71
4.4.1 Efisiensi perikanan udang di L. Arafura long run
Data pada Tabel 4 sebagaimana dibahas pada awal Bab ini, digunakan untuk mengukur efeisiensi dengan menggunakan DEA. Variabel input adalah effort dan
variabel output adalah produksi aktual, hasilnya didapatkan angka efisiensi dari tahun 1986 sampai dengan 2003 sebagaimana Tabel 7 berikut.
Tabel 7. Rekapitulasi efisiensi tahunan No.
DMU Score
Rank
1 1986
0,440411 13
2 1987
0,484885 10
3 1988
0,433682 14
4 1989
0,522358 7
5 1990
0,528959 6
6 1991
0,490384 9
7 1992
0,518993 8
8 1993
0,359408 18
9 1994
0,361785 17
10 1995
0,48334 11
11 1996
0,377549 16
12 1997
0,448302 12
13 1998
0,423815 15
14 1999
0,72407 5
15 2000
1 1
16 2001
0,747984 4
17 2002
0,985023 2
18 2003
0,78058 3
Tabel 6 menunjukkan bahwa tahun yang dapat dijadikan acuan adalah tahun 2000 dengan skor efisiensi = 1, sedangkan tahun terjelek adalah tahun 1993
dengan skor efisiensi = 0.359. Grafik fluktuasi angka efisiensi sejak tahun 1986 sampai dengan 2003 dapat dilihat pada Gambar 24 berikut. Tahun 2000 dijadikan
acuan karena efisiensinya = 1, sedangkan tahun lainnya diperbandingkan secara relatif terhadap tahun 2000. Tabel dan Gambar tersebut memperlihatkan bahwa
perikanan udang di laut Arafura sebagian besar tidak efisien dengan angka efisiensi sebagian besar di bawah 0.6 dan hanya beberapa tahun yang di atas 0.6.
72 Hal ini menunjukan bahwa pengelolaan perikanan udang di L. Arafura tidak
efisien atau over capacity.
Gambar 24. Fluktuasi angka efisiensi
4.4.2 Efisiensi kapal pukat udang short run
Selain menganalisis efisiensi DEA dengan variabel tahun sebagai DMU seperti di atas, pada penelitian ini juga dilakukan analisis efisiensi antar kapal
pukat udang di Laut Arafura. Jumlah keseluruhan kapal pukat udang yang diizinkan beroperasi dan mendapatkan SPI surat penangkapan ikan dari DKP
adalah 355 kapal sumber Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap 2005. Data kapal-kapal untuk pengolahan DEA diambil dari sample sebanyak 39 kapal,
dengan pertimbangan dapat diperolehnya data yang lengkap eligible, sesuai kebutuhan variable yang diperlukan dalam perhitungan efisiensi. Untuk
73 melaksanakan perhitungan tersebut, disusun Tabel 8 berikut berdasarkan data-data
yang dikumpulkan sebagaimana Lampiran 2.
