perusahaan, semakin besar kemungkinan untuk membayar DPR Dividend Payout Ratio dengan porsi tinggi, dan begitu juga sebaliknya semakin lemah kondisi arus
kas perusahaan, semakin kecil DPR Dividend Payout Ratio yang akan dibagikan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Analisis Hubungan antara Laba Bersih dan Arus Kas Operasi
dengan Dividen Kas pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat dirumuskan masalah antara lain:
1. Apakah laba bersih perusahaan memiliki hubungan dengan dividen kas pada
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI, 2.
Apakah arus kas operasi perusahaan memiliki hubungan dengan dividen kas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI,
3. Apakah laba bersih dan arus kas operasi perusahaan secara simultan memiliki
hubungan dengan dividen kas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah: 1.
Untuk menguji secara empiris hubungan laba bersih dengan dividen kas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI,
2. Untuk menguji secara empiris hubungan arus kas operasi dengan dividen kas
pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut:
1. bagi peneliti, sebagai bahan masukan apabila suatu saat diminta pendapat atau
diminta masukan mengenai analisis hubungan antara laba bersih dan arus kas operasi terhadap dividen kas perusahaan. Dan agar dapat mengembangkan
pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah dihubungkan dengan keadaan yang sebenarnya sehingga dapat mengetahui sejauh mana peran teori di dalam
praktek, 2.
bagi peneliti lainnya, sebagai bahan masukan dan sumber informasi dalam melakukan penelitian selanjutnya sehingga hasilnya dapat lebih baik dari
penelitian terdahulu.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Dividen
a. Pengertian
Menurut Dyckman et al 2001:439 “dividen merupakan distribusi laba kepada para pemegang saham dalam bentuk aktiva atau saham perusahaan
penerbit, sedangkan Stice et al 2004:902 dividen adalah pembagian kepada pemegang saham dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah
lembar saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik. Distribusi laba dalam bentuk kas oleh sebuah korporasi kepada pemegang
sahamnya disebut dividen tunai cash dividend. Biasanya sebuah korporasi harus memenuhi tiga kondisi terlebih dahulu agar dapat membayar dividen tunai:
1. Laba ditahan yang mencukupi, 2. Kas yang memadai,
3. Tindakan formal dari dewan komisaris.
b. Jenis Dividen
Dividen yang dibagikan perusahaan kepada para pemegang saham terbagi dalam beberapa jenis dividen. Dividen yang paling disukai oleh para pemegang
saham adalah dividen tunai atau dividen kas. Jenis dividen Dyckman, 2001:439 adalah sebagai berikut:
1. Paling umum a. dividen tunai, yaitu distrisbusi laba dalam bentuk kas oleh subuah korporasi
kepada pemegang sahamnya, b.dividen properti, yaitu dividen dalam bentuk aktiva non kas, berupa
sekuritas perusahaan lain yang dimiliki perseroan, real estate, barang dagang, atau setiap aktiva non kas lainnya.
c. dividen saham, yaitu distribusi proporsional atas tambahan saham biasa atau saham preferen perseroan kepada pemegang saham.
2. Khusus a. dividen likuidasi, yaitu pengembalian tambahan modal disetor dan bukan
modal ditahan, b. dividen skrip atau wesel, yaitu dividen yang diberikan dalam bentuk
wesel promes kepada pemegang saham dimana kondisi perseroan mengalami kekurangan kas.
c. Prosedur Pembayaran Dividen
Tanggal yang berkaitan dengan dividen adalah declaration date, date of record, ex-dividend date, date of payement.
1. declaration date, tanggal dimana dewan direksi mengumumkan dividen. Pada tanggal ini, pembayaran dividen akan merupakan kewajiban yang legal dari
korporasi. 2. date of record, tanggal dimana pemegang saham berhak untuk menerima
dividen. 3. ex-dividend date, tanggal dimana hak atas dividen lepas dari saham. Hak atas
dividen dari saham sampai 4 hari sebelum date of record. Pengertiannya, pada 4 hari sebelum date of record, hak atas dividen tidak lagi ada pada
saham dan penjual bukan lagi pemilik saham tersebut, yang seharusnya orang yang akan menerima dividen. Harga pasar saham mempengaruhi kenyataan
dan telah berlalu dan akan turun kira-kira sejumlah dividen tersebut. 4. date of payment, merupakan tanggal dimana korporasi akan membayarkan
dengan membagikan cheque dividen kepada pemegang saham.
d. Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen merupakan kebijakan yang berkaitan dengan keputusan untuk membagikan dividen atau menahan dividen yang berkaitan dengan
pendanaan perusahaan. Penahanan laba dalam bentuk retained earnings tampak dalam dividend payout ratio.
e. Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
Menurut Keown et al 2005:621 terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen yang meliputi hal-hal seperti di bawah ini:
1 Pembatasan Hukum
Pembatasan hukum merupakan salah satu faktor yang turut mempengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan. Pembatasan hukum dapat terbagi menjadi
dua kategori. Pertama, pembatasan hukum menurut undang-undang dan kedua, pembatasan hukum karena kebijakan perusahaan itu sendiri untuk membatasi
pembagian dividen saham biasa.
