Syarat Tumbuh Tanaman Tanah Penyakit Layu Fusarium Fusarium oxysporum Biologi Penyakit

2. Syarat Tumbuh Tanaman Tanah

Tanaman bawang merah dapat ditanam di dataran rendah maupun dataran tinggi, yaitu pada ketinggian 0 - 1.000 m di atas permukaan laut dpl. Meskipun demikian, ketinggian optimalnya adalah 0 400 m dpl saja. Secara umum, tanah yang tepat ditanami bawang merah ialah tanah yang bertekstur remah, sedang sampai liat, berdrainase baik, memiliki bahan organik yang cukup, dan pH-nya antara 5,6 6,5 Nazaruddin, 1999. Pada tanah-tanah yang becek, pertumbuhan tanaman bawang merah akan kerdil dan sering menyebabkan umbi-umbinya mudah menjadi busuk. Di samping itu, tanaman ini sangat tanggap responsif terhadap pH tanah. Bila pH kurang dari 5,5, pertumbuhan tanaman akan kerdil karena keracunan garam-garam Aluminium Al. Sebaliknya, bila pH di atas 6,5 garam Mangan Mn tidak dapat diserap tanaman, sehingga umbinya kecil-kecil dan hasilnya menjadi rendah Rukmana, 1994. Iklim Bawang merah paling menyukai daerah yang beriklim kering dengan suhu yang agak panas dan cuaca cerah suhu antara 25 - 32 o C. Tempatnya yang terbuka, tidak berkabut, dan angin yang sepoi-sepoi. Suhu yang paling baik jika suhu rata-rata tahunannya 30 o C Wibowo,1999. Angin merupakan faktor iklim berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman bawang merah. Angin kencang yang berhembus terus-menerus secara langsung dapat menyebabkan kerusakan tanaman karena sistem perakaran tanaman bawang merah yang sangat dangkal Deptan, 2007 a . Universitas Sumatera Utara Tanaman bawang merah sangat rentan terhadap curah hujan tinggi. Curah hujan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman bawang merah adalah antara 300 2.500 mmtahun. Kelembaban udara nisbi yang sesuai adalah antara 80 90 . Intensitas sinar matahari penuh, lebih dari 14 jamhari. Oleh sebab itu, tanaman ini tidak memerlukan naunganpohon peneduh Deptan, 2007 a .