Tabel 8. Data kapal-kapal pukat udang yang beroperasi di L. Arafura
NAMA KAPAL
HARI TRIP
GT UMUR
BIAYA Rp
PEND Rp
PUTIH WINDU
LAIN
Binama no. 15 171 104
9 445.667
2.302.333 5.454
15.207 22.248
Binama no. 12 228 105
10 438.154
2.290.999 6.662
5.161 20.936
Binama no. 1 281
137 29
892.731 3.426.516
5.080 20.054
38.575 Binama no. 10
222 137 24
756.413 3.078.653
1.368 19.611
36.102 Binama no. 2
181 137 29
534.623 2.296.237
2.162 16.929
23.540 Binama no. 3
225 137 27
726.347 2.804.890
2.612 17.953
31.508 Binama no. 5
286 137 29
920.880 3.559.718
4.776 21.353
40.031 Binama no. 6
180 137 29
557.120 2.656.957
2.462 15.034
31.830 Binama no. 7
180 137 28
570.146 2.287.035
3.030 15.993
23.481 Binama no. 8
227 137 27
535.050 2.860.979
3.908 17.917
31.352 khamsin A
289 118 2
3.474.777 3.718.565
3.270 9.550
11.582 Minaraya no. 16
196 142 31
505.150 1.502.274
3.606 7.739
16.969 Mina raya no, 11
156 143 32
368.190 1.460.259
910 5.897
14.478 Mina raya no, 14
112 146 32
427.708 929.698
3.864 3.447
7.982 Mina raya no. 21
90 149 26
463.642 916.146
3.512 14.417
25.044 Nusantara maju
339 156
31 2.722.000
3.067.524 4190
25741 26875
Nusantara utama 277
156 31
2.120.000 2.839.752
5696 23279
23613 nusa aman 1
323 157
10 2.663.000
3.557.250 13406
28187 24282
nusa aman 2 332
157 10
2.766.000 3.356.424
9976 26290
25890 Nusantara bina
258 163
27 2.224.000
3.260.304 3928
31973 24475
Nusantara megah 260
163 27
2.138.000 2.458.512
7564 18435
19529 nusa asri
340 166
5 2.851.000
4.080.456 9062
35583 30919
nusa ayu 351
166 5
2.859.000 3.582.522
5476 34982
25885 Merbah
217 170
24 925.203
1.881.399 7445,5
12001,5 15766
Mina raya no. 18 152
198 31
1.263.394 1.788.804
4448 10184
16204 Mina raya no. 20
105 198
30 904.538
1.156.412 4136
5132 10598
Minaraya no. 17 188
198 31
849.369 1.168.464
5924 12211
20224 Binama no. 16
264 204
5 1.497.489
3.913.499 11046
28809,5 33169
merawal II 251
229 22
1.372.471 2.195.435
11376 17264
12585 Nusantara agung
289 233
33 2.458.000
2.988.468 6202
26020 23120
Merbuk II 258
240 22
1.447.864 6.509.525
80425 20854
23289 mentilau II
245 243
22 1.718.250
2.971.281 10785,5
24024,5 20753
Binama no. 11 267
246 17
1.109.685 4.007.578
3652 30740,5
40004,5 Nusantara jaya 2
214 260
8 2.344.000
2.209.302 5242
19670 16001
Mina raya no. 25 235
235 16
980.211 2.753.230
6536 15792
27100 Nusantara elok
248 450
5 3.906.000
2.529.954 7886
20837 18128
Merpati II 263
532 22
3.396.231 3.514.841
22347 22106,5
21753,5 Mina raya no. 22
126 352
26 1.684.117
1.807.476 4470
10408 16404
Mina raya no. 24 93
417 25
974.029 882.108
2472 4703
8188
74 Data dalam Tabel 8 di atas selanjutnya diolah untuk mencari angka efisiensi.
Data yang dijadikan variabel input adalah effort hari trip, umur kapal tahun, kapasitas kapal GT dan biaya Rupiah. Data yang dijadikan variabel output
adalah pendapatan Rupiah, hasil tangkapan udang windu, hasil tangkapan udang putih dan tangkapan lainnya. DEA menghasilkan angka efisiensi tiap kapal
sebagaimana Gambar 25 dan Gambar 26.
+ +
Gambar 25. Analisis efisiensi antar kapal penangkap udang di Laut Arafura
75
,
+ +
Gambar 26. Analisis efisiensi antar kapal penangkap udang di Laut Arafura
Proses iterasi DEA dan skor untuk ke 39 kapal lengkap dengan laporan dan proyeksi perbaikan tiap kapal dapat dilihat pada Lampiran 3. Selanjutnya
didapatkan distribusi angka efisiensi dan potensi perbaikan efisiensi sebagaimana terlihat pada Gambar 27.
