2. Waktu dan Tempat Penelitian Metode

9

III. METODOLOGI 3. 1. Bahan dan Alat

Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya: 1. Data iklim Provinsi Jawa Barat berupa suhu rata-rata, kelembaban udara dan curah hujan dari tahun 2001-2006 yang diperoleh dari BMG. 2. Peta tanah dan data topografi Provinsi Jawa Barat yang diperoleh dari Puslitanak. 3. Peta penunjang lainnya seperti peta administrasi dan peta penutupan lahan daerah Jawa Barat. 4. Seperangkat PC Personal Computer dan perangkat lunak software pengolah data, ArcView 3.3, ER Mapper dan Adobe Photoshop 7.0.

3. 2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan September 2007 di Laboratorium Agrometeorologi Departemen Geofisika dan Meteorologi, IPB. 3. 3. Metode Sebagai langkah awal, yang dilakukan pada penelitian ini adalah: 1. Pengumpulan data dan studi pustaka. Studi pustaka dimaksudkan untuk memperoleh berbagai informasi mengenai tanaman melon baik itu kriteria tanaman dan syarat tumbuh tanaman melon. Selanjutnya adalah penyiapan data spasial berupa peta iklim dan tanah. Kegiatan ini mencakup pengumpulan dan pembuatan peta spasial suhu, kelembaban, curah hujan dan tanah. 2. Klasifikasi Kesesuaian Pada tahap ini, setiap peta diklasifikasikan dan diberi nilai berdasarkan tingkat kelas kesesuaian tanaman melon, yaitu : ƒ Sangat Sesuai S1 Daerah sangat sesuai untuk pengembangan tanaman melon, dimana tidak ada faktor pembatas terhadap penggunaannya secara bekelanjutan. ƒ Sesuai S2 Daerah sesuai untuk pengembangan tanaman melon, dimana tidak ada faktor pembatas terhadap penggunaanya secara berkelanjutan, atau memiliki faktor pembatas yang sifatnya minor dapat diatasi serta tidak akan menurunkan hasil produksi. ƒ Kurang Sesuai S3 Daerah cukup sesuai atau sesuai marjinal yang memiliki faktor pembatas yang sangat perlu untuk diperhatikan, agar tidak menurunkan hasil produksi. ƒ Tidak Sesuai N Daerah yang tidak cocok untuk pengembangan komoditas tanaman melon lebih lanjut, karena memiliki faktor pembatas yang sangat besar. 3. Penentuan tingkat kesesuaian iklim Tingkat kesesuaian iklim tanaman melon didasarkan dari data iklim provinsi Jawa Barat yang berupa suhu udara rata-rata, kelembaban udara rata- rata dan curah hujan tahunan dari tahun 2001 – 2006 serta data topografi Provinsi Jawa Barat. Suhu udara rata-rata untuk daerah- daerah di Provinsi Jawa Barat diduga dengan menggunakan hukum Braak, dimana diasumsikan bahwa suhu akan turun 0.6 C tiap kenaikan 100 meter. Sebagai patokan suhu digunakan suhu rata-rata dari Stasiun Meteorologi Sukapura, Cirebon ketinggian 7 m dpl. Hal ini dilakukan karena letak stasiunnya yang hampir mendekati permukaan laut 0 m dpl. Suhu udara rata-rata diduga menggunakan persamaan Braak, dengan rumus: T = X - 0,0061h pada 0h2000 mdpl T = X - 0,0052h pada h2000 mdpl Dimana T = Suhu udara rata-rata dalam C h = Ketinggian tempat di atas permukaan laut dalam meter X = Suhu rata-rata stasiun acuan dalam C Proses interpolasi adalah mengisi kekosongan data dengan metoda tertentu dari suatu kumpulan data untuk menghasilkan sebaran yang kontinu. Dalam studi ini, digunakan metode Inverse Distance Weighted IDW yang mengasumsikan bahwa tiap titik input memiliki pengaruh yang bersifat lokal dan berkurang terhadap jarak. Metode ini memberi bobot lebih tinggi pada sel yang terdekat dengan titik data 10 dibandingkan sel yang lebih jauh. Titik- titik pada radius tertentu dapat digunakan dalam menentukan nilai luaran untuk setiap lokasi. Hasil dari interpolasi ini akan diperoleh peta isoplet sebaran spasial kelembaban udara dan peta isohyet sebaran spasial curah hujan. Ketiga data tersebut ditumpangsusunkan overlay sehingga menghasilkan informasi baru berupa peta tingkat kesesuaian iklim tanaman melon. Penentuan kelas kesesuaian berdasarkan pertimbangan bahwa ketiga unsur iklim tersebut mempunyai peranan sama penting, sehingga jika salah satu unsur memiliki tingkat kesesuaian yang lebih rendah maka kelas kesesuaian tersebut akan mengikuti yang lebih rendah. 4. Penentuan kesesuaian tanah Parameter yang diuji dalam penentuan kelas kesesuaian tanah adalah jenis tanah. Penentuan kelas kesesuaian untuk tanaman melon disusun sama seperti pada proses penentuan tingkat kesesuaian iklim 5. Penentuan kesesuaian agroklimat Pewilayahan kesesuaian agroklimat tanaman tidak dapat dilihat dari satu unsur tertentu saja, tetapi memerlukan penggabungan beberapa unsur diantaranya kesesuaian iklim dan tanah. Hasil overlay dari kedua peta tersebut adalah peta kesesuaian agroklimat untuk tanaman melon di Provinsi Jawa Barat Peta kesesuaian agroklimat ini kemudian di overlay dengan peta penutupan lahan untuk melihat daerah mana yang cocok untuk pengembangan perkebunan tanaman melon. Hasil akhir dari overlay peta ini adalah peta rekomendasi wilayah pengembangan tanaman melon Cucumis melo L. di Provinsi Jawa Barat. 11

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN