Kerangka Teori Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori

11

2. Kerangka Teori

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori kepercayaan rakyat minkan shink ō yang berdasarkan pada agama Shinto sebagai salah satu aliran kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Jepang. Menurut Miyake dalam Situmorang 2013:28, yang dimaksud dengan minkan shink ō kepercayaan rakyat adalah agama alami, yaitu tidak memiliki doktrin, tidak ada sistematika pengajaran, tidak memiliki struktur lengkap dari pengikut, bersifat magis dan tidak melembaga serta menunjukkan kelompok kepercayaan terus menerus. Minkan shink ō adalah kepercayaan dimana orang menerima apa yang mereka butuhkan dalam kehidupan melalui pengalaman hidup mereka. Hal inilah yang menyebabkan praktek perdukunan, sihir dan ramalan menjadi bagian ajaran dari minkan shink ō, karena dianggap hal-hal tersebut merupakan hasil dari pengalaman dan bersifat magis http:www.newstatesman.comblogsthe-faith- column200706birth-life-japanese-shinto. Karena dasar inilah ramalan golongan darah dengan mudahnya masuk ke tengah-tengah kehidupan sosial masyarakat Jepang. Penulis juga menggunakan teori konstruksi sosial untuk menelaah lebih dalam bagaimana proses kepercayaan golongan darah bisa masuk ke tengah- tengah kehidupan sosial di Jepang. Dalam teori konstruksi sosial dikatakan, bahwa manusia yang hidup dalam konteks sosial tertentu melakukan proses interaksi secara simultan dengan lingkungannya. Masyarakat hidup dalam dimensi-dimensi dan realitas objektif yang dibentuk melalui momen eksternalisasi dan objektivasi dan dimensi subjektif yang dibangun melalui momen internalisasi. 12 Baik momen eksternalisasi, objektivasi maupun internalisasi tersebut akan selalu berproses secara dialektik dalam masyarakat Berger Luckman, 1991:2. Dengan demikian, yang dimaksud dengan realitas sosial adalah hasil dari sebuah konstruksi sosial yang diciptakan oleh manusia itu sendiri. Oleh karena itu, kepercayaan golongan darah masuk dan melahirkan diskriminasi golongan darah di dalam kehidupan sosial masyarakat Jepang, yaitu hubungan kerja, pertemanan, asmara dan mendidik anak. Selain itu, penulis menggunakan pendekatan fenomenologi, yaitu pendekatan yang menggunakan pengalaman hidup sebagai alat untuk memahami secara lebih baik tentang sosial budaya, politik atau konteks sejarah dimana pengalaman itu terjadi. Wawasan utama fenomenologi adalah “pengertian dan penjelasan dari suatu realitas harus dibuahkan dari gejala realitas itu sendiri” Aminuddin, 1990:108. Penelitian ini akan berdiskusi tentang suatu objek kajian dengan memahami inti pengalaman dari suatu fenomena. Seperti penjelasan pada tinjauan pustaka sebelumnya, telah terjadi sebuah fenomena di tengah-tengah kehidupan masyarakat Jepang, yaitu ramalan golongan darah. Kuatnya keyakinan terhadap ramalan dan kecilnya kepercayaan terhadap agama membuat masyarakat Jepang dengan mudahnya membuat sebuah ramalan menjadi pedoman hidup mereka. Penulis juga menggunakan pendekatan semiotik. Menurut Syaom Barliana, Semiotika adalah ilmu yang mempelajari struktur, jenis, tipologi,serta relasi-relasi simbol atau tanda dalam penggunaannya di dalam masyarakat. Semiotika mempelajari relasi diantara komponen-komponen tanda, sertarelasi antar komponen-komponen tersebut dengan masyarakat penggunanya. 13 http:www.academia.edu1045086S_E_M_I_O_T_I_K_A_TENTANG_MEMB ACA_TANDA-TANDA. Dalam penelitian ini terdapat simbol atau tanda pada penggolongan golongan darah yaitu, O, A, B dan AB atau lebih dikenal sebagai Golongan Darah ABO. Masyarakat Jepang menyakini, simbol Golongan Darah ABO tersebut dianggap memiliki keterkaitan dengan watak karakter dari masing- masing pemiliknya.

1.5. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian