Analisis Kadar Kalsium, Kalium, dan Natrium dalam Buah Sirsak Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi Uji Perolehan Kembali Recovery

43 Berdasarkan kurva di atas diperoleh hubungan yang linear antara konsentrasi dengan absorbansi, dengan koefisien korelasi r untuk kalsium sebesar 0,9989, kalium sebesar 0,9998, dan natrium sebesar 0,9993. Nilai r ≥ 0,97 menunjukkan adanya korelasi linier yang menyatakan adanya hubungan antara X dan Y Ermer, 2005.

4.2.2 Analisis Kadar Kalsium, Kalium, dan Natrium dalam Buah Sirsak

Pada pengukuran sampel yang dilakukan secara spektrofotometri serapan atom, terlebih dahulu dikondisikan alat dan diatur metodenya. Setelah itu, dilakukan pengenceran terhadap sampel. Pengenceran yang dilakukan yaitu sebesar 20 kali untuk kalsium, 200 kali untuk kalium, dan 100 kali untuk natrium. Konsentrasi kalsium, kalium, dan natrium dalam sampel ditentukan berdasarkan persamaan garis regresi kurva kalibrasi larutan baku kalsium, kalium, natrium. Data dapat dilihat pada Lampiran 8, halaman 47 dan contoh perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 9, halaman 48. Analisis dilanjutkan dengan perhitungan statistik Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 10, halaman 50; Lampiran 11, halaman 52; dan Lampiran 12, halaman 54. Hasil analisis kuantitatif kalsium, kalium, dan natrium pada sampel dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Analisis Kadar Kalsium, Kalium, dan Natrium dalam Sampel Buah Sirsak No Mineral Sampel Kadar mg100g

1. Ca

Sirsak 12,7062 ± 0,2549 2. K Sirsak 277,5213 ± 18,0249 3. Na Sirsak 18,7529 ± 0,1457 44

4.2.3 Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi

Berdasarkan data kurva kalibrasi kalsium, kalium, dan natrium, diperoleh batas deteksi dan batas kuantitasi untuk ketiga logam tersebut. Dari hasil perhitungan diperoleh batas deteksi untuk kalsium, kalium, dan natrium masing-masing sebesar 0,2895, 0,0968, dan 0,0273. Sedangkan batas kuantitasinya sebesar 0,9650, 0,3227, dan 0,0908. Dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa semua hasil yang diperoleh pada pengukuran sampel berada diatas batas deteksi dan batas kuantitasi. Perhitungan batas deteksi dan batas kuantitasi dapat dilihat pada Lampiran 15, halaman 58.

4.2.4 Uji Perolehan Kembali Recovery

Hasil uji perolehan kembali recovery kalsium, kalium, dan natrium setelah penambahan masing-masing larutan standar dalam sampel dapat dilihat pada Lampiran 16, halaman 62. Perhitungan persen recovery kalsium, kalium, dan natrium dalam sampel dapat dilihat pada Lampiran 17 halaman 64. Persen recovery kalsium, kalium, dan natrium dalam sampel dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Persen Uji Perolehan Kembali recovery Kalsium, Kalium, dan Natrium dalam Sampel No. Mineral yang dianalisis Recovery Syarat rentang persen recovery 1. Ca 100,90 80-120 2. K 84,96 80-120 3. Na 89,35 80-120 45 Berdasarkan Tabel 3 di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata hasil uji perolehan kembali recovery untuk kalsium adalah 100,90, untuk kalium adalah 84,96, dan untuk natrium adalah 89,35. Persen recovery tersebut menunjukkan kecermatan kerja yang memuaskan pada saat pemeriksaan kadar kalsium, kalium, dan natrium dalam sampel. Hasil yang diperoleh dari uji perolehan kembali memberikan ketepatan pada pemeriksaan kadar logam dalam sampel. Menurut Ermer 2005, suatu metode dikatakan teliti jika nilai recovery- nya antara 80-120.

4.2.5 Simpangan Baku Relatif