64 akan mendapatkan perhatian dari pihak-pihak terkait sehingga dapat menjadikan
aksesibilitas menjadi lebih baik dan lebih lancar. Masyarakat juga mengharapkan dengan adanya pengembangan dan HLGL ini dikelola dengan baik, ini bisa
memberikan lapangan pekerjaan pada mereka sehingga masyarakat sekitar tidak lagi tergantung akan hasil alam yang ada di HLGL.
Sebagian besar masyarakat disekitar HLGL ini dapat bersosialisasi dengan baik, ini dibuktikan dengan awal kunjungan penelitian yang langsung mendapat
sambutan sangat baik dan ramah serta penggunaan bahasa mereka hanya sebahagian saja yang bisa memahami bahasa Indonesia dan bahasa setempat yaitu
bahasa Paser sebesar 81,67 selain bahasa setempat yaitu bahasa Dayak 50, dan Jawa 20,83 dan bahasa lainnya 4,17 hal ini menunjukkan telah terjadi
asimilasi penduduk.
5.1.4.2 Persepsi Responden
Persepsi responden adalah pengetahuan dan pandangan mereka terhadap pengembangan ekowisata di kawasan HLGL. Persepsi responden dapat diketahui
dari pengetahuan dan pemahaman mereka terhadap kawasan HLGL sebagai hutan lindung, pengetahuan terhadap tujuan wisata yang akan berkunjung ke kawasan
HLGL, Pemahaman terhadap pengembangan ekowisata di kawasan HLGL, keinginan terlibat langsung dalam pengembangan dan keinginan berpartisipasi
lebih aktif dimasa mendatang di sajikan pada tabel 10. Tabel 10 Persepsi responden terhadap pengembangan ekowisata di kawasan
HLGL
No. Parameter Kriteria
Jumlah 1.
Pemahaman kawasan HLGL perlu dilestarikan
a. Ya b. Tidak
93 27
77,5 22,5
2. Pengetahuan tentang status kawasan
HLGL a. Ya
b. Tidak c. tidak tahu
90 27
3 75
22,5 25
3. Kegiatan pengembangan
ekowisata di
kawasan HLGL a. Ya
b. Tidak c. Tidak tahu
85 23
12 70,83
19,17 10
4. Pengetahuan tentang konflik yang terjadi
di kawasan HLGL a.
Ya b.
Tidak 87
33 72,5
27,5
Sebagian besar masyarakat yang menjadi responden 75 memiliki pengetahuan yang cukup baik tentang status kawasan HLGL. Hal ini berkat
adanya berbagai kegiatan dan sosialisasi yang telah dilakukan oleh pihak
65 pengelola bekerjasama dengan pihak-pihak terkait lainnya terhadap masyarakat
sekitar kawasan. Sedangkan bagi masyarakat yang belum mengetahui dengan baik tentang manfaat dan status kawasan hendaknya dapat diberikan penyuluhan
yang intensif. Rata-rata masyarakat yang ada di sekitar kawasan HLGL setuju 77,5
apabila HLGL dilestarikan dan dikembangkan sebagai obyek wisata alam minat khusus ekowisata. Melihat kondisi ini tentunya merupaka modal dasar yang baik
bagi pengembangan ekowisata di masa mendatang karena adanya persetujuan dan dukungan tersebut. Responden yang tidak tahu 22,5 adalah masyarakat yang
sama sekali tidak mengerti tentang ekowisata dan kepentingannya bagi mereka dimasa mendatang. Pengetahuan tentang status kawasan HLGL 75 mengetahui,
sedangkan 22,5 mengatakan tidak dan tidak tahu sama skali 25; kegiatan pengembangan ekowisata di kawasan HLGL 70,83 mengatakan setuju 19,17
mengatakan tidak dan tidak tahu sama skali 10; pengetahuan tentang konflik yang terjadi di kawasan HLGL 72,5 mengetahui 27,5 mengatakan tidak
mengetahui. Namun masyarakat yang setuju dan mendukung juga belum semuanya
dapat memahami tentang ekowisata yang sesungguhnya. Sebagian besar beranggapan bahwa pengembangan ekowisata yang dimaksud seperti halnya
wisata pada umumnya yang akan mendatangkan banyak wisatawan untuk sekali berkunjung. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesadaran dan
kepedulian masyarakat akan pentingnya kawasan HLGL dapat dikatakan cukup baik, meskipun untuk pemahaman ekowisata itu sendiri belum dimengerti dengan
baik. Oleh karena itu, diperlukan adanya penyuluhan kepada masyarakat setempat mengenai ekowisata dan pengembangannya, agar masyarakat tidak salah
persepsi. Disamping itu, menurut mereka dengan adanya wisata alam minat khusus ekowisata nantinya di dalam kawasan, masyarakat berharap pemerintah
dapat membuka akses yang lebih baik menuju kawasan, utamanya jalan transportasi karena selama ini mereka merasa sangat kesulitan dalam melakukan
dalam berbagai kegiatan guna menunjang kehidupan sehari-hari. Berdasarkan persepsi dari kelompok responden di atas, maka dapat
diketahui bahwa sebagian masyarakat di sekitar kawasan HLGL telah memiliki
66 keterbukaan pikiran dan wawasan untuk mengelolah suatu potensi di daerahnya
yang bernilai ekonomi. Lebih dari itu, mereka telah memahami dampak dari beban lingkungan HLGL yang akan terjadi, jika kawasan ini telah mengalami
pengelolaan dan bernilai jual. Hal mana akan menarik semakin banyak pengunjung, yang daripadanya dapat memberikan tekanan kepada pergeseran
kelestarian lingkungan setempat. Dengan demikian, mereka memberikan pernyataan sebagai suatu bentuk alasan, dalam rangka mencegah degradasi fungsi
kawasan HLGL.
5.1.4.3 Partisipasi Responden