Gambar 27. Distribusi efisiensi kapal pukat udang di Laut Arafura
J u
m lah
Kap al
76 Grafik distribusi menunjukkan bahwa dari 39 kapal, 13 diantaranya efisien
dan yang lain kurang efisien. Berdasarkan grafik tersebut dapat ditetapkan angka yang dianggap efisien misalnya di atas 0.7, selanjutnya kapal-kapal dengan angka
efisiensi di bawah 0.7 memerlukan perbaikan. Hal ini tentu sangat tergantung dari kebijakan dalam pengelolaan perikanan udang sesuai dengan sasaran yang ingin
dicapai. Kapal-kapal yang efisiensinya sangat rendah di bawah 0.5 dapat dipertimbangkan untuk izinnya tidak diperpanjang dihapuskan, dengan
pemikiran kapal-kapal tersebut tidak menguntungkan. Dalam konteks ini angka efisiensi dapat dijadikan acuan untuk menentukan kebijakan pembatasan jumlah
kapal. Hal ini menunjukan bahwa pengoperasian kapal-kapal pukat udang dalam jangka pendek selama tahun 2003 mengalami excess capacity, yang apabila
dibiarkan dalam kondisi tahun-tahun berikutnya menjadi overcapacity. DEA
dapat pula digunakan untuk menghitung perbaikan angka efisiensi, secara prinsip adalah dengan mengurangi input atau menambah output Cooper et
al ., 2004, baik secara total maupun individu per kapal. DEA menghasilkan suatu
resume potensi perbaikan angka efisiensi secara total maupun tiap kapal dalam bentuk besaran prosentase pengurangan input atau penambahan output tiap
variabel. Tampilan resume total potensi perbaikan angka efisiensi ditunjukkan dalam pie chart sebagaimana Gambar 28. Gambar tersebut memperlihatkan
bahwa efisiensi secara umum bisa ditingkatkan dengan cara mengurangi effort hari trip sebesar 11.17, pengurangan GT sebesar 15.45, penurunan umur
sebesar 17.74, penurunan biaya sebesar 16.34. Khusus berkaitan dengan biaya, mengandung arti bahwa saat ini biaya penangkapan udang terlalu tinggi
high cost. Effort, GT dan umur merupakan variabel yang dapat dijadikan
77 instrumen pengendalian kapasitas. Gambar 28 juga dapat menjelaskan bahwa
kondisi faktual penangkapan udang sebagian besar sudah melebihi kapasitas over capacity
dilihat dari berlebihnya pemanfaatan utility faktor input seperti effort, GT, umur dan biaya. Dalam kenyataan, variabel biaya sulit dikendalikan karena
merupakan hasil manajemen dari pengoperasian kapal.
Gambar 28. Potensi perbaikan efisiensi
Proyeksi perbaikan efisiensi untuk tiap kapal dapat dilakukan sebagaimana Lampiran 3. Sebagai contoh kapal dengan efisiensi terendah adalah kapal Mina
Raya 14 dengan nilai 0,47 47. Untuk meningkatkan efisiensi kapal tersebut dilakukan dengan cara mengurangi input berupa hari trip sebesar 53,21, GT
kapal sebesar
77,88 dan
biaya sebesar
53,21, melakukan
peremajaanperbaikan kapal sebesar 77,12. Peningkatan efisiensi dapat pula dilakukan dengan meningkatkan output, antara lain peningkatan produksi udang
putih sebesar 34,11 dan udang windu sebesar 26,06 dari produksi sekarang.
78 Di bawah ini Tabel 9 adalah proyeksi perbaikan efisiensi untuk kapal Mina Raya
14.
Tabel 9. Proyeksi perbaikan efisiensi kapal Mina Raya 11
HARI TRIP 112
52.40064 -59.5994
-53.21 GT
146 42.51979
-103.48 -70.88
UMUR 32
7.32183 -24.6782
-77.12 BIAYA
427708 200108.7
-227599 -53.21
PENDAPATAN 929698
929698 0.00
PUTIH 3864
5182.118 1318.118
34.11 WINDU
3447 4345.298
898.2979 26.06
LAIN 7982
7982 0.00
4.5 Fluktuasi musiman produktivitas kapal pukat udang