Aklimatisasi M1 dan Keragaan Karakter Agronomi Generasi M1
Tabel 9. Persentase tanaman gandum yang tumbuh pada generasi M2 Genotipe
M1 biji M2 tanaman
AB 0160 136
103 75.7 SL 0160
32 20 62.5
1DW 0330 52
41 78.8 2DW 0330
218 109 50.0
3DW 0330 158
73 46.2 Jumlah
496 346 69.76
Gambar 26. Keragaan biji gandum generasi M2 di Pacet 1000 m dpl. A.Dewata kontrol, B. Selayar kontrol, C. Alibey kontrol,
D. Dewata mutan, E. Selayar mutan, F. Alibey mutan.
Analisis korelasi adalah mengukur derajat hubungan antara karakter- karakter yang diamati, biasanya karakter yang diamati berjumlah dua atau lebih.
Hasil analisis korelasi pada tanaman mutan generasi M2 dapat dilihat pada Tabel 10. Panjang malai dan tinggi tanaman berkorelasi positif nyata dengan panjang
tangkai malai. Hal ini menyatakan bahwa apabila terjadi peningkatan terhadap panjang malai dan tinggi tanaman maka mempengaruhi panjang tangkai malai.
Jumlah biji per malai berkorelasi positif dengan jumlah malai. Bobot biji berkorelasi positif dengan jumlah biji per malai. Hal ini menyatakan bahwa
peningkatan jumlah biji per malai mengakibatkan peningkatan pula pada bobot biji.
Karakter yang tidak nyata berkorelasi atau berkorelasi negatif dengan jumlah biji per malai adalah waktu berbunga, waktu masak, panjang tangkai
malai, panjang malai, tinggi tanaman dan jumlah anakan. Keragaan tahapan penanaman generasi M2 dari awal persiapan penanaman sampai waktu panen
ditampilkan pada Gambar 27. Waktu panen berkorelasi positif nyata dengan panjang tangkai malai, panjang malai, jumlah biji per malai dan bobot biji per
A B
E C
F D
malai. Hal ini menyatakan bahwa apabila terjadi peningkatan pada karakter- karakter tersebut akan meningkatkan waktu panen.
Gambar 27. Keragaan tanaman gandum generasi M2. A. Tanaman umur 2 bulan B. Panen di Pacet 1000 m dpl..
Heritabilitas menunjukkan kemampuan suatu sifat yang diwariskan dari tetua ke keturunannya. Peningkatan keragaman genetik terjadi dengan membentuk
famili-famili homozigot. Pendugaan komponen ragam dan heritabilitas untuk mengetahui proporsi keragaman yang disebabkan oleh faktor genetik dan
lingkungan. Nilai heritabilitas sangat dipengaruhi oleh lingkungan Roy 2000.
Hasil analisis dugaan heritabilitas dalam arti luas menunjukkan bahwa pada populasi M2, sembilan karakter tumbuh panen, umur bunga, umur masak, umur
panen, panjang malai, tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlai malai dan bobot biji per malai dapat digunakan sebagai faktor seleksi karena mempunyai nilai
heritabilitas tinggi dengan nilai lebih dari 50 Tabel 10. Karakter jumlah biji per malai dan panjang tangkai malai tidak dapat dijadikan ktiteria seleksi karena
mempunyai nilai heritabilitas sedang dengan nilai antara 20-50. .Dalam hal ini satu karakter saja dapat mewakili seleksi ke generasi M2, karena karakter tumbuh
panen mempunyai nilai heritabilitas tertinggi maka karakter tersebut dipilih untuk seleksi. Dalam penelitian ini karakter seleksi yang digunakan adalah jumlah
anakan dan bobot biji per malai karena mempunyai nilai heritabilitas tinggi dan analisis korelasi nyata. Hal ini sesuai dengan pernyataan Nur et al. 2012 bahwa
hasil evaluasi introduksi dataran rendah menunjukkan kriteria seleksi yang digunakan adalah jumlah anakan produktifitas tinggi.