2 Posisi Likuiditas
Posisi likuiditas menggambarkan seberapa banyak aset lancar yang tersedia. Guna memenuhi pembagian dividen dalam berbagai jenis dividen salah
satunya adalah ketersediaan kas yang digunakan untuk membayar dividen kas kepada para investor. Ketersediaan kas mempunyai pengaruh yang penting
dalam kebijakan membagikan dividen dalam bentuk kas selain posisi laba ditahan yang cukup besar. Hal itu didasari karena laba ditahan yang cukup
besar kurang menjamin ketersediaan perusahaan untuk membayar dividen dalam bentuk kas jika kas yang tersedia kurang memadai.
3 Tidak ada atau kurangnya sumber pendanaan lain
Perusahaan besar relatif mempunyai pendanaan eksternal guna melakukan pembayaran dividen kas sedangkan pada perusahaan kecil pendanaan
perusahaan hanya berasal dari pihak internal sehingga jika ketersediaan dana internal kurang memadai maka akan berdampak pada kebijakan dividen yang
diambil.
4 Kemampuan peramalan laba
Kemampuan peramalan laba menjadi salah satu faktor karena perusahaan yang mampu meramalkan pendapatnya pada masa yang akan datang relatif dapat
meramalkan kebijakan dividen seperti apa yang akan diambil. Jika perusahaan mempunyai tren pendapatan yang stabil maka jumlah dividen dalam bentuk kas
yang dibayarkan akan besar dan sebaliknya.
5 Kontrol kepemilikan
Kontrol kepemilikan berpengaruh terhadap kebijakan dividen yang diambil oleh suatu perusahaan. Hal itu didasari dengan ketersediaan dana yang
digunakan dalam perluasan perusahaan. Perusahaan yang relatif kecil, kontrol kepemilikan merupakan skala prioritas. Hal ini berkaitan dengan perluasan
perusahaan yang memerlukan dana yang besar. Jika perusahaan tidak mempunyai sumber pendanaan di luar perusahaan maka perusahaan akan
menerbitkan utang guna mendanai perluasan tersebut. Selain itu dana juga didapat dari alokasi laba sehingga berdampak pada jumlah yang akan
dibagikan dalam bentuk dividen.
6 Inflasi
Inflasi merupakan faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan. Idealnya jika suatu aset tetap rusak dan usang, dana yang
dihasilkan dari depresiasi digunakan untuk mendanai penggantian. Karena dalam periode inflasi terjadi kenaikan harga maka untuk mengganti aset yang
diperlukan dalam aktiva operasional perusahaan dibutuhkan pembatasan laba dan ini berarti pengurangan jumlah laba yang akan dibagi dalam bentuk
dividen.
f. Indikator Kebijakan Dividen
Indikator untuk mengukur kebijakan dividen yang secara luas digunakan ada dua macam. Pertama, hasil dividen dividend yield. Dividend yield adalah suatu
rasio yang menghubungkan suatu dividen yang dibayar dengan harga saham biasa. Dividend yield secara matematis dapat diformulasikan sebagau berikut
Warsono,2003:275:
Dividend yield menyediakan suatu ukuran komponen pengembalian total yang dihasilkan dividen, dengan menambahkan apresiasi harga yang ada.
Beberapa investor menggunakan dividend yield sebagai suatu ukuran risiko dan sebagai suatu penyaring investasi, yaitu mereka akan berusaha menginvestasikan
dananya dalam saham yang menghasilkan dividend yield yang tinggi. Indikator kedua yang digunakan unyuk mengukur kebijakan dividen adalah
rasio pembayaran dividen Dividend Payout Ratio atau DPR. DPR merupakan rasio hasil perbandingan antara dividen dengan laba yang tersedia bagi para
pemegang saham biasa, dan secara sistematis dirumuskan sebagai berikut Warsono,2003:275:
DPR lebih populer digunakan sebagai indikator kebijakan dividen dibandingkan dengan dividend yield.
