menjadi pedoman atau acuan dalam menentukan pilihan pekerjaan yang sesuai dinilai dari karakteristik masing-masing golongan darah.

1. Golongan darah O

Golongan darah O yang kompetitif, ambisius, terbuka, serta kuat dianggap cocok dengan pekerjaan seperti pimpinan, tentara, akuntan, politisi, pengusaha, menteri dan terapis.

2. Golongan darah A

Golongan darah A yang konsisten, sesuai aturan, gigih, dapat diandalkan, teliti, detail dan teratur, namun sulit untuk mengeluarkan ide kreatif dianggap cocok dengan pekerjaan seperti akuntan, jaksa, ekonom, sekretaris, bagian administrasi, pegawai perpustakaan dan penulis.

3. Golongan darah B

Golongan darah B yang bebas, kreatif, jujur, serta pekerja keras, namun kurang bisa diandalkan untuk diplomasi resmi dan menjadi pimpinan dalam sistem organisasi konvensional dianggap cocok dengan pekerjaan seperti jurnalis/wartawan, detektif, psikiater, artis, seniman dan pemikir.


(50)

42 4. Golongan darah AB

Golongan darah AB yang kritis, kreatif, sensitif, mampu mengerjakan banyak hal, terorganisir, tenang, namun kurang inovatif dianggap cocok dengan pekerjaan seperti pejabat, humas (hubungan masyarakat), manajer, guru, jaksa, penulis dan teknisi (Zizousari dan Yuna Chan, 2014:87-93).

Ramalan golongan darah dalam lingkungan pekerjaan di Jepang menjadikan hal yang menguntungkan bagi beberapa pemilik golongan darah tertentu seperti golongan darah A dan O (Nomi, 2009:125). Golongan darah A (mayoritas di Jepang) adalah tipe yang taat peraturan dan teratur adalah bentuk ideal untuk direkrut dalam sebuah perusahaan. Orang bergolongan darah A sangat menaruh perhatian terhadap kerjasama tim, terlebih dari itu, mempunyai rasa tanggung jawab, mempunyai rasa memiliki terhadap tempat bekerja maupun organisasi manapun . Bagi orang bergolongan darah A, penyelesaian dari manajemen perusahaan itu adalah hal yang wajib bagi mereka. Orang bergolongan darah A yang telah menjadikan sosialisasi sebagai pedoman hidupnya akan banyak dipercaya oleh para pebisnis dan lebih mudah dipekerjakan. Sedangkan pada orang bergolongan darah O secara alamiah memiliki kemampuan mengekspresikan diri yang sangat kuat. Dalam dunia politik, keuangan, maupun

entertaiment, orang-orang bergolongan darah O selalu menempaati posisi yang

paling banyak, sehingga banyak dari mereka yang dipekerjakan meskipun kurang superior dibandingkan golongan darah yang lain pada saat ujian masuk perusahaan. Golongan darah O yang dikenal ambisius dikenal juga gigih dalam memperoleh sesuatu, bahkan dalam wawancara pekerjaan pun mereka terlihat meyakinkan dan mampu merebut hati dari pewawancara. Meskipun cara mereka


(51)

43

memperoleh yang mereka inginkan seperti “memaksa”, orang golongan darah O ini tidak merasa malu terhadap yang mereka lakukan.

Dalam tabel berikut juga menunjukkan bahwa jumlah golongan darah A dan O menempati urutan terbanyak dalam pemerintahan Jepang yang dalam hal ini sebagai Perdana Menteri dari tahun 1945 sampai 2014.

(Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Masahiko_Nomi)

Bagi orang yang bergolongan darah A ataupun O mendapatkan keuntungan di Jepang, namun lain halnya dengan orang bergolongan darah B. Banyak kesulitan yang dialami oleh orang bergolongan darah B ketika melamar pekerjaan di perusahaan, terutama pada saat tes wawancara. Kejadian penolakan terhadap golongan darah B pernah dipaparkan dalam situs Harian Asahi online, dituliskan bahwa seorang mahasiswi bergolongan darah B merasa bingung ketika


(52)

44

ditanya mengenai golongan darahnya pada saat tes wawancara ketika dia akan melamar di sebuah perusahaan. Setelah mahasiswi menjawab dengan jujur mengenai golongan darahnya, pihak perusahaan pun memberikan penolakan terhadap hasilnya. Mahasiswi tersebut tidak percaya, dia merasa yakin terhadap hasil ujian tertulisnya, hanya dengan golongan darahnya dia bisa ditolak pada saat melamar pekerjaan. Kesan masyarakat Jepang terhadap golongan darah B yang memiliki sifat semaunya sendiri (my pace), menjadi kekhawatiran terhadap perusahaan yang memiliki aturan yang ketat ataupun perusahaan-perusahaan yang menuntut banyak sekali kerjasama tim (team work) dalam proses bekerjanya. Sedangkan bagi perusahaan yang memilki kelonggaran dalam aturan ataupun sedikit tuntutan dalam kerjasama tim, golongan darah B dianggap sebagai individu yang kreatif. Golongan darah B memiliki ide-ide yang kreatif dan dapat membangun kinerja tempat mereka bekerja, hanya saja golongan darah B yang tidak suka diikat peraturan dan lemah terhadap kerjasama tim, lebih suka bekerja secara individu dan dengan metodenya sendiri. Bagi beberapa perusahaan, individu seperti ini dianggap menyusahkan. Karena begitu banyaknya penolakan terhadap golongan darah B pada perusahaan-perusahaan yang regulasinya ketat, banyak golongan darah B memilih pekerjaan yang dianggap fleksibel untuk karakteristik mereka.

Golongan darah AB cukup diuntungkan dalam lingkungan pekerjaan. Sekalipun orang bergolongan darah AB tidak sampai 10% dari total penduduk Jepang, dalam bidang apa pun mereka cukup kompeten dan berpartisipasi secara aktif. Mereka memiliki kemampuan berbisnis yang tinggi, terutama dalam hal menangani hubungan antarmanusia (Nomi, 2009:127). Orang bergolongan darah


(53)

45

AB dapat bekerjasama tim dengan baik, dalam membuat perencanaan, golongan darah AB juga dianggap di atas rata-rata. Meskipun begitu, ada kurang lebih 20% golongan darah AB yang secara ekstrim bersikap sangat apatis untuk beradaptasi dengan masyarakat, hanya saja hal ini dianggap tidak terlalu menyusahkan karena pada dasarnya orang bergolongan darah AB adalah individu yang bisa mempertahankan keharmonisan lingkungannya.

3.2. Pengaruh Ramalan Golongan Darah Dalam Hubungan Pertemanan Dalam hubungan antar manusia dalam hal ini adalah pertemanan, ada beberapa faktor yang dapat menentukan kecocokannya. Hal umum yang biasanya menjadi faktor tersebut adalah gender, usia dan lingkungan, namun pada masyarakat Jepang, mereka juga menentukan kecocokan pertemanan berdasarkan golongan darah (Nomi, 2004:93). Kebiasaan masyarakat Jepang yang mempercayai ramalan membuat mereka sering mengaitkan apa pun dengan ramalan. Karakter dari masing-masing golongan darah pun dianggap berpengaruh dalam hubungan pertemanan, ada karakter yang dianggap cocok satu sama lainnya, adapula yang dianggap bertentangan sehingga bisa menimbulkan sedikit konflik. Terkadang, orang asing yang datang ke Jepang untuk bekerja atau tinggal di waktu yang agak lama dibuat heran oleh orang Jepang yang menanyakan golongan darah mereka, namun bagi orang asing yang hanya berkunjung untuk wisata, orang-orang Jepang tidak akan menanyai tentang golongan darah mereka, karena dianggap pertemuan antara orang asing dan orang Jepang tersebut hanya sebatas pertemuan singkat dan tidak terlalu berpengaruh bagi keduanya.


(54)

46

Hubungan pertemanan yang mengaitkan golongan darah terjadi di berbagai aspek, seperti pertemanan dalam lingkungan bertetangga, lingkungan kerja, maupun lingkungan sekolah. Meskipun tidak semua orang Jepang menerapkan sistem golongan darah dalam hubungan pertemanan mereka, namun orang yang percaya dan menerapkannya tidak sedikit pula jumlahnya. Mereka biasanya memiliki tabel kecenderungan kecocokan karakter seseorang terhadap yang lain berdasarkan golongan darah sebagai acuannya. Secara umum, tabel tersebut akan tampak seperti di bawah ini.

