Pengertian Sertifikat Deposito URAIAN TEORITIS TENTANG SERTIFIKAT DEPOSITO

BAB III URAIAN TEORITIS TENTANG SERTIFIKAT DEPOSITO

A. Pengertian Sertifikat Deposito

Sertifikat Deposito dapat berupa surat yang bersifat negotiable ataupun surat yang bersifat non-negotiable, sedangkan menurut Marcia Stigum dalam bukunya “Money Market” yang dikutip oleh Sutan Remy Sjahdeini yang menyatakan bahwa commercial paper bersifat negotiable. 51 51 Sutan Remy Sjahdeni, Pasar Uang, Media Cipta, Jakarta, 1995, hal 56. Instrumen ini mempunyai masa berlaku lebih dari 14 empat belas hari, dan beberapa diantaranya sampai dengan 5 lima tahun bahkan ada yang sampai dengan 7 tujuh tahun. Namun demikian pada umumnya commercial paper mempunyai masa berlaku yakni antara 1 satu sampai dengan 6 enam bulan. Pada dasarnya sertifikat deposito tidak berbeda dengan deposito berjangka yang sudah dikenal luas di masyarakat kita. Tingkat bunga pada sertifikat deposito yang ditawarkan suatu bank biasanya tidak berbeda dengan tingkat bunga pada deposito berjangka. Jangka waktu jatuh temponya biasanya bervariasi mulai dari satu sampai 12 dua belas bulan tergantung bank penerbitnya, yang juga tak berbeda dengan deposito berjangka. Pajak atas pendapatan bunga kedua instrumen ini adalah sama-sama sebesar 20. Jika deposito berjangka dicairkan sebelum jatuh tempo biasanya maka akan dikenakan biaya pinalti, hal ini juga berlaku pada sertifikat deposito. Selain itu kedua instrumen ini juga bisa dipergunakan sebagai agunan kredit. Universitas Sumatera Utara Adapun perbedaannya antara lain, pertama pemberian bunga pada sertifikat deposito dibayar dimuka berbeda dengan bunga deposito berjangka yang dibayarkan saat jatuh tempo. Sebagai contohnya, seseorang membuka sertifikat deposito pada suatu bank dengan jumlah sebesar Rp 1.000.000.000,00 satu milyar rupiah yang akan jatuh tempo dalam 1 tahun. Misalkan tingkat bunga yang ditawarkan bank tersebut adalah 8 per tahun, maka orang tersebut akan menerima bunga dimuka sebesar Rp 80.000.000,00 delapan puluh juta rupiah sebelum dikenakan pajak sebesar 20. Jadi jumlah uang yang diinvestasikannya sebesar Rp 920.000.000,00 sembilan ratus dua puluh juta rupiah. Dan pada akhir tahun saat sertifikat deposito jatuh tempo, dia akan memperoleh Rp 1.000.000.000,00 satu milyar rupiah. Bunga yang diterima di muka tadi tentunya bisa digunakan untuk investasi atau transaksi lainnya sesuai dengan kebutuhannya. Kedua, sertifikat deposito bisa dipindahtangankan karena diterbitkan atas unjuk bukan atas nama seseorang. Jadi sertifikat deposito ini bisa diperjualbelikan kepada pihak lain. Dan bagi yang memegang sertifikat deposito tersebut berhak untuk mencairkannya saat jatuh tempo. Hal ini memberikan fleksibilitas dan likuiditas bagi seseorang untuk melakukan transaksi menggunakan sertifikat deposito, atau bisa digunakan sebagai pemberian atau hadiah dan digunakan sesuai dengan keinginan sipemegangnya. Tentunya harga jual-belinya harus diperhitungkan dengan tingkat bunga tingkat diskonto yang berlaku dan sisa waktu jatuh tempo sertifikat deposito tersebut. 