62
2. Sarana Komunikasi
Bahasa yang dominan digunakan sebagai alat komunikasi bagi masyarakat setempat adalah bahasa Paser, disamping bahasa Indonesia, dan ada juga yang
menggunakan bahasa Dayak dan Jawa. Ketersediaan sarana telekomunikasi pada daerah-daerah pemukiman penduduk kecamatan dan desa-desa di sekitar
kawasan HLGL belum memadai. Tidak tersedianya jeringan telepon kabel, telepon seluler, dan jeringan Internet. Juga tidak terjangkau oleh surat kabar.
3. Sarana Pasar dan Perdagangan
Pasar yang dimiliki oleh masyarakat setempat bersifat pasar tradisional. Kegiatan pasar berlangsung setiap hari dan juga ada Sekali dalam seminggu, dan
dengan menggunakan uang sebagai alat pembayaran yang sah. Meskipun demikian, sistim jual beli dengan cara barter masih berlaku. Aktivitas pasar tidak
hanya dijalankan oleh penduduk setempat, namun juga didatangi oleh pedagang- pedagang dari daerah tetangga.
5.1.4 Masyarakat Sekitar Kawasan
Masyarakat desa pada penelitian ini adalah penduduk desa yang bertempat tinggal disekitar kawasan HLGL dan penduduk yang memiliki akses terdekat
menuju kawasan yaitu penduduk Desa Swanslutung Dusun Muluy, Desa Tiwei, Desa Rantau Layung, Desa Kasungai. Pengamatan dilakukan terhadap
karateristik responden, persepsi responden, partisipasi responden serta saran dan harapan responden terhadap pengembangan ekowisata pada kawasan HLGL.
Berdasarkan pengamatan dilapangan dan hasil wawancara terhadap 120 orang masyarakat yang tinggal di desa tersebut dengan masing-masing desa 30 orang
pada empat desa yang dipilih sebagai sampel dan dijadikan sebagai responden. Maka diperoleh hasil sebagai berikut:
5.1.4.1 Karateristik Responden Masyarakat Desa
Masyarakat desa sekitar lokasi yang menjadi sampel responden dalam penelitian ini terdiri dari 120 orang; 93 orang laki-laki 77,5 dan 27 orang
perempuan 22,5. Distribusi umur lebih dominan pada usia 17-35 tahun 56,67, usia 36-55 thn 36,67 dan sisanya 6,67 merupakan kelompok
lansia; Tingkat pendidikan responden umumnya masih rendah. Hal ini tercermin
63 dari tingkat pendidikan responden yakni tidak tamat SD 20,83, tamat SD
62,5, SLTP 11,67 dan SLTA 5. Sedangkan yang memiliki pendidikan sampai perguruan tinggi tidak ada. Pekerjaan pokok responden umumnya adalah
berladang atau berburu 48,33, usaha makanan 10, tukang perahu 5, tukang ojek 17,5 dan pekerjaaan lainnya 19,17.
Jenis pekerjaan ini terkait erat dengan tingkat pendidikan responden yang relatif rendah. Hal ini disebabkan sarana pendidikan yang tersedia untuk disetiap
desa masih minim sehingga menyulitkan bagi masyarakat yang menyekolahkan anak-anak mereka kejenjang pendidikan yang lebih baik. Disamping itu, beberapa
responden diantaranya merupakan masyarakat transmigrasi yang juga memiliki tingkat pendidikan rendah. Sehingga sampai saat ini belum ada pekerjaan lain
yang bisa dilakukan oleh masyarakat sekitar. Uraian tentang karakteristik masyarakat yang menjadi sampel responden di sajikan dalam tabel 9.
Tabel 9 Karakteristik responden masyarakat desa disekitar kawasan HLGL
Masyarakat Desa No. Parameter
Kriteria 1 2 3 4
Total 1 Responden
a. Laki-laki
b. Perempuan
25 5
22 8
21 9
25 5
93 27
77,5 22,5
2 Umur a.
17-35 tahun
b. 36-55 tahun c. 55 tahun keatas
15 11
4 21
8 1
15 14
1 17
11 2
68 44
8 56,67
36,67 6,67
3 Pendidikan
a. TTSD b. SD
c. SLTP d. SLTA
10 18
2 5
23 5
2 7
9 3
25 7
4 25
75 14
6 20,83
62,5 11,67
5 4 Pekerjaan a.
Berladangberburu b.
Usaha warungjualan makanan
c. Tukang perahupunya
perahu d.
Tukang ojek e.
Lainnya 20
4 2
4 11
2 7
6 18
1 6
1 9
5 12
12 58
12 6
21 23
48,33 10
5 17,5
19,17 5 Bahasa
yang dikuasai
bisa lebih dari satu
jawaban a.
Paser b.
Dayak c.
Jawa d.
lainnya 30
18 2
19 12
15 2
26 17
3 23
13 5
3 98
60 25
5 81,67
50 20,83
4,17 Keterangan: 1 = Desa Swanslutung n=30
2 = Desa Tiwei n=30 3 = Desa Rantau Layung n=30
4 = Desa Kasungai n=30
Semua masyarakat di keempat desa ini sangat mendukung rencana pengembangan ekowisata HLGL, dengan harapan bahwa dengan adanya
pengembangan di kawasan HLGL maka aksesibilitas menuju kawasan kiranya
64 akan mendapatkan perhatian dari pihak-pihak terkait sehingga dapat menjadikan
aksesibilitas menjadi lebih baik dan lebih lancar. Masyarakat juga mengharapkan dengan adanya pengembangan dan HLGL ini dikelola dengan baik, ini bisa
memberikan lapangan pekerjaan pada mereka sehingga masyarakat sekitar tidak lagi tergantung akan hasil alam yang ada di HLGL.
Sebagian besar masyarakat disekitar HLGL ini dapat bersosialisasi dengan baik, ini dibuktikan dengan awal kunjungan penelitian yang langsung mendapat
sambutan sangat baik dan ramah serta penggunaan bahasa mereka hanya sebahagian saja yang bisa memahami bahasa Indonesia dan bahasa setempat yaitu
bahasa Paser sebesar 81,67 selain bahasa setempat yaitu bahasa Dayak 50, dan Jawa 20,83 dan bahasa lainnya 4,17 hal ini menunjukkan telah terjadi
asimilasi penduduk.
5.1.4.2 Persepsi Responden