3. Penyakit Layu Fusarium Fusarium oxysporum Biologi Penyakit

Menurut Sunarjono, dkk 1995, penyakit layu Fusarium F. oxysporium, dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Fungi Divisio : Ascomycota Sub Divisio : Pezizomycotina Kelas : Sordariomycetes Ordo : Hypocreales Family : Hypocreaceae Genus : Fusarium Spesies : Fusarium oxysporum Schlecht. f.sp. cepae Hanz. Snyd. et Hans. Koloni pada media OA atau PDA 25 o C mencapai diameter 3,5 5,0 cm. Miselia aerial tampak jarang atau banyak seperti kapas, kemudian menjadi seperti beludru, berwarna putih atau salem dan biasanya agak keunguan yang tampak lebih kuat dekat permukaan medium. Sporodokhia terbentuk hanya pada beberapa strain. Koloni berwarna kekuningan hingga keunguan. Konidiofor dapat bercabang dapat tidak, dan membawa monofialid. Mikrokonidia bersepta 0 hingga 2, terbentuk lateral pada fialid yang sederhana, atau terbentuk pada fialid yang Universitas Sumatera Utara terdapat pada konidiofor bercabang pendek, umumnya terdapat dalam jumlah banyak sekali, terdiri dari aneka bentuk dan ukuran, berbentuk avoid-elips sampai silindris, lurus atau sedikit membengkok, dan berukuran 5,0 12,0 x 2,2 - 3,5 µm Gandjar, dkk, 1999. Makrokonidia jarang terdapat pada beberapa strain, terbentuk pada fialid yang terdapat pada konidiofor bercabang atau dalam sporodokhia, bersepta 3 5, berbentuk fusiform, sedikit membengkok, meruncing pada kedua ujungnya dengan sel kaki berbentuk pediselata, umumnya bersepta 3, dan berukuran 20 27 46 50 x 3,0 4,5 5 µm. Khlamidospora terdapat dalam hifa atau dalam konidia, berwarna hialin, berdinding halus atau agak kasar, berbentuk semi bulat dengan diameter 5,0 15 µm, terletak terminal atau interkalar, dan berpasangan atau tunggal Gandjar, dkk, 1999. Gambar 1. Fusarium oxysporum. a. Makrokonidia. b. Konidiofor. c. Fialid. d. Mikrokonidia. e. Khlamidospora Sumber : Gandjar, dkk, 1999. Gejala Serangan Sasaran serangan adalah dasar dari umbi lapis. Akibatnya baik pertumbuhan akar maupun umbi lapis terganggu. Gejala visual adalah daun yang menguning dan cenderung terpelintir terputar. Tanaman sangat mudah tercabut karena Universitas Sumatera Utara Miselium jamur Bagian umbi yang busuk pertumbuhan akar terganggu bahkan membusuk. Pada dasar umbi terlihat cendawan yang berwarna keputih-putihan, sedangkan apabila umbi lapis dipotong membujur terlihat adanya pembusukan berawal dari dasar umbi meluas baik ke atas maupun ke samping. Serangan lanjut akan mengakibatkan tanaman mati, dimulai dari ujung daun dan dengan cepat menjalar ke bagian bawahnya Sunarjono, dkk, 1995. Gambar 2. Gejala penyakit layu Fusarium pada tanaman bawang merah Sumber : Foto Langsung. Gejala penyakit layu Fusarium adalah ujung daun layu dan menguning, melinting dan nekrosis, akar berwarna hitam dan rapuh, dasar akar membusuk. Fusarium dapat juga menyerang umbi bawang yang telah dipanen yang terdapat dalam gudang penyimpanan Wordpress, 2007. Gambar 3. Gejala Penyakit Layu Fusarium pada Umbi Bawang Merah Sumber : Foto Langsung. Universitas Sumatera Utara Jika terinfeksi melalui bibit, gejala serangan mulai terlihat pada umur 7 - 14 hari setelah tanam. Sedangkan jika terinfeksi melalui tanah, gejala serangan mulai terlihat pada umur 30 hari sesudah tanam Moekasan, dkk, 2000. Gambar 4. Konidia Fusarium oxysporum kiri dan gejala serangannya pada bawang merah kanan Sumber: Sunarjono, dkk, 1995. Daur Hidup Fusarium dapat bertahan lama sebagai saprofit dalam tanah. Di dalam tanah jamur ini dapat bertahan selama 3 tahun. Tanah dianggap sebagai sumber infeksi yang terutama. Populasinya akan meningkat jika di situ ditanam tanaman yang sesuai. Jamur ini menginfeksi melalui akar, terutama melalui luka-luka, lalu menetap dan berkembang di berkas pembuluh. Pengangkutan air dan hara tanah terganggu yang menyebabkan tanaman menjadi layu. Jamur membentuk polipeptida, yang disebut likomarasmin, yang dapat mengganggu permeabilitas membran plasma dari tanaman. Sesudah jaringan pembuluh mati, pada waktu udara lembab jamur akan membentuk spora yang berwarna putih keunguan pada akar yang terinfeksi Wordpress, 2007. Universitas Sumatera Utara Jamur dapat menginfeksi tanaman melalui bermacam-macam luka pada akar, misalnya luka yang terjadi karena pemindahan bibit, karena pembumbunan, atau luka karena serangga dan nematoda BPT-Sumbar, 2007. Faktor Yang Mempengaruhi Penyakit layu fusarium atau di daerah Brebes dikenal dengan penyakit ngoler disebabkan oleh cendawan Fusarium oxysporum. Penyakit ini dapat ditularkan melalui umbi bibit, udara, tanah, dan air Moekasan, dkk, 2000. Penyakit ini berkembang pada suhu tanah 21-33 o C. Suhu optimumnya adalah 28 o C. Sedangkan curah hujan 1.500-2.500 mmtahun dan kelembaban udara yang membantu tanaman 70-90, ternyata juga membantu perkembangan penyakit. Seperti kebanyakan Fusarium, penyebab penyakit ini dapat hidup pada pH tanah yang luas variasinya. Walaupun begitu, patogen akan tumbuh dengan baik pada pH 3,6 8,4 pada media kultur. Penyakit akan lebih berat bila tanah mengandung banyak nitrogen tetapi miskin akan kalium Walker, 1969. Pengendalian Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan menyemprotkan fungisida berbahan aktif karbendenzim atau mankozeb. Apabila serangan belum terlalu banyak, langkah lain dapat ditempuh dengan mencabut dan membuang membakar segera tanaman yang terserang Wordpress, 2007. Universitas Sumatera Utara Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : No Teknik Pengendalian Keterangan 1 Kultur Teknis - pemberian pupuk organik kompos, pupuk kandang , - penjarangan anakan, - rotasi dengan tanaman bukan inang misalnya: pepaya, nanas, jagung dan lain-lain , - pembuatan drainase, - sanitasi lingkungan pertanaman, - menghindari terjadinya luka pada akar, - menggunakan benih sehat bukan dari daerah serangan atau rumpun terserang, benih dari kultur jaringan atau benih baru setiap musim tanam, - sistem pindah tanam setelah tiga kali panen, maksimal 3 tahun, - pengapuran atau pemberian abu dapur untuk menaikkan atau menjaga kestabilan pH tanah; 2 FisikMekanis Eradikasi rumpun terserang dengan membongkar sampai ke akar-akarnya pada batang semu dan anakan, kemudian dibiarkan mongering; 3 Genetika Menanam varietas bawang merah yang tahan penyakit layu, sesuai dengan kondisi setempat ; 4 Biologi Aplikasi agens hayati, misalnya Thichoderma spp., Gliocladium sp., Pseudomonas fluorescent, Bacillus subtilis sebelumpada saat tanam 1 kglubang tanam yang diintroduksi bersama dengan kompos dengan perbandingan 1 : 10, atau pada bibit 100 gbibit; 5 Kimia Semua alat yang digunakan didisinfektan dengan kloroks 1 Bayclean yang diencerkan 1 : 5, atau dicuci bersih dengan sabun. Deptan, 2007 b . Universitas Sumatera Utara

4. Trichoderma harzianum

Dokumen yang terkait

Penggunaan Jamur Antagonis Trichoderma sp. dan Gliocladium sp. untuk Mengendalikan Penyakit Layu (Fusarium oxysporum) pada Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

9 157 125

Potensi Cendawan Endofit Dalam Mengendalikan Fusarium Oxysporum F.SP. Cubense Dan Nematoda Radopholus Similis COBB. Pada Tanaman Pisang Barangan (Musa Paradisiaca) Di Rumah Kaca

0 42 58

Teknik PHT Penyakit Layu Fusarium (Fusarium oxysforum f. sp capsici Schlecht) Pada Tanaman Cabai Merah (Capsicum armuum L.) di Dataran Rendah.

0 27 138

Uji Antagonis Trichoderma spp. Terhadap Penyakit Layu (Fusarium oxysforum f.sp.capsici) Pada Tanaman Cabai (Capsicum annum L) Di Lapangan

3 52 84

Uji Efektivitas Pestisida Nabati Terhadap Perkembangan Penyakit Layu Fusarium ( Fusarium oxysporum f.sp cúbense ) Pada Beberapa Varietas Tanaman Pisang ( Musa paradisiaca L. )

2 30 74

Uji Efektifitas Beberapa Fungisida Untuk Mengendalikan Penyakit Layu Fusarium (Fusarium oxysforum (schlecht.) f.sp lycopersici (sacc.) Synd.ei Hans Pada Tanaman Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill)

4 63 70

TANGGAPAN BEBERAPA KULTIVAR BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) TERHADAP SERANGAN Fusarium oxysporum f.sp. cepae PENYEBAB PENYAKIT MOLER DI LAHAN KABUPATEN NGANJUK.

3 4 73

Streptomyces sp. Sebagai Biofungisida Patogen Fusarium oxysporum (Schlecht.) f.sp. lycopersici (Sacc.) Snyd. et Hans. Penyebab Penyakit Layu Pada Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum L.).

0 0 3

Penggunaan Jamur Antagonis Trichoderma sp. dan Gliocladium sp. untuk Mengendalikan Penyakit Layu (Fusarium oxysporum) pada Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

1 2 64

Penggunaan Jamur Antagonis Trichoderma sp. dan Gliocladium sp. untuk Mengendalikan Penyakit Layu (Fusarium oxysporum) pada Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

2 2 9