Trichoderma harzianum TINJAUAN PUSTAKA

4. Trichoderma harzianum

Menurut Deptan 2007 c , jamur ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Fungi Division : Ascomycota Sub Division : Pezizomycotina Class : Sordariomycetes Order : Hypocreales Family : Hypocreaceae Genus : Trichoderma Species : Trichoderma harzianum Trichoderma spp merupakan jamur saprofitik yang hidup dalam tanah, serasah, dan kayu mati. Jamur ini hidup di berbagai tempat, mudah ditemukan, berkembang dengan cepat dan diantaranya mampu membunuh jamur lain, seperti : Rhizoctonia solani, Fusarium oxysporum, Rigidoporus lignosus, Pythium sp., Gloeosporum sp., Sclerotinia sp., Sclerotium sp., Phytophthora sp., dan jamur patogen tular tanah lainnya. Jamur ini menyukai tanah masam untuk pertumbuhannya. Pertumbuhan optimum terjadi pada pH 3,5 6,5. Dalam keadaan lingkungan yang kurang baik, miskin hara atau kekeringan, Trichoderma akan membentuk klamidospora sebagai propagul untuk bertahan. Propagul ini akan tumbuh dan berkembang biak kembali apabila lingkungan kembali normal. Hal ini berarti dengan sekali aplikasi saja Trichoderma akan tinggal di dalam tanah untuk selamanya Sinulingga, 1989. Di alam, jamur antagonis dapat berinteraksi dengan jamur lain yang diekspresikan dalam aktifitas mikoparasitisme hiperparasitisme, kompetisi, serta Universitas Sumatera Utara antibiosis dan lisis. Kemampuan antagonis ini disebabkan oleh beberapa kegiatan, yaitu : a. Kegiatan kompetisi, pemakaian sumber energi yang sama yang diberikan dalam media. b. Kegiatan antibiosis, pengeluaran antibiotik atau metabolisme yang menghambat kegiatan parasit. c. Penghancuran dinding miselium parasit, dapat dihubungkan dengan keberadaan enzim  1-3 glukanase, ekstraseluler-kitinase akibat memarasit secara langsung terhadap patogen Chet, 1987. Gambar 5. Trichoderma harzianum. a. Konidiofor. b. Sel-sel pembentuk konidia. c. Konidia Sumber : Gandjar, dkk, 1999. Miselium T. harzianum mempunyai hifa bersepta, bercabang-cabang, dinding sel licin, tidak berwarna, diameter 1,5 12 m. Percabangan hifa membentuk sudut siku-siku pada cabang utama. Cabang-cabang utama konidiofor berdiameter 4,5 5,0 m dan menghasilkan banyak cabang-cabang sisi yang dapat tumbuh satu-satu, tetapi sebagian besar berbentuk dalam kelompok yang agak longgar dan kemudian berkembang menjadi daerah-daerah seperti cincin. Pada ujung konidiofor terbentuk konidiospora berjumlah 1 5, berbentuk pendek, Universitas Sumatera Utara dengan kedua ujung meruncing dibandingkan dengan bagian tengah, berukuran 5 7 x 3 3,5 m. Di ujung konidiospora terdapat konidia berbentuk bulat, berdinding rata dan berwarna hijau suram, hijau keputihan, hijau terang, atau agak kehijauan Deptan, 2007 c . Trichoderma spp menghasilkan antibiotik viridin, gliotoxin, paracelsin, alamethilin atau triochotoxin yang dapat menghancurkan sel jamur, dan enzim  1-3 glukanase dan kitinase yang dapat menghasilkan lisis terhadap dinding jamur lain. Trichoderma spp memarasit miselium jamur lain dengan menembus dinding sel yang masuk ke dalam sel untuk mengambil makanan dari dalamnya sehingga jamur menjadi mati. Dalam kompetisi, Trichoderma spp mempunyai kemampuan untuk memperebutkan tempat dan sumber makanan dalam tanah atau di sekitar perakaran tanaman rizosfer Deptan, 2007 c . Universitas Sumatera Utara

III. METODE PENELITIAN

Dokumen yang terkait

Penggunaan Jamur Antagonis Trichoderma sp. dan Gliocladium sp. untuk Mengendalikan Penyakit Layu (Fusarium oxysporum) pada Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

9 157 125

Potensi Cendawan Endofit Dalam Mengendalikan Fusarium Oxysporum F.SP. Cubense Dan Nematoda Radopholus Similis COBB. Pada Tanaman Pisang Barangan (Musa Paradisiaca) Di Rumah Kaca

0 42 58

Teknik PHT Penyakit Layu Fusarium (Fusarium oxysforum f. sp capsici Schlecht) Pada Tanaman Cabai Merah (Capsicum armuum L.) di Dataran Rendah.

0 27 138

Uji Antagonis Trichoderma spp. Terhadap Penyakit Layu (Fusarium oxysforum f.sp.capsici) Pada Tanaman Cabai (Capsicum annum L) Di Lapangan

3 52 84

Uji Efektivitas Pestisida Nabati Terhadap Perkembangan Penyakit Layu Fusarium ( Fusarium oxysporum f.sp cúbense ) Pada Beberapa Varietas Tanaman Pisang ( Musa paradisiaca L. )

2 30 74

Uji Efektifitas Beberapa Fungisida Untuk Mengendalikan Penyakit Layu Fusarium (Fusarium oxysforum (schlecht.) f.sp lycopersici (sacc.) Synd.ei Hans Pada Tanaman Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill)

4 63 70

TANGGAPAN BEBERAPA KULTIVAR BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) TERHADAP SERANGAN Fusarium oxysporum f.sp. cepae PENYEBAB PENYAKIT MOLER DI LAHAN KABUPATEN NGANJUK.

3 4 73

Streptomyces sp. Sebagai Biofungisida Patogen Fusarium oxysporum (Schlecht.) f.sp. lycopersici (Sacc.) Snyd. et Hans. Penyebab Penyakit Layu Pada Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum L.).

0 0 3

Penggunaan Jamur Antagonis Trichoderma sp. dan Gliocladium sp. untuk Mengendalikan Penyakit Layu (Fusarium oxysporum) pada Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

1 2 64

Penggunaan Jamur Antagonis Trichoderma sp. dan Gliocladium sp. untuk Mengendalikan Penyakit Layu (Fusarium oxysporum) pada Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

2 2 9