Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Penemuan golongan darah merupakan sebuah kemajuan pesat dalam perkembangan sistem medis di dunia. Pada tahun 1900-an seorang ilmuwan asal Austria, Karl Landsteiner memperoleh penghargaan Nobel dalam bidang Fisiologi dan Kedokteran untuk jasanya menemukan penggolongan darah yang biasa kita kenal dengan penggolongan darah ABO. Penggolongan darah ABO membagi golongan darah manusia menjadi O, A, B dan AB. Penggolongan darah ABO sangat memudahkan dalam proses pendonoran darah bagi pasien yang membutuhkan transfusi darah proses pemindahan darah dari seseorang yang sehatdonor ke orang sakitresipien. Semakin berkembang teknologi, ilmuwan dan peneliti terus mencari hal baru mengenai golongan darah. Sehingga, golongan darah tidak hanya dikenal di bidang kedokteran saja, namun kini sudah mulai berkembang di bidang psikologi. http:rahasia-golongandarah.blogspot.com 201312penemu-golongan-darah-abo-karl.html Teori golongan darah awalnya berasal dari ideologi Nazi, pasukan tentara Jerman. Jerman di bawah pimpinan diktator Adolf Hitler berusaha membuat etnis mereka memiliki derajat yang lebih tinggi dari etnis lain, agar mereka bisa menguasai dunia. Pada saat itu Jerman memiliki rasio golongan darah A dan O yang tinggi, sehingga dibuatlah pengetahuan semu berupa teori palsu yang meninggi-ninggikan orang dengan golongan darah A dan O. Bahkan pada tahun 2 1940-an pasukan unit SS Schutzstaffel; Regu Perlindungan Jerman memulai praktik tato golongan darah di bawah ketiak untuk mengidentifikasi golongan darah dan psikologis dari masing-masing prajuritnya. Konsep dari psikologi golongan darah adalah mengetahui kepribadian dan watak seseorang melalui empat jenis golongan darah yaitu O, A, B dan AB. Konsep psikologi golongan darah akhirnya masuk ke Jepang, pada tahun 1916 seorang dokter berkebangsaan Jepang bernama Kimata Hara menulis artikel tentang hubungan golongan darah dan kepribadian Animoster, 2013, Vol 177:86-87. Kemudian seorang profesor bernama Takeji Furukawa melakukan penelitian tentang golongan darah. Takeji Furukawa adalah seorang profesor di Sekolah Guru Perempuan Tokyo Tokyo Women’s Teacher’s School yang mempublikasikan papernya “The Study of Temperament Through Blood Type” Kajian Temperamen berdasarkan Golongan Darah di jurnal Psychological Research pada tahun 1927. Ia melakukan observasi terhadap perbedaan temperamen kepada murid-murid yang belajar di sekolahnya dan mengambil simpulan bahwa semua manusia dapat dibagi menjadi dua macam kepribadian. Manusia bergolongan darah A yang intelek dan tenang dengan manusia bergolongan darah B yang emosional dan mudah marah. Studi tersebut sempat mendapat kritik karena dianggap tidak ilmiah dan tidak memiliki bukti-bukti yang kuat. Terinspirasi dari tentara Jerman, konsep golongan darah ini sempat diadopsi oleh Jepang pada tahun 1930-an untuk membentuk tentara-tentara unggul. Tentara pada posisi yang lebih penting terdiri dari golongan darah tertentu. Setelah ini, pemikiran dan teori mengenai kepribadian berdasarkan golongan darah sempat tidak digunakan lagi selama bertahun-tahun. Psikologi golongan darah kurang 3 begitu diminati dan ditentang karena dianggap tidak konkret dan tidak memiliki dasar yang hanya mengklasifikasikan kepribadian, watak dan kecocokkan dalam empat kategori saja. Kepribadian berdasarkan golongan darah diangkat kembali dan menjadi populer ketika seorang jurnalis bernama Masahiko Nomi menuliskan buku berjudul “Understanding Affinity by Blood Type” Memahami Persamaan berdasarkan Golongan Darah pada tahun 1971. Kesuksesan dari buku tersebut disusul oleh 10 buku lainnya kemudian. Masahiko Nomi meninggal dunia pada tahun 1981 dan setelah itu pembahasan mengenai golongan darah dilanjutkan oleh Toshitaka Nomi, anaknya. Semakin banyaknya penelitian mengenai golongan darah, semakin sering pula orang membaca, mendengar dan mengetahui tentang golongan darah, hingga tanpa disadari menjadikan penggolongan darah sebagai prediksi watak seseorang yang disebut dengan ramalan. Ramalan adalah prediksi nasib di masa depan https:ganieindraviantoro.wordpress.comkuliahsemester-1islamic-religion- educationramalan. Sejak jaman prasejarah, ramalan sudah digunakan sebagai petunjuk dan dipercayai akan kebenarannnya. Pada awalnya, ramalan biasanya dilakukan dengan mengikuti pertanda dari alam seperti letak bintang di langit untuk mengetahui arah, pergerakan binatang di lereng gunung untuk mengetahui adanya gempa bumi, dan melihat tumbuhnya lumut di bebatuan untuk mengetahui sumber air berasal. Namun seiring berkembangnya peradaban, ramalan juga digunakan untuk memprediksi hal yang lebih spesifik secara individual seperti prediksi mengenai karir, jodoh, dan kesehatan seseorang. Dewasa ini, ramalan dan agama dianggap sama kedudukannya sebagai suatu hal yang diyakini dan dipercaya bagi beberapa kelompok masyarakat. Salah satu negara yang sangat 4 mempercayai ramalan