BAB III PETI KEMAS YANG DIANGKUT MELALUI LAUT DAN DARAT
A. Pengertian Kapal, Dasar Hukum dan Tanggung Jawab Di Atas Kapal
Dalam Pasal 309 ayat 1 KUHD disebutkan pengertian kapal yaitu semua alat berlayar, apapun namanya dan sifatnya.
33
Dalam hal ini, HMN Purwotsujipto menyatakan bahwa apa yang disebut “alat berlayar” itu ialah benda yang
mempunyai dua sifat, yaitu bisa mengapung dan bergerak di air, dengan catatan bahwa sifat itu tidak perlu terus-menerus ada.
34
a. Anjungan bridge, yaitu bagian kapal yang teratas, dimana para nakhoda
dan para mualim berada untuk mengatur jalannya kapal. Kapal tidak hanya terdiri dari kerangka kapal saja, tetapi juga alat
perlengkapan. Pasal 309 ayat 3 KUHD menyatakan bahwa alat perlengkapan itu bukan bagian dari kapal itu sendiri, namun diperuntukkan untuk selamanya
dipakai tetap dengan kapal. Sedangkan yang dimaksud dengan bagian kapal tersebut adalah bangunan-bangunan yang menjadi satu dengan kerangka kapal,
sehingga kalau bangunan itu diambil atau dilepaskan, maka kapal menjadi rusak. Bangunan-bangunan ini misalnya :
b. Lunas kapal, yaitu bagian kerangka kapal yang terbawah sendiri, terbuat
dari besi, dan kalau lunas itu dilepaskan dari kerangka kapal, maka kapal itu rusak, sebab tidak mempunyai lunas.
33
HMN Purwosutjipto,Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia, Hukum Pelayaran Laut dan Perairan Darat, Op. Cit, hal. 11.
34
Ibid, hal. 12.
Universitas Sumatera Utara
c. Haluan kapal, yaitu bagian kapal yang di muka sendiri, dimana sering diberi
hiasan menurut kesukaan pemilik kapal, misalnya kepala ular naga dan lain- lain. Kalau haluan kapal ini dibongkar, maka kapal menjadi rusak.
d. Buritan kapal, yaitu bagian kapal sebelah belakang sendiri, dimana terletak
alat kemudi dan lain-lain. Kalau buritan kapal itu dibongkar, maka kapal itu rusak.
35
Mesin penggerak kapal atau mesin kapal, kalau ditinjau dari sudut ketetapan sebagai yang disebut dalam pasal 309 ayat 3 KUHD, maka dapat
dimasukkan dalam kelompok alat perlengkapan kapal, sebab kalau mesin itu dibongkar, kapal tidak rusak. Kapal tanpa mesin penggeraknya tentu tidak dapat
berlayar. Kapal yang mesinnya rusak, sama saja dengan tanpa mesin, yang berakibat bahwa kapal tidak bisa berlayar. Kalau hal yang demikian ini terjadi di
tengah lautan, maka akan membahayakan kapal, muatan beserta penumpangnya. Hal ini menunjukkan pentingnya kedudukan mesin sebagai penggerak kapal.
36
1 Kapal laut ialah kapal yang dipergunakan untuk pelayaran di laut, sudut
pandangan : di laut, atau Selanjutnya pasal 310 KUHD menyebutkan pengertian kapal laut yaitu
“kapal laut adalah semua kapal yang dipakai untuk pelayaran di laut atau yang diperuntukkan untuk itu”.
Menurut HMN Purwosutjipto, maka kriteria yang disebut kapal laut adalah:
35
HMN Purwosutjipto,Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia, Hukum Pelayaran Laut dan Perairan Darat, Op. Cit, hal. 14.
36
Ibid, hal. 14.
Universitas Sumatera Utara
2 Kapal laut ialah kapal yang diperuntukkan bagi pelayaran di laut.
37
Sedangkan menurut Pasal 1 angka 36 Undang-Undang No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran merumuskan pengertian kapal yaitu, “Kapal adalah kendaraan
air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang digerakkan tenaga angin, tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya
dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah”.
Kapal sebagai alat pengangkutan yang disediakan oleh pengangkut harus memenuhi syarat keselamatan kapal agar dapat sampai di tempat tujuan dengan
selamat.
38
37
Ibid, hal. 16.
38
Abdulkadir Muhammad, Hukum Pengangkutan Niaga, Op. Cit,, hal. 210.