Pewarisan sifat suatu karakter sangat ditentukan oleh nilai ragam genetik, heritabilitas dan aksi gen yang mengendalikan karakter tersebut. Karakter yang
memiliki nilai heritabilitas arti luas tinggi dan dikendalikan aksi gen aditif dengan epistasis komplementer maka karakter tersebut dapat diwariskan pada generasi
berikutnya. Sembilan karakter pada generasi M2 potensial untuk diwariskan pada generasi awal dan dapat dijadikan sebagai kriteria seleksi untuk adaptasi gandum
karena karakter tersebut lebih respon terhadap seleksi. Hal ini sesuai dengan pendapat Karasu et al. 2009 yang mengatakan bahwa karakter yang memiliki
nilai heritabilitas tinggi lebih banyak dikendalikan oleh faktor genetik dibandingkan dengan faktor lingkungan.
A B
Tabel 10. Nilai pendugaan komponen ragam dan heritabilitas arti luas populasi M2 di Pacet 1000 m dpl.
Karakter σ
2
p σ
2
e σ
2
g h
2
bs Kriteria
Tumbuh panen 564.54
564.5 100 tinggi
Umur bunga 40.94
6.67 34.27
83.72 tinggi Umur masak
101.23 41.89
59.34 58.62 tinggi
Umur panen 116.4
11.89 104.5
89.79 tinggi Panjang tangkai malai
14.42 8.89
5.54 38.37 sedang
Panjang malai 1.65
0.33 1.32
79.8 tinggi Tinggi tanaman
64.55 4.22
60.32 93.46 tinggi
Jumlah anakan 7.26
0.11 7.15
98.47 tinggi Jumlah malai
2.19 0.69
1.49 68.04 tinggi
Jumlah biji per malai 54.30
31.20 23.10
42.54 sedang Bobot biji per malai
22.27 6.74
15.54 69.76 tinggi
Seleksi untuk karakter agronomi dapat dilakukan melalui seleksi secara langsung dengan karakter yang diamati adalah tumbuh waktu panen, tinggi
tanaman, jumlah anakan, jumlah biji per malai dan bobot biji per malai. Seleksi dilakukan berdasarkan hasil rata-rata karakter agronomi dan analisis korelasi yang
menyatakan bahwa kedua karakter tersebut mempunyai pengaruh positif pada taraf kepercayaan 99 dengan nilai 0,797 Tabel 11. Hal ini sesuai dengan
penelitian Narwal et al. 1999 yang menyimpulkan bahwa bobot biji malai utama mempunyai pengaruh positif langsung terhadap bobot biji per tanaman sehingga
untuk seleksi penanaman generasi M3 didasarkan pada karakter bobot biji per malai.
Tabel 11. Analisis korelasi antar karakter agronomi pertumbuhan dan komponen hasil tanaman gandum Dewata, Selayar dan Alibey generasi M2 di Kebun Percobaan Pacet, Tahun 2012.
TP BGA
MSK PNN
PTM PM
TT JA
JM JBM
BBP TP
BGA 0.453
MSK 0.276
tn
0.824 PNN
0.301
tn
0.871 0.970 PTM
0.022
tn
-0.65 -0.544
-0.588 PM
-0.465 -0.85
-0.552 -0.65
0.681 TT
0.018
tn
-0.46 -0.195
tn
-0.243
tn
0.871 0.627 JA
-0.652 -0.233
tn
-0.161
tn
-0.182
tn
-0.357
tn
0.185
tn
-0.413 JM
-0.313
tn
0.004
tn
0.017
tn
0.071
tn
-0.008
tn
0.184
tn
0.005
tn
0.279
tn
JBM 0.330
tn
-0.299
tn
-0.376
tn
-0.454 0.230
tn
0.175
tn
0.081
tn
-0.297
tn
-0.483 BBP
0.221
tn
-0.312
tn
-0.371
tn
-0.428 0.248
tn
0.264
tn
0.175
tn
-0.253
tn
-0.263
tn
0.797
Keterangan: TP=Persentase hidup, BGA=Umur berbunga, MSK=Umur masak, PNN=Umur panen, PTM=Panjang tangkai malai, PM=Panjang malai, TT=Tinggi tanaman, JA=Jumlah anakan, JM=Jumlah malai, JBM=Jumlah biji per malai, BBP=Bobot biji pengamatan, dan =Berkorelasi nyata pada taraf
kepercayaan 95 dan 99.
54