2. Laba Bersih Laba bersih net income atau earning dapat dijadikan sebagai suatu ukuran
kinerja perusahaan selama satu periode tertentu. Earning merupakan suatu ukuran berapa besar harta yang masuk pendapatan dan keuntungan melebihi harta yang
keluar beban dan kerugian. Pengertian laba bersih menurut kamus akuntansi catatan kedua oleh Abdullah
1993:289: Laba bersih adalah kelebihan seluruh pendapatan atas seluruh biaya untuk
suatu periode tertentu setelah dikurangi pajak penghasilan yang disajikan dalam laporan laba rugi. Para akuntan menggunakan istilah “net income”
untuk menyatakan kelebihan pendapatan atas biaya dan istilah “net loss” untuk menyatakan kelebihan biaya atas pendapatan.
Untuk menentukan keputusan investasinya, calon investor perlu menilai perusahaan dari segi kemampuannya untuk memperoleh laba bersih sehingga
diharapkan perusahaan dapat memberikan tingkat pengembalian yang tinggi. Baik pendapatan maupun beban dicatat ats dasar akrual, yaitu pada saat terjadinya,
tidak peduli apakah sudah ada kas yang dihasilkan atau dikeluarkan oleh perusahaan.
Pada kenyataannya laba yang tinggi akibat penjualan yang baik belum menjamin penerimaan yang baik juga pada perusahaan. Piutang yang terjadi
akibat penjualan kredit belum tentu dapat ditagih di kemudian hari, atau dapat juga ditagih tetapi tidak tepat pada waktu perusahaan membutuhkan dana untuk
kegiatan usahanya akibatnya kegiatan perusahaan dapat terhambat dan justru memperburuk kinerja perusahaan untuk menghasilkan laba pada periode
mendatang, maka diperlukan informasi yang lebih dapat menyajikan informasi tentang laba dan kondisi kas perusahaan. Ini ditemukan pada laporan arus kas.
3. Arus Kas dari Aktivitas Operasi Dalam PSAK No. 2 paragraf 12 IAI:2002 dinyatakan bahwa jumlah arus
kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup
untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber
pendanaan dari luar. Informasi mengenai unsur tertentu arus kas historis bersama dengan informasi lain, berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan.
Aktivitas operasi merupakan aktivitas perusahaan yang terkait laba. Aktivitas operasi meliputi arus kas masuk dan arus kas keluar bersih yang berasal dari
aktivitas operasi terkait. Aktivitas operasi terkait dengan pos-pos laporan laba rugi dengan beberapa pengecualian kecil dan dengan pos-pos operasi dalam neraca,
umumnya pos modal kerja seperti piutang, persediaan, pembayaran di muka, utang dan beban akrual. Aktivitas operasi juga meliputi transaksi dan peristiwa
yang tidak cocok untuk dikelompokkan ke dalam aktivitas investasi atau aktivitas pendanaan.
Stice dan Skousen 2004:320 menjelaskan berbagai aktivitas yang termasuk ke dalam aktivitas operasi adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Aktivitas Operasi
Kas diterima dari: Kas dikeluarkan untuk:
1. penjualan barang atau jasa, 1. pembelian persediaan,
2. penjualan efek yang diperdagangkan, 2. gaji dan upah, 3. pendapatan bunga,
3. pajak, 4. pendapatan dividen.
4. beban bunga, 5. beban lainnya,
6. pembelian efek. Sumber : Peneliti, 2010
4. Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Kamus Akuntansi edisi kedua oleh Abdullah 1993:176, “laporan
keuangan adalah laporan-laporan yang berisi informasi tentang kondisi keuangan dari hasil operasi perusahaan pada periode tertentu”. Informasi laporan keuangan
menjadi sebuah keputusan penting oleh para pemakai ataupun yang berkepentingan atau stakeholders dalam mengambil keputusan bisnis.
Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.
b. Elemen-Elemen Laporan Keuangan 1. Neraca
Neraca adalah suatu daftar aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik pada tanggal tertentu, biasanya pada akhir bulan atau akhir tahun. Sisi sebelah kiri
menunjukkan aktiva, sedangkan sisi sebelah kanan menunjukkan kewajiban dan ekuitas.
2. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi adalah ikhtisar suatu pendapatan dan beban selama periode
waktu tertentu misalnya sebulan atau setahun. Penjualan bersih biasanya disajikan pada bagian atas dari setiap laporan, setelah berbagai biaya termasuk pajak,
dikurangi untuk mendapatkan laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham biasa.
3. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas menjelaskan pada kas atau setara kas dalam periode tertentu. Setara kas adalah investasi jangka pendek yang sangat likuid yang bisa segera
ditukar dengan kas.
4. Laporan Ekuitas Pemilik
Laporan ekuitas pemilik adalah suatu ikhtisar perubahan ekuitas pemilik yang terjadi selama periode tertentu, misalnya sebulan atau setahun. Laba ditahan
menunjukkan klaim terhadap aktiva dan bukannya aktiva per ekuitas pemegang saham.
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas harus saling berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan.
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu Berikut disajikan tinjauan hasil penelitian terdahulu untuk mendukung
kerangka konseptual penelitian. 1.
Dede Nurasni 2008 Judul penelitian adalah “Hubungan antara Laba Bersih dan Arus Kas Operasi dengan
Dividen Kas pada Perusahaan Manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia”.
Variabel dependen dalam penelitian adalah dividen kas. Variabel independen adalah laba bersih dan arus kas operasi. Perusahaan yang dijadikan sampel
berjumlah 24 perusahaan.
2. Indah Agustina Manurung 2009
Judul penelitian adalah “Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public”.
Variabel dependen dalam penelitian adalah DPR Dividend Payout Ratio. Variabel independen adalah laba bersih dan arus kas operasi. Perusahaan yang
dijadikan sampel berjumlah 31 perusahaan yang dipilih berdasarkan purposive sampling. Hasil penelitian adalah Laba bersih dan arus kas operasi berpengaruh
secara simultan terhadap dividend payout ratio. 3. Michell Suharli 2007
Judul penelitian adalah “Pengaruh Laba Bersih dan Kesempatan Investasi Terhadap Kebijakan Dividen Tunai dengan Likuiditas Sebagai Variabel Penguat
Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode 2002-2003. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah DPR Dividend Payout Ratio.
Variabel independen adalah laba bersih dan kesempatan investasi. Selain itu juga terdapat variabel moderator yaitu likuiditas. Penelitian ini menghasilkan
kesimpulan bahwa likuiditas dapat digunakan sebagai variabel penguat variabel moderator.
4. Ika Dahlia 2007 Judul penelitian adalah “Hubungan Laba Bersih dan Arus Kas Operasi
terhadap Deviden Studi Kasus pada Industri Manufaktur yang Listing di BEJ”. Variabel dependen dalam penelitian adalah dividen kas. Variabel independen
adalah laba bersih dan arus kas operasi. Perusahaan yang dijadikan sampel adalah perusahaan manufaktur yang listing di BEJ yang dipilih berdasarkan purposive
sampling.
5. Raymond Ronosulistyo 2008
Judul penelitian adalah “
Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai. Studi pada enam perusahaan Indonesia terbaik versi The Forbes Global
2000 terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel dependen adalah dividen tunai. Variabel independen adalah arus kas. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh
kesimpulan bahwa pertama, arus kas secara keseluruhan tidak memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pembagian dividen tunai. Kedua, arus kas dari
masing-masing aktivitas tidak ada yang paling berpengaruh signifikan terhadap pembagian dividen tunai.
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu
No. Nama Peneliti dan tahun
Penelitian
Judul Penelitian Variabel
Hasil Penelitian
1. Nurasni 2008 Hubungan antara
Laba Bersih dan Arus Kas Operasi
dengan Dividen Kas pada
Perusahaan Manufaktur yang
terdapat di Bursa Efek Indonesia
- Laba Bersih
- Arus Kas
Operasi -
Dividen Kas
- Laba bersih
berpengaruh positif terhadap
dividen kas
- Arus kas operasi
berpengaruh positif signifikan
terhadap dividen kas
2. Manurung
2009 Pengaruh Laba
Bersih dan Arus Kas Operasi
terhadap Kebijakan Dividen
pada Perusahaan Manufaktur yang
Go Public -
Laba Bersih -
Arus Kas Operasi
- DPR
Dividend Payout
Ratio
- Laba bersih tidak
berpengaruh terhadap dividend
payout ratio
- Arus kas operasi
berpengaruh positif signifikan
terhadap dividend payout ratio
- Laba bersih dan
arus kas operasi berpengaruh
secara simultan terhadap dividend
payout ratio
3. Suharli 2007
Pengaruh Laba
Bersih dan
Kesempatan Investasi Terhadap
Kebijakan Dividen Tunai dengan
Likuiditas Sebagai Variabel Penguat
Studi pada Perusahaan yang