Menurut Pasal 126 Undang-Undang No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, keselamatan kapal ditentukan dengan melalui pemeriksaan dan
pengujian, dan diberi sertifikat keselamatan kapal. Berdasarkan Pasal 219 Undang-Undang No. 17 Tahun 2008 tentang
Pelayaran, bahwa setiap kapal yang hendak berlayar harus memiliki Surat Persetujuan Berlayar yang dikeluarkan oleh Syahbandar pelabuhan setempat dan
persetujuan ini tidak berlaku apabila lebih dari 24 jam dari persetujuan kapal tidak bertolak dari pelabuhan.
Di dalam “Solas 1960” International Convention for Safety og Life At Sea dan Schepenordonantie 1935 menyebutkan adanya jenis-jenis kapal sebagai
berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Tongkang, yaitu kapal yang tidak mempunyai alat penggerak sendiri dan
harus ditarik oleh kapal tunda 2.
Kapal Tunda tugboat, yaitu kapal yang tugasnya menarik atau menunda kapal lain
3. Kapal Uap, yaitu kapal yang diperlengkapi dengan mesin uap sebagai
penggerak utama 4.
Kapal Motor, yaitu kapal yang diperlengkapi dengan motor sebagai alat penggerak utama
5. Kapal Layar, yaitu kapal yang diperlengkapi dengan layar-layar sebagai alat
penggerak utama 6.
Kapal Nelayan Laut, yaitu kapal yang hanya digunakan untuk menangkap ikan laut, ikan paus, anjing laut, beruang laut, atau sumber hayati laut
lainnya, kecuali kapal itu berukuran 100 m
3
7. Kapal Pesiar, yaitu kapal yang hanya digunakan untuk pesiar saja
BRT atau lebih dan dilengkapi dengan mesin penggerak, maka kapal-kapal itu tidak tergolong sebagai
kapal nelayan laut
8. Kapal Penumpang, yaitu kapal yang bisa mengangkut penumpang lebih dari
12 orang 9.
Kapal Barang, yaitu kapal yang bukan kapal penumpang dan digunakan untuk mengangkut barang
10. Kapal Tangki, yaitu kapal barang yang khusus dibangun untuk mengangkut
muatan cair secara curah yang mempunyai sifat mudah menyala 11.
Kapal Nuklir, yaitu kapal yang diperlengkapi dengan instalasi nuklir
Universitas Sumatera Utara
12. Kapal PedalamanPerairan Darat, yaitu kapal yang digunakan untuk
melayari sungai, terusan, danau, dan perairan darat lainnya 13.
Kapal Perang, yaitu kapal yang digunakan untuk perang, termasuk kapal- kapal yang digunakan untuk mengangkut tentara atau perlengkapan perang
14. Kapal Layar Dengan Tenaga Bantu, yaitu kapal layar yang diperlengkapi
dengan mesin dimana mesin tersebut hanya digunakan sebagai pengganti layar dalam keadaan tertentu saja, dan bukan kapal yang ditunda
15. Kapal yang digerakkan dengan tenaga mesin, yaitu kapal uap, kapal motor,
dan kapal layar dengan tenaga bantu 16.
Kapal Keruk, yaitu kapal yang berdasar bangunan dan tata susunannya hanya diperuntukkan untuk pekerjaan-pekerjaan bangunan air
39
Di dalam praktek dunia pelayaran, umumnya kapal-kapal itu digolongkan menjadi dua golongan, kapal niaga commercialship yaitu kapal laut yang
digerakkan secara mekanis dan yang digunakan untuk mengangkut orang danatau barang untuk umum dengan pungutan biaya dan kapal non niaga
uncommercialship.
40
1. Kapal Barang Cargo Vessel
Ditinjau dari segi niaganya commercial ini, maka dapat dilakukan pembagian jenis-jenis kapal berdasarkan bangunan dan sifat muatan yang harus
diangkut oleh kapal niaga yang bersangkutan, pembagian jenis kapal tersebut adalah sebagai berikut :
39
Djohari Santosa, Op.Cit, hal. 9.
40
Ibid, hal 11.
Universitas Sumatera Utara
Kapal barang adalah kapal yang dibangun khusus untuk tujuan mengangkut barang menurut jenis barang masing-masing.
Berdasarkan spesialisasi pengangkutan barang-barang tersebut dapat dilakukan lebih lanjut secara terperinci mengenai jenis-jenis kapal ini yaitu :
a. General Cargo carrier
General Cargo Carrier adalah kapal yang dibangun untuk tujuan mengangkut muatan umum general carrier, yaitu muatan yang terdiri
dari bermacam-macam barang yang dibungkus dalam peti atau keranjang dan barang-barang tersebut dikapalkan oleh banyak pengirim shipper
untuk ditujukan kepada banyak penerima consignee di pelabuhan tujuan.
b. Bulk Cargo Carrier
Bulk Cargo Carrier adalah kapal yang dibangun khusus untuk mengangkut muatan curah yang dikapalkan dalam jumlah banyak
sekaligus c.
