3.4.1.1. Sampling untuk menentukan terwawancara
Pada penelitian ini terwawancara adalah beberapa orang Hakim Pengadilan Agama Semarang. Terdapat beberapa jumlah Hakim Pengadilan
Agama Semarang diantaranya adalah sejumlah 14 Hakim yang ada di Pengadilan Agama Semarang. Pada penelitian ini, untuk menetapkan siapa hakim yang akan
menjadi terwawancara, penulis menggunakan teknik sampling. Dalam Moleong 2010;223 menyebutkan tentang teknik sampling,
Teknik sampling dalam penelitian kualitatif jelas berbeda dengan yang nonkualitatif. Pada penelitian nonkualitatif sampel
itu dipilih dari suatu populasi sehingga dapat digunakan untuk mengadakan generalisasi. Jadi, sampel benar-benar mewakili
ciri-ciri suatu populasi. Pada paradigma alamiah, menurut Lincoln dan Guba 1985:200, peneliti mulai dengan asumsi
bahwa konteks itu kritis sehingga masing-masing konteks itu ditangani dari segi konteksnya sendiri.
Selain itu, dalam penelitian kualitatif sangat erat kaitannya dengan faktor-faktor kontekstual. Jadi maksud sampling dalam
hal ini adalah untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari pelbagai macam sumber dan bangunan construction. Dengan
demikian tujuannya bukanlah memusatkan diri pada adanya perbedaan-perbedaan yang nantinya dikembangkan dalam
generalisasi. Tujuannya adalah untuk merinci kekhususan yang ada dalam ramuan-ramuan konteks yang unik. Maksud kedua
dari sampling adalah menggali inormasi yang akan menjadi dasar dari rancangan dan teori yang muncul. Oleh sebab itu,
pada penelitian kualitatif tidak ada sampel acak, tetapi sampel bertujuan purposive sample
Sampel bertujuan dapat diketahui dari ciri-cirinya sebagai berikut :
1 Rancangan sampel yang muncul : sampel tidak dapat
ditentikan atau ditarik terlebih dahulu. 2 Pemilihan sampel secara berurutan : tujuan memperoleh
variasi sebanyak-banyaknya hanya dapat dicapai apabila pemilihan satuan sampe dilakukan jika satuannya
sebelumnya sudah dijaring dan dianalisis. Setiap satuan berikutnya dapat dipilih untuk memperluas informasi yang
telah diperoleh terlebih dahulu sehingga dapat dipertentangkan atau diisi adanya kesenjangan informasi
yang ditemui. Darimana atau dari siapa ia mulai tidak
43
menjadi persoalan, tetapi bila hal itu sudah berjalan, maka pemilihan berikutnya bergantung pada apa keperluan peneliti.
Teknik sampling bola salju bermanfaat dalam hal ini, yaitu mulai dari satu menjadi makin lama makin banyak
3 Penyesuaian berkelanjutan dari sampel : pada mulanya setiap sampel dapat sama kegunannya. Namun sesudah makin
banyak informasi yang masuk dan makin mengembangkan hipotesis kerja, akan ternyata bahwa sampel makin dipilih
atas dasar fokus penelitian
4 Pemilihan berakhir jika sudah ada pengulangan : Pada sampel bertujuan seperti ini jumlah sampel bertujuan seperti ini
jumlah sampel ditentukan oleh pertimbangan-pertimbangan informasi yang diperlukan. Jika maksudnya memperluas
informasi, dan jika tidak ada lagi informasi yang dapat dijaring, maka penarikan sampel pun sudah dapat diakhiri.
Jadi kuncinya disini adalah jika sudah mulai terjadi pengulangn informasi, maka penarikan sampel sudah harus
dihentikan.
3.4.2. Data sekunder