Oksigen Terlarut DO BOD

b. Oksigen Terlarut DO

Menurut Hutagalung 1981 oksogen terlarut di atas 5,0 ppm cukup layak bagi kehidupan larva planktonik zooplankton akan tetapi menurut Pescod 1973 kelarutan oksigen 2 ppm sudah cukup mendukung kehidupan zooplankton, selama perairan tersebut tidak mengandung bahan-bahan yang bersifat toksik.

c. BOD

5 BOD 5 merupakan jumlah 0 2 yang digunakan mikroorganisme untuk menguraikan bahan organik yang terdapat di dalam air selama 5 hari pada suhu 20 . Menurut Abel 1989 dalam pengukuran BOD 5, ada empat hal yang saling berhubungan yaitu kandungan bahan organic, suhu, mikroorganisme dan ketersediaan 0 2. BOD 5 berpengaruh terhadap kondisi zooplankton pada perairan, hal ini dimungkinkan karena adanya bahan organik yang diuraikan oleh mikroba aerob yang memerlukan oksigen sebagai makanan alami zooplankton. Kondisi BOD yang kecil dapat menghambat pertumbuhan zooplankton sedangkan BOD yang besar dapat meningkatkan zooplankton.

III. BAHAN DAN METODE A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Waktu pengambilan data dilakukan tiga kali yaitu bulan Oktober 2003, Mei 2004 dan Oktober 2004. Batas wilayah perairan Teluk Jakarta dibatasi oleh 106 40’45” - 107 1’19” Bujur Timur dan garis 6 0’40” - 5 54’40” Lintang Selatan. Pengambilan contoh zooplankton dilakukan pada 23 stasiun dengan menggunakan Kapal Baruna II berukuran 3 GT. Perairan Teluk Jakarta membentang dari Tanjung Kait di sebelah Barat, Tanjung Karawang di sebelah Timur, jarak 5 km dari pantai di sebelah Selatan dan jarak 20 km dari pantai di sebelah Utara gambar 1. Stasiun pengambilan contoh dibuat berdasarkan adanya pengaruh muaradaratan yang masuk ke perairan Teluk Jakarta seperti Muara Kamal, Muara Cengkareng, Muara Angke, Muara Karang, Muara Ancol, Muara Sunter dan Muara Marunda. Stasiun-stasiun ini berjarak sekitar 5 sampai 10 Km dari pantai, selain itu ada stasiun yang jauh dari daratanmuara yang berjarak 15 sampai 20 Km dari pantai.

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penentuan stasiun pengambilan contoh adalah GPS Global Positioning System. Pengambilan contoh air digunakan botol Nansen sedangkan zooplankton dikumpulkan dengan zooplankton net yang berukuran diameter mulut 45 cm, panjang 180 cm dan mata jaring 0,30 mm 300 um. Sebuah flowmeter TSK dilekatkan ditengah mulut jarring. Cara pengambilan sampel dengan horizontal, sampel plankton yang diperoleh kemudian disimpan dalam botol dan diawetkan dengan formalin. Sampel kemudian diidentifikasi jenisnya berdasarkan Yamaji 1977 dan Mori 1955, kelimpahan zooplankton dalam individum 3 . Analisa kualitas air dilakukan in situ dan laboratorium, yaitu Laboratorium Balai Riset Perikanan Laut Muara Baru Jakarta. Bahan yang digunakan adalah air contoh, aquades, formalin 4, MnSO 4 , H 2 SO 4 , Na-thiosulfat, amilum, KMNO 4 dan asam oksalat. Sedangkan alat yang digunakan adalah planktonnet, botol contoh, botol BOD, mikroskop binokuler, Sedgwick Rafter Counting Cell, tali