Tanker Tanker ini sebenarnya dapat digolongkan juga sebagai Bulk Cargo
Carrier, namun oleh karena kapal pengangkut muatan cair ibi khusus atau tersendiri, maka kapal tanker ini dianggap merupakan jenis
tersendiri d.
Special Design Ship Special Design Ship yaitu kapal yang dibangun khusus bagi
pengangkutan barang tertentu, seperti daging hewan, LNG, dan log.
Universitas Sumatera Utara
e. Container Ship
Kapal kontainerkapal peti kemas adalah kapal yang dibangun untuk mengangkut muatan umum general cargo yang sudah dimasukkan ke
dalam kontainerpeti kemas. Kapal ini termasuk dalam kategori “Full Container Ship”. Selain kapal ini, masih ada beberapa jenis kapal peti
kemas lainnya, diantaranya yaitu : 1
Containerized Cargo Ship Containerized Cargo Ship yaitu kapal barang biasa general cargo
ship yang dirubah sedikit untuk dapat memuat barang-barang yang telah dimasukkan ke dalam peti kemas.
2 Kapal Kontainer dengan Sistem Bongkar Muatan “Roll-onRoll-off”
Kapal kontainer semacam ini adalah suatu kapal dimana peti kemas yang dimuat di trailer masuk ke dalam kapal roll on dan ikut
berlayar hingga sampai di pelbuhan tujuan dimana trailer itu nantinya diturunkan roll off
2. Kapal Penumpang Passenger Vessel
Kapal penumpang adalah kapal yang dibangun khusus untuk mengangkut penumpang. Kapal penumpang ini dibangun dengan banyak geladak dimana
pada masing-masing geladak terdapat ruangancabin penumpang yang dibagi-bagi dalam berbagai kelas
3. Kapal Barang Penumpang Cargo Passanger Vessel
Kapal barang penumpang ini adalah kapal yang dibangun untuk mengangkut muatan dan penumpang secara bersama-sama sekaligus
Universitas Sumatera Utara
4. Kapal barang yang mempunyai Akomodasi terbatas untuk penumpang
Cargo Vessel with Limited Accomodation for Passenger Kapal jenis ini adalah kapal barang biasa, baik berupa general cargo carrier
maupun bulk carrier yang diizinkan untuk membawa penumpang dengan jumlah yang terbatas, maksimum 12 orang yang ditempatkan pada kelas-
kelas kamar, bukan di dek.
41
a Kapal yang digerakkan oleh angin adalah kapal layar
Dalam Penjelasan Pasal 4 huruf b dan huruf c Undang-Undang No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, dijelaskan mengenai pengertian dan jenis-jenis
kapal sebagai berikut :
b Kapal yang digerakkan dengan tenaga mekanik adalah kapal yang
mempunyai alat penggerak mesin, misalnya kapal motor, kapal uap, kapal dengan tenaga matahari, dan kapal nuklir
c Kapal yang ditunda atau ditarik adalah kapal yang bergerak dengan
menggunakan alat penggerak kapal lain d
Kendaraan berdaya dukung dinamis adalah jenis kapal yang dapat dioperasikan di permukaan air atau di atas permukaan air dengan
menggunakan daya dukung dinamis yang diakibatkan oleh kecepatan danatau rancang bangun kapal itu sendiri, misalnya jet, foil, hidro foil,
hovercraft, dan kapal-kapal cepat lainnya yang memenuhi kriteria tertentu e
Kendaraan di bawah permukaan air adalah jenis kapal yang mampu bergerak di bawah permukaan air
41
Ibid, hal. 11.
Universitas Sumatera Utara
f Alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah adalah alat
apung dan bangunan terapung yang tidak mempunyai alat penggerak sendiri, serta ditempatkan di suatu lokasi perairan tertentu dan tidak
berpindah-pindah untuk waktu yang lama,misalnya hotel terapung, tongkang akomodasi accommodation barge untuk penunjang kegiatan
lepas pantai dan tongkang penampung minyak oil storage barge, serta unit pengeboran lepas pantai berpindah mobile offshore drilling unitsMODU
Untuk kelancaran dan keselamatan pengangkutan melalui laut, menurut Undang-Undang No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran menyatakan bahwa
nakhoda adalah merupakan pimpinan diatas kapal yang mewakili wewenang penegakan hukum dan bertanggungjawab atas keselamatan, keamanan dan
ketertiban kapal, pelayaran dan barang muatan. Nakhoda wajib memenuhi persyaratan pelatihan, pendidikan, kemampuan dan keterampilan serta kesehatan.
Nakhoda juga demi melakukan tindakan penyelamatan berhak untuk menyimpang dari rute yang telah ditetapkan dan nakhoda berhak untuk melakukan tindaka yang
diperlukan. Dalam Pasal 341 KUHD ditegaskan bahwa nakhoda itu memimpin kapal.
Penegasan ini membawa konsekuensi bahwa nakhoda itu harus bertanggungjawab atas keselamatan kapal dan segala sesuatu yang terdapat di dalamnya.
42
42
Djohari Santosa, Op. Cit, hal. 51.
Berdasarkan penegasan tersebut, maka nakhoda sebagai pemimpin di kapal mempunyai kewajiban dan wewenang sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
I. Kewajiban
a Nakhoda berkewajiban berbuat dengan kemampuan dan ketelitian serta
kebijaksanaan sedemikian rupa, seperti yang perlu untuk menunaikan tugasnya
b Mengikuti kebiasaan dan peraturan-peraturan yang ada untuk menjamin
kelayakan mengarungi laut dan keamanan kapal, penumpang, dan muatan
c Menggunakan pandu laut dimana saja hal itu diharuskan oleh kebiasaan,
dan peraturan yang berlaku d
Mengawasi semua penumpang e
Mengawasi barang-barang yang ada dalam kapal f
Selama dalam pelayaran berkewajiban untuk memperhatikan kepentingan pihak-pihak yang berhak atas muatan
II. Wewenang :
a Menjalankan kekuasaan atas semua pelayar
b Dalam keadaan memaksa dan mendesak, nakhoda berwenang untuk
menjual seluruh atau sebagian dari muatan atau membayar pengeluaran- pengeluaran untuk keperluan muatan itu ataupun meminjam uang dengan
menggadaikan muatan itu c
Melaksanakan tata tertib terhadap awak kapal d
Wewenang untuk menyita minuman keras atau senjata yang dimiliki anak buah kapal tanpa seizinnya
43
43
Ibid, hal. 52.
Universitas Sumatera Utara
Pasal 386 KUHD menyebutkan bahwa nakhoda mempunyai kekuasaan disipliner terhadap anak buah kapal, dan menurut ketentuan Pasal 386 KUHD itu
pula disebutkan bahwa untuk mempertahankan kekuasaan tersebut nakhoda dapat mengambil tindakan yang sepantasnya diperlukan.
Sedangkan klasifikasi perbuatan yang dapat dipidana oleh nakhoda itu menurut Pasal 387 KUHD ialah :
a Meninggalkan kapal tanpa seizin nakhoda
b Tidak kembali ke kapal pada waktunya
c Menolak pekerjaan dinas
d Bekerja kurang baik
e Berlaku tidak sopan terhadap nakhoda, anak buah kapal lainnya atau
terhadap pelayar f
Mengganggu ketertiban Terhadap anak buah kapal yang melakukan perbuatan pidana yang telah
disebutkan pada Pasal 387 KUHD tersebut, nakhoda berwenang untuk : a
Menjatuhkan hukuman “penutupan” selama 3 tiga hari b
Membebankan denda keperdataan, yang besarnya maksimal 10 hari gaji, dengan ketentuan seluruh denda itu tidak boleh melebihi 13 sepertiga gaji
seluruh perjalanan c
Membatalkan perjanjian kerja anak buah kapal yang bersangkutan Pasal 359 KUHD menegaskan bahwa nakhoda berkewajiban untuk
menyelenggarakan susunan awak kapal dan segala sesuatu yang berhubungan dengan pemuatan dan pembongkaran muatan kapal termasuk didalamnya
Universitas Sumatera Utara
pemungutan biaya angkutan, kecuali apabila pengusaha kapal membebankan hal ini kepada orang lain.
Oleh karena pemilik barang-barang muatan kapal tidak berada di kapal yang bersangkutan ketika sedang berlayar, barang-barang tersebut berada di
bawah pengawasan dan perwakilan nakhoda. Karena barang-barang muatan itu berada di bawah pengawasanperlindungan nakhoda, maka bila ada sesuatu
peristiwa yang menyangkut barang-barang muatan itu nakhoda harus mewakili pemiliknya.
44
Undang-Undang telah memberikan kekuasaan begitu besar kepada seorang nakhoda, namun demikian Undang-Undang juga memberikan ancaman pidana
dan denda keperdataan serta tindakan disipliner terhadap nakhoda apabila nakhoda tersebut menyalahgunakan kekuasaannya itu. Bagi nakhoda yang
bertindak buruk terhadap kapal, muatan dan penumpang dengan putusan Mahkamah Pelayaran Indonesia, dapat dicabut wewenangnya untuk
mengemudikan kapal laut Indonesia selama jangka waktu maksimal 2 dua tahun.
45
B. Pengertian dan Pengaturan Peti Kemas