Karakteristik Dasar Responden Penelitian Analisis Multivariat

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi angka kejadian dermatitis kontak pada pekerja di perusahaan Invar Sin Kawasan Industri Medan, dimana penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Juli-September 2010. Penelitian ini diikuti 55 orang pekerja yang telah bersedia mengikuti penelitian dan menjawab dengan lengkap seluruh pertanyaan pada saat wawancara yang dituangkan dalam bentuk kuesioner. Bab ini juga menjabarkan deskripsi karakteristik responden yang berada di Perusahaan Invar Sin Kawasan Industri Medan. 5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian Ditinjau dari letak geografisnya, Perusahaan Invar Sin termasuk di dalam Kecamatan Medan Barat Mabar dengan luas wilayah ±168 Ha. Luas wilayah kelurahan ini banyak digunakan untuk pemukiman dan daerah industri. Perusahaan ini dibatasi oleh wilayah-wilayah sebagai berikut: a. Sebelah utara berbatasan dengan Perumahan Tojai. b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Sinties. c. Sebelah barat berbatasan dengan Kawasan Industri Medan 1. d. Sebelah timur berbatasan dengan Kawasan Industri Mabar sejahtera.

5.1.2. Karakteristik Dasar Responden Penelitian

Mayoritas responden mempunyai pendidikan terakhir dijenjang SMA yaitu 49 orang 89,09, jenis kelamin laki-laki yaitu 50 orang 90,91, dan memiliki jabatan sebagai karyawan swasta yaitu 33 orang 60. Hal ini dijelaskan melalui tabel 5.1 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Responden Menurut Pendidikan, Jenis Kelamin, dan Jabatan Pekerjaan Variabel Frekuensi n Persentase Pendidikan terakhir SMA Sederajat 49 89,09 D3Sederajat 2 3,64 S1 Sederajat 4 7,27 Jenis Kelamin Perempuan 5 9,09 Laki-laki 50 90,91 Jabatan pekerjaan Manager 1 1,82 Personalia 3 5,45 Asisten Personalia 3 5,45 Karyawan Swasta 33 60 Harian Lepas 15 27,28 Total 55 100 5.1.3. Analisis Univariat 5.1.3.1. Distribusi Sampel Berdasarkan Lama Kontak Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Lama Kontak Lama Kontak Frekuensi n Persentase ≤ 8 jam sehari 31 56,4 ˃ 8 jam sehari 24 43,6 Jumlah 55 100 Universitas Sumatera Utara Dari tabel 5.2 dapat diamati bahwa ada 31 orang 56,4 responden memiliki lama kontak kurang dari atau sama dengan delapan jam sehari dan 24 orang 43,6 responden memiliki lama kontak lebih dari delapan jam sehari.

5.1.3.2. Distribusi Sampel Berdasarkan Frekuensi Kontak

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Frekuensi Kontak Frekuensi Kontak Frekuensi n Persentase ≤ 3 kali sehari 26 47,3 ˃ 3 kali sehari 29 52,7 Jumlah 55 100 Dari tabel 5.3 dapat diamati bahwa responden yang mempunyai frekuensi kontak kurang dari atau sama dengan tiga kali sehari sebanyak 26 orang 47,3 dan responden yang mempunyai frekuensi kontak lebih dari tiga kali sehari sebanyak 29 orang 52,7.