52 52 Ibid, hal 80. Universitas Sumatera Utara Ketiga, sertifikat deposito tidak bisa diperpanjang secara otomatis auto rollover seperti deposito berjangka. Sebagai contoh, seseorang yang memiliki deposito berjangka dengan jangka waktu 1 satu bulan dengan fitur auto rollover. Maka ketika deposito berjangka tersebut jatuh tempo, pihak bank bisa segera memperpanjang deposito tersebut untuk satu bulan ke depan tanpa harus dikonfirmasi terlebih dahulu. Sedangkan ketika sertifikat deposito jatuh tempo maka sipemegang harus segera mencairkannya atau mengkonfirmasikan kepada bank untuk memperpanjang jangka waktunya. Keempat, sertfikat deposito diterbitkan atas unjuk dan bukan atas nama sehingga bank tidak akan menerima klaim apabila sipemegang sertifikat deposito kehilangan sertifikat deposito tersebut. Jadi sipemegang harus sangat hati-hati menyimpannya, karena apabila sertifikat deposito itu berpindah tangan maka pihak yang memegang sertifikat deposito inilah yang bisa mencairkan deposito tersebut. Dari Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 2148KEPDIR tertanggal 27 Oktober 1988 serta Surat Edaran Bank Indonesia No. 2127UPG tertanggal 27 Oktober 1989 dapat diketahui pula pengertian sertifikat deposito, yaitu surat berharga atas unjuk dalam rupiah yang merupakan surat pengakuan hutang dari bank atau Lembaga Keuangan Bukan Bank LKBB dan dapat diperjualbelikan dalam pasar uang. 53 53 SK DBI No. 2148KEPDIR tanggal 27 Oktober 1988 dan SE BI No. 2127UPG tanggal 27 Oktober 1989 Universitas Sumatera Utara Menurut Pasal 1 angka 9 Undang-undang No. 7 Tahun 1992, yang disebut sertifikat deposito adalah deposito berjangka yang bukti simpanannya dapat diperdagangkan. Sedangkan, menurut Pasal 1 angka 8 Undang-undang No. 7 Tahun 1992, deposito berjangka adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpanan dengan bank yang bersangkutan. Maka dapat disimpulkan dari pengertian diatas bahwa sertifikat deposito merupakan suatu surat hutang untuk suatu jangka waktu tertentu, dan setelah jatuh tempo bank yang bersangkutan wajib melunasi kepada pemegangnya sejumlah nilai nominalnya. Adapun bunga sertifikat deposito dibayar di muka, yakni dipotong dari harga nominalnya pada waktu pengambilan sertifikat deposito. Dari pengertian yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat diketahui beberapa sifat umum dari sertifikat deposito yang dikeluarkan di Indonesia, yaitu antara lain : 54 1. Pada dasarnya merupakan surat sanggup promissory note yang dikeluarkan oleh bank; 2. Berbentuk atas unjuk aan toonder dan tidak ada yang berbentuk atas nama op naam atau atas tunjuk atas pengganti aan order; 3. Karena bentuknya atas unjuk aan toonder maka dapat diperdagangkan; 4. Sesuai dengan bentuknya seperti di atas maka pengalihannya mudah sederhana, yaitu pengalihan di bawah tangan dari tangan ke tangan; 54 Abdulkadir Muhammad, op.cit, hal 88. Universitas Sumatera Utara 5. Memperhatikan bentuk sertifikat deposito yang demikian, maka berbeda dari deposito berjangka yang bentuknya atas nama op naam sehingga tidak dapat diperdagangkan; 6. Terikat kepada suatu jangka waktu tertentu; 7. Dapat dijadikan jaminan suatu perjanjian kredit; 8. Tidak dilakukan pengusutan fiskal terhadap asal usul uang pembeliannya; 9. Sebagai halnya pihak yang mempunyai hutang, maka bank sebagai debitur menjamin pengeluaran sertifikat deposito dengan seluruh harta kekayaannya sesuai Pasal 1131 KUH Perdata; 10. Dibebaskan dari pajak atas bunga, deviden dan royalti PBDR. Mengenai surat berharga ini, Pasal 1 angka 9 Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, menyebutkan bahwa sertifikat deposito adalah deposito berjangka yang bukti simpanannya dapat diperdagangkan.

B. Dasar Hukum Ketentuan-Ketentuan Tentang Sertifikat Deposito