Golongan

Darah O A B AB

O Ya Tidak Tidak Ya

A Tidak Ya Tidak Ya

B Tidak Tidak Ya Ya

AB Ya Ya Ya Ya

(Sumber: Zizousari dan Yuna Chan, 2014:128)

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa seluruh golongan darah dianggap cocok dengan golongan darah AB, hal ini disebabkan karena orang bergolongan AB yang memiliki karakter campuran dari golongan darah A dan B, sehingga mereka bisa menyesuaikan diri menurut kehendak mereka. Pada sesama golongan darah pun (O dengan O, A dengan A, B dengan B, AB dengan AB) dianggap cocok karena memiki hubungan dengan karakter yang serupa dan mudah untuk saling mengerti satu sama lain, sehingga tidak memerlukan penyesuaian yang begitu rumit. Sedangkan ketidakcocokan golongan darah pada tabel (O dengan A, O dengan B, A dengan B) disebabkan oleh karakter dari masing-masing golongan


(55)

47

darah yang berbeda membuat mereka sedikit kesulitan dalam penyesuaian satu sama lainnya.

Kecenderungan suatu golongan darah yang lebih dominan dan memegang kendali (lead) golongan darah lain pun bisa diprediksi. Apabila diamati dengan seksama hubungannya dengan golongan darah, dapat terlihat adanya suatu arah pada hubungan tersebut. Arah hubungan manusia berdasarkan golongan darah bisa dilihat pada grafik di bawah ini.

(Sumber: Nomi, 2004:93)

Kombinasi di atas disebut lead arah hubungan. Arah pada konteks tersebut menunjukkan bahwa golongan darah pertama cenderung yang memegang kendali (lead) terhadap golongan darah kedua dimana tanda panah tertuju.

1. Golongan darah O → golongan darah B

Orang bergolongan darah O dianggap mengerti terhadap hal-hal yang dapat membahagiakan orang bergolongan darah B. Bila perasaannya sudah bebas, orang bergolongan darah B dapat mengeluarkan seluruh kemampuannya. Dengan membawa sikap berani untuk bebas dan perasaan yang baik, orang bergolongan darah B dapat dengan mudah membangun


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. 1990. Sekitar Masalah Sastra: Beberapa Prinsip dan Model

Pengembangannnya. Malang: Yayasan Asah Asih Asuh Malang.

Dermawan, Anton. 2006. Horoskop Darah Pengungkap Watak dan Sikap

Manusia. Jakarta: Der Die Das.

Estu. 2013. Kepercayaan Tentang Ketsuekigata (Golongan Darah) di Jepang.

Jakarta: Animonstar. Vol. 177: 86-87.

Goody, Jack. 1996. The East In The West. New York: Cambridge University Press.

Haryanti, Pitri. 2013. All About JAPAN – Panduan Lengkap dan Informatif

Tentang Jepang untuk Belajar, Bekerja, dan Berwisata. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Kroeber, A. L. 1952. Culture: A Critical Review of Concepts and Definitions.

New York: . Vintage Books.

Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nobutaka, Inoue. 2003. Shinto – a Short History. Oxon: Routledge Curzon.

Nomi, Toshitaka. 2004. Touch My Heart : Mengenal Kepribadian Anak Melalui

Golongan Darah. (Setyowati, H., Penerj). Yogyakarta: Penerbit Andi.

_____________. 2009. Membaca Karakter Melalui Golongan Darah. (Setyowati,

H., Penerj). Jakarta: Elex Media Komputindo.

Miyake, Noriyuki. 2011. Belong Experience, Believe: Pentecostal Mission

Strategies for Japan. Gloucester: Wide Margin

Park, Dong Sun. 2013. Simple Thinking about Blood Type. Jakarta: Haru.