5.1.3.3. Distribusi Sampel Berdasarkan Lama Bekerja

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Lama Bekerja Lama Bekerja Frekuensi n Persentase ≤ 3 tahun 25 45,5 ˃ 3 tahun 30 54,5 Jumlah 55 100 Dari tabel 5.4 dapat diamati bahwa responden yang mempunyai lama bekerja kurang dari atau sama dengan tiga tahun sebanyak 25 orang 45,5 dan responden yang mempunyai lama bekerja lebih dari tiga tahun sebanyak 30 orang 54,5. Universitas Sumatera Utara

5.1.3.4. Distribusi Sampel Berdasarkan Penggunaan Alat pelindung Diri

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Penggunaan Alat Pelindung Diri APD Penggunaan APD Frekuensi n Persentase Selalu menggunakan alat pelindung diri 50 90,9 kadang-kadang menggunakan alat pelindung diri 5 9,1 tidak pernah menggunakan alat pelindung diri Jumlah 55 100 Dari tabel 5.5 dapat diamati bahwa ada 50 orang 90,9 responden yang selalu menggunakan alat pelindung diri, 5 orang 9,1 responden yang kadang- kadang menggunakan alat pelindung diri, dan tidak ada responden yang tidak pernah menggunakan alat pelindung diri.

5.1.3.5. Distribusi Sampel Berdasarkan Kejadian Dermatitis Kontak

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Kejadian Dermatitis Kontak Dermatitis Kontak Frekuensi n Persentase Positif 12 21,8 Negatif 43 78,2 Jumlah 55 100 Dari tabel 5.6 dapat diamati bahwa responden yang menderita dermatitis kontak sebanyak 12 orang 21,8 dan responden yang tidak menderita dermatitis kontak sebanyak 43 orang 78,2. Universitas Sumatera Utara

5.1.4. Analisis Bivariat

Pada analisis bivariat digunakan uji chi-square dengan derajat kepercayaan 95 α=0,05. Bila pada tabel dua kali dua dijumpai nilai harapan kurang dari 5 pada satu atau lebih sel, maka digunakan uji fisher exact dan bila semua nilai harapan lebih atau sama dengan lima maka digunakan uji pearson chi- square. Pada tabel tiga kali dua digunakan uji pearson chi-square Hastono, 2001.

5.1.4.1. Hubungan Lama Kontak dengan Kejadian Dermatitis Kontak

Tabel 5.7 Hubungan Lama Kontak dengan Kejadian Dermatitis Kontak Dermatitis Kontak Lama Kontak ≤ 8 jam sehari ˃ 8 jam sehari Frekuensi n Persentase Frekuensi n Persentase Positif 7 22,6 5 20,8 Negatif 24 77,4 19 79,2 Jumlah 31 100 24 100 x=0,024 df=1 p=0,876 Dari tabel di atas, dapat dilihat pekerja dengan lama kontak ≤ 8 jam sehari yang menderita dermatitis kontak berjumlah tujuh orang 22,6, sedangkan yang tidak menderita dermatitis kontak berjumlah 24 orang 77,4. Pekerja dengan lama kontak 8 jam sehari yang menderita dermatitis kontak berjumlah lima orang 20,8, sedangkan yang tidak menderita dermatitis kontak berjumlah 19 orang 79,2. Dari analisis program SPSS, diperoleh p-value sebesar 0,876 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara lama kontak dengan angka kejadian dermatitis kontak. Universitas Sumatera Utara

5.1.4.2. Hubungan Frekuensi Kontak dengan Kejadian Dermatitis Kontak

Tabel 5.8 Hubungan Frekuensi Kontak dengan Kejadian Dermatitis Kontak Dermatitis Kontak Frekuensi Kontak ≤ 3 kali sehari ˃ 3 kali sehari Frekuensi n Persentase Frekuensi n Persentase Positif 1 3,8 11 37,9 Negatif 25 96,2 18 62,1 Jumlah 26 100 29 100 x=9,337 df=1 p=0,002 Dari tabel di atas, dapat diamati bahwa pekerja dengan frekuensi kontak ≤ 3 kali sehari yang menderita dermatitis kontak berjumlah satu orang 3,8, sedangkan yang tidak menderita dermatitis kontak berjumlah 25 orang 96,2. Pekerja dengan frekuensi kontak 3 kali sehari yang menderita dermatitis kontak berjumlah sebelas orang 37,9, sedangkan yang tidak menderita dermatitis kontak berjumlah 18 orang 62,1. Dari analisis program SPSS, diperoleh p- value sebesar 0,002 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan antara frekuensi kontak dengan angka kejadian dermatitis kontak. Universitas Sumatera Utara

