Prosedur Pengangkutan Barang Melalui Laut dan Darat

D. Prosedur Pengangkutan Barang Melalui Laut dan Darat

Pengangkutan barang dari satu tempat ke tempat tujuan dilakukan dengan suatu perjanjian. Perjanjian tersebut dilakukan oleh pengirim dan pihak pengangkut. Perjanjian pengangkutan tersebut diawali dengan serangkaian perbuatan tentang penawaran dan permintaan yang dilakukan oleh pengirim dan pengangkut secara timbal balik dengan cara antara lain : a. Penawaran dari pihak pengangkut Cara terjadinya perjanjian pengangkutan dapat secara langsung antara pihak-pihak, atau secara tidak langsung dengan menggunakan jasa perantara ekspeditur. Apabila perjanjian pengangkutan dilakukan secara langsung, maka pihak pengangkut langsung menghubungi pengirim, dimana pengangkut juga mengumumkanmengiklankan kedatangan dan keberangkatan kapalnya, sehingga pengirim barang meyerahkan barangnya kepada pengangkut untuk diangkut. b. Penawaran dari pihak pengirim Apabila penawaran dilakukan oleh ekspeditur, maka ekspeditur menghubungi pengangkut atas nama pengirim barang. Kemudian pengirim barang menyerahkan barang pada ekspeditur untuk diangkut. 29 29 Abdulkadir Muhammad, Op.Cit, hal.97. Setelah terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak mengenai segala kondisi, maka pengangkutan dimulai dengan membuat perjanjian pengangkutan itu sendiri. Dengan adanya perjanjian tersebut, maka tentunya akan timbul hak dan kewajiban bagi para pihak yang terkait di dalam perjanjian. Universitas Sumatera Utara Menurut Abdulkadir Muhammad, perjanjian pengangkutan adalah hukum secara timbal balik antara pengangkut penyedia jasa angkutan dengan penumpang danatau pengirim barang pengguna jasa angkutan dimana masing- masing pihak mempunyai kewajiban dan hak. 30 Pengangkut mempunyai kewajiban untuk menyelenggarakan pengangkutan barang dan atau orang dari satu tempat ke tempat tujuan tertentu dengan selamat, sedangkan pengirim mempunyai kewajiban untuk membayar uang angkutan. Antara pengangkut dan pengirim sama-sama saling mempunyai hak untuk melakukan penuntutan apabila salah satu pihak tidak memenuhi prestasi. 31 a Tahap Persiapan Di dalam menyelenggarakan pengangkutan pada umumnya meliputi lima tahap kegiatan yaitu : Pada tahap ini, penumpang atau pengirim mengurus penyelesaian biaya pengangkutan dan dokumen pengangkutan serta dokumen-dokumen lain yang diperlukan. Pengangkut menyediakan alat pengangkutan pada hari, tanggal dan waktu yang telah disepakati berdasarkan dokumen pengangkutan yang diterbitkan. b Tahap Muatan Pada tahap ini, penumpang yang sudah memiliki tiket dapat naik dan masuk ke alat pengangkut yang telah disediakan atau pengirim 30 Abdulkadir Muhammad, Hukum Pengangkutan Niaga, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2008 hal.46. 31 HMN. Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang, Hukum Pengangkutan, Op.Cit, hal. 2 Universitas Sumatera Utara menyerahkan barang kepada perusahaan bongkar muat untuk dimuat ke dalam alat pengangkut. c Tahap Pengangkutan Pada tahap ini pengangkut menyelenggarakan pengangkutan, yaitu kegiatan memindahkan penumpang atau barang dari tempat pemberangkatan ke tempat tujuan dengan menggunakan alat pengangkut yaitu sesuai dengan perjanjian pengangkutan. d Tahap PenurunanPembongkaran Pada tahap penurunanpembongkaran ini, para penumpang diturunkan dari alat pengangkutan pada pengangkutan orang dan pada pengangkutan barang pengangkut menyerahkan barang kepada penerima dan kemudian penerima menyerahkan pembongkaran barangnya kepada perusahaan bongkar muat dan meletakkan barang pada tempat yang telah disepakati sebelumnya. e Tahap Penyelesaian Pada tahap ini, pihak-pihak yang bersangkutan menyelesaikan persoalan yang terjadi selama pengangkutan atau sebagai akibat dari pengangkutan yang telah dilaksanakan. Pengangkut menerima biaya pengangkutan dan biaya-biaya lainnya dari penerima barang apabila belum dibayar oleh pengirim sebelumnya. Pengangkut menyelesaikan semua klaim ganti kerugian yang menjadi tanggung jawabnya sebagai akibat dari pengangkutan barang kepada penerima barang yang bersangkutan. 32 32 Abdulkadir Muhammad, Hukum Pengangkutan Niaga, Op. Cit, hal. 198. Universitas Sumatera Utara

BAB III PETI KEMAS YANG DIANGKUT MELALUI LAUT DAN DARAT

Dokumen yang terkait

Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama Penyediaan Pengemudi Head Truck Angkutan Peti Kemas antara PT. Pelabuhan Indonesia I (PERSERO) Belawan International Container Terminal dengan Koperasi Karyawan Pelabuhan I Kantor Pusat

2 74 90

Analisis Perhitungan dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai pada PT. Masaji Tatanan Container

25 180 58

Analisis Manajemen Piutang pada PT. Masaji Tatanan Container

0 20 69

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI, DAN KOMUNIKASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. MASAJI Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi, Dan Komunikasi Terhadap Kinerja Karyawan PT. Masaji Tatanan Container Kota Semarang.

0 1 15

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN BARANG A. Pengertian dan Pengaturan Perjanjian Hukum Pengangkutan A.1. Pengertian Pengangkutan Secara Umum - Pelaksanaan Angkutan Barang Dengan Peti Kemas Ditinjau Dari Aspek Yuridis (Studi pada PT Masaji Tatanan

0 0 26

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pelaksanaan Angkutan Barang Dengan Peti Kemas Ditinjau Dari Aspek Yuridis (Studi pada PT Masaji Tatanan Container dan PT Silkargo Indonesia)

0 1 13

Pelaksanaan Angkutan Barang Dengan Peti Kemas Ditinjau Dari Aspek Yuridis (Studi pada PT Masaji Tatanan Container dan PT Silkargo Indonesia)

0 1 8

Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama Penyediaan Pengemudi Head Truck Angkutan Peti Kemas antara PT. Pelabuhan Indonesia I (PERSERO) Belawan International Container Terminal dengan Koperasi Karyawan Pelabuhan I Kantor Pusat

0 0 8

ABSTRAKSI MANAGEMENT EMPTY CONTAINER PADA PT MASAJI TATANAN CONTAINER SEBAGAI SALAH SATU PENUNJANG RANTAI PASOKAN LOGISTIK Julia Muhid Tanti F3114037

0 0 17

Audit Operasional Pada PT Terminal Peti Kemas Semarang Pelabuhan Indonesia III Semarang (Studi Kasus PT Terminal Peti Kemas Semarang Pelabuhan Indonesia III Semarang) - Unika Repository

0 0 9