c. Melunasi mahar yang masih terhutang seluruhnya, dan separoh apabila qobla al dukhul;
d. Memeberikan biaya hadhanan untuk anak-anaknya yang belum mencapai umur 21 tahun
Sebagai akibat dari talak, terdapat beberapa kewajiban yang harus dipenuhi oleh suami kepada istrinya, sebagai akibat dari talak tersebut. Beberapa
kewajiban yang ada, diantaranya adalah kewajiban dari suami untuk memberikan mut’ah kepada mantan istrinya.
2.1.5. Tata cara Cerai Talak
Tata cara cerai talak diatur dalam Kompilasi Hukum Islam, dimana pasal 129, menyebutkan seorang suami yang akan menjatuhkan talak kepada istrinya
mengajukan permohonan baik lisan maupun tertulis kepada Pengadilan Agama yang mewilayahi tempat tinggal istri disertai dengan alasan setra meminta agar
diadakan sidang untuk keperluan itu. Setelah permohonan tersebut diterima oleh Pengadilan Agama, Pengadilan
Agama dapat menolak atau mengabulkan permohonan tersebut, serta dapat meminta upaya hukum banding dan kasasi.
Menurut pasal 131 Kompilasi Hukum Islam menyebutkan : a. Pengadilan Agama yang bersangkutan mempelajari
permohonan dimaksud pasal 129 dan dalam waktu selambat- lambatnya tiga puluh hari memanggil pemohon dan istrinya untuk
meminta penjelasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan maksud menjatuhkan talak.
b. Setelah Pengadilan Agama tidak berhasil menasehati kedua belah pihak dan ternyata cukup alasan untuk menjatuhkan talak
serta yang bersangkutan tidak mungkin lagi hidup rukun dalam rumah tangga, Pengadilan Agama menjatuhkan keputusannya
tentang izin bagi suami untuk mengikrarkan talak.
23
c. Setelah keputusannya mempunyai kekekuatan hukum tetap suami mengikrarkan talaknya didepan sidang Pengadilan Agama,
dihadiri oleh istri atau kuasanya. d. Bila suami tidak mengucapkan ikrar talak dalam tempo 6
enam bulan terhitung sejak putusan Pengadilan Agama tentang izin ikrar talak baginya mempunyai kekuatan hukum yang tetap
maka hak suami untuk mengikrarkan talak gugur dan ikatan perkawinan yang tetap utuh.
e. Setelah sidang penyaksian ikrar talak Pengadilan Agama membuat penetapan tentang terjadinya Talak rangkap empat yang
merupakan bukti perceraian bagi bekas suami dan istri. Helai pertama beserta surat ikrar talak dikirimkan kepada Pegawai
Pencatat Nikah yang terdapat di wilayah tempat tinggal suami untuk diadakan pencatatan, helai kedua dan ketiga masing-masing
diberikan kepada suami istri dan helai keempat disimpan oleh Pengadilan Agama.
Dalam persidangan perceraian di Pengadilan Agama, pada setiap persidangan, berdasarkan pasal 143 Kompilasi Hukum Islam, dalam setiap
persidangan, Hakim selalu berusaha untuk mendamaikan kedua belah pihak. Apabila dalam upaya untuk mendamaikan kedua belah pihak mencapai hasil,
maka perkara akan dihentikan, tetapi apabila usaha tersebut tidak mencapai hasil, maka perkara akan kembali dilanjutkan dalam persidangan yang tertutup.
Tentang putusan mengenai perkara perceraian, berdasarkan pasal 146 Kompilasi Hukum Islam, putusan perkara perceraian dilakukan dalam sidang
terbuka. Setelah perkara perceraian tersebut diputuskan, maka Pengadilan Agama menyampaikan salinan putusan tersebut kepada suami istri atau kuasanya dengan
menarik Kutipan Akta Nikah dari masing-masing yang bersangkutan.
2.2. Tinjauan umum tentang kewajiban mantan suami terhadap mantan istri