5.1.4.3. Hubungan Lama Bekerja dengan Kejadian Dermatitis Kontak

Tabel 5.9 Hubungan Lama Bekerja dengan Kejadian Dermatitis Kontak Dermatitis Kontak Lama Bekerja ≤ 3 tahun ˃ 3 tahun Frekuensi n Persentase Frekuensi n Persentase Positif 5 20 7 23,3 Negatif 20 80 23 76,7 Jumlah 25 100 30 100 x=0,089 df=1 p=0,766 Dari tabel di atas, dapat dilihat pekerja dengan lama bekerja ≤ 3 tahun yang menderita dermatitis kontak berjumlah lima orang 20, sedangkan yang tidak menderita dermatitis kontak berjumlah 20 orang 80. Pekerja dengan lama bekerja 3 tahun yang menderita dermatitis kontak berjumlah tujuh orang 23,3, sedangkan yang tidak menderita dermatitis kontak berjumlah 23 orang 76,7. Dari analisis program SPSS, diperoleh p-value sebesar 0,766 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara lama kerja dengan angka kejadian dermatitis kontak. Universitas Sumatera Utara

5.1.4.3. Hubungan Penggunaan Alat Pelindung Diri APD dengan Kejadian Dermatitis Kontak

Tabel 5.10 Hubungan Penggunaan Alat Pelindung Diri APD dengan Kejadian Dermatitis Kontak Dermatitis Kontak Penggunaan Alat Pelindung Diri APD Selalu menggunakan APD Kadang-kadang menggunakan APD Tidak pernah menggunakan APD Frekuensi n Persentase Frekuensi n Persentase Frekuensi n Persentase Positif 7 14 5 100 Negatif 43 86 Jumlah 50 100 5 100 x=19,708 df=1 p=0,0001 Dari tabel di atas, dapat dilihat pekerja yang selalu menggunakan alat pelindung diri yang menderita dermatitis kontak berjumlah tujuh orang 14, sedangkan yang tidak menderita dermatitis kontak berjumlah 43 orang 86. Pekerja yang kadang-kadang menggunakan alat pelindung diri yang menderita dermatitis kontak berjumlah lima orang 100 dan tidak ada pekerja yang kadang-kadang menggunakan alat pelindung diri menderita dermatitis kontak. Tidak ada pekerja yang tidak pernah menggunakan alat pelindung diri. Dari analisis program SPSS, diperoleh p-value sebesar 0,0001 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan antara penggunaan alat pelindung diri APD dengan angka kejadian dermatitis kontak. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.11 Rekapitulasi Hasil Uji Chi-Square No Variabel bebas p-value Kemaknaan 1 Lama kontak 0,876 tidak bermakna 2 Frekuensi kontak 0,002 bermakna 3 Lama bekerja 0,766 tidak bermakna 4 Penggunaan alat pelindung diri APD 0,0001 bermakna Dari tabel 5.11 diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa ada dua variabel yang bermakna, yaitu frekuensi kontak dan penggunaan alat pelindung diri.