adalah negara Jepang. Dalam agama Shinto yang mayoritas dianut oleh masyarakat Jepang, ramalan menjadi salah satu cara untuk memahami keinginan dari para dewa Nobutaka,dkk., 2003:8-9. Di Jepang kepercayaan terhadap ramalan menjadi pedoman hidup bagi masyarakatnya, apapun yang akan dilakukan oleh masyarakat Jepang selalu dikaitkan dengan ramalan. Ramalan di Jepang seperti menyatu dengan segala aspek kehidupan seperti kelahiran, pernikahan, dan kematian. Tradisi ramalan di Jepang memang selalu dilakukan di sepanjang hidup masyarakatnya, misalnya setiap tahun baru masyarakat Jepang berbondong-bondong datang ke Kuil untuk bersyukur kepada dewa sekaligus mencari tahu ramalan mengenai kehidupan mereka selama satu tahun kedepan. Masyarakat Jepang beranggapan hal yang terjadi di masa depan bisa diramalkan pada masa sekarang, sehingga mereka sangat percaya terhadap ramalan, bahkan mereka bisa sangat frustasi apabila mereka mendapatkan ramalan yang dianggap negatif. Kepercayaan terhadap ramalan sebenarnya tidak hanya diminati di Jepang saja, melainkan populer juga di negara-negara Asia Timur seperti China dan Korea Selatan, namun di Jepang ramalan sangat kuat pengaruhnya sehingga tidak bisa dilepaskan begitu saja dari identitas masyarakatnya. Beraneka ragam jenis ramalan yang menjamur di tengah- tengah kehidupan masyarakat Jepang antara lain ramalan shio ramalan karakter binatang yang disesuaikan dengan tahun kelahiran, ramalan bintang ramalan berdasarkan astrologi, ramalan garis tangan, ramalan kartu tarot, dan ramalan golongan darah. Dibandingkan ramalan-ramalan lainnya, ramalan golongan darah masih tergolong ramalan baru di Jepang, namun kepopuleran ramalan golongan darah tidak kalah dibandingkan ramalan kuno yang sudah berusia ratusan bahkan 5 ribuan tahun. Masyarakat Jepang begitu meyakini ramalan golongan darah, sehingga mereka berpikir ada golongan darah tertentu yang dianggap buruk. Akibat dari adanya pengelompokkan berbagai hal berdasarkan golongan darah di Jepang, muncul pengaruh yang menjurus kepada pendiskriminasian. Dalam wikipedia dijelaskan bahwa diskriminasi merujuk kepada pelayanan yang tidak adil terhadap individu tertentu, di mana layanan ini dibuat berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut. Diskriminasi merupakan suatu kejadian yang biasa dijumpai dalam masyarakat manusia, ini disebabkan karena kecenderungan manusia untuk membeda-bedakan yang lain. Di Jepang ada istilah untuk pendiskriminasian, yaitu “hara” yang berasal dari kata dalam bahasa Inggris harassment yang berarti pelecehan. Hara di Jepang sangat bervariasi misalnya sekuhara pelecehan seksual dan pawahara pengintimidasian, sedangkan burahara merupakan istilah dari pelecehan golongan darah. Burahara berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu blood type golongan darah dan harassment pelecehan kemudian dalam bahasa Jepang menjadi 「ブラッドタイプ・ハラスメント」buraiddotaipu harasumento dan disingkat menjadi burahara wikipedia. Istilah ini muncul sekitar akhir tahun 2000-an karena maraknya orang Jepang yang melakukan diskriminasi berdasarkan golongan darah. Burahara bahkan membuat seseorang gagal mendapatkan pekerjaan, dijauhi oleh lingkungan dan menjadi korban intimidasi disebabkan adanya beberapa golongan darah tertentu yang dianggap buruk bagi masyarakat Jepang. 6 Dalam kehidupan sosial masyarakat Jepang, pengelompokkan golongan darah meliputi hubungan pertemanan, hubungan asmara, pekerjaan dan pengelompokkan anak-anak di TK Taman Kanak Kanak menjadi empat grup berdasarkan golongan darah sebagai penelitian Nomi, 2004:127-128. Tidak hanya kehidupan sosial, banyak karya dan produk yang juga dibuat berdasarkan pengelompokkan golongan darah seperti film yang berjudul “My Boyfriend is Type B” Pacarku Bergolongan Darah B, serial drama empat episode berjudul “Ketsuekigata Betsu Onna ga Kekkon Suru Houhou” Cara Menikahi Wanita Yang Berlainan Golongan Darahnya, Audio CD Story berjudul “Ketsuekigata Danshi” Pria Golongan Darah, anime berjudul “Ketsuekigata-kun” Si Golongan Darah, buku serial “Simple Thinking about Blood Type” Cara Mudah Memahami Golongan Darah bahkan akhir tahun 2008, empat buku yang termasuk dalam sepuluh buku terlaris di Jepang adalah buku yang membahas tentang tipe golongan darah yang menentukan kepribadian. Menurut penerbit Bungeisha, mengatakan empat seri buku yang masing-masing membahas golongan B, O, A, dan AB, terjual lebih dari lima juta jilid. Selain itu, muncul pula produk-produk berdasarkan empat tipe golongan darah seperti sabun mandi, garam mandi, kondom, bahkan kuil di Jepang ada yang menjual omikuji kertas ramalan golongan darah http:asianlifestyledesign.com201004 japanese- blood-type-character-analysis. Dengan latar belakang yang telah dijelaskan, maka penulis akan membahas golongan darah tersebut melalui skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Ramalan Golongan Darah Terhadap Masyarakat Jepang” . 7

1.2. Perumusan Masalah