Terdaftar di Bursa Efek Jakarta
Periode 2002- 2003
- Laba Bersih
- Kesempatan
Investasi -
DPR Dividend
Payout Ratio
- Likuiditas
- Laba bersih
berpengaruh positif terhadap
keputusan jumlah pembagian
dividen
- Kesempatan
investasi berpengaruh
negatif terhadap keputusan jumlah
pembagian dividen
- likuiditas
menguatkan pengaruh
profitabilitas
dan kesempatan investasi terhadap
keputusan jumlah pembagian
dividen
4. Dahlia 2007
Hubungan Laba Bersih dan Arus
Kas Operasi terhadap Deviden
Studi Kasus pada Industri
Manufaktur yang Listing di BEJ
- Laba Bersih
- Arus Kas
Operasi -
Deviden
- Laba bersih
berpengaruh positif terhadap
dividen
- Arus kas operasi
berpengaruh positif signifikan
terhadap dividen
5. Ronosulistyo
2008 Pengaruh Arus
Kas Terhadap Pembagian
Dividen Tunai. Studi pada enam
perusahaan Indonesia terbaik
versi The Forbes Global 2000
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
- Arus Kas
- Dividen
Tunai
- arus kas secara
keseluruhan tidak memiliki
pengaruh positif dan signifikan
terhadap pembagian
dividen tunai
-
arus kas dari masing-masing
aktivitas tidak ada yang paling
berpengaruh signifikan
terhadap pembagian
dividen tunai
Sumber : Peneliti, 2010
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis
1. Kerangka Konseptual
Hubungan antara laba bersih dan arus kas operasi dengan dividen kas dapat digambarkan dalam kerangka konseptual sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Sumber : Peneliti, 2010
Besar kecilnya dividen yang dibagikan perusahaan tergantung dari kebijakan
dividen yang ditempuh oleh perusahaan. Dalam menentukan dividen kas yang akan diberikan kepada pemegang saham tentunya perusahaan akan
memperhatikan laba bersih yang diperoleh perusahaan karena dividen yang dibagikan kepada pemegang saham merupakan bagian dari laba. Jika suatu
perusahaan bisa memperoleh laba yang semakin besar, maka secara teoritis perusahaan akan mampu menetapkan dividen kas yang semakin besar.
Sebaliknya, semakin kecil laba yang diperoleh perusahaan maka akan semakin kecil pula dividen kas yang akan ditetapkan manajemen untuk dibagikan kepada
para pemegang saham. Laba Bersih X
1
Dividen kas Y
Arus Kas Operasi X
2
Laba perusahaan biasanya dianggap sebagai determinan utama dari dividen, tetapi dalam kenyataannya dividen lebih bergantung pada arus kas yang
mencerminkan kemampuan perusahaan untuk membayar dividen, dibanding pada laba, yang sangat dipengaruhi oleh praktek akuntansi serta hal-hal lain yang tidak
mencerminkan kemampuan untuk membayar dividen Eugene dan Joel, 2001:85. Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi perusahaan merupakan
indikator yang menentukan apakah kegiatan operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk membayar dividen yang telah ditetapkan
dalam kebijakan dividen. Semakin besar arus kas operasi perusahaan maka semakin besar dividen kas
yang akan ditetapkan karena perusahaan memiliki kas untuk membayar dividen dan semakin kecil arus kas yang dihasilkan perusahaan dari aktivitas operasinya
maka akan semakin kecil dividen kas yang akan ditetapkan manajemen karena kurangnya kemampuan perusahaan untuk menyediakan uang kas untuk membayar
dividen. Arus kas operasi berpengaruh positif terhadap dividen kas yang akan dibagikan.
2. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dapat didefinisikan sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis di antara dua atau lebih variabel yang diungkapakan dalam bentuk pernyataan
yang dapat diuji Sekaran, 2006 : 135. Berdasarkan kerangka konseptual yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :
Ho : Laba Bersih dan Arus Kas Operasi tidak memiliki hubungan signifikan
dengan dividen kas baik secara parsial maupun secara simultan. Ha :
Laba Bersih dan Arus Kas Operasi memiliki hubungan signifikan dengan dividen kas baik secara parsial maupun secara simultan.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih dengan bentuk hubungan
kausal. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh laba bersih dan arus kas operasi terhadap dividen kas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia BEI dengan rancangan penelitian yang dilihat dari aspek metode pengumpulan data, aspek kemampuan memanipulasi variabel, dan aspek tujuan
penelitian Sugihen, 2003:130
B. Populasi dan Sampel