menjadi persoalan, tetapi bila hal itu sudah berjalan, maka pemilihan berikutnya bergantung pada apa keperluan peneliti.
Teknik sampling bola salju bermanfaat dalam hal ini, yaitu mulai dari satu menjadi makin lama makin banyak
3 Penyesuaian berkelanjutan dari sampel : pada mulanya setiap sampel dapat sama kegunannya. Namun sesudah makin
banyak informasi yang masuk dan makin mengembangkan hipotesis kerja, akan ternyata bahwa sampel makin dipilih
atas dasar fokus penelitian
4 Pemilihan berakhir jika sudah ada pengulangan : Pada sampel bertujuan seperti ini jumlah sampel bertujuan seperti ini
jumlah sampel ditentukan oleh pertimbangan-pertimbangan informasi yang diperlukan. Jika maksudnya memperluas
informasi, dan jika tidak ada lagi informasi yang dapat dijaring, maka penarikan sampel pun sudah dapat diakhiri.
Jadi kuncinya disini adalah jika sudah mulai terjadi pengulangn informasi, maka penarikan sampel sudah harus
dihentikan.
3.4.2. Data sekunder
“Dilihat dan segi sumber data, bahan tambahan yang berasal dan sumber tertulis dapat dibagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dan arsip,
dokumen pribadi dan dokumen resmi” , Moleong 2006:159. Dalam penelitian ini yang menjadi data sekunder adalah sebagai berikut:
1. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata 2. Al-Qur’an
3. Undang_undang No.1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan 4. Peraturan Pemerintah No.9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan Undang-
Undang No.1 Tahun 1974 5. Kompilasi Hukum Islam
6. Putusan Pengadilan Agama Nomor 1503Pdt.G2010PA.Sm dan Putusan Pengadilan Agama Nomor 2069Pdt.G2010PA.Sm
7. Dokumen dan arsip-arsip lain yang berhubungan pembebanan mut’ah
44
3.5. Metode Pengumpulan Data
Dalam melakukan suatu penelitian memerlukan data-data yang berasal dan objek penelitian untuk dijadikan acuan dalam memecahkan permasalahan yang
dihadapi. Agar dapat diperoleh informasi yang diharapkan maka dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pengumpulan data diantaranya:
3.5.1. Wawancara
Menurur Banister dalam Poerwandari 2007:146 wawancara adalah “percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu”.
Wawancara kualitatif dilakukan bila peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektif yang dipahami individu berkenaan
dengan topik yang diteliti, dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut. Sedangkan menurut Moleong 2010:186, wawancara adalah
“percakapan dengan maksud tertentu”. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu, pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan dan yang
diwawancarai interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Tujuan wawancara menurut Lincoln dan Guba dalam Moloeng 2010:186
antara lain : mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan,
motivasi, tuntutan, kepedulian, dan lain-lain kebulatan; merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang
dialami masa lalu; memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang memverifikasi, mengubah, dan memperluas
informasi yang diperoleh dari orang lain, baik manusia maupun bukan manusia triangulasi; dan memverifikasi, mengubah, dan
memperluas kostruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota.
45