5.1.5. Analisis Multivariat

Untuk melihat variabel bebas yang paling dominan hubungannya dengan angka kejadian dermatitis kontak pada pekerja di Perusahaan Invar Sin Kawasan Industri Medan maka digunakan analisis regresi logistik. Model yang digunakan adalah model prediksi yang bertujuan untuk memperoleh model variabel bebas yang dianggap terbaik untuk memprediksi kejadian variabel terikat Hastono, 2001. Hasil analisis masing-masing variabel dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5.12 Kandidat Variabel Analisis Multivariat Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Angka Kejadian Dermatitis Kontak Variabel bebas B p-wald OR 95 CI Lama kontak 2,555 0,076 12,870 0,766-216,244 Frekuensi kontak -4,456 0,012 0,012 0,0001-0,369 Lama bekerja 0,902 0,378 2,465 0,332-18,283 Penggunaan alat pelindung diri APD -21,421 0,999 0,0001 0,0001 -2 log likelihood= 31,799 G=25,906 p-value=0,0001 Universitas Sumatera Utara Dari hasil analisis multivariat diatas terlihat bahwa nilai p-value bermakna 0,05, tetapi tidak semua p-wald bermakna. Nilai p-wald bermakna pada variabel lama kontak dan frekuensi kontak. Proses selanjutnya adalah mengeluarkan variabel dengan nilai p-wald yang bermakna sehingga hasil akhirnya diperoleh seperti pada tabel berikut: Tabel 5.13 Hasil Analisis Model Akhir Regresi Logistik Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Angka Kejadian Dermatitis Kontak Variabel bebas B p-wald OR 95 CI Lama kontak 3,022 0,011 20,523 1,984-212,330 Frekuensi kontak -4,937 0,001 0,007 0,0001-0,131 -2 log likelihood= 37,646 G=20,059 p-value=0,0001 Dari hasil diatas terlihat bahwa hanya variabel lama kontak dan frekuensi kontak mempunyai nilai p-wald 0,05, sehingga dilakukan uji interaksi antara kedua variabel tersebut, hasilnya sebagai berikut: Tabel 5.14 Hasil Uji Interaksi Hubungan Lama Kontak dan Frekuensi Kontak Terhadap Angka Kejadian Dermatitis Kontak Variabel bebas -2 Log Likelihood G p-value Tanpa Interaksi 27,101 - - Lama kontakFrekuensi kontak 7,041 9,327 0,002 Dari hasil analisis interaksi, nilai p adalah 0,002. Ini menunjukkan bahwa antara variabel lama kontak dengan frekuensi kontak terdapat interaksi, artinya: Interaksi antara lama kontak dengan frekuensi kontak pada pekerja akan memberikan efek yang berbeda terhadap angka kejadian dermatitis kontak pada pekerja tersebut. Hal ini dapat digambarkan melalui rumus berikut ini. Universitas Sumatera Utara Probabilitas event= 11+e -z dimana: e = bilangan alam: 2,7182818 z = nilai prediksi kejadian pekerja yang mengalami dermatitis kontak berdasarkan pengaruh variabel-variabelnya, didapatkan melalui persamaan berikut: z = c+ aX 1 + bX 2 dari perhitungan hasil analisis model akhir regresi logistik, maka didapatkan nilai: +,... c : 5,055 a : konstanta untuk variabel lama kontak sebesar 3,022 b : konstanta untuk variabel frekuensi kontak sebesar -4,937 sehingga persamaannya menjadi: z = 5,055 + 3,022lama kontak – 4,937frekuensi kontak maka, Probabilitas dermatitis kontak= 1 1+e -5,055 + 3,022lama kontak – 4,937frekuensi kontak Dengan adanya persamaan ini, maka dapat dilakukan prediksi probabilitas terjadinya dermatitis kontak berdasarkan lama kontak dan frekuensi kontaknya, sehingga dapat bermanfaat bagi pekerja pada khususnya dan perusahaan pada umumnya untuk menjadi bahan pertimbangan dalam melakukan kontak dengan bahan kimia terkait dengan siklus kerja.

5.2. Pembahasan

Dari data yang dikumpulkan diperoleh 12 orang dari 55 orang responden menderita dermatitis kontak. Hal ini menunjukkan persentase angka kejadian dermatitis kontak pada perusahaan tersebut adalah 21,82. Persentase angka kejadian ini mendekati prevalensi kejadian dermatitis kontak di Sumatera Utara yaitu 27,50 Trihapsoro, 2003. Universitas Sumatera Utara