2. Keanekaragaman Zooplankton
Keanekaragaman zooplankton dengan indeks keanekaragaman Shannon – Wienner Legendre dan Legendre, 1983 diformulasikan sebagai berikut :
Keterangan : H’ = indeks keanekaragaman Shannon – Wienner pi = ni
N ni = jumlah taxa ke i
N = jumlah total individu Berdasarkan rumus di atas criteria dari indeks keanekaragaman Shannon –
Wienner : H’ 2,30 = keanekaragaman rendah 2,30 H’ 6,08 = keanekaragaman sedang
H’ 6,08 = keanekaragaman tinggi Nilai H’ akan maksimum jika semua genera memiliki jumlah individ u
yang sama dan akan memperoleh nilai sebesar : H’ maks = ln S, dimana S adalah jumlah jenis.
3. Indeks Keseragaman
Untuk mengetahui penyebaran individu tiap genera yang mendominasi populasi maka digunakan indeks keseragaman E yang diformulasikan
sebagai berikut :
Keterangan : E = indeks keseragaman H’ = indeks keanekaragaman
H’ maks = nilai keanekaragaman maksimum Kisaran nilai E antara 0 sampai 1, semakin nilai E mendekati 0 maka
keseragaman semakin kecil dan sebaliknya semakin nilai E mendekati 1 maka keseragaman semakin besar, yaitu bahwa jumlah individu setiap genera dapat
dikatakan sama atau tidak jauh berbeda Odum,1971. H’ = - ∑ pi ln pi
’ H
= E
H’ maks
Dominasi Jenis
Untuk melihat adanya dominasi oleh jenis tertentu pada populasi zooplankton digunakan indeks dominasi Sympson Odum, 1971 yang
dihitung dengan menggunakan rumus :
Keterangan : C = indeks dominasi ni = jumlah individu
N = jumlah total individu Nilai C berkisar antara 0 sampai 1, jika nilai C mendekati 0 berarti hampir
tidak ada individu yang mendominasi dan apabila nilai C mendekati 1 berarti ada salah satu genera yang mendominasi Odum,1971.
5. Indeks Similaritas antar Stasiun berdasarkan kelimpahan Zooplankton
Analisis pengelompokan stasiun dapat dilakukan berdasarkan parameter
biologi dan parameter fisika kimia. Pengelompokan stasiun berdasarkan parameter biologi kelimpahan jenis zooplankton dapat dilakukan dengan
cara menentukan kesamaan antar stasiun pengamatan dengan menggunakan indeks Bray-Curtis yang diperoleh melalui rumus :
Keterangan : lb = indeks similaritas Bray-curtis Xi1 = jumlah individu jenis ke i pada stasiun 1
Xi2 = jumlah individu jenis i pada stasiun 2 i = 1, 2, 3, …, …, … n
2
]
ni
[
∑ 1
= C
N
N
n
∑
[
Xi1 – Xi2
]
lb = 1 - i =1 x 100 ∑
Xi1 – Xi2
6. Analisis Regresi Linier Berganda Untuk melihat hubungan antara kelimpahan zooplankton dengan kondisi
fisika kimia yang diamati dipergunakan pendekatan analisis regresi linear berganda sehingga diketahui apakah kondisi parameter fisika kimia yang
menyebabkan kelimpahan jenis zooplankton. Adapun persamaan analisis regresi linear dengan persamaan umum sebagai berikut :
Keterangan : Y = peubah terikat kelimpahan jenis zooplankton Bo = konstanta
Xi = peubah bebas ke i kondisi fisika kimia yang diukur Untuk melihat keeratan hubungan dengan nilai koefisien determinasi r
2
berkisar antara 0-1. Hubungan antara peubah bebas peubah terikat dikatakan kuat jika nilai koefiseien determinasi semakin mendekati 1 dan
keeratan berkurang jika r
2
mendekati 0. Hipotesa yang digunakan adalah :
1. Ho = tidak ada pengaruh nyata antara parameter fisika-kimia yang diukur dengan kelimpahan zooplankton
2. H
1
= ada pengaruh nyata antara parameter fisika-kimia yang diukur dengan kelimpahan zooplankton
Apabila hasilnya : F
hitung
F
tabel
= tolak Ho F
hitung
F
tabel
= terima Ho Y = Bo + Bi X1 + ….. – Bi Xi
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Jenis Zooplankton
Dari hasil pengamatan pada bulan Oktober 2003, Mei 2004 dan Oktober 2004 pada 23 stasiun pengamatan didapat 52 jenis Zooplankton yang termasuk
dalam Filum Protozoa, Coelenterata, Ctenophora, Annelida, Chaetognata, Arthoropoda, Protochordata, Mollusca, Echinodermata dan beberapa stadia
Larvae.Lampiran 1,2 dan 3. Filum Arthropoda paling banyak ditemukan diperairan Teluk Jakarta
diikuti Filum Protozoa, Protochordata dan Echinodermata. Filum Arthropoda yang ditemukan dari kelas Crustacea yang terdiri dari sub kelas Branchiopoda
dengan ordo Cladocera, sub kelas Copepoda dengan ordo Calanoida,Cyclopoda dan Harpacticoida, sub kelas Malacostraca dengan ordo Decapoda,
Mesogastropoda dan Heteropoda. Jenis Zooplankton yang paling banyak ditemukan yaitu jenis Acartia sp.,
Calanus sp. dari sub kelas Copepoda dengan ordo Calanoida. Jenis Evadne sp.
dan Nauplius sp. juga hampir ditemukan disetiap stasiun pengamatan .
B. Komposisi dan Kelimpahan Zooplankton 1.
Komposisi Zooplankton
Komposisi zooplankton di perairan Teluk Jakarta pada bulan pengamatan yaitu Oktober 2003, Mei 2004 dan Oktober 2004 di 23 stasiun
dapat ditemukan 12 Kelas yaitu Crustacea, Cilliata, Mollusca, Urochordata, Polychaeta, Sarcodina, Echinodermata, Hydrozoa, Sagittoidea, Larvae,
Actyropyga dan Tentaculata Tabel 3. Pada Gambar 2, 3, 4 dan 5 terlihat bahwa komposisi jenis zooplankton
pada semua stasiun pengamatan didominasi Kelas Crustacea dengan rata-rata persentase jenis 44 , sedangkan Kelas Tentaculata memiliki komposisi jenis
terendah dengan rata-rata persentase jenis 1 . Komposisi jenis Kelas Crustacea terbesar terdapat pada Zona C dengan
persentase 50 sedangkan Kelas Tentaculata hanya ditemukan pada Zona C dengan persentase 3 . Besarnya komposisi jenis Kelas Crustacea disebabkan