_____________. 2014. Simple Thinking about Blood Type 2. Jakarta: Haru.

_____________. 2015. Simple Thinking about Blood Type 3. Jakarta: Haru

Peter L. Berger dan Thomas Luckman. 1991. Tafsir Sosial atas Kenyataan:

Risalah tentang Sosiologi Pengetahuan. Jakarta: LP3ES.

Prasetya, Hery dan Lukiastuti, Fitri. 2009. Manajemen Operasi. Yogyakarta:

Media Pressindo.

Reischauer, Edwin O. 1988. The Japanese Today: Change and Continuity.

London: Havard University Press.

Roesma, Soenja. 2009. Kepemimpinan Berdasarkan Golongan Darah. Jakarta:

Rajut Publishing House.


(2)

Situmorang, Hamzon. 2013. Minzoku Gaku (Ethnologi) Jepang. Medan: USU Press.

Usman, Husaini., Akbar, Purnomo Setiady. 2009. Metodologi Penelitian Sosial.

Jakarta: Bumi Aksara.

Yamamoto, Ikuo. 1994. Japan : Profile of a Nation. New York: Kodansha

International.

Zizousari dan Yuna Chan. 2014. Your Blood Type and Arround You. Yogyakarta:

Trans Idea Publishing.

https://garvingoei.wordpress.com/2014/01/18/kepribadian-berdasarkan-golongan-darah-hoax-atau-ilmiah/. (diakses 29 Maret 2015)

http://asianlifestyledesign.com/2010/04/japanese-blood-type-character-analysis/. (diakses 29 Maret 2015)

http://m.news.viva.co.id/news/read/26476di_jepang__golongan_darah_pengaruhi _nasib (diakses 29 Maret 2015)

http://intisari-online.com/read/golongan-darah-dewa-baru-masyarakat-jepang. (diakses 29 Maret 2015)

http://www.farmofminds.com/ai-nihon-why-your-blood-type-matters-in/ (diakses 29 Maret 2015)

http://id.wikipedia.org/wiki/Diskriminasi (diakses 29 Maret 2015) http://id.wikipedia.org/wiki/Golongan_darah (diakses 29 Maret 2015)

http://www.ushmm.org/wlc/id/article.php?ModuleId=10007956 (diakses 29 Maret 2015)

http://ja.wikipedia.org/wiki/ブラッドタイプ・ハラスメント (diakses 29 Maret

2015)

https://ganieindraviantoro.wordpress.com/kuliah/semester-1/islamic-religion-education/ramalan/ (diakses 6 April 2015)

http://rahasia-golongandarah.blogspot.com/2013/12/penemu-golongan-darah-abo-karl.html (diakses 6 April 2015)

http://www.academia.edu/1045086/S_E_M_I_O_T_I_K_A_TENTANG_MEMB ACA_TANDA-TANDA (diakses 6 April 2015)

http://www.newstatesman.com/blogs/the-faith-column/2007/06/birth-life-japanese-shinto (diakses 9 April 2015)

https://ja.wikipedia.org/wiki/首都圏女性連続殺人事件 (diakses 20 September


(3)

http://www.bloodcenters.org/blood-donation/blood-types-and-the-population/ (diakses 20 September 2015)

http://www.curiosite.com/scripts/news/ennews.php?frmIdPagina=10189 (diakses 21 September 2015)

https://www.zenius.net/blog/8786/golongan-darah-sifat-kepribadian (diakses 23 September 2015)

https://en.wikipedia.org/wiki/Masahiko_Nomi (diakses 23 September 2015) http://ajw.asahi.com/ (diakses 26 September 2015)

http://www.bbc.com/news/magazine-20170787 (diakses 27 September 2015)

http://human5.2ch.net/test/read.cgi/4649/1155606213/ (diakses 27 September 2015)


(4)

LAMPIRAN

Gambar 1. Omamori dan Omikuji Golongan Darah

Gambar 2. Buku Ramalan, Majalah, dan Buku Diet Berdasarkan Golongan Darah


(5)

Gambar 4. Produk Makanan dan Minuman Berdasarkan Golongan Darah.

Snack

Vitamin Coklat


(6)

Gambar 5. Produk Kosmetik Berdasarkan Golongan Darah

Body cream Garam Mandi

Lotion