rata terendah pada Zona A sebesar 9,34 mgl dan tertinggi pada Zona C sebesar 14,41 mgl.
1. Kecerahan
Kecerahan pada bulan Oktober 2003 berkisar antara 1,80 – 9,60 m atau denganrata-rata 5,23 m. Kecerahan tertinggi pada stasiun pengamatan A4
sebesar 9,60 m. Stasiun A4 terletak + 15 – 20 km dari Tanjuk Priok, sedangkan kecerahan terendah pada stasiun B1 yang terletak + 5 km dari
Muara Kamal. Kecerahan pada bulan Mei 2004 berkisar antara 2,00 – 6,20 m atau dengan rata-rata 3,77 m. Kecerahan tertinggi pada stasiun pengamatan A1
sebesar 9,40, yang terletak + 5 km dari Tanjung Kait. Kecerahan terendah pada stasiun B1 yang terletak + 5 km dari Muara Kamal. Untuk pengamatan
bulan Oktober 2004 kisaran kecerahan antara 2,00 – 12,00 atau dengan rata- rata 4,81 m. Kecerahan tertinggi pada stasiun A5 sebesar 12,00 m, yang
terletak +15 – 20 km dari Muara Sunter. Kecerahan terendah pada stasiun C6 sebesar 2,00 m, yang terletak + 5 –10 km dari Muara Merunda Lampiran 7.
Kelimpahan zooplankton tertinggi pada Zona D dan C yang memiliki nilai kecerahan yang rendah. Wardoyo 1975, menyatakan bahwa
kemampuan daya tembus sinar matahari ke dalam perairan sangat ditentukan oleh kandungan bahan organik dan anorganik tersuspensi di dalam perairan,
warna perairan, kepadatan plankton, jasad renik dan detritus.
2. Suhu Air
Kisaran suhu pada bulan Oktober 2003 sebesar 29,79 C – 31,00
C di stasiun-stasiun pengamatan. Suhu terendah dimiliki pada stasiun A1 sebesar
29,79 C yang terletak + 5 km dari Tanjung Kait. Suhu tertinggi dimiliki pada
stasiun C4 sebesar 31,00 C, yang terletak + 5-10 km dari Tanjung Priok. Pada
bulan Mei 2004, kisaran suhu pada stasiun pengamatan sebesar 30,12 – 31,90 C. Suhu terendah terdapat pada stasiun B5 sebesar 30,12
C, yang terletak dari +10-15 km dari Muara Sunter. Suhu tertinggi terdapat pada stasiun A3
sebesar 31,90 C, yang terletak + 15-20 km dari Muara Ancol. Sedangkan
kisaran suhu pada bulan Oktober 2004 sebesar 30,10 C – 31,94
C pada
permukaan, yang tertinggi pada stasiun D5 yang terletak + 5 km dari Muara Sunter, suhu yang terendah pada stasiun A3 yang terletak + 15-20 km dari
Muara Ancol. Kondisi suhu perairan Teluk Jakarta berdasarkan bulan keseluruhan
pengamatan pada stasiun-stasiun pengamatan masih dalam kisaran yang baik untuk tumbuh dan berkembangnya zooplankton, Riley 1967 pada umumnya
spesies zooplankton dapat berkembang dengan baik pada suhu 25 C atau
lebih. Goldman dan Horne 1984, bahwa dengan meningkatnya suhu perairan menyebabkan zooplankton lebih aktif, sampai pada batas tertentu. Dalam hala
ini Zona D memiliki kelimpahan zooplankton tertinggi, dimana suhunya lebih besar dibandingkan dengan suhu pada zona yang lain